Menunggumu Kembali - Bab 184 Apa ini artinya sudah membeli Industri Cakra Surya?

Berapa belas tahun yang lalu.

Juga dalam keadaan gerimis dan berkabut.

Saat itu Martin yang bersiap untuk berangkat ke luar negeri, di sisi Sungai Xiangjiang bertemulah dengan seorang gadis, saat itu Jovitasari hanya seorang siswa smp, tapi kharismanya sangat menarik perhatian orang.

Saat itu Martin langsung mengingat wanita itu, dan membuat keputusan kalau wanita itu akan menjadi miliknya.

Keluarga Martin memiliki aturan keluarga yang ketat, awalnya Martin dia terima dengan perjodohan yang diatur oleh ayahnya, tapi ketika dia melihat Jovitasari yang masih muda, dia langsung tunduk dengan kecantikkan wanita dari Kota Penang ini.

Mulai saat itu dia pun tidak pernah memandang wanita lain lagi.

Walaupun ketika di luar negeri banyak wanita yang dengan senang hati jatuh ke pelukkannya, bahkan diluar sana Martin memiliki kelompok rahasianya, dia awalnya bisa tidak pulang ke negaranya, karena dia bisa berkembang lebih cepat diluar sana, Keluarga Martin di Kota Purwokerto yang termasuk keluarga besar di mata orang, dia pun tidak memandangnya dimata.

kepulangannya kali ini hanya untuk perjodohan itu.

Untuk Jovitasari yang berada di Kota Penang....

Keadaan gerimis dan berkabut.

Martin masih berdiri di teras sana, ketika hujan mulai besar, wanita berambut pirang yang berada di samping langsung membuka payung untuk Martin.

"Tuan, ayo kita pulang dulu...."

Suara wanita berambut pirang ini sangat mempesona, dimatanya pria muda yang telah membawanya dari luar negeri ke Cina ini sangat memiliki potensi yang besar.

Dimatanya Martin ini sangat misterius.

Dimata pembunuh yang didiskualifikasi dari tempat pelatihan mereka, cukup dengan mengikuti orang sepert ini mereka pasti akan berhasil, paling tidak mereka tidak akan menjadi alat di tempat pelatihan mereka.

"Alice, kamu pernah mencintai seseorang?"

Tiba tiba Martin bertanya tentang hal yang tidak pernah dipikir dengannya sebelumnya.

"Tuan, hidupku hanya ada kamu, jadi selama hidupku aku hanya mencintaimu seseorang!"

Mendengar kata kata Alice, Martin perlahan lahan menggelenggkan kepala, lalu

melihat lagi kearah Sungai Changjiang yang sudah dipenuhi dengan air hujan, hati.ya merasa sangat berterimakasih....

"Aku tidak menyangka di dunia ini ada seorang wanita dalam sekali melihatnya bisa membuatku Martin tidak bisa melupakannya, atau mungkin ini jodoh......"

"Siapa wanita itu? beruntungnya dia...."

Alice melihat Martin memasang muka yang sedih, bahkan dia merasa gugup.

Dia dari awal tidak pernah melihat Tuannya seperti ini, dibawah derasnya hujan membuatnya kedinginan.

"Namanya Jovitasari, dia adalah calon istriku!"

Marti sangat percaya diri saat mengatakan hal ini, hatinya merasa sedikit tergesa gesa ingin bertemu dengan wanita calon istrinya yang sudah sepuluh tahun ini tidak pernah bertemu.

Wanita yang membuatnya terpesona ini...

......

Dan di Kota Penang malah sangat terik.

Jovitasari yang sama sekali tidak tahu masalah ini sedang duduk di ruangan yang sangat tenang.

Meminum teh, dan mengatakan pendapatnya kepada wanita yang mengenakan pakaian olahraga didepannya.

Dengan adanya Sanfiko Chen di sampingnya, membuat Jovitasari merasa sangat santai.

"Kak Jovitasari, berarti kamu ingin bekerjasama dengan Industri Cakra Surya ya? lalu ingin menggunakan lahan pembuatan bir kamu, dan menggunakan pegawai kami, setelah itu kita bisa bagi dua, ini artinya aku tidak perlu melakukan apa apa tapi bisa mendapatkan uang?"

Wanita cantik yang mengenakan pakaian olahraga ini bernama Deby, sebenarnya hatinya saat ini merasa sedikit galau.

Dia adalah orang yang dipanggil Kak Aji kemarin, secara alami diapun tau orang yang didepannya yang mengenakan pakaian sederhana, penampilan biasa saja, yang tidak berbicara ini adalah Sanfiko Chen yang memiliki keahlian luar biasa, kemarin dia langsung mengakhiri hidupnya Charles.

Harus tahu kalau Deby sekarang selalu mengikuti kata kata Kak Aji yang hormat dan sungkan kepada Sanfiko Chen... selain itu tadi pagi sudah memberitahunya semua harus mendengar kata kata Tuan sanfiko, Tuan sanfiko bilang apa, maka dia harus berbuat apa.

Sisanya dia hanya butuh menandatangi surat persetujuan kerjasama, dan nada bicaranya juga harus sungkan...

Inilah yang menahan Deby, walaupun dia tidak takut dengan apapun, setelah dia mengikuti Kak Aji, ada banyak orang yang memanggillah Kak Deby, tapi setelah dia melihat caranya Sanfiko Chen, membuatnya tidak berani bermacam macam dengan Sanfiko Chen.

"Benar, ini yang aku maksud... Jika kamu merasa tidak pas, kita bisa diskusi lagi.... bagaimanapun...."

"Emmm, Kak Jovitasari, Industri Cakra Surya ini...."

Saat ini Sanfiko Chen perlahan lahan tersenyum, lalu mengangkat kepala melihat Deby, muka Deby pun langsung merah dan menutup mulutnya.

Dia hanya menunggu Sanfiko Chen buka suara.

"Ehem, bagaimana kalau mendengar saranku dulu?"

Sanfiko Chen langsung menaruh gelas teh dari tangannya, lalu melihat Deby sekilas, dan mengarahkan tatapan matanya yang lembut kepada Jovitasari.

"Sanfiko... emm kak Deby, maaf, dia tidak sengaja memotongmu, kamu bicara dulu."

Sekali Deby mendengar ini dia langsung melambaikan tangannya, berkata : "Tuan sanfiko, silahkan..."

Sanfiko Chen mengangguk, Jovitasari langsung mencubit Sanfiko Chen, tapi Sanfiko Chen langsung menahannya.

Segera Jovitasari gemetaran, dan mukanya mulai menerah.

"Nona Deby, bagaimana kalau kamu menjual Industri Cakra Surya untuk kami?"

Hah?

Raut muka Jovitasari langsung berubah, lalu langsung mendekat kearah Sanfiko Chen dan mencubit pinggangnya, berkata : "Kamu sedang apa?"

Terlihat jelas Jovitasari saat ini sedikit marah, dan sedikit cemas.

"Kamu lihat, kamu juga baru saja mendapatkan Industri Cakra Surya ini, kalau tidak salah dengar kakakmu hanya mengeluarkan 400 miliar untuk membeli Industri Cakra Surya ini, bagaimana kalau kami buka harga 600 miliar , dan kamu akan menyerahkan Industri Cakra Surya ini kepada kami Industri Sorgum Sanjaya."

"Yang jelas kamu tidak bisa menjalankannya, jika bekerja sama dengan kamu dan menghasilkan untung sebesar 200 miliar membutuhkan waktu yang panjang, bahkan mungkin tidak akan bisa mencapainya, tapi jika kamu sekarang serahkan kepada kami, dalam waktu dekat ini kamu akan mendapatkan uang sebesar 200 miliar, bisnis seperti ini tidak akan bisa kamu dapat lagi lohh, jadi Nona Deby bagaimana menurutmu?"

Mendengar ini membuat Jovitasari terkejut, dia sedikit tidak percaya, lalu ketika ingin bertanya pada Sanfiko Chen dengan suara rendah, Deby langsung tertawa besar, berkata : "Aku rasa apa yang kamu katakan benar, yang jelas aku tidak bisa menjalankan perusahaan ini, Kak Jovitasari, jika kamu bersedia mengeluarkan uang sebesar 600 miliar, aku akan menyerahkan Industri Cakra Surya, bagaimana?"

hah?

Saat ini Jovitasari merasa seperti tidak mendengar dengan jelas.

"600 miliar, semua aset Industri Cakrya Surya langsung menjadi milikmu kak Jovitasari."

hah?

"Emm... Nona Deby, kamu yakin? dengan 600 miliar kamu akan serahkan Industri Cakra Surya kepadaku?"

Mendengar ini membuat Jovitasari tidak berani mempercayainya, karena dimatanya Industri Cakra Surya ini harganya bisa lebih dari 600 miliar, jika sekarang dia bisa mengambil semua Industri Cakra Surya, maka dia bisa membuat Industri Sorgum Sanjaya terlepas dari kesusahan, dan juga bisa membuat Industri Sorgum Sanjaya semakin maju, bagaimanapun tempat pembuatan bir milik Industri Cakra Surya ini sangat berharga, mungkin bagi orang lain ini hanyalah lahan biasa, tapi bagi Jovitasari ini adalah barang yang bagus, karena sumber mata air bisa langsung masuk.

Hal ini ada jaminan untuk produksi cepat Anggur Sanjaya, dan akan banyak penerimaan pegawai...

Keuntungan ini sangat sulit dibayangkan, jangankan 600 miliar , 2triliun pun akan di pikirkan oleh Jovitasari.

Sebelumnya dia tidak pernah membuka pembicaraan ini, karena ini sama sekali tidak mungkin, dan tidak berani memikirkannya.

"Yakinlah... ada apa, apa menurut Kak Jovitasari kemahalan?"

Deby saat ini mengedipkan mata, dia berusaha bertindak pintar sedikit, memberikan kesan baik kepada Sanfiko Chen.

"Hahaha, baiklah... baiklah, tidak mahal, tidak mahal...."

"Nah..."

"Bagaimana kalau hari ini kita langsung tanda tangani kontrak itu, untuk urusan uang nanti perusahaan akan transfer ke rekeningmu."

Sanfiko Chen dengan semangat menepuk pundak Jovitasari yang bersemangat, langsung berbicara kepada Deby.

Setelah menandatangi kontrak, Jovitasari dan Sanfiko Chen langsung keluar dari villa itu, ketika Jovitasari sudah duduk diatas mobil, di perjalanan menuju perusahaan dia masih belum meresponnya kembali.

"Sanfiko... kita saat ini sudah membeli Industri Cakra Surya?"

Sanfiko Chen menganggukkan kepala.

Lalu Sanfiko Chen berkata dengan pelan :"Tapi menurutku masalah ini jangan beritahu nenek mereka dulu, aku akan mencari Kak Vira Saphira, lalu menyuruhnya untuk tampil depan layar, lagipula jika kita katakan sudah membeli Industri Cakra Surya seharga 600 miliar, takutnya banyak orang tidak percaya, selain itu walaupun banyak pegawai keluar dari perusahaan, tapi masih ada banyak pegawai lainnya yang menetap disana, mencegah mata mereka merah, lebih baik kita rendah diri sedikit."

Jovitasari Menganggukkan Kepala.

"Baiklah, ayo kita cari kak Vira Saphira."

"Sudah, kamu lihat sekarang kamu sudah ada mata panda, sekarang aku antar kamu pulang, lalu aku saja yang mencari kak Vira Saphira, kamu istirahat di rumah saja, sekalian buat rencana untuk rapat ketua besok."

"Tapi..."

"Menurut saja..."

"Ngg!"

Saat ini Jovitasari seperti bayi yang penurut, menyimpan kembali semua pendapatnya.

Setelah mengantar Jovitasari pulang ke rumah, dan melihat keadaan rumah tidak ada orang, Sanfiko Chen lanfsung memeluknya dan membawa ke kasur, lalu menutupinya dengan selimut, berkata : "Tidurlah dengan baik, jika tidak suamimu ini akan..."

Ahhh!

Melihat tangan Sanfiko Chen yang mengulur kepadanya, Jovitasari langsung masuk kedalan selimut, lalu dengan cepat menutup matanya.

Mleihat Jovitasari yang sudah bersembuyi di balik semlimut dan menutup matanya, Sanfiko Chen tersenyum dan menggelengkan kepala.

Dulu dia tidak sadar kalau istrinya ini bisa berlaku seperti anak anak.

Tapi ketika Sanfiko Chen keluar dari kamar, Jovitasari membuka matanya sedikit dan tersenyum... ketika Sanfiko Chen benar benar telah keluar dari kamar, dan terdengat suara tutupan pintu, Jovitasari memejamkan matanya lagi....

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu