Menunggumu Kembali - Bab 252 Tuan Jacky Bersulang Karena Tidak Merendahkan Mu

“Hei Juni, bukankah kamu bilang Jovitasari juga bisa datang ke acara ulang tahunmu, kenapa belum datang juga?”

“Betul, dengar kabar sekarang Jovitasari menjadi direktur utama perusahaan mereka, hebat sekali!”

“Pasti dong, Jovitasari memang hebat. Dia dulu adalah orang yang paling cantik dari jurusan kita!”

“Dia adalah dewiku!”

“Aku berusaha keras beberapa tahun hanya untuk menunggu dia!”

…..

Karena acara ulang tahun belum dimulai, jadi teman yang datang menghadiri pesta ulangtahunnya mulai membahas.

Hingga tuan muda kaya dari Kota Sumedang yang diundang datang oleh Juni juga mendengar siapa wanita cantik yang bernama Jovitasari ini.

Setelah mendengar bermacam-macam perkenalan, mereka semua masing-masing menggosok tangan mereka, dalam pemikiran mereka harus tampil baik-baik didepan wanita cantik ini.

Juni tertawa dalam hati setelah mendengar beberapa pembahasan mereka. Wajah mereka seperti bintang bersinar saat membahas Jovitasari, mungkin mereka belum tahu sekarang dia sudah menjadi menantu orang, dan pria nya adalah orang yang tidak berguna, menantu yang tidak berdaya.

Kalian pasti akan terkejut setelah mengetahuinya.

“Juni, ini salahmu. Kenapa tidak memperkenalkan aku orang yang begitu baik disisimu?”

Seorang pria muda berpostur tubuh tinggi tegap, perlahan menatap dan mengatakannya dengan senyum.

Juni melihat pria muda yang memiliki postur tubuh tegap dan berpenampilan menarik, dia langsung mengubah ekspresinya yang sulit dan berkata: “Tuan Jacky, kalau ini kamu harus berusaha sendiri. Teman baikku ini adalah orang yang sombong, dan aku dengar dia sudah menikah, hari ini dia datang dengan suaminya.”

“Apa?”

“Tidak mungkin!”

“Dewi Jovitasari sudah menikah? Kenapa aku tidak tahu!”

“Dan aku sementara ini belum menemukan orang yang cocok dengan dewi Jovitasari!”

“Betul, aku mau lihat siapa yang bisa menaklukan dewi aku.”

“Betul, tidak perduli gimana pun, dia adalah dewi kita. Jika pria itu tidak bisa, aku tidak akan menerimanya!”

“Huh… berani merebut dewi Jovitasari, tanpa persetujuan kita, itu tidak mungkin. Nanti aku mau melihat tuan muda mana yang datang.”

Mendengar pembahasan ini, Juni malah dengan santai berkata: “Takutnya akan mengecewakan kalian, aku mendengar jika menantu ini tinggal di rumahnya, bermain game setiap hari. Dulu adalah seorang satpam, sekarang Jovitasari yang menghidupkannya, tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.”

“Apa, ada masalah begitu?”

Saat berbicara, pintu aula terbuka, seorang wanita yang memakai baju karir dan sangat bergairah muncul di pintu aula.

“Jovita, sini…”

Harus diakui jika kemunculan Jovitasari menarik banyak perhatian orang di aula, tetapi Jovitasari tidak memikirkannya terlalu banyak. Setelah dia melihat Juni yang menyapanya, dia langsung menarik Sanfiko Chen dan duduk disamping Juni.

Sanfiko Chen tertawa pahit setelah melihat tatapan semua pria disini, istrinya ini benar terlalu cantik, dimana-mana tetap menjadi pusat perhatian orang.

Dengan cepat Juni menarik tangannya Jovitasari dan berkata: “Ini adalah teman terbaikku dikuliah, namanya Jovitasari. Aku tidak bohong kan, Jovita adalah wanita paling cantik di universitas kita, hahaha…”

Disini terdapat banyak teman kuliah, kebanyakan adalah orang kaya terkenal di kota Sumedang. Saat mendengar perkenalan, tatapan semua orang tertuju dan berkumpul di Jovitasari.

“Halo semuanya, namaku Jovitasari.” Jovitasari tidak banyak berbicara, dia lalu membalik badan dan melihat Sanfiko Chen yang duduk dengan ekspresi datar: “Ini adalah suamiku, Sanfiko Chen.”

Pfft…

Setelah mendengar perkataan Jovitasari, tiba-tiba ada seorang pria yang memuncratkan jus buah dimulutnya keluar karena terkejut.

“Jovitasari, apakah kamu sudah menikah?”

“Bersama dengan pria bodoh kampungan ini?”

Pria ini tampak jelas adalah penggemar gila Jovitasari saat sedang kuliah, tetapi melihat penampilannya tampaknya tidak dicocokkan dengan baik, walaupun begitu pakaiannya tetap lebih baik dari Sanfiko Chen.

“Iya.”

Jovitasari menjawab lalu menganggukkan kepala.

Semua ekspresi pria yang mengenal Jovitasari langsung menjadi terkejut saat mendengarkannya, mereka semua menggunakan tatapan mematikan menatap Sanfiko Chen.

Tatapan mereka seakan-akan sedang menanyakan Sanfiko Chen, kenapa kamu berhak menikahi dewi masa kuliah kita.

Sanfiko Chen tidak memedulikan semua yang dikatakan ini, dia tidak tertarik sedikitpun dengan acara seperti ini.

Tetapi tidak lama kemudian terdengar suara lain lagi.

Karena banyak tuan muda kota Sumedang disini, saat mereka bertemu dengan wanita cantik, mereka tidak mungkin bisa menahan hati mereka, dan terhadap dia sudah menikah, bagi mereka itu adalah hal yang tidak ada.

Mereka hanya mementingkan wanita cantik, mereka tidak akan memedulikan sudah menikah atau tidak.

“Hai nona Jovitasari, namaku Piter. Keluarga ku memiliki usaha obat-obatan, senang mengenalmu.”

“Nona Jovitasari, kamu terlalu cantik. Aku sudah pernah mendengar jika Juni memiliki teman baik yang cantik, akhirnya hari ini aku bertemu dengan orang asli.”

“Betul, orang asli nona Jovitasari terlalu cantik, namaku Ryan, aku baru tamat dari universitas provinsi manado jurusan teknik, senang bertemu denganmu.”

……

Saat itu terdengar segala macam cara perkenalan diri dan kata-kata memuji.

Membuat wajah Jovitasari memerah karena mendengarnya.

Dan karena inilah membuat orang merasakan semakin tidak adil.

Wanita cantik begitu, kenapa bisa digoda oleh pria bodoh kampungan disampingnya.

Semua perkenalan ini adalah dari tuan muda kaya di kota Sumedang, walaupun dikatakan perkenalan diri, tetapi mereka hanya mengatakan latar belakang rumah dan menunjukkan seberapa besar latar belakang mereka didepan Jovitasari.

Tetapi mereka hanya melihat sekilas dengan dingin terhadap Sanfiko Chen yang duduk disamping, mereka tidak menganggap Sanfiko Chen. Lagipula jika dibanding dengan wanita cantik ini, Sanfiko Chen tampak sangat tidak penting saat ini.

“Nona Jovitasari, aku Jacky bersulang padamu, bersulang untuk hormat padamu….”

Saat orang ini sudah mulai selesai memperkenalkan diri, seorang pria yang berbadan tegap, memakai baju jas bermerek, rambut yang disisir ke belakang, lalu memakai jam tangan bermerek dengan kisaran harga ratusan jutaan, dan tubuh yang dipenuhi dengan aura kekayaan.

Dia berdiri dengan ekspresi tersenyum, lalu meminum segelas bir anggur sampai habis.

Kali ini Jovitasari sedikit kesusahan, dia bukannya tidak bisa minum bir, tetapi dia tidak ingin minum bersama orang-orang aneh seperti ini, dan Jovitasari juga bukan orang bodoh. Semua orang ini masing-masing berdiri untuk memamerkan identitas mereka, dan tidak menganggap keberadaan suaminya Sanfiko Chen, hanya ini saja sudah membuat dia tidak senang.”

“Jovitasari, kenapa kamu sedang melamun, tuan Jacky bersulang padamu. Kamu mau tahu jika tuan Jacky jarang bersulang dengan orang, kamu seharusnya merasa bersyukur. Cepat minum 1 gelas…”

Kali ini Juni langsung dengan semangat mengatakannya sambil menggunakan lengannya untuk menggoyangkan Jovitasari.

Jarang bersulang bir?

Merasa bersyukur?

sanfiko pun mengerutkan keningnya, sebenarnya sebelumnya saat Jovitasari dengan semangat mengatakan teman baik masa kuliahnya ini, Sanfiko Chen malah merasa jika teman baiknya ini terlalu ‘baik’. Walaupun hatinya penasaran ingin melihat, tetapi bukan penasaran yang baik.

Perlakuannya saat mulai masuk sampai sekarang, Sanfiko Chen sudah menebak jika teman baik istrinya ini tampaknya bukan orang yang begitu baik.

Dan sebelum ini saat mereka satu persatu merebut untuk memperkenalkan diri, ekspresi tuan muda kaya ini saat memamerkan keluarga dan identitas, terlihat sangat canggung.

Mau gimana lagi, orang kaya di kota Maharayu ini sangat banyak, mereka juga dibagi dengan tingkatan. Dan Jacky yang berdiri bersulang didepan ini, adalah yang paling tinggi di lingkungan tuan muda kaya kota Maharayu ini, jadi pastinya keluarga dia tetap lebih baik dari yang memperkenalkan diri sebelumnya.

Pastinya semua orang langsung diam saat dia berbicara.

Karena tidak ada seorang pun yang berani menyinggung orang sepertinya dan mencarikan masalah kepada diri sendiri demi seorang wanita.

Jovitasari kesulitan karena semua ini, dia terbiasa menolehkan kepala melihat Sanfiko Chen yang duduk disamping tidak berhenti makan kue dan makanan kering yang indah, dalam hatinya tahu jika Sanfiko Chen tidak memedulikan semua ini.

Karena Sanfiko Chen kebanyakan tidak bisa menghadiri acara begituan, biasanya dia akan langsung memenuhinya, tetapi kali ini Jovitasari tidak berbuat begitu.

Sanfiko Chen adalah suaminya, dia boleh mengatakannya apa saja, tetapi dia tidak akan membiarkan orang lain merendahkan suaminya.

“Maaf, badanku hari ini tidak begitu sehat, aku tidak bisa minum bir.”

Satu kalimat saja, langsung membuat ekspresi Jacky yang baru meletakkan gelas bir berubah drastis.

“Kamu, Jovitasari, kenapa kamu begitu? Gimana ya aku mengatakan kamu ya? Jacky adalah tuan muda kaya tingkat pertama di seluruh kota Maharayu, tidak tahu sudah berapa banyak wanita yang mendekatkan diri padanya. Dia tertarik padamu, dia suka padamu, ini adalah kebanggaanmu, kenapa kamu begitu? Jika benar tidak sehat, yasudah minum sedikit saja. Berikan dia sedikit muka, tuan muda pasti akan memaafkan mu dihatinya. Cepat… aku tuangkan untukmu…”

Juni mengatakannya sambil menuangkan bir anggur kepada Jovitasari, dia lalu meletakkan di depannya, dengan tatapan dipenuhi dengan penyalahan….

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu