Menunggumu Kembali - Bab 24 Penggal!

Bagaimana mungkin?

Perasaan Albet dalam sekejap menjadi tidak nyaman, tapi pada saat ini dia tidak boleh lemah, dia hanya bisa menutupi dirinya dengan minuman keras.

“Persetan!”Sanfiko, akan kubunuh kamu hari ini……!”

Albet mengatakan ini kepada preman yang berdiri disana: “Masih bengong apa, maju, bunuh si bangsat ini, satu orang 400ratus juta!”

Uang bisa membuat setan bekerja, apalagi dengan 400ratus juta!

Bagi preman ini, 400ratus juta termasuk jumlah besar, meskipun bocah didepan yang melepaskan baju terlihat cukup hebat, tapi mereka ini preman, apa gunanya hebat, ada uang baru raja dari segalanya, jadi saat ini setelah Albet selesai mengatakannya, dia menyuruh orang untuk menyerang Sanfiko.

“Wendy, selama kamu bisa membuatnya cacat, akan kuberikan kamu 1miliar !!”

Ini benar-benar transaksi yang transparan.

Wendy berdiri melirik Danny sekilas yang berdiri disana, kali ini wajah Danny tampak suram, dan tidak mengatakan apapun.

Tidak lama ada beberapa orang sudah menyerang kehadapan Sanfiko.

“Tuan Sanfiko……hati-hati……”

Renard berdiri ingin memberikan bantuan, tapi terlihat jelas dia tampak terlalu khawatir.

Orang-orang yang maju menyerang, langsung dicekik Sanfiko dileher dengan satu tangan.

Lalu diangkat dan dihempas terbang diudara.

Aaa!

Disertai suara teriakan, preman yang gila uang langsung terhempas diudara sejauh empat sampai lima meter, badannya menabrak meja bar, dan langsung mati ditempat.

Ganas sekali!

Serangan balik tiba-tiba Sanfiko, membuat preman yang tergoda akan 400juta tertegun ditempat.

Bahkan Wendy juga tampak terkejut.

Dan Sanfiko tampaknya tidak ingin berurusan dengan preman ini dan melepaskan mereka.

Tapi setelah dia melepaskan mereka, siapa yang dicekik olehnya, kaki mereka akan lemas, dan langsung berlutut dilantai, sekujur tubuh mereka dibahasi keringat, tatapan barusan benar sangat menakutkan, membuat mereka merasa melewati pintu kematian.

Sanfiko perlahan berjalan maju berdiri tidak jauh dari Danny.

“Kalau kamu masih mau bermain denganku, aku hanya bisa membunuhmu terlebih dahulu, atau kamu juga bisa menyuruh preman ini membunuhku!”

Sanfiko yang sambil mengatakannya sambil berjalan menghampiri Danny.

Kali ini meskipun Danny masih berdiri disana, tapi tampaknya dia menghadapi musuh yang kuat.

Sanfiko yang tiba-tiba berubah menjadi binatang buas, beanr-benar terlihat sangat menakutkan.

Kalau saja ketika Sanfiko melepaskan baju, ada bekas luka ditubuhnya itu masih tidak bisa membuktikan apa-apa, tapi dengan serangan balasannya barusan, Danny khawatir tidak ada orang yang bisa melawannya.

Sanfiko yang berjalan selangkah demi selangkah sudah sampai dihadapan Danny.

“Sekarang kamu bisa memberitahuku pilihanmu?”

“F*ck, berhenti, kalau tidak ku bunuh kamu!”

Kali ini Wendy teriak langsung mengeluarkan sebilah parang, lalu menghadang didepan Danny mengarahkan parang itu kearah Sanfiko.

Sanfiko tersenyum santai, lalu terus menatap Danny.

“Ini pilihanmu?”

Danny yang mendengar ini ingin mengatakan sesuatu, tapi merasa ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya.

“Kak Dan, bocah ini terlalu sombong, selama kamu memberi instruksi, mereka pasti akan membunuhnya!”

Kali ini tatapan Wendy penuh dengan kebencian, dia yang pada dasarnya memang pria agresif, tidak pernah sekolah, ketika tidak tahu arah tujuan hidup dia mengikuti Danny, dari dulu selalu menjadi tangan kanan Danny, dan bertarung dengan Renard beberapa tahun yang lalu.

Meskipun Wendy terkejut ketika melihat bekas luka dan lubang peluru ditubuh Sanfiko.

Tapi melihat tangan Sanfiko yang sangat kejam, yang langsung mengarah ke Danny, dengan alaminya Wendy tidak bisa duduk diam tidak peduli, Wendy mengeluarkan parang dan mengarahkannya ke Sanfiko.

“Kak Danny, habisi dia, kalau sekarang tidak membunuh bocah ini, kedepannya dia pasti balas dendam, dari tampangnya dia sangat jahat, mungkin seorang buronan!”

Albet kali ini masih melompat, tapi Sanfiko sama sekali tidak memandangnya.

Albet hanya melihat Danny dengan tenang yang dihadang oleh Wendy.

Danny orang seperti ini, memang pria yang kejam.

Ketika Sanfiko menatap Danny, dia dengan cepat membuat keputusan yang dia pikir benar.

Di tempat ini malam ini, mereka semua adalah orang-orang Danny, dan salah satu dari dua orang yang ada dihadapannya dulu pernah menjadi lawan, dan sekarang mengikuti kak Aji, tapi kalau benar sampai tidak ada pilihan, hanya bisa membunuh. Dan di satu sisi lain ada satu pria yang sama sekali tidak di kenal, tapi Danny berada dalam dunia preman bertahun-tahun, dalam sekali pandang pasti bisa melihat orang yang ada di depannya bukan orang yang gampang memberi ampun.

Sekali membuatnya marah, pasti akan dibalas mati-matian!

Jadi wajahnya tampak suram.

“Wendy jangan biarkan mereka mereka pergi dari sini hidup-hidup!”

Ketika Danny mengatakan ini, suaranya terdengar dingin tapi tenang.

Danny adalah orang seperti ini, selama dirinya sudah membuat keputusan, dia tidak akan mengubahnya, sekalipun salah dia juga akan berusaha menanggungnya.

Semenjak kemunculannya, dia tahu masalah ini sudah diluar lingkup perkiraannya dan Sanfiko.

Karena Renard terlibat dalam masalah ini.

Kali ini tiba-tiba muncul seekor babi yang memakan si harimau Sanfiko.

Dia hanya bisa membalas mati-matian!

Wendy yang mendengar itu melototi orang yang berdiri sekeliling.

Pada saat itu preman yang ada dilokasi mengeluarkan parang yang sudah disiapkan.

Sebagai preman, benda seperti ini wajib dimiliki.

Melihat adegan ini, pada saat yang bersamaan semuanya benar-benar diluar ruang lingkup Renard.

Renard sama sekali tidak menyangka Danny sekarang begitu gila.

“Danny, apa yang kamu lakukan, kamu tahu tidak siapa tuan Sanfiko? Kali ini kamu cari mati ya!”

“Diam kamu!”

Tidak tahu sejak kapan Danny juga mengeluarkan sebilah parang, langsung melindungi Jovitasari dan Renard lalu berkata: “Aku pernah memberimu kesempatan, sekarang kamu begitu ingin mati dengan bocah tengik ini, aku Danny tidak ingin dikhawatirkan orang lain, jadi aku hanya bisa mati-matian, dari awal sama sekali tidak melakukannya atau kalau sudah dilakukan harus sampai mati-matian!”

Ketika mengatakannya dia sambil melambaikan parang yang ada ditangannya.

“Serang!”

Tapi ketika Danny hendak meneriakkan kata serang, ada auman keras dari matahari keemasan, dan seluruh aula tanah bergetar, kemudian sinar matahari yang menyilaukan menerpa seluruh aula seperti siang hari.

Lalu terdengar suara membuka pintu mobil.

Seorang pria jangkung bertubuh besar dan tegap dengan jaket hitam melangkah masuk.

Dia diikuti oleh setidaknya empat puluh atau lima puluh orang berjas hitam.

Momentum itu benar-benar memukau geng Danny.

Pria pertama berjas hitam tubuh tegap melihat adegan didepannya, lalu dengan cepat melirik sekeliling, kemudian melihat seorang pria muda dengan punggungnya telanjang.

Luka mencolok di bagian punggung adalah orang terhebat di Penang.

Pada saat itu dia berjalan cepat ke arah pria itu dengan punggung menghadapnya.

Dan pada saat ini orang yang dilihat Danny, melangkah baju beberapa langkah.

“Kak Aji, kenapa Anda datang!”

Aji!

Raja penang.

Bahkan Danny si bajingan didepan Aji hanya bisa berlutut memohon belas kasihan.

Karena dimata Aji, Danny hanya seorang bayi yang lemah, begitu juga Danny yang mengetahuinya.

Dia tidak lain hanya mencari sesuap nasi makan dari Kak Aji!

“Enyah!”

Melihat adegan ini, dan sebelum ditambahkan dengan laporan singkat Indah, bagaimana mungkin Aji tidak tahu apa yang terjadi.

Bagi Danny dia lebih rela mati ditempat.

Kalau sampai menyinggung Tuan Sanfiko, Aji yang seekor naga di Penang, bahkan tidak layak disebut sebagai seekor semut, jika dibandingkan dengan orang-orang di jalan di Kota Yanjing.

Dan ketika melihat luka dipunggung Sanfiko, Aji sadar tuan Sanfiko ini takutnya lebih menakutkan dari yang dia pahami!

Lalu Aji berlari kecil kehadapan Sanfiko.

“Tuan Sanfiko, maaf, aku telat datang!”

Sanfika berdiri disana tidak menoleh dan dengan tenang menjawab: “Tidak terlambat, kebetulan tepat waktu!”

Sambil berbicara, Sanfiko dengan tenang melirik kearah Albet yang mulai gemetaran berdiri disana.

“Albet, pada awalnya aku malas berurusan dengan orang seperti mu, tapi kamu sekali demi sekali terus membuatku marah, kali ini kamu sudah melewati batas kesabaranku.”

Mendengar ini, Aji yang berdiri disamping Sanfiko langsung langsung menjatuhkan tatapan mereka ketubuh Albet.

“Phuu tong!”

Kali ini Albet tidak bisa berdiri tegak, dia tahu kali ini dia benar sudah tamat.

Ini boss terbesar di Penang, Aji.

Bahkan Danny yang paling diandalkannya sudah bertekuk lutut.

Masih berani berdiri dia?

“Aku……Aku……”

Sanfiko menatap albet yang berlutut dilantai, dengan wajah tenang.

“Tanganmu yang mana tadi yang merobek baju Jovitasari?”

Aaa?

Albet sedikit tidak habis pikir.

Sanfiko menengadah dengan tenang bagai iblis dengan tatapan mata penuh dengan keraguan.

Piak!

“Tuan Sanfiko tanya kamu dengar tidak?”

Aaa!

“i, ini……”

Albet hanya anak manja, mana sanggup menerima tamparan Aji, pada saat itu dia dipukul hingga penuh berlumuran darah dan sibuk melambaikan tangan.

Sanfiko mengangguk dengan tenang.

Lalu dengan Acuh tidak acuh mengatakan: “Penggal!”

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu