Menunggumu Kembali - Bab 27 Kemalangan terjadi satu per satu

Hari berikutnya, langit sudah terang.

Sinar matahari tesebar di wajah merah jovitasari melalui tirai kaca, dan jovitasari dengan perlahan membuka kedua matanya.

Menggosok-gosok dahinya yang sedikit sakit, lalu Jovita ingin bangkit untuk duduk, tetapi dia merasa badannya sedikit tidak nyaman.

Dan segera jovitasari menyadari sesuatu, kedua matanya langsung membesar, dan kemudian melihat sekeliling.

Dia bernafas lega ketika menyadari dirinya berada dirumah, dan kemudian dia dengan cepat membuka selimut, melihat dirinya yang masih berpakaian lengkap, dia benar-benar merasa lega.

Perlahan-lahan duduk, jovitasari dengan sekilas dapat melihat tempat tidur lipat yang sudah terlipat rapi disebelahnya.

Meskipun pintu tertutup, tetapi bisa dengan jelas mencium aroma makanan dari dapur.

Segera, perut jovitasari keroncongan.

Saat memikirkan kejadian semalam, jovitasari terkejut, tetapi dia tahu bahwa pada saat terakhir ada seorang pria yang biasa saja dipandangan semua orang itu, muncul di depannya, lalu memeluknya.

jovitasari tetap menahan diri, sampai ketika dia tiba jovitasari baru pingsan.

Dia bangkit, lalu bergegas ke kamar mandi untuk menghilangkan bau alkohol ditubuhnya, dan juga menghilangkan rasa lelahnya.

Di dapur.

Ketika Sanfiko Chen mendengar suara air yang mengalir, dia sudah tahu bahwa jovitasari telah bangun.

Memikirkan semalam jovitasari yang masih ada sisa efek dari obat, hati Sanfiko Chen terhibur.

3 tahun, bisa dikatakan bahwa dalam 3 tahun ini belum sedekat tadi malam.

Bahkan Sanfiko Chen yang sangat bertahan, hampir tidak bisa menahan diri untuk membawa senjatanya ke pertempuran.

Bagaimanapun, jovitasari tidak hanya menggoda dalam bentuk badan, tetapi bahkan nafas pendek yang cepat itu juga sangat menawan.

Bahkan semalam, Sanfiko Chen dengan tidak mudahnya baru berhasil menempatkan jovitasari yang memeluk dirinya dengan erat ke atas tempat tidur.

Itu juga karena orangtua dan adik iparnya pergi ke Chengdu, yang memberikan dia dan jovitasari bisa mempunyai waktu berduaan yang sunyi .

Namun, awalnya kemarin merupakan hari yang sangat penting, tetapi malah dengan begitu saja dilewati dengan tidak bahagia.

Tetapi, Sanfiko Chen menghitung hari ulang tahun jovitasari yang sudah dekat, maka ketika waktunya tiba baru secara bersamaan menebus hari peringatan pernikahan 3 tahunnya.

Sambil berpikir, Sanfiko Chen menggoreng telurnya menjadi bentuk hati…..

Di dalam kamar mandi, wajah jovitasari menjadi semakin merah.

Saat pikirannya jernih, dia sepertinya mengingat beberapa perilaku samar tadi malam.

Tetapi bahkan dalam keadaan seperti itu, Sanfiko Chen tetap dapat memegang perjanjian dengannya pada saat pernikahan.

Melihat tubuh yang indah di cermin, jovitasari bahkan memutar badan didepan cemin, lalu kemudian menghela nafas, dia tidak tahu apakah dirinya harus senang atau marah.

“Apakah Sanfiko memiliki masalah dalam hal ini?”

Mengenakan pakaian kerjanya, jovitasari membiarkan rambut panjangnya terlepas, ketika di saat membuka pintu dan berjalan keluar, hatinya muncul sebuah pemikiran yang dirinya juga merasa sedikit aneh.

Tetapi jika dalam hal ini tidak masalah, semalam dirinya telah begitu……dan dia masih bisa tetap tidur?

“Jovita, waktunya makan.”

Memang, Sanfiko Chen tidak tidur semalam. Di pagi hari, dia bangun pagi-pagi, lalu pergi berlari, ketika pulang dia mandi air dingin baru bisa dengan sepenuhnya meredakan apinya.

“Iya……”

jovitasari dengan segera menyingkirkan pikirannya, tetapi dia tidak tahu mengapa ketika melihat Sanfiko Chen, wajahnya berubah menjadi semakin merah.

Melihat Sanfiko Chen yang sibuk membawa keluar sarapan, jovitasari merasa lega.

Pada dasarnya, dia memang seorang wanita yang mudah puas, yang dia inginkan hanyalah hidup dan bekerja dengan damai dan bahagia.

“Cepat datang dan makan, setelah makan kamu masih harus pergi ke kantor…..”

Melihat Sanfiko Chen yang tesenyum mendesak dirinya untuk makan, jovitasari merasakan kehangatan.

Jika suaminya dapat lebih meningkat, betapa baiknya itu. Itu benar-benar suami yang sempurna!

Tepat ketika memakan sesuap telur goreng, telepon jovitasari tiba-tiba berdering.

“Ah, apa…….”

“Ibu, jangan khawatir, dimana kamu sekarang?”

“Baik, baik, aku segera kesana!”

Selesai mengatakannya, jovitasari memandang Sanfiko Chen dengan cemas lalu berkata: “Sanfiko, tidak baik, Ayah kita mengalami kecelakaan mobil tadi pagi.”

“Kecelakaan?”

“Iya, Sanfiko, aku akan pergi ke Rumah Sakit dulu. Kamu lebih cepat bereskan, lalu pergi kerumah sakit.”

Selesai mengatakannya, dia tidak menunggu Sanfiko Chen berbicara, lalu berdiri dan mengambil tas tenteng yang berada disampingnya dan bergegas keluar dari rumah.

“Pelan-pelan ……..”

Sanfiko Chen mana mungkin masih ada nafsu untuk makan, dengan segera dia membereskan dan mengeluarkan ponselnya.

Ayah mertuanya mengalami kecelakaan, Sanfiko Chen tentu saja tidak bisa duduk tenang. Dengan langsung menelefon ke ponsel pribadi direktur Rumah Sakit Rakyat, . Saat ini, sedang bersiap untuk melakukan operasi di ruang gawat darurat.

Biasanya, dia sangat jarang mengangkat telefon, tetapi panggilan ini sampai ke ponsel pribadinya, dia tentu saja akan mengangkatnya.

Tidak banyak orang yang mengetahui nomor ponsel pribadinya.

Nomor yang tidak dikenal?

“Halo, ini siapa……”

Sanfiko Chen mendengar suara yang agak tua dan sedikit lelah ditelefon.

Dengan segera tahu bahwa itu pasti adalah Direktur Xu. Bagaimanapun, nomor ini diberikan oleh Kevin Wijaya kepadanya, seharusnya tidak salah.

“Direktur Xu, aku adalah San……”

Sanfiko Chen belum menyebutkan namanya. tiba-tiba gemetaran, dan dengan cepat berkata: “Apakah Tuan Sanfiko?”

“Iya, Direktur Xu, bagaimana dengan keadaan Ayah mertuaku sekarang?”

“Tuan Michael kali ini terluka cukup serius, aku akan melakukan operasi darurat untuknya, dan aku juga telah mengatur dokter tradisional yang di bagian pengobatan tradisional untuk melakukan operasi denganku, hasil spesifik hanya bisa diketahui setelah operasi.”

“Baik, telah merepotkan Direktur Xu, aku akan segera kesana!”

“Tidak repot, tidak repot. Jangan khawatir, Tuan Sanfiko. Rumah sakit kamu akan melakukan yang terbaik untuk mengobati Tuan Michael.”

Sanfiko Chen tidak berbicara lagi, dan langsung menutup telefonnya.

Tiba-tiba dia teringat bahwa dia baru saja memberi pelajaran Albet Saputra tadi malam, keluarganya…..

Dengan segera raut wajahnya menjadi sedikit suram, lalu menelefon ke ponsel Kak Aji.

“Aji, kejadian semalam….”

“Tuan Sanfiko, anda dapat tenang jika aku yang mengurusnya. Albet Saputra meninggalkan Kota Penang semalam, dan aku sudah mempertegaskan kepada Steven, keluarganya pasti tidak akan menganggu Tuan Sanfiko. Tidak ada seorang pun yang tahu masalah ini kecuali kita yang ada di kejadian.”

“Ya, sepertinya aku yang terlalu khawatir.”

“Tuan Sanfiko, ada masalah apa? Apakah terjadi sesuatu?”

Sanfiko Chen berpikir dengan perlahan, lalu berkata: “Ayah mertuaku baru saja mengalami kecelakaan…… Sudahlah, tidak ada masalah, aku tutup telefonnya!”

Selesai berbicara, Sanfiko Chen langsung menutup telefonnya, kemudian keluar dan bergegas menuju kerumah sakit dengan sepeda listriknya.

Dan di sisi lain, Kak Aji tiba-tiba bangkit dari tempat tidurnya.

“Kak Aji, masih pagi, kamu….”

“Tidurlah, ada yang harus kulakukan!”

Setelah selesai berbicara, Kak Aji berjalan keluar dengan piyamanya.

“Danny, kamu segera datang kesini. Aku memberimu kesempatan untuk melakukan kontribusi!”

Meskipun Kak Aji tidak tahu apakah insiden itu ada hubungannya dengan Keluarga Albet, tetapi karena Sanfiko menelefonnya dan membicarakannya, maka itu menunjukkan bahwa itu mungkin ada sesuatu dibalik insiden ini.

Tentu saja, Danny adalah pilihan terbaik untuk mengurus masalah ini.

Tidak peduli apakah ada faktor dalam kecelakaan ini, kita tetap harus pergi menyelidikinya.

Rumah Sakit Rakyat Kota Penang.

Ruang gawat darurat.

Rita yang sudah menangis dari tadi pagi di Lorong jalan, ketika melihat jovitasari yang dengan tergesa-gesa datang kearahnya, dengan langsung memeluk erat jovitasari.

“Jovita……akhirnya kamu datang….”

Sebelum kata-kata diucapkan, air matanya tidak bisa berhenti mengalir.

“Ibu, bagaimana keadaan Ayah sekarang?”

jovitasari melihat ke ruang operasi dengan lampu merah yang menyala, hatinya tiba-tiba tergetar.

“Ayahmu, dia….”

“Nusrini, kamu bilang, Ayah….”

Wajah Nusrini juga dibalut dengan kain kasa, dengan air mata dimatanya.

“Kak, ketika mobil kami berlaju kencang memasuki kota dipagi hari, tiba-tiba muncul sebuah truk besar dan dengan langsung bertabrakan dengan kami. Ayah terluka paling parah, sekarang…..aku, aku juga tidak tahu bagaimana dengan keadaan Ayah?”

jovitasari menarik nafas dalam-dalam, lalu menepuk punggung Rita dan berkata: “Ibu, tidak akan ada masalah, Ayah pasti akan baik-baik saja!”

“Huhuhu, Jika Michael terjadi apa-apa, bagaimana dengan kita bertiga……..”

Sambil mengatakan, air matanya tetap mengalir terus-menerus.

“Kak, dimana Sanfiko Chen, mengapa dia tidak datang?”

Nusrini melihat sekilas belakang jovitasari yang tidak ada seorang pun, dengan segera bertanya dengan suara dingin.

“Hmm, Sanfiko seharusnya akan segera sampai!”

“Huh, tidak masalah jika dia datang atau tidak. Lagipula, tidak mengharapkan bantuan darinya.”

Rita menyeka airmatanya, dan berkata dengan marah.

Tampaknya ketika mendengarkan nama Sanfiko Chen dia langsung marah.

“Iya juga. Kak, apakah kamu tahu bahwa kita dapat dengan cepat dengan lancar operasi, itu semua karena bantuan dari Billy, pria yang tergila-gila mengejarmu di SMA selama 3 tahun, dan akhirnya pergi keluar negeri untuk membuat kosmetik untukmu, apakah kamu sudah lupa?”

Tepat ketika Nusrini berbicara, tidak jauh dari sana ada seorang pria tinggi yang mengenakan jas dan berpakaian dengan ceria dan tampan berjalan cepat kemari.

“Bibi, bagaimana keadaannya sekarang? Apakah Direktur Xu sudah masuk kedalam?”

Sambil berjalan kemari, pria tampan itu bertanya.

Tetapi pandangannya malah tiba-tiba tertarik oleh jovitasari yang mengenakan pakaian kerja yang professional.

“Sudah masuk, sudah masuk…..Benar-benar sangat berterima kasih padamu, Nak.”

Billy bernafas lega, kemudian dia lanjut berkata: “Kalau begitu, aku lega, dengan adanya kehadiran Direktur Xu, Paman pasti akan baik-baik saja.”

“Jovita, kamu juga jangan khawatir…..”

Ketika mengatakan ini, wajah Billy sedikit memerah.

Tetapi sebenarnya dia bersemangat, Billy juga tidak menyangka akan bertemu dengan jovitasari lagi.

Dan juga sekarang jovitasari lebih menakjubkan lagi dari dulu.

Tetapi dia mendengar bahwa Orang tercantik disekolah pada waktu itu, malah menikahi seorang suami yang tidak berguna.

jovitasari dengan perlahan menganggukan kepala, tetapi tidak berbicara.

Terhadap Billy, jovitasari tidak memiliki perasaan baik ataupun buruk. Hari ini, dia sudah banyak membantu, hati jovitasari juga merasa sedikit bersyukur.

“Aku mendengar dari teman-teman bahwa kamu sudah menikah?”

“Iya.”

jovitasari menjawab, tetapi matanya malah tetap tertuju pada lampu merah menyala di ruang gawat darurat.

“Jadi, suamimu adalah……”

“Adalah seorang pengecut. Aku bilang kak Billy, jika waktu itu kamu bersikeras dan tidak pergi keluar negeri, mungkin kakakku adalah milikmu. Dia juga tidak akan terpaksa menikah dengan seorang pengecut, yang tidak bisa diandalkannya, dan hanya tahu memasak dan mencuci piring dirumah, menuangkan teh dan air……….”

“Nusrini……Apa yang kamu bicarakan?”

Mendengar Nusrini mengatakan Sanfiko Chen seperti ini, dengan segera hati jovitasari merasa sedikit marah.

“Sudahlah, jangan ribut lagi. Ayahmu masih dalam bahaya.”

“Ibu, Sanfiko……”

“Jangan menyebutkan namanya lagi, ketika mendengarnya aku menjadi emosi!”

Tepat disaat ini, Sanfiko Chen berjalan kemari dengan cepat di lorong jalan…..

“Benar-benar mengatakan apa dan itu akan datang, Pengecut, apa yang kamu lakukan datang kesini?”

Ketika Sanfiko Chen yang baru berjalan sampai depan jovitasari, masih belum membuka mulutnya, dan bertanya-tanya siapa pria tampan ini, dia langsung terdengar suara dingin adik iparnya yang duduk dikursi dengan kain kasa yang seluruh wajahnya!

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu