Menunggumu Kembali - Bab 96 Magang Di Posisi Ketua Perusahaan Terlebih Dahulu

“Aku… bantu kamu, aku… bisa membawamu jalan… aku hanya yang tahu keberadaan Kak Hermanto?”

Rocky tidak ragu pria muda yang ada didepannya bisa langsung menembaknya.

Dia sudah pernah membunuh orang, dan sudah pernah melihat pembunuh profesional, jadi dari tatapan matanya saja dia sudah tahu.

pria yang ada didepannya ini, tatapan matanya sangat tajam.

Sanfiko tersenyum, lalu dia memutarkan pistol yang ada ditangannya, kemudian Sanfiko berjalan menuju motor listriknya.

Preman-preman yang telah dirobohkan olehnya dengan seketika, sekarang melihat Sanfiko menghampiri, semua ketakutan dan “melarikan diri” menuju tepi jalan.

Orang-orang ini secara alami tidak berada dalam jangkauan perhatian Sanfiko, Sanfiko mengendarai motor listriknya dan berhenti di depan Rocky yang berkeringat dingin dan basah.

“Ayo naik!”

Aaaa?

Rocky agak bingung, dia tidak tahu apa yang dipikirkan pria muda misterius itu, apakah tidak boleh dia mengendarai mobil sendiri?

dia sedikit ragu, lalu segera berdiri dan menggigil di atas motor listrik itu.

Pada saat ini, dia tidak bisa peduli dengan pergelangan tangannya, yang baru saja dihancurkan oleh Sanfiko, lalu ia menunjuk ke jalan yang ada di depan: “jalan ini lurus ke depan...”

……..

Ketika Sanfiko pergi untuk mencari Hermanto, di Rumah Sakit Rakyat, Rista sedang duduk di tempat tidur makan buah sambil menonton TV.

“Bu, apakah kamu serius, ayah dan Jovitasari telah diusir dari perusahaan oleh nenek?”

Tidak diragukan lagi hari ini Rista mendengar berita yang sangat bagus.

“Lalu sampah itu….”

Ketika Rista berbicara tentang Sanfiko, matanya penuh kebencian.

“Haha, Rista, kamu tidak kenal Rita wanita itu, barusan aku dengan sengaja menelponnya, dan aku dengan sengaja memanasinya, pada saat itu, dia sangat marah sehingga menutup telepon, aku pikir Sanfiko sedang disiksa oleh Rita sekarang.”

“Di siksa? Itu tidak cukup, Sanfiko si sampah itu, berani memukulku, tunggu aku keluar dari rumah sakit, aku tidak akan membiarkannya pergi, dalam beberapa hari, Martin dari Purwokerto akan datang ke Penang, pada saat itu, aku akan membiarkan Martin muncul untuk memberi pelajaran kepada sampah itu, tidak, aku ingin sampah itu mati!”

Di mata Rista penuh dengan kebencian, jika dia bisa membunuh Sanfiko, dia akan membereskan Jovitasari dengan menginjaknya.

“Rista, jangan khawatir, ayahmu sudah menemukan seseorang untuk melakukannya, sampah itu berani memukulmu, aku sudah bilang aku tidak akan membiarkannya hidup sampai besok pagi!”

“Ibu…”

“Kamu tenanglah, serahkan masalah ini kepada ayahmu, yang harus kamu lakukan sekarang adalah merawat luka-lukamu, segera menyingkirkan pembengkakan, kemudian bisa kembali cantik, pada saatnya Martin datang ke Penang, kamu harus berpenampilan cantik, menunggu kamu menikah dengan putra sulung keluarga Martin, pada saat itu Jovitasari tidak akan ada lagi, dan tidak ada yang berani mengatakan sepatah kata pun kepadamu di Penang!”

Ketika Rista mendengar ibunya mengatakan ini, dia juga sangat menantikannya.

Meskipun dia belum bertemu dengan tuan muda tertua dari keluarga Martin di Purwokerto, dia tahu bahwa keluarga Martin adalah bos besar di Purwokerto, dan posisinya dalam industri real estat jauh melampaui Kevin Wijaya, Kevin Wijaya memiliki aset triliunan di Penang, dan bahkan itu tidak ada apa-apanya di depan keluarga Martin.

Semakin Rista memikirnya dia semakin senang, bersemangat.

Waktu kecil dikeluarga Bai, dia membandingkan Rista dengan Jovitasari, Rista tidak bisa menandinginya, beberapa hari ini dia dibawa oleh neneknya untuk berlutut kepada Jovitasari, pagi ini, dia ditampar dua kali oleh suami Jovitasari.

Bagaimana dia bisa menelannya.

Tetapi dia tahu bahwa dia akan segera berada di puncak hidupnya.

Selama dirinya menikah dengan tuan muda tertua dari keluarga Martin, aku akan melakukan apa yang ingin aku lakukan pada saat itu, tidak ada yang berani memarahiku, ketika aku mengamburkan uang.

“Jovitasari, bukankah kamu sangat bangga? Ini tidak sebagus hidupku, tunggu Martin dan aku menikah, aku akan menginjak wajahmu dan meludahi kamu, lalu aku akan mencari kamu dan menempatkan kamu di atasnya, aku akan membuat video dan menaruhnya di Internet untuk dilihat semua orang…..”

Rista yang duduk di atas kasur, semakin dia memikirkannya dia semakin semangat.

“Bu, kamu bukannya suda pergi menemui Martin, dia orangnya seperti apa, tmapan gak? Aku tidak tahu mas kawin apa yang akan dia berikan kepada kita ketika dia datang ke Penang. Aku pikir keluarga Martin sangat kaya, dan Martin adalah penerus perusahaan keluarga Martin nantinya, dia pasti orang yang luar biasa...”

Belum orang seperti apa, Rista sudah memanggil-manggil nama Martin, dan semakin dia memikirkannya, semakin bersemangat dia.

Dia bahkan berpikir bahwa ketika keluarga Martin, yang ingin bertunangan dengannya, datang ke Penang dengan membawa hadiah mas kawin miliaran rupiah dan melamarnya dengan cara yang mengejutkan seluruh orang di Penang, lalu mereka saling mencium dengan manis…….

Bahkan dia telah memikirkannya lebih jauh…

“Tampan…. Bagaimana tidak tampan…..”

Tetapi pada saat ini, Rista belum mendengarkan ibunya mengatakan sesuatu..

Dan di waktu yang sama di villa mewah.

Ini adalah villa keluarga Jovitasari.

Terletak di kota tua Penang, ini sangat mengesankan.

“Bu, semuanya sudah dilakukan, kami telah menghubungi manajer umum Luiz dari industri minuman keras Sumedang dan mengatakan kepadanya hasil diskusi perusahaan kita.”

Puspita perlahan mengangguk, dan kemudian bertanya: “apa yang manajer Luiz katakan?”

Yusdi menggelengkan kepalanya dan berkata: “Belum ada jawabannya, kayaknya dia baru memberi kita jawaban besok.”

“Jangan khawatir, kamu akan mengambil alih industri minuman keras Sorgum Sanjaya secara langsung besok, dan mendesak produksi generasi baru Anggur Sanjaya untuk terdaftar dalam batch pertama dalam sepuluh hari, ini adalah bisnis yang stabil, dan aku berpartisipasi dalam pertemuan meja bundar yang diadakan oleh Luiz, kali ini industri minuman keras Sumedang bertekad untuk membangun merek Anggur Sanjaya, dan industri minuman keras Sumedang telah mulai melakukan pemasaran dalam berbagai macam, bahkan aku mendengar bahwa hari ini akan mengundang bintang populer untuk berbicara.”

“Bu, meskipun begini, kalau industri minuman keras Sumedang menarik investasinya ...”

Puspita tersenyum dingin.

“Menarik investasinya, jangan katakana, bahwa sekarang merek Anggur Sanjaya ada di tangan kita. bahkan jika sekarang industri minuman keras Sumedang segera menarik investasinya, kita juga dapat memotongnya, dan menghasilkan setidaknya beberapa miliar rupiah, kamu akan tahu bahwa ketika kamu mengambil alih perusahaan besok, keuntungan dari pesanan besar saja telah melebihi 200 miliar rupiah, aku mendengar bahwa terakhir kali Luiz bermaksud untuk meluncurkan Anggur Sanjaya Ini kedalam pembelian pemerintah, ini bukan dalam jumlah kecil!”

Setelah mendengar itu Yusdi segera menganggukan kepalanya.

“Ibu, aku sudah tahu…”

“Dan aku telah setuju dengan keluarga Martin di Purwokerto. Ketika Martin datang ke Penang kali ini, dia akan mengkonfirmasi kerja sama besar-besaran dan mendalam dengan keluarga kita, pada saat itu, industri minuman keras Sorgum Sanjaya akan menjadi industri sampah, namun Martin mungkin tidak datang ke Penang untuk waktu yang sebentar, jadi kamu harus memanfaatkan waktu ini untuk memaksimalkan manfaat industri minuman keras Sorgum Sanjaya!”

Yusdi menganggukan kepala.

“Bu, aku tahu harus bagaimana melakukannya, tetapi sekarang kita melakukan ini, bisakah kakak dan suaminya...”

Ketika Puspita mendengar ini, dia mengerutkan kening, seolah-olah dia sangat tidak senang mendengar nama Jovitasari.

“Hmmm, apa yang bisa mereka lakukan, aku akan membersihkan keluarga mereka setelah maslaah ini selesai, jika aku ada di keluarga, mereka tidak akan bisa mengatasi badai apa pun, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan, industri minuman keras Sorgum Sanjaya ini juga adalaha ujian untuk kamu, berapa banyak keuntungan yang dapat kamu peroleh untuk perusahaan,dan ini bisa dibilang bahwa kamu sedang magang di posisi ketua perusahaan terlebih dahulu, kemudian kamu dapat berpindah kebagian Sumber daya manusia dan material dalam perusahaan.”

Mendengar ini Yusdi segera bersemangat.

“Terima kasih Bu, jangan khawatir, aku akan melakukannya dengan baik.”

Puspita mengangguk, lalu melambaikan tangannya dan berkata: “Baiklah, sudah terlambat, kamu pulang duluan sana istirahat, besok agak pagian pergi ke kantor, tahu gak?”

Yusdi mengangguk dengan penuh semangat, lalu berdiri dan berjalan keluar dari villa dengan cepat.

Sebuah mobil bisnis BMW di luar villa telah lama menunggu.

“Ayah, nenek bilang apa sama kamu? Lama banget….?

Yusdi menyeringai: “Semuanya berita bagus.”

Lalu mengeluarkan ponsel, menelpon nomor yang tidak asing.

“Kak Hermanto….”

“Aaa, Kak hermanto kamu sudah sampai Penang? Kalau begitu bagus, sebelumnya aku sudah pernah bilang sama kamu tentang masalah itu…..”

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu