Menunggumu Kembali - Bab 1 Ketidak pedulian ditengah Hujan yang Deras

Sanfiko Chen perlahan lahan mulai terbiasa akan kehidupan ini karena dia sudah tiga tahun lebih menjadi seorang menantu.

tetapi ketika dia sudah terbiasa akan kehidupan seperti ini, datanglah orang yang kembali menganggunya.

Sanfiko Chen berseragam satpam dan berdiri didepan pintu sekolah. dia melihat sebuah mobil mewah perlahan berhenti didepannya dengan ekspresi yang murung.

ketika Sanfiko sedang berbisik pada diri sendiri, tiba tiba dari mobil mewah itu turunlah seorang gadis cantik . dia bergegas kearah Sanfiko setelah melihat keberadaannya disana.

" Sanfiko, ayuk ikut aku pulang. keluarga Chen membutuhkan bantuanmu sekarang!"

dari suara gadis itu terdengar sebuah unsur paksaan dan pandangannya juga mengandung unsur kasihan.

sebagai seorang putri dari keluarga Long, Isabella Long datang meminta tolong kepada pria yang memiliki janji pernikahan dengannya dan pernah ia permalukan didepan umum.

dia juga tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh kakek dan ayahnya.

namun dia dengan susah payah mendapatkan keberadaan orang ini, Isabella Long terpaksa berbicara padanya. bagaimana pun ini adalah perintah dari kakek.

" pulang? aku sudah tidak kaitan lagi dengan keluarga Chen. lagian siapa kamu? aku tidak mengenalmu!"

" tidak mengenalku? Sanfiko Chen, aku tidak menyangka kamu adalah orang yang begitu? apakah kamu tahu kondisi keluarga Chen? kalau kamu tidak ikut pulang denganku, perusahaan Chen akan segera hancur."

Sanfiko memandang putri dari keluarga Long yang sombong itu dan juga gadis yang pernah memiliki janji pernikahan dengan dirinya. dia lalu berkata dengan dingin :" aku memang orang yang begitu. aku akan mengatakannya untuk terakhir kali, keluarga Chen tidak ada lagi hubungan apapun denganku. apalagi dengan keluarga Long!"

" silahkan pulang. sebentar lagi akan hujan, aku juga sudah ingin kembali kerumah!"

setelah mengatakan itu, Sanfiko pun membalikkan badannya dan berjalan kearah pos satpam.

" Sanfiko Chen, berhenti. apakah kamu sanggup untuk tinggal di Penang, kota kecil seperti ini? aku tahu keluarga berutang banyak padamu dan aku juga pernah menyakitimu, namun aku sudah meminta tolong padamu sekarang. apalagi yang kamu inginkan dariku?"

langkah kaki Sanfiko perlahan melambat. namun dia tidak berbalik untuk melihat wajah gadis sombong itu.

Dia menggelengkan kepala.

dia tidak memiliki kedudukan apapun dirumah dan dia selalu diasingkan karena dia adalah putra dari istri kedua.

keluarga Long sangat menyesal akan pernikahan itu dan memberinya sebuah panggilan yaitu menantu tak berguna.

setelah keluarga Chen sudah bermasalah baru terpikir padanya? dan menyuruh Isabella untuk membawanya pulang dan menjadi bawahan keluarga Long?

apakah ini yang kamu maksudkan rendah hati?

putri orang kaya seperti dia tidak tahu cara untuk menghormati orang lain!

setelah langkah kakinya yang melambat, dia pun kembali melangkahkan kakinya dengan cepat dan masuk kedalam pos satpam.

langit sangatlah mendung. seperti ekspresi wajah Isabella.

" nona, ayuk kita pulang dulu. sepertinya akan hujan deras!"

Isabella Long menatap Sanfiko yang ada didalam pos satpam dengan penuh dendam.

menurutnya, sampah seperti Sanfiko haruslah berlutut didepannya dan mendengar semua perkataannya. kalau bukan karena perusahaan Chen, dia juga tidak akan ke Penang dan berbicara dengan sampah itu!

dia menghela nafas dan kembali kedalam mobil mewah itu.

disaat itu juga, hujan deras melanda Penang.

dari sebuah gedung perkantoran mewah, keluarlah seorang gadis berseragam perkantoran, wajahnya sangatlah murung.

dia mendengar jelas panggilan telepon dari Sanfiko, namun dia tidak ingin mengangkatnya. sebagai seorang penangung jawab departemen disebuah kantor makeup, Jovitasari sangat malu karena suaminya hanyalah seorang satpam.

dia ingin mengatakan semua perasaannya didalam telepon. namun dia tidak sanggup melakukannya.

Jovitasari berpikir Sanfiko akan pergi terlebih dahulu jika dirinya tidak mengangkat teleponnya.

sebuah suara yang lembut terdengar ketika Jovitasari masih sedang berpikir. itu bukanlah orang lain, melainkan direktur perusahaan tempat dia bekerja, Albet Saputra.

dia sangatlah muda dan berkemampuan tinggi. dia tinggi dan ganteng, dia baru saja pulang dari luar negeri. didalam kantor, dia adalah seorang pangeran untuk para gadis yang tak terhitung jumlahnya. banyak gadis yang mengejarnya.

namun Albet Saputra malah menyukai Jovitasari.

terutama senyuman manisnya.

" em, tidak apa apa... aku hanya memikirkan masalah pekerjaan!"

dia menghindar dari pandangan agresif dari atasannya itu. Jovitasari lalu melangkah dengan cepat.

" hei, kalau begitu aku akan memarahimu. kamu tidak salah dalam hal bekerja keras dalam bekerja, hanya saja ini sudah pulang kerja dan adalah waktumu untuk santai. kamu adalah bintang iklan untuk produk perusahaan kita. kalau kamu kecapekan, itu adalah sebuah kerugian bagi perusahaan kita."

sambil berbicara, langkah kaki Albet Saputra semakin cepat. bahkan dia sengaja menyentuh Jovitasari. pulang kerja harus melewati bagian luar gedung ini, ini malah menambah kesempatan buat Albet.

namun Jovitasari juga tahu jelas Albet adalah orang seperti apa, dia pun segera keluar dari lobby itu.

disaat yang sama, hujan yang deras menahannya didepan pintu gedung itu.

tadinya dia terlalu sibuk memikirkan cara agar Sanfiko bisa pulang duluan dan itu membuatnya lupa membawa payung keluar.

" Jovitasari, ayuk pergi. aku tidak tenang kalau kamu pulang sendiri ketika hujan deras. mari aku antar kamu...."

dia menekan kunci mobil yang ada ditangannya setelah mengatakan itu. diwaktu yang bersamaan, lampu sebuah mobil mewah yang parkir didekatnya pun meyala.

saat ini, Jovitasari semakin merasa ragu melihat hujan yang masih deras.

Albet Saputra adalah atasannya sendiri dan dia adalah seorang buaya darat. dia pernah melamarnya dikantor pada saat itu, namun Jovitasari menolaknya. setelah hal itu terjadi, Albet tetaplah tidak menyerah dan semakin bersemangat. jadi biasanya Jovitasari akan menghindarinya. namun hari ini, Jovitasari sedikit kesusahan untuk....

ketika Jovitasari merasa ragu, tiba tiba terdengar sebuah suara serak ditengah hujan itu.

suaranya tidak terdengar begitu jelas karena tergabung dengan suara hujan itu.

" istriku, ayuk kita pulang. hujan semakin deras!"

Sanfiko sangat menganggu penglihatan orang karena dia membawa sebuah payung dan berseragam satpam.

saat itu, banyak karyawan lain menatap kearah Jovitasari.

" siapa orang ini, kenapa dia memanggil Jovitasari sebagai istrinya?"

" apakah satpam itu adalah suami Jovitasari? tidak disangka, Jovitasari yang biasanya berpenampilan mewah itu bisa menikah dengan seorang satpam?"

" satpam apaan? Hanya seorang penjaga pintu.... bagaimana mungkin dia sebanding dengan Jovitasari?"

" iya juga. aku juga mendengar bahwa Direktur Albet baru saja melamar Jovitasari. benar benar disayangkan orang secantik itu jika benar benar dia menikah dengan satpam itu."

wajah Jovitasari dipenuhi ekspresi yang bercampur ketika melihat Sanfiko yang membawa payung dan tersenyum disana. wajahnya sudah memerah karena emosi. disaat ini, dia sangat ingin cari tempat untuk menyembunyikan dirinya.

namun Sanfiko tidak memperdulikan terlalu banyak. didalam pandangannya hanyalah ada Jovitasari dan tidak ada orang orang itu. dia berkata :

" istriku, ayo pergi. kalau tidak hujan ini akan semakin deras!"

dia mengeluarkan payung kepada Jovitasari.

disaat ini, orang yang menggosip semakin banyak. itu adalah karyawan perusahaan tersebut. Jovitasari merasa otaknya segera pecah dan dia menatap Sanfiko yang ada ditengah hujan itu dengan pandangan yang penuh amarah. dia lalu berkata :" kamu...... aku tidak mengenalmu, kamu...."

Jovitasari tidak melanjutkan pembicaraannya. dia lalu membalik dan berlari kearah mobil mewah milik Albet. dirinya hanya ingin mencari sebuah tempat untuk bersembunyi saat ini.

" ternyata masih ada orang yang tak tau diri, dia melihat gadis cantik langsung memanggilnya istri. benar benar gila!"

" iya, gadis cantik seperti Jovitasari hanyalah direktur Albet yang berhak untuk mendapatkannya..."

saat ini, Sanfiko hanya berdiri disana dengan wajahnya sangatlah sedih dan tidak percaya.

hatinya sangat sakit ketika melihat istrinya masuk mobil orang lain.

meskipun dia tahu dirinya membuat istrinya merasa malu didepan umum, namun dia tidak pernah menyangka kalau istrinya akan berkata kalau dia tidak mengenalnya.

ketika dia ingin mengejarnya dan bertanya jelas kepadanya, dia ditahan oleh seorang pria tinggi.

Albet dengan senangnya melihat Sanfiko yang sudah basah dia pun berkata kepadanya :" Sanfiko Chen kan? aku tahu kamu adalah suami Jovitasari. namun kamu adalah sampah. istrimu saja tidak mengenalimu dan masuk kedalam mobil pria lain. orang pintar selalu tahu mana yang benar. orang seperti kamu tidak akan mendapatkan gadis seperti Jovitasari selama hidupmu. apakah kamu sudah melihat mobilku? kamu juga tidak sanggup membelinya selama hidupmu. cepatlah pergi!"

setelah mengatakan itu, Albet pun masuk kedalam mobil mewahnya dan membawanya pergi.

melihat mobil itu semakin menjauh, Sanfiko hanya bisa mengepalkan tangannya ditengah hujan itu.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu