Menunggumu Kembali - Bab 69 Kalian pergi saja sendiri, Aku Tidak ingin pergi!

Saat ini Rita benar-benar marah.

Dia tidak terbiasa melihat Sanfiko begitu datang ke rumah mereka, selalu ingin mengusirnya, sebelumnya Sanfiko tidak pernah membuat masalah diluar, tapi sekarang dia memukul putra Grecia, apakah Yogi bisa memukulnya? Begitu Rita kepikiran Grecia, kulit kepalanya sedikit mati rasa, ditambah sekarang ada seorang wanita tua, semakin Rita memikirkannya dia semakin marah, dan dia menendang kaki Sanfiko.

“Hari ini, kamu harus menceraikan Jovitasari, jika tidak hari aku akan, hari ini ...”

Jovitasari dan Nusrini mendengar suara itu, dan bergegas keluar dari kamar.

“Bu, kamu……….. Kenapa ... kenapa kamu bisa melakukan ini kepada Sandiko!”

Jovitasari berlari ke arah Sanfiko tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan membantunya berdiri.

“Lalu, bu, sebenarnya apa yang telah terjadi, kenapa kamu begiu marah?”

Nusrini dengan segera bertanya.

Michael di satu sisi menatap Rita dengan wajah muram, dia juga merasa bahwa kali ini istrinya keterlaluan, bahkan jika kamu tidak terbiasa dengan anak-anak orang lain, kamu juga tidak boleh memukul mereka.

“Kenapa aku sangat marah? Kalian tanyakan saja kepada sampah ini, sebenarnya apa yang dia lakukan?”

Rita dengan marah menunjuk Sanfiko, yang sedang dibantu Jovitasari untuk berdiri.

“Sanfiko, katakan, apa yang telah kamu lakukan, apakah kamu senang jika sudah membunuh kita semua?”

Segera beberapa orang melihat kearah Sanfiko, hati Sanfiko juga sedikit murung.

Mana dia tahu apa yang sedang terjadi, begitu ibu mertuanya datang langsung memarahi dirinya, dengan segera menggelengkan kepala, dan kemudian menjawab: “Aku belum melakukan apa-apa!”

“Apa?”

Mendengar ini, Rita mengamuk di tempat.

“Kamu, kamu masih berdalih?”

“Aku berdalih untuk apa?”

Sanfiko juga bingung, dia benar-benar tidak mengerti mengapa ibu mertuanya sangat marah ketika dia pulang.

“kalau begitu kamu katakan, apakah Yusdi dan putranya datang kemari tadi sore? Bukankah kamu memukul putra orang lain? Sekarang Yogi masih terbaring di rumah sakit, masalah ini membuat ibu khawatir, ibu sekarang meminta seluruh keluarga untuk pergi ke rumah sakit dan meminta maaf kepada putra itu?”

Haa?

Nusrini dan Jovitasari yang ada disitu sedikit terkejut mendengar ini.

Walaupun Nusrini ada di sana, meskipun mungkin agak berat, tetapi dia tidak akan pergi ke rumah sakit.

Sanfiko baru mengerti, ternyata karena masalah ini.

Namun tendangannya sendiri, ia sendiri masih mengontrol tenaganya, tidak ada yang maslah serius sama sekali.

“Katakan, apakah aku menyalahkanmu?”

Sanfiko menggelengkan kepala.

Melihat Sanfiko menggelengkan kepalanya, Rita menunjuk ke Sanfiko dan berkata: “apa yang bisa kamu katakan sekarang, tidak peduli seburuk apa Yusdi dia adalah sepupumu, cukup kamu datang ke rumah kami dan tidak Membiarkan orang lain masuk, tapi malah kamu memukulnya, siapa yang menyuruh kamu untuk melakukan ini, sekarang seluruh keluarga Bai telah menempatkan tagihan di kepalaku dan kepala ayahmu, kamu seperti hama, buruan menjauh dariku.”

“Sanfiko, kenapa kamu harus memukul orang?”

Pada saat ini, wajah Michael juga sedikit bergetar, melihat Sanfiko yang ada di depannya, Michael sangat tidak senang melihat ekspresinya.

“Ayah, bukankah kalian ingin seperti itu, hari ini ...”

Jovitasari segera membantu Sanfiko untuk menjelaskannya.

“Diam kamu, Jovitasari, sekarang kamu menjadi keterlaluan, aku menyarankan kamu sebaiknya kamu menarik garis bersih dengannya, orang seperti ini memiliki masalah karakter dan kecenderungan menggunakan kekerasan, mereka dulu sembunyi, tetapi sekarang mereka mulai terlihat, nanti mendengar apa yang kita bicarakan, apakah dia akan memukul kita juga?”

Sekarang Michael menatap Sanfiko.

“Kelihatannya tidak sederhana!”

Sanfiko menjawa ayah mertua.

“Jovitasari, kamu lihat tidak… kamu lihat tidak… Orang seperti ini tidak tahan untuk memukul orang, dia benar-benar kejam. Buruan kamu kemari dan menjauh darinya, selain itu, besok kamu pergi dan menceraikannya, orang seperti ini cepat atau lambat bisa melukai kita!”

Rita mengulurkan tangan menarik Jovitasari ke arahnya.

Dan Nusrini juga ditarik oleh Rita kearahnya.

“Bu, apa yang kamu lakukan, masalah ini kamu tidak bisa menyalahkan Sanfiko, bagaimana bisa begitu kamu kembali kamu marah kepada Sanfiko, hanya karena mendengarkan kata-kata orang lain.”

Jovitasari yaki kepada ibunya sendiri.

Tapi dia tidak tahu harus berbuat apa.

Di satu sisi dia adalah suamiku, di sisi lain dia adalah ibuku.

Berdiri ditengah-tengah air mata Jovitasari ingin keluar.

“Itu bukan salahnya, itu bukan salahnya, apakah ini salahku? Apakah ini kesalahan keluarga kita? seharianmenganggur dan tidak melakukan apa-apa, hanya tinggal dirumah, makan dari keluarga kami dan tinggal di keluarga kami, sekarang kamu masih membuat masalah untuk keluarga kami, jika kamu terus seperti ini, keluarga kami akan berakhir…. Kamu mau keluar atau tidak, kamu mau keluar atau tidak!”

Ketika Rita berbicara, dia melangkah ke arah Sanfiko, kedua matanya seperti melihat musuh-musuhnya.

“Baiklah, jangan bikin masalah.”

Michael segera berdiri dan menghentakkan tongkat yang ada ditangannya.

“Karena telah memukul orang, kita harus pergi dan melihatnya.”

“Tentu saja harus pergi, ibu baru saja menelepon dan meminta seluruh keluarga untuk pergi dan meminta maaf kepada orang itu, bukankah ini sudah jelas mempermalukan kita? Benar-benar membuatku marah ...”

“Bagaimana pun, aku tidak akan pergi!”

Nusrini dengan muka murung berkata.

“Masalah ini tidak ada hubungannya denganku……. Jika kalian ingi pergi, yaudah pergi saja!”

Setelah Nusrini berbicara, dia langsung menuju kamarnya dan membanting pintu sampai tertutup.

Melihat Nusrini langsung menutup pintu, wajah Rita menjadi semakin jelek.

Menoleh ke arah Sanfiko dan berteriak:

“Kamu, masih tidak buruan membeli makanan, kami akan segera pergi……. Ini semua disebabkan oleh kamu, Sanfiko, tunggu aku kembali, aku akan menyelesaikan maslah ini baik-baik denganmu!”

Wajah Sanfiko menjadi suram saat ini, ketika dia berdiri disana, dia tidak bergerak sama sekali.

“Kamu tuli, aku suruh kamu pergi membeli makanan…… Kalau bukan kamu, lalu kami tidak makan malam gitu?”

“Aku benar, dan Yogi itu hanya berpura-pura, aku tidak akan pergi!”

Sanfiko masih tak bergerak, menatap Rita yang ada di depannya.

“Apa, Sanfiko, kamu masih marah!”

Pada saat itu, Rita langsung menarik Jovitasari, dan kemudian melepaskannya, dengan tangannya dia menampar muka Sanfiko….

Tapi kali ini Sanfiko tidak ingin membiarkan Rita menamparnya lagi.

Langsung mengulurkan tangan dan menggenggam pergelangan tangan Rita.

“Aku bukan marah, yang aku katakan. Yogi itu hanya pura-pura, jika kalian ingin pergi, pergi aja sendirian, aku tidak akan pergi!”

Setelah berbicara melepaskan tangannya, berbalik dan masuk ke kamar, dan menutup pintu.

Haa?

Ada apa ini.

Saat ini, mereka bertiga yang ada disana tidak menanggapi.

“Sanfiko, kamu sampah, kamu berani tidak mendengarkan aku, kamu tunggu aku!”

Pada saat ini, Rita yang merespon duluan, kemudian berbalik ke arah Jovitasari dan berkata: “lihat, sudah lihat belum, sekarang Sanfiko tidak memandang kita lagi, dia hanya menggelengkan wajahnya, barusan kamu sudah lihat belum, dia ingin ngapain, tahu tidak dia ingin memukulku?”

“Kamu bilang, kami masih tidak menceraikan orang seperti ini, kamu masih tunggu apa!”

Meskipun barusan Jovitasari melihat Sanfiko meraih tangan ibunya, dan kemudian dia berkata dia tidak akan pergi, benar-benar tidak pergi, dia sedikit terkejut. tapi dia tidak berpikir Sanfiko punya masalah sama sekali, bahkan menurut pendapat Jovitasari, Sanfiko seperti ini adalah hal yang normal.

“Bu, awalnya, perkataan Sanfiko benar, dan siapa yang menyuruhmu memukulnya lebih dulu.”

Rita segera menjadi semakin marah.

“Jovitasari, bisa dikatakan itu semua salah ibu, apakah salah jika aku menjadi ibunya lalu memukulnya? baru saja kamu bisa melihat sikapnya, masalah ini jika bukan karena dia, kita pergi untuk meminta maaf

kepada orang, dan akan ditertawakan ... “

“Bu, apaan, tidak memintamu untuk pergi, bagaimanapun, kupikir masalah ini Sanfiko berkata benar,Yogi lah yang berpura-pura, aku juga tidak akan pergi, kalau mau pergi, pergi aja sendiri!”

Selesai berbicara Jovitasri langsung berbalik dan masuk ke kamar.

“Apa michael, kamu lihat, lihat…….. putrimu itu...”

“Aku telah bekerja keras untuk membesarkan mereka, lalu mereka behini terhadapku, mereka semua adalah serigala bermata putih…….. haa ... aku mau mati, aku mau mati ...”

Hanya Michael dan Rista yang tersisa, Rita seketika merasa bersalah, dan dengan segera air matanya keluar.

“Sudah, Sudah… aku pergi bersamamu… aku akan pergi bersamamu ...”

Michael mengambil napas dalam-dalam, menghadapi situasi seperti itu, tidak mungkin baginya!

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu