Menunggumu Kembali - Bab 224 Di buku tamu tidak ada namamu, cepat pergi

Petang hari sekitar jam tiga empat-an, Rita sudah selesai telepon.

Hatinya terasa lega.

Perlu diketahui didalam hati Rita ini adalah hal besar yang pertama kali dilakukan dalam tahun-tahun belakangan ini, tinggal di sebuah villa pribadi dan menyetir mobil mewah, Hal ini dulunya hanya sebuah mimpi bagi Rita. Seandainya Industri Sorgum Sanjaya sedang berada di puncak pun tidak mungkin mempunyai uang yang cukup untuk memanjakan mereka hingga seperti ini, namun kini semuanya datang dengan sangat cepat, sangat alami, dan lagi villa pribadi ini dan porsche baru warna merah 4s yang ada didepan semua atas namanya, Rita.

Jadi dapat dikatakan bahwa semua ini adalah harta pribadinya.

Bagaimana Ia tidak senang dan semangat.

Berdiri di pintu gerbang villa pribadi itu, Rita tidak dapat menahan perasaannya, Ia senang sekali.

Tidak jauh tampak orang-orang mulai berdatangan, orang-orang ini bukanlah orang asing, melainkan teman-teman Rita yang Ia telepon barusan dari kota Penang. Orang-orang ini sebenarnya sama seperti Rita, ibu-ibu yang sudah tidak bekerja dan diam dirumah saja, sebagian besar dari mereka anak-anaknya kaya raya, sehingga ketika mereka tidak ada kegiatan mereka pergi menari bersama, atau pergi jalan-jalan bersama grup wisata, dan lain-lain.

Tentu saja tidak boleh lupa soal membanding-bandingkan, Rita yang sebelumnya tidak bisa dibandingkan dengan mereka biasanya tidak mengangkat kepalanya.

Apa yang terjadi pada keluarga orang-orang ini biasanya adalah suatu kemeriahan besar, bahkan beberapa pesta ulang tahun harus diadakan secara megah di hotel, persiapannya sangat serius. Rita sudah datang ke pesta seperti itu, mengikuti aturan orang lain beribu kali, Ia dari awal sudah berencana untuk mengambil kesempatan pesta pindah rumah ini untuk menuainya.

Sehingga Ia memilih hotel yang sangat terkenal di kota Penang untuk mengadakan pesta, lalu menelepon setiap dari mereka.

Karena disini tidak ada keluarga menantu,sehingga Rita hanya mengundang teman-teman yang Ia kenal saja.

“Kakak Zhang.....”

“Kakak Li.....”

“Kalian sudah datang.... Cepat, masuk.... masuk dan lihatlah villa yang dibelikan anak perempuanku....”

“wa, Rita, kamu benar-benar membeli villa pribadi properti Xianjiang ya, aku sebelumnya mendengar Monika bilang katanya hanya bercanda? “

“Haha, tentu saja benar mau dibeli... sebentar lagi Monika juga akan datang, haha.....”

“Oh benarkah, terakhir kali kudengar Monika bilang dia bersalah sama kamu, jadi tidak berani bertemu denganmu.....”

“Apanya..... bersalah apanya, kita kan kakak beradik sudah lama.... hahahah....”

“Rita, terakhir masalahmu dengan perusahaan Mahkota Jaya sudah menyusahkan mantu kesayanganmu, ohya menantu kamu kemana? “

“Iya, Michael mana....”

Rita yang pada saat ini terlihat bahagia, wajahnya terus tersenyum hingga rasanya sebentar lagi bisa hancur.

“ Jovita sekarang sudah menjadi wakil pemimpin perusahaan Tianbai, setiap hari ada begitu banyak pertemuan yang harus dihadirinya, menantu sedang pergi untuk memesan tempat kita makan malam hari ini, sedangkan Michael, dia sekarang adalah CEO dari industri Sorgum Sanjaya, setiap hari juga sibuk rapat, jadi malam ini aku dan Nusrini anak bungsu perempuanku yang mengurus.”

Satu-persatu mereka mengangguk-anggukkan kepala, pada momen ini Nusrini juga berjalan keluar, wajahnya tersenyum sambil menyapa.

“Hey Rita, mobil ini.... Porsche ya! “

“Cantik sekali ! “

Seketika salah seorang ibu-ibu hampir ke depan mobil Porsche merah itu, mengambil telepon genggamnya lalu selfie, lalu mengunggahnya ke media sosial, kemudian masih sibuk berfoto didepan villa.......

“ Yang ini juga hari ini baru beli, anakku bersikeras membelinya....... “

“ Rita, sekarang dapat dibilang hidupmu sudah enak ya, ada Jovitasari yang sudah berprestasi sekarang, sudah jadi wakil pemimpin perusahaan pula, lalu seketika membelikanmu villa pribadi dan mobil mewah, benar-benar membuat orang iri ya.... nanti begitu sempat sampaikan pada anakmu Jovitasari, kalau nanti ada di bagian bisnis kita bisa bekerjasama silahkan cari perusahaan kami ya.”

“Kakak Zhang, kuberitahu ya, kamu mungkin belum tahu, anak laki-lakiku barusan telepon, katanya mulai dari pagi ini Jovitasari sudah menjadi CEO perusahaan Tianbai, Nenek Puspita sudah menyerahkan jabatan padanya, hal ini sudah diketahui semua bagian inti perusahaan Tianbai.....”

“Oh benarkah.... kalau begitu baguslah, anakku sekarang sudah jadi pemimpin perusahaan....”

Rita sangat senang.

“Semuanya jangan berdiri saja diluar, silahkan masuk, aku sudah mempersiapkan buah dan teh untuk kalian semua....”

Melihat teman-teman yang satu-persatu melihatnya dengan mata berbinar-binar, hatinya terasa nyaman.

Pada momen ini Nusrini mengarahkan tamu-tamu yang lain untuk memasuki villa.

Rita pun sambil mengeluarkan telepon genggamnya dan menelepon Michael.

Setelah mendapat kabar yang sudah dikonfirmasi, Rita sontak tampak bersemangat, anaknya sekarang adalah pemimpin perusahaan, mulai saat ini dirinya akan makin bergengsi.

Ia lalu menjadi orang terakhir yang memasuki villa.

“ Ohya , Rita boleh aku tanya sesuatu? “

“Nyonya Li, silahkan....”

”Itu, apa Nusrini sudah mempunyai pasangan?”

“Nusrini, sepertinya belum, ada apa Nyonya Li, kamu mau mengenalkan seseorang pada keluarga Bai?”

Wanita bermarga Li itu terlihat elegan, Ia seketika tertawa sambil menutup mulutnya lalu mengecilkan suaranya berkata : “Kebenaran yang tidak bisa disembunyikan, anakku baru saja kembali dari luar negeri, sekarang sedang dalam persiapan membuka satu perusahaan, aku melihat anakmu Nusrini sudah besar, kamu juga tahu anakku..... Nanti kapan-kapan begitu ada waktu luang ajak saja Nusrini untuk datang kerumah kami, bertamu.... Nanti......”

Mendengar ucapan ini, Rita langsung tahu apa yang dimaksud.

“Haha, Baiklah, Namun saya yakin Nyonya Li juga tahu, harus mendengar pendapat anak-anak, kita tidak bisa memutuskan.... haha....”

Sambil berbicara Rita dengan perasaan puas memasuki villa.

Nyonya Li yang berdiri disamping, melihat Rita yang terlihat puas dan tidak menganggap serius omongannya merasa kesal, perlu diketahui bahwa dulunya Ia tidak pernah menghargai Rita, apalagi sampai mau memperkenalkan anak laki-laki kesayangannya yang hebat itu.

“ Nyonya Li, ayo , kita lihat furnitur rumah Rita seperti apa? Melihat topinya yang sudah kuno, menurutku pasti biasa aja.”

Monika terus merasa dirinya tidak mempunyai muka, namun Ia tidak bisa tidak datang, Ia datang untuk melihat bahan tertawaan.

Setelah mendengar Rita yang mengadakan pesta kepindahan rumah di hotel Grandhatika, Ia semakin merasa tidak enak.

Dan lagi spesial meneleponnya untuk mengundangnya, lalu mengundang anak lelakinya beserta Jessica, sangat terlihat ini pamer !

“Duh.. Pamer apa sih, kalau bukan karena Jovitasari, beli alat rias yang pantas saja Ia tidak mungkin bisa beli......”

“Haha, benar tuh, dia juga bilang bahwa tempat pesta malam ini juga menantunya yang memesankan, pesan di hotel Grandhatika, hahahah.... memangnya hotel Grandhatika itu tempat sembarang orang bisa masuk dan makan? Anakku Jack Hu saja tidak punya kartu VIP, tapi menantunya....”

Sampai pembicaraan ini Monika lalu menarik Nyonya Li kesamping lalu hampir saja tidak bisa menahan tawanya sambil berkata : “Nyonya Li, mungkin kamu belum kenal dengan menantu Rita, dia itu sampah, suami yang bergantung pada istrinya, dulu keberadaannya sama sekali tidak dipandang, keluarganya semua bergantung pada anak sulung perempuannya, Jovitasari.

Terakhir kali puji-memuji dihadapan Sanfiko chen, setelah Monika tenang semuanya kembali pada Jovitasari, semakin tidak menghargai Sanfiko chen, baginya Sanfiko chen hanyalah suami yang seperti anjing dan kotoran sampah. Tentu saja sekarang menurutnya Rita juga sama seperti itu......

“Haha...... kalau begitu kita tunggu keramaian nanti malam ya, malam ini anakku juga sedang mentraktir temannya makan di hotel Grandhatika, sekalian mendiskusikan program kerjasama perusahaan baru, nanti kita lihat saja Rita mau memberi kita bahan tertawaan yang seperti apa, benar-benar deh, baru saja punya uang sedikit pamernya minta ampun, tidak mau menganggap kita, hm! “

“Yuk kita jalan, kita lihat saja.....”

Seketika Monika menggandeng tangan Nyonya Li lalu berjalan masuk.

Villa pribadi properti XianJiang pada awalnya didesain dengan sangat mewah dan cantik, namun bagaimana ya, setelah didekorasi oleh Rita, terlihat agak abstrak, namun para tamu tak henti-hentinya memuji, tak ada yang berani mengatakan yang sebenarnya.

Dapat dikatakan ini seperti sedang memuji-muji kepercayaan diri Rita.

Ketika tiba waktunya untuk makan, Rita sudah dari awal memberitahu Natasha untuk mempersiapkan sebuah bis besar untuk mengantar mereka ke depan hotel Grandhatika.

Nusrini mengendarai Porsche merahnya, diikuti Hary dan grupnya.

Setelah menuruni mobil, Rita yang berjalan paling depan diantara grup kakek-kakek dan nenek-nenek langsung memasuki hotel Grandhatika, melihat situasi seperti itu petugas keamanan yang berjaga di lobby hotel tersentak kaget, cepat-cepat menahan Rita dan orang-orang lainnya yang hendak masuk.

“Kalian ini siapa? “

Wajah penjaga keamanan itu terlihat tidak menyambut.

Pada saat ini sebuah mobil Porsche merah lewat didepannya, seorang penjaga keamanan seketika pergi menyambut.

“Kami datang kesini untuk makan, kami sudah memesan!”

“Sudah memesan? Kalau begitu siapa nama Anda?”

Pengawal yang menahan Rita sontak bertanya.

“Rita, menantuku tadi datang kesini untuk memesan tempat, untuk apa kamu menahan kami!”

Pengawal kemudian berbicara kepada walkie-talkie untuk pesanan atas nama Rita, namun balasannya adalah tidak ada pesanan atas nama itu.

Seketika raut wajah penjaga keamanan memuram.

“ Hey Rita, menantumu itu bisa diandalkan tidak?, aku tahu tempat ini hanya menerima tamu VIP, kamu tidak mungkin tidak punya VIP tempat ini kan? ”

“Tapi... tempat ini adalah tempat yang disebutkan anakku, di kota Penang termasuk tempat yang berkelas, orang biasa harus memesan tempat ini sejak seminggu hingga dua minggu sebelum, dan lagi sangat sangat mahal.....”

“ Aduh, Rita, Kalau tidak kita ganti tempat saja, disini terlalu mahal ....”

“Kakak Zhang, kamu tidak perlu khawatir, Rita kan memang orangnya seperti itu? Sekarang Rita kan sudah tinggal di villa bagus, mengendarai mobil mewah, anaknya pemimpin perusahaan, mana bisa dibandingkan dengan Rita yang dulu? Jangan-jangan memang menantu Rita sudah memesannya?”

“Rita, betul bukan? Menantumu itu kan hebat sekali. “

Monika yang menyaksikan kejadian ini, seketika berdiri dan memuji-muji Rita, diam-diam membuat Rita khawatir.

Rita yang mendengar ucapan Monika tahu bahwa Ia sedang dipermalukan.

Lalu kemudian tertawa keras sambil berkata : “Oh iya dong, malam ini kita akan makan disini, kalau menantuku bilang sudah dipesan pasti sudah dipesan, semuanya jangan khawatir, mungkin didalam sedang diurus, tunggu ya, aku coba tanya lagi. “

Selagi berbicara Rita kemudian menghampiri penjaga itu dan dengan sombongnya bertanya : “ Sudah ditanya jelas belum? “

Penjaga itu agak kesal melihat Rita, ditambah lagi tidak ada pesanan atas nama Rita, seketika raut wajahnya memuram lalu berkata : “Tidak ada pesanan atas namamu, cepatlah bawa kakek-kakek dan nenek-nenek ini pergi, jangan ganggu kami yang sedang berbisnis! “

Ha?

Apa ini.....

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu