Menunggumu Kembali - Bab 75 Tangguh Untuk Sekali !

Malam yang gelap. Pada saat sebuah Mercedes-Benz hitam berhenti di samping jalan Binjiang, cahaya bulan telah menyelimuti seluruh Jalan Binjiang dengan dingin.

Irwan berjalan turun dari mobil dengan wajah muram.

Di depan matanya, tempat itu penuh dengan orang, dan dia dengan sekilas melihat Davis yang duduk di sisi jalan yang tampak berdaya.

"Davis ..."

Irwan dengan beberapa langkah tiba dihadapan Davis. harus tahu bahwa Davis adalah putra satu-satunya, dan Irwan juga sangat mencintai putranya. Beberapa tahun ini, dia telah melakukan bisnis dengan cara yang terang dan gelap, ayah dan putra bekerja sama.

Tentu saja, selama bertahun-tahun, dia juga sangat khawatir tentang satu hal, yaitu, suatu hari, dia bermasalah dengan orang yang tidak seharusnya.

Ketika dia menerima panggilan telefon itu, hati Irwan tiba-tiba bergetar.

Beberapa langkah sampai ke hadapan Davis.

"Ayah, kenapa kamu di sini ..."

Jelas, Davis sedikit terkejut dengan kedatangan Irwan.

"kemana orangnya?"

Pada saat ini, beberapa orang yang terluka berpakaian hitam bergegas berjalan ke depan Irwan, masing-masing dengan ekspresi kesakitan: "tuan irwan, orangnya sudah pergi!"

"Sudah pergi. Mereka berapa banyak orang dan dari asal mana mereka. Apakah ini sudah diketahui?"

"Sendiri!"

"Menjatuhkan puluhan orang dengan sendirian?"

Wajah Irwan sedikit bergetar.

Davis perlahan berdiri.

meludahkan bekas darah di mulutnya.

"Ayah, dendam ini aku akan membalasnya sendiri. Jangan khawatir, aku punya batasku sendiri!"

Setelah berbicara Davis langsung naik ke mobil, dan kemudian mobil sport yang sudah rusak ditabrak dengan throttle tajam tiba-tiba menghilang di Jalan Binjiang dengan suara keras.

Irwan menarik seseorang dan bertanya, "Siapa yang melakukannya?"

"seorang, kita juga tidak mengenalnya, kita hanya tahu itu orang dari keluarga Bai!"

"Orang dari keluarga Bai! Bagus!"

"Pergi memeriksanya, temukan orang ini, berani mulukai anakku di penang, aku akan membiarkan dia tahu apa itu rasa sakit!"

...

Sudah larut, dan Sanfiko Chen pulang.

Tapi begitu Sanfiko Chen membuka pintu, ada seseorang yang duduk di sofa, dan bukan orang lain itu adalah Nusrini.

Nusrini merasa lega ketika dia melihat kembalinya Sanfiko Chen.

"Masalah diselesaikan dengan cara apa?"

Sanfiko Chen tidak ingin terlalu banyak berbicara dengan Nusrini, meskipun bibi kecil ini tidak mencari masalah dengannya di rumah, tetapi dia mencari masalah dengannya diluar.

Awalnya, Sanfiko Chen tidak ingin menyelesaikannya dengan kasar, tapi itu karena derita yang dia dapat di rumah dan tidak punya tempat untuk melampiaskannya, sehingga Davis dan yang lainnya termasuk nasib buruk dan menjadi bahan pelampiasan Sanfiko Chen.

"Kamu tidak benar-benar memberinya uang bukan? apakah kamu benar-benar memiliki uang sebanyak itu?"

Ketika bertanya pertanyaan ini, Nusrini merasa apakah otaknya sudah bermasalah.

"Tidak, aku berbohong kepada mereka!"

"Artinya kamu berbohong kepada Davis dan kembali?"

Sanfiko Chen mengangguk.

"Bagaimana itu mungkin?"

"Ah, sudah malam, tidurlah!"

Ketika berbicara Sanfiko Chen sudah berhenti memperhatikan Nusrini dan langsung pergi ke kamar Jovitasari.

"Wei ..."

Tetapi pada saat ini, Sanfiko Chen telah mengabaikan Nusrini sama sekali.

"Sanfiko Chen ini pasti ada sesuatu, Benarkah Davis bisa dengan mudah diajak bicara!"

Segera Nusrini masuk ke kamarnya dan menelepon Hary ...

Pada saat Sanfiko Chen kembali, Jovitasari sedang tidur, tetapi Sanfiko Chen tidak secara langsung tidur di samping Jovitasari, meskipun sisi Jovitasari menyisahkan tempat untuknya.

beres-beres sebentar dan Sanfiko Chen tertidur di ranjang militernya.

Tidak ada kata-kata semalaman.

Baru saja setelah sarapan pagi hari berikutnya, Rita keluar setelah makan. Dia berkata dia telah mengundang beberapa teman untuk pergi ke supermarket. Michael tidak pergi bekerja di pagi hari karena dia harus memulihkan tangan dan kakinya. jadi dia beraktifitas dengan sederhana dibawah.

Nusrini pagi-pagi sudah keluar tanpa sarapan.

Hanya tertinggal Jovitasari dan Sanfiko Chen di rumah.

Sementara Jovitasari sedang duduk di sofa dan bersiap untuk mempelajari kontrak dengan teliti, tiba-tiba telepon berdering.

Mendengar suara telepon, Jovitasari dengan cepat berdiri dan berjalan menuju Sanfiko Chen, yang sedang sibuk di dapur.

"Sanfiko, telefon dari nenek. Haruskah aku mengangkatnya ..."

"Jangan diangkat dulu!"

Segera Sanfiko Chen meletakkan telepon di samping dan membiarkan telepon terus berdering.

"Sanfiko, bukankah begitu kurang bagus? Nenek jarang menelefonku. Pasti ada sesuatu yang penting jika di menelefon."

Jovitasari mengerutkan kening.

"Kamu lupa bahwa kita telah sepakat sebelumnya, kamu berkata bahwa jika nenek datang untuk melihatmu secara langsung, kamu akan membiarkan aku mencicipi rasa lipstik itu, dan kamu mungkin akan kalah."

"Kamu, Sanfiko, kamu jahat lagi!"

Ketika Jovitasari berbicara, dia mengulurkan tangan dan menepuk dada Sanfiko Chen dengan ringan.

Sangat ringan, seperti menggelitik.

"Tapi nenek pasti karena kontrak. Ayah tidak berhasil menegosiasi. Nenek pasti ingin aku kembali dan membicarakan kontrak. Lagipula, pembiayaan Industri bis sumedang sangat penting untuk industri sorgum dan perusahaanTianbai. tetapi nenek tidak mungkin datang ketempat kita, dan dia bahkan tidak tahu bahwa keluarga kita tinggal di sini. "

"Nenek sepertinya tidak menyukaiku sejak aku kecil. Aku sudah terbiasa dengan itu selama bertahun-tahun."

Sanfiko Chen memandang Jovitasari, yang sepertinya sudah akan masuk dalam ingatannya dan berkata : "Kali ini aku percaya dia akan datang, karena aku benar-benar ingin mencicipi rasa lipstik yang Kamu gunakan terakhir kali, jadi aku memutuskan untuk membiarkan nenek datang menemuimu, dan dia juga akan meminta maaf kepadamu. Bagaimanapun, itu adalah kesalahannya sejak awal. Jika dia mengikuti kontrak, tidak akan banyak masalah seperti ini! "

"Huh, Sanfiko, aku tidak peduli lagi dengan kamu!"

Setelah mendengar kata-kata Sanfiko Chen, Jovitasari tidak bisa tidak memikirkan adegan di mana dia mencium bibir Sanfiko Chen di luar Xiangjiang Famous club sebelumnya.

Wajah kecil itu memerah, Jovitasari hanya merasa detak jantungnya akan menjadi cepat ketika dia memikirkan kejadian itu.

Saat itu telepon berdering lagi.

Tapi sekarang Sanfiko Chen mengangkatnya secara langsung.

"Jovitasari, kenapa kamu tidak datang kerja hari ini?"

Segera setelah panggilan tersambung, suara Puspita terdengar, tidak sedingin sebelumnya, kali ini dengan sedikit kekhawatiran.

Jovitasari dapat mendengar dengan jelas karena speakerphone hands-free.

"Nenek, Jovitasari sakit baru-baru ini, dan mungkin tidak masuk kerja untuk sementara waktu!"

"Kamu siapa?"

Suara melalui telepon tiba-tiba menjadi agak dingin.

"Nenek, aku Sanfiko chen."

Sanfiko Chen menjawab dengan penuh ketenangan, mencibir di dalam hatinya. Wanita tua ini benar-benar memandang orang dengan berbeda, tetapi tidak berguna. Hari ini, Kamu akan tetap datang untuk meminta maaf.

"Apa statusmu? Segera berikan telepon ke Jovitasari. Sekarang perusahaan memiliki hal-hal penting untuk didiskusikan dengannya."

"Um."

Sanfiko Chen mengeluarkan bunyi Um, lalu meletakkan telepon di samping, tidak berbicara dan membiarkan telefonnya tetap tersambung, dan kemudian lanjut membersihkan kamar.

Pada saat ini, Jovitasari sedang duduk di sofa, dan ketika dia melihat adegan ini, dia tidak bisa memahami apa yang akan dilakukan Sanfiko Chen.

Tapi ini adalah apa yang sudah dia sepakati dengan Sanfiko Chen sebelumnya, dan dia akan mendengarkannya dalam masalah ini.

Penandatanganan kontrak ini sepenuhnya karena Sanfiko Chen, jadi Jovitasari tidak keberatan mendengarkan pendapatnya, dan Jovitasari tidak berpikir bahwa Sanfiko Chen telah melakukan sesuatu yang salah.

Dalam masalah perusahaan, aku harus mengambil inisiatif, jika tidak kekesalan seperti ini mungkin akan terjadi setiap hari, yang lebih penting, Jovitasari ingin Sanfiko Chen bergabung dengan perusahaan, sehingga dia dapat berada di sisinya setiap hari dan mendesak dirinya sendiri. dengan begitu lama-kelamaan akan membuat ayah dan ibumya setuju.

Tentu saja, ini adalah rencana Jovitasari sendiri, tetapi jika ingin mengatur Sanfiko untuk masuk ke perusahaan, pertama-tama harus memiliki semua kekuasaan industri sorgum.

Kali ini adalah kesempatan untuk bertindak sesuai dengan kontrak.

"Jovitasari, Jovitasari ..."

"Mana orangnya..."

"Hei ... hei ..."

Jelas suara di sana sudah sangat marah.

"Um, nenek, aku sudah bilang sebelumnya bahwa Jovitasari sakit dan perlu istirahat dengan tenang. Ada masalah apa tunggu Jovitasari sembuh baru di bicarakan saja!"

Sanfiko Chen menutup telepon.

Toot ...

Di kantor Tianbai, Puspita menjentikkan ponselnya di atas mejanya.

"Sanfiko Chen ini sangat keterlaluan beraninya menutup telepon dariku!"

"Nenek, menurutku Jovitasari itu pasti sengaja. Sakit apa, setiap hari pergi untuk menggoda laki-laki dan tidak melihatnya sakit. Ini sudah melibatkan urusan besar perusahaan baru sakit. Nenek menurutku masalah ini jangan membiarkan Jovitasari yang bertanggung jawab, coba kamu lihat orang tidak berguna itu juga berani menutup teleponmu ... coba kamu pikir jika membiarkan Jovitasari yang bertanggung jawab atas proyek ini, mungkin dia masih akan membuat masalah lain untuk kedepannya! "

"Itu benar, nenek, hal ini tidak boleh dikompromikan seperti ini!"

"Bu, Atau tidak masalah ini aku pergi mencari direktur Luiz lagi, memberi mereka beberapa hadiah atau sesuatu, Bisa jadi ada perubahan juga belum tentu ..."

Puspita menatap putra dan cucu di depannya, dan sangat marah.

Jika bukan karena putranya yang bertiup di telinganya, bagaimana dia bisa membuat masalah seperti ini? Meskipun dia juga khawatir bahwa Juvitasari akan membuat masalah lain untuk kedepannya, tapi saat ini situasi perusahaan Bai tidak memungkinkannya untuk mempertimbangkan hal-hal lain.

Dia sudah mengerti dengan telepon tadi.

Bilangnya Jovitasari sakit, perlu istirahat di rumah.

Itu hanya kata-kata tipuan saja. Bagaimana mungkin orang yang sudah berubah cerdik seperti itu Puspita tidak bisa mengerti maksudnya.

"Rista, ikut aku pergi untuk meminta Jovitasari untuk keluar dan mengambil alih masalah ini!"

Mendengar ini, Rista mendengus segera.

"Nenek, aku tidak mau pergi ..."

"kamu tidak mau pergi? Jika bukan karena kamu berkata seperti itu dengan jovitasari di ruang konferensi sebelumnya, jovitasari akan menjadi seperti ini sekarang? Taruhanmu belum terpenuhi, jadi ini saatnya untuk kamu memenuhinya!"

Mendengar ini, Rista mengertakkan giginya dan berkata, "atas dasar apa, nenek, aku tidak pergi, memintaku untuk berlutut pada perempuan jalang itu, bahkan jika pukul aku sampai mati aku juga tidak akan pergi!"

Puspita mengangguk.

"Oke, Rista, aku akan memberimu pilihan, jangan bilang nenek kejam. Jika kamu ikut aku hari ini, kamu masih orang keluarga Bai, dan kamu akan memiliki andil dalam industri keluarga Bai di masa depan, tetapi jika kamu tidak pergi, maka Mulai sekarang, kamu harus keluar dari keluarga Bai , hidup dan matilah dengan sendirinya! "

Setelah berbicara, Puspita berdiri dan berjalan ke luar kantor ...

"Nenek ... bagaimana kamu bisa melakukan ini padaku!"

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu