Menunggumu Kembali - Bab 118 Wanita Yang Paling Bahagia

Setelah menutup telepon, Jovitasari tidak berani terlalu percaya.

Dia membalikkan badan melihat Sanfiko Chen yang tersenyum dengannya, hatinya terasa ada kehangatan yang mengalir.

“Betul Sanfiko, direktur Vira dari perusahaan Chen, sungguh sudah menghubungiku?”

Jovitasari sangat senang.

Sanfiko Chen melihat Jovitasari yang sangat senang berpikir, sepertinya saat itu di trans, waktu Vira Saphira datang terlalu pendek, ataupun mungkin saat itu Jovitasari tidak memerhatikannya, karena tidak mungkin dia tidak mengenal Vira Saphira.

Vira Saphira yang sebelumnya tidak mengenal Jovitasari, mungkin sudah memeriksa keluarga Bai dengan detil.

Sanfiko Chen sengaja bereaksi dengan senang, lalu berdiri dan bertanya.

"Direktur Vira menyuruhku pergi ke kawasan hutan, dan detilnya akan dibahas disana."

Sanfiko Chen menganggukkan kepala.

"Kalau begitu ayok kita pergi ke kawasan hutan."

Jovitasari menganggukkan kepala, lalu mengikuti Sanfiko Chen berjalan kepinggir jalan, lalu duduk dibelakang kereta listrik, memeluk Sanfiko Chen dengan erat.

Hatinya terasa sangat senang, pertama jika dia berhasil menjalin hubungan dengan perusahaan Shen, maka Industri Sorgum Sanjaya akan bangkit kembali lagi, apalagi karena perusahaan Shen adalah perusahaan milik orang kaya Kevin Wijaya, dan Vira Saphira adalah direktur eksekutif, jadi dia memiliki hak yang besar, yang lebih penting adalah perusahaan Shen memiliki uang, Jovitasari tidak bisa memikirkan orang kaya selain perusahaan Shen.

Sekali lagi masalah ini terjadi karena Sanfiko Chen, sebelumnya Industri Bir Sumedang juga karena sebuah telefon dari Sanfiko Chen, dia berhasil menghubungi temannya yang berada dipangkat atas di Industri Bir Sumedang, kemudian mereka bekerja sama. Tidak disangka malah terjadi hal seperti ini, alasan mereka tidak langsung mencari tahu adalah karena Sanfiko Chen, sekarang Sanfiko Chen malah menjalin hubungan dengan Vira Saphira dari perusahaan Shen.

Jovitasari dalam hati merasa suaminya ini tidak seperti yang dikatakan oleh keluarga begitu tidak berguna, dan dia memiliki kekuatan yang tidak terpikirkan oleh orang lain.

Kerja sama ini, membuat Jovitasari menjadi tidak tenang, tetapi suaminya malah dengan diam-diam menjadi tenang demi Industri Sorgum Sanjaya. Jovitasari saat merasa bangga dalam hati karena suaminya, juga merasa sangat tidak pantas.

“ Sini…..”

Jovitasari menunjuk jalan lain berkata: “Kawasan hutan ada disini.”

Sanfiko Chen malah tersenyum: “Jovita, kamu tahu kawasan hutan?”

Karena malam ini direncanakan di kawasan hutan, Sanfiko Chen mengira Jovitasari tidak tahu tempat ini, karena kawasan hutan adalah tempat yang lumayan tertutup, dan biasanya tempat ini tidak melayani tamu luar, jadi Sanfiko Chen mengira jika Jovitasari tidak tahu tempat ini. Tetapi siapa sangka jika Jovitasari tahu jalan ke kawasan hutan, lalu hatinya merasa sedikit tertarik!

“Tahu dong!”

“Tetapi aku tidak pernah masuk kedalam, aku pernah dengar jika kawasan hutan adalah tempat pelayanan yang sangat elit di kota Penang, dan milik perusahaan Shen secara pribadi, dan biasanya tidak pernah membiarkan orang luar masuk.”

“Tetapi aku pernah dengar dari ayah jika kawasan hutan sangat hening, ini adalah tempat yang cocok untuk bekerja sama, dan kebanyakan proyek perusahaan Shen selalu dibahas disini.”

Sanfiko Chen tidak tahu tentang ini, dia tersenyum berkata: “Maka kerjasama kali ini juga akan berhasil dibahas dengan cepat.”

“Jika bisa begitu, maka sangat baik, tetapi aku rasa sangat kecil kemungkinannya. Karena sekarang Industri Sorgum Jaya lebih buruk dari sebelumnya, sekarang juga sedang terjerat dengan gugatan Industri bir Sumedang, jadi mungkin tidak mudah untuk bekerja sama dengan perusahaan Shen. Tetapi aku akan berusaha untuk membuatnya berhasil, karena Industri Sorgum Jaya adalah kesayangan ayah.”

Sanfiko Chen menganggukkan kepala, lalu berjalan ke kawasan hutan.

Sudah pukul 3 sore saat sampai disana.

Sama seperti pertama kalinya, Sanfiko Chen dihalangi saat berada sedikit jarak dengan kawasan hutan.

“Apakah ada janji temu?”

Jovitasari melihat sekilas kedalam, akhir dari jalan yang hijau dan panjang ini adalah sebuah rumah yang sangat memiliki gaya tiongkok, dan diselimuti dengan bayangan hijau disekitarnya.

“Hmm, iya, aku datang kesini diundang oleh Vira Saphira, direktur Vira.”

Mendengar kata ini, satpam itu dengan panik lalu dengan sungkan berkata: “Nona Jovitasari ya?”

Jovitasari menganggukkan kepala.

“Silahkan masuk, direktur Vira sudah lama menunggu…..”

Saat dia berada didepan jalan.

“Sanfiko….”

“Pergilah, aku disini menunggu mu keluar!”

Setelah mengatakannya, Sanfiko Chen memberhentikan kereta listriknya disamping pohon, lalu memberikan gaya mendukung untuk Jovitasari.

Jovitasari menganggukkan kepala, lalu berjalan masuk mengikuti penjaga itu.

Jovitasari yang berjalan masuk merasa perusahaan Shen memiliki perusahaan yang besar dan rumah yang besar, tempat yang khusus digunakan perusahaan Shen untuk menyambut tamu dan proyek kerja sama yang besar ini melewati batasan pikiran Jovitasari.

Saat berjalan dijejak pohon, yang terlihat disamping adalah sebaris mobil mewah, dan terasa sangat sejuk berjalan disini.

“Nona Jovitasari, kamu sendiri masuk dan berjalan terus akan bertemu dengan direktur Vira…”

Penjaga dengan penuh sungkan berkata.

Jovitasari menganggukkan kepala, lalu masuk setelah berterimakasih dengan penjaganya.

Dan setelah penjaga itu melihat Jovitasari yang sudah masuk kedalam, dia dengan cepat berlari kedepan pintu dan sampai didepan Sanfiko Chen.

“Tuan sanfiko, aku bantu anda memindahkan kereta…”

Sanfiko Chen tertawa melihat penjaga ini: “Aku bisa sendiri mengendarainya kedalam.”

Saat dia berbicara, dia mengendarai kereta listriknya masuk kedalam dan berhenti disamping mobil balap porshce.

“Tuan sanfiko, semua sudah disiapkan sesuai perintah anda, silahkan jalan kesini…..”

Sanfiko Chen menganggukkan kepala, lalu mengikuti penjaga ini berjalan ke pintu yang lain dikawasan hutan ini.

Sepanjang jalan, penjaga itu sangat berhati-hati dan hormat, saat itu dia hampir menyinggung orang muda yang misterius ini, jadi kali ini dia tidak berani sembarangan lagi, dan juga kali ini Tuan Shen yang datang demi menemui Tuan sanfiko.

“Tuan sanfiko….. kamu sudah datang…..”

Kevin Wijaya yang sebenarnya sedang menelfon, tetapi melihat kedatangan Sanfiko Chen, dia langsung mematikannya.

Penjaga itu dengan cepat berjalan mundur dan pergi.

“Tuan sanfiko, semua sudah disiapkan, apakah kamu sungguh ingin memasaknya sendiri?”

Sanfiko Chen menganggukkan kepala: “Tidak apa, dalam beberapa tahun ini aku memasak setiap hari…”

Kevin Wijaya dengan cepat menganggukkan kepala lalu menyuruh seorang koki hotel bintang 5 disamping berkata: “Mulai sekarang dengar arahan dari Tuan sanfiko, ngerti?”

Koki yang memakai seragam itu langsung menganggukkan kepala.

“Tuan sanfiko, aku pergi ke hall untuk beres-beres dulu!”

“Terimakasih direktur Shen…..”

“Tidak apa-apa, sangat senang bagiku bisa membantu Tuan sanfiko…..”

Setelah mengatakannya, Kevin Wijaya berjalan kedalam hall.

Awalnya semua ini direncanakan oleh Vira Saphira seorang saja, tetapi saat gladi bersih semalam, Kevin Wijaya tiba dan mengulang semua rencana ini, lalu mengubah suasana ramai yang tidak disukai oleh Jovitasari menjadi suasana yang sederhana.

Sanfiko Chen juga tidak menolak.

Disisi lain Jovitasari yang menjadi sengat terkejut setelah mendengar Vira Saphira yang ingin bekerja sama dengannya.

“Direktur Vira, apakah anda benar, benar ingin bekerja sama dengan Industri Sorgum Sanjaya kita, dan langsung memberi sponsor puluhan triliun untuk dijadikan biaya produksi dan pemasarannya ‘Anggur Sanjaya’?”

Vira Saphira menganggukkan kepala lalu dengan tertawa berkata: “Jangan panggil aku direktur Vira, aku hanya beda beberapa tahun denganmu, jadi panggil aku kak Vira saja.”

“Terima kasih kak Vira!”

“Tapi kamu juga tahu, dengan keadaan sekarang, perusahaan Shen tidak bisa langsung memberikan sponsor karena harus menunggu hasil kerjasama dari Industri Bir Sumedang. Pastinya kamu tidak perlu khawatir tentang ini, aku juga akrab dengan direktur Luiz di Industri Bir Sumedang, jadi aku akan membahas masalah ini dengannya. Yang perlu kamu lakukan adalah pulang kerumah menunggu kabarku saja. Semoga kerja sama kita akan lancar!”

“Kakak Vira, aku sungguh tidak tahu harus bagaimana berterimakasih padamu.”

Saat berbicara, Jovitasari mengulurkan dan menggenggam tangan Vira Saphira.

Air mata hampir mengalir keluar.

“Oh iya, sekalian makan malam disini saja, aku sudah membiarkan koki untuk menyiapkannya.”

Jovitasari dengan panik menganggukkan kepala dan menggelengkan lagi:“Kak Vira, itu, aku……. Sanfiko masih diluar menungguku, tetapi aku harus memberitahunya kabar baik ini dulu.”

Vira Saphira menganggukkan kepala lalu dengan tertawa berkata: “Aku minta orang untuk membawanya masuk saja dan makan malam bersama, aku lumayan berjodoh dengan kalian dua. Aku sangat sayang dengan Sanfiko Chen, kamu tidak tahukan, saat dia mengatakan tentang usaha Industri Sorgum Sanjaya, dia mengatakannya dengan sangat baik, tetapi bagaimana mungkin aku tidak tahu dengan keadaan aslinya, tetapi aku memutuskan untuk bekerjasama. Dek Jovitasari, suami mu beneran sangat baik, aku yang menjadi kakak juga sangat kagum dengan kalian dua.”

Jovitasari pertama kali mendengan ada yang memuji Sanfiko Chen, dia dengan senang berkata: “Terima kasih kak Vira, aku panggil Sanfiko datang dulu.”

Vira Saphira tanpa mengatakan apapun melihat Jovitasari yang seperti anak kecil mengeluarkan ponsel dengan senang, dia beneran merasakan kagum.

Saat Sanfiko Chen sedang mengganti baju, ponselnya tiba-tiba berdering.

“Sanfiko, aku beritahu kamu sebuah berita bagus.”

Sanfiko sudah tahu apa yang ingin dikatakannya mendengar suaranya yang senang, tetapi dia masih saja bertanya: “Kenapa? Apakah sudah berhasil bekerja sama dengan direktur Vira?”

Jovitasari menganggukkan kepala dan berkata: “Sanfiko, kamu cepat masuk. Kak Vira menyuruh kita makan malam disini.”

“Eh, baik. Kamu pergi dulu Jovita, jangan membiarkan orang menunggu. Aku akan datang secepatnya.”

Jovitasari mematikan ponselnya.

“Ayok, kita pergi ke hall dulu…..”

Jovitasari dengan sangat senang berjalan dibelakang Vira Saphira ke dalam hall.

Saat mereka dua sampai di pintu hall, Jovitasari melihat hall yang begitu indah, dan memberikan sebuah rasa nyaman untuk orang. Bonsai yang tampak seperti khusus dipilih, dan cahaya didalam hall membuat orang menjadi semakin puas.

Yang paling mencolok adalah sebuah piano baru yang berada ditengah, dan orang bermain piano yang berpostur badan panjang, memakai tuxedo mewah membelakanginya.

Tingtong…..

Saat Jovitasari berjalan kedalam hall yang tampak seperti ladang rumput yang segar, tiba-tiba terdengan suara piano.

Ini adalah sebuah lagu terkenal didunia berjudul < Pernikahan di Mimpi> yang tidak terdengar terlalu menyedihkan setelah dirombak oleh Sanfiko Chen, yang terdengar hanyalah cinta yang terlihat indah seperti bunga mawar yang bermekaran. Saat itu, Jovitasari tergoda dalam seketika, tanpa sadar langkah kakinya berjalan kearah pria yang membelakanginya…..

Semakin mendekat, detak jantung Jovitasari semakin kencang, saat dia melihat bayangan belakang orang yang duduk memainkan piano, seketika merasa perasaan yang berbeda…..

Vira Saphira yang sedang berdiri pintu tiba-tiba merasa hidungnya yang tidak enak, dia sudah terbiasa dengan romantis dan acara besar, tetapi pemandangan yang dilihat kali ini, lagu yang indah seperti cinta didalam mimpi membuatnya tidak dapat menahan air matanya.

Jovitasari yang memakai rok putih panjang, tampak seperti pengantin yang sangat indah, dan sangat bahagia hingga membuat orang kagum.

Tapi detik ini, Vira Saphira tahu apa yang harus dilakukannya, dia membalikkan badannya dan keluar dari hall.

Saat ini, Jovitasari tanpa sadar masih tetap berjalan kedepan.

Semakin mendekat, detak jantungnya semakin kencang.

Dia tidak asing dengan bayangan belakang badan ini.

Apakah ini adalah dia?

Jovitasari berusaha untuk menggelengkan kepala.

Tidak peduli bagaimanapun, saat dia mendengar lagu indah yang dimainkan piano, pikirannya dipenuhi dengan pria itu.

Setelah menekan tuts terakhir piano, pria yang memakai tuxedo mewah ini berdiri dari kursi.

Saat ini, Jovitasari terkejut.

Pria itu membalikkan badan, badannya sangat bersinar karena cahaya yang menyinarinya.

Tetapi Jovitasari tetap saja langsung mengenalinya.

Dia!

Perlangkah berjalan kearahnya.

“Selamat ulang tahun, istriku!”

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu