Menunggumu Kembali - Bab 2 diam diam menerima hinaan

Jovitasari pun pergi begitu saja, dia tidak memberikan penjelasan apapun kepada Sanfiko.

Sanfiko pastilah tahu tiga tahun belakang ini, Jovitasari berkorban lebih banyak. baik pekerjaannya, keluarganya maupun hinaan dari orang disekitarnya.

oleh karena itu dia tidak menyalahkan Jovitasari. dia hanya menyalahkan dirinya sendiri karena tidak dapat menjaga wanita itu dengan baik.

seluruh anggota keluarga Bai hanya menganggap Sanfiko sebagai menantu tak berguna.

para karyawan hanya menggelengkan kepala dan menatap Sanfiko dengan pandangan yang aneh. disaat ini, Sanfiko merasa dirinya sangat tak berguna.

dia lalu tertawa dan berjalan ke sepeda listrik miliknya. dia tidak memperdulikan bajunya yang sudah basah dan lalu mengendarai sepeda itu dan mengejar kearah mobil mewah itu pergi.

meskipun Jovitasari naik kedalam mobil mewah itu karena marah padanya, Sanfiko tetaplah tidak merasa tenang. Albet bukanlah orang yang baik menurutnya.

disaat ini, Jovitasari yang duduk didalam mobil itu tiba tiba merasa bersalah didalam hatinya. tidak tahu kenapa otaknya terus memikirkan bayangan Sanfiko yang sedang berdiri ditengah hujan itu.

hujan yang begitu deras, bagaimana kalau dia sakit.... setelah berpikir, Jovitasari merasa tidak tenang kepada suaminya itu.

" Jovitasari, Sanfiko hanyalah seorang idiot dan sampah. kenapa kamu harus menghabiskan masa muda mu dengannya!"

" aku tahu keluargamu keluarga Bai ingin memasuki bisnis kosmetik, dan keluargaku keluarga Fang adalah produsen obat. kalau kamu bercerai dengan sampah itu, aku akan membuat bisnis keluargamu melonjak tinggi."

" hentikan mobil ini!"

Jovitasari tidak mendengar perkataan Sanfiko dan dia semakin merasa tindakannya tadi terlalu keterlaluan.

dia mengatakan tidak mengenal Sanfiko didepan orang banyak dan membuatnya ditertawakan oleh karyawan perusahaan. betapa malunya dia!

" apa? kamu kenapa, apakah tidak nyaman?"

Albet melambatkan kecepatan mengemudinya. namun dia tidak memberhentikan mobilnya karena dia memiliki rencana sendiri.

jika dia menyukai seorang wanita, tidak ada yang tak mungkin didapatkannya. apalagi Jovitasari!

awalnya Albet ingin menggunakan cara yang positif untuk mendapatkan Jovitasari, bahkan dia juga ingin membantu keluarga Bai dalam memajukan bisnisnya. bagaimana pun keluarga Fang tahu kalau keluarga Bai ingin memajukan bisnisnya dalam bidang kosmetik.

dan di Penang, keluarga Fang lah yang memiliki bisnis terbaik.

ketika dia melihat tubuh Jovitasari yang seksi, wajahnya yang cantik dan parfum yang wangi itu, dia sangat tidak sabar untuk melakukannya di mobil...

" hentikan mobil ini!"

Jovitasari berteriak dengan kuat. sebelum Albet selesai memberhentikan mobil itu, dia pun langsung keluar dari mobil dan berlari kearah belakang.

" hei, Jovitasari..."

dia pun tidak menunggu Albet turun dari mobil dan naik kedalam sebuah taksi.

ketika membuka pintu mobil, air hujan terus menetes kedalam mobil. Albet terpaksa menutup kembali pintu mobilnya dan ekspresi wajahnya sangatlah dingin. telapak tangannya pun menghantap setir mobil itu dengan kuat.

" anggap saja kamu bisa lolos dengan cepat hari ini. aku Albet pada akhirnya akan mendapatkanmu juga!"

Sanfiko terus mengemudi kearah jalan pulang menuju rumahnya dan basa kuyup. namun dia tidak menemukan mobil itu.

disaat itu, Sanfiko merasa sangatlah khawatir.

ketika Sanfiko mengemudi dan melewati sebuah bar, dia mendengar sebuah suara yang tidak asing baginya.

" apa yang kalian lakukan, minggirlah. apakah kalian tahu aku siapa?"

" haha, gadis kecil. dulunya aku tidak tahu siapa kamu, namun sekarang kami tahu bahwa kamu siapa.

" minggir!

seorang wanita yang sepertinya mabuk itu mulai berteriak dengan keras dan juga dia berusaha kabur dari para preman itu.

namun sangat jelas dia telah gagal.

" aku benar benar belum pernah mencoba gadis secantik ini. bawa pergi..."

ketika berbicara, tiba tiba menyerang wanita tersebut.

" Nusrini, untuk apa kamu disini, kenapa tidak pulang kerumah!"

ketika mengatakan itu, Sanfiko sudah berdiri disebelah Nusrini yang telah mabuk itu.

" minggir! sejak kapan aku boleh diatur oleh sampah seperti mu. kamu siapa!"

meskipun Nusrini dalam kondisi mabuk, namun dia bisa melihat jelas siapa yang datang karena tidak asing baginya.

" hei, satpam sialan. apakah kamu minta dihajar? minggirlah sejauh mungkin. kalau tidak aku akan membuatmu berbaring di rumah sakit selama setengah bulan!"

melihat ada yang mengganggu mereka, tiba tiba seorang preman pun keluar dan mebuang rokok yang ada pada mulutnya kearah Sanfiko. preman itu lalu berteriak kepadanya.

Sanfiko tidaklah memperdulikan mereka dan memeluk Nusrini dengan erat lalu membawanya untuk duduk diatas sepeda listik miliknya.

" lepaskan aku, itu sangat sakit.... aku tidak perlu perhatianmu.

disaat ini, Sanfiko tidak ingin berkata lebih karena hatinya masih khawatir kepada Jovitasari.

dia sama sekali tidak memiliki perasaan kepada bibi kecilnya ini.

bagaimanapun mereka adalah satu keluarga. jika mengalami masalah seperti ini, Sanfiko yang berada disampingnya tidak mungkin membiarkannya begitu saja. dia lalu mengulurkan tangannya dan menekan lehernya. disaat itu, Nusrini pun langsung jatuh pingsan didalam pelukan Sanfiko.

"bocah. apakah kamu cari mati?"

" minggir, aku tidak memiliki waktu lebih untuk bermain dengan kalian!"

Sanfiko menghela nafas dan dia sangat panik saat ini. dia tidak ingin menghabiskan waktu bersama mereka.

Sanfiko langsung membalikkan badan dan meletakkan Nusrini diatas sepedanya dan bersiap siap untuk pergi.

" matikan satpam itu!"

awalnya seorang pria botak melambaikan tangannya dan sempat atau lima pria mengelilingi sepeda listriknya.

disaat ini, sebuah bayangan hitam lewat dari sana.

terdengar beberapa jeritan dan seorang pria paruh baya muncul didepan pria botak itu.

" kamu... siapa kamu?"

" berlututlah dan minta maaf kepada tuan Sanfiko!"

" aku..."

piak!

ah!

setelah itu, pria kekar berparuh baya itu pun berjalan kedepan Sanfiko dan memberinya hormat.

" tuan Sanfiko..."

" Arivin, kenapa kamu ada disini?"

Sanfiko mengerutkan keningnya dan sedikit tidak senang.

" tuan Sanfiko janganlah marah. aku kesini karena mengikuti Isabella. kakak Amira khawatir kalau wanita itu akan mencelakaimu, jadi...."

" sudah, tidak ada masalah lagi disini. pulanglah!"

pria paruh baya ini kembali berkata :" tuan Sanfiko, kakak Amira menyuruhku untuk menjagamu di Penang. aku..."

" tidak perlu. selesaikan saja tugas kalian. kehidupanku lumayan baik disini."

" tuan Sanfiko..."

Arivin melihat mata Sanfiko. dia tidak menyangka bahwa orang seperti Sanfiko rela dipinang. dia benar benar tidak mengerti.

"oh iya, meskipun keluarga Chen sudah tidak berhubungan lagi denganku, namun aku tidak mengingin kan sesuatu terjadi pada adik perempuanku."

" bagaimana dengan yang lainnya?"

" tidak ada hubungannya denganku!"

setelah mengatakan itu, Sanfiko langsung pergi dengan sepedanya dan tidak memberikan kesempatan kepada Arivin untuk berbicara.

berdiri ditengah hujan, Arivin membalikkan badannya dan memandang pria botak itu :" apakah kamu ingin mati?"

.....

" Sanfiko semakin menjadi jadi sekarang. sudah jam berapa ini dan dia masih belum pulang!"

disebuah bangunan yang sedikit tua, terdapat seorang wanita sedang merepet sambil menonton tv.

Jovitasari telah selesai mandi dan keluar dari kamarnya. dia melihat jam telah menunjukkan pukul delapan lebih.

di jam ini, bukankah seharusnya Sanfiko sudah harus kembali?

tadi, Jovitasari pulang kembali ke perusahaan melalui taksi dan dia tidak menemukan satu orang pun disana. Sanfiko sudah pergi. dia berpikir mungkin dia sudah pulang kerumah dan dia pun langsung pulang kerumah juga. dia pun mandi terlebih dahulu karena sekujur tubuhnya telah basah.

namun setelah ia selesai mandi, Sanfiko pun tak kunjung kembali.

" Jovitasari, aku katakan kepadamu, kamu harus mendengar perkataan ayahmu untuk bercerai dengan pria sampah itu. sudah tiga tahun. aku rasa pembalasan budimu sudah cukup!"

" ibu... aku.... akan memikirkannya lagi!"

Jovitasari sudah pernah memikirkan hal ini, hanya saja dia tetap tidak tega.

" apa yang perlu dipikirkan lagi. kalau bukan karena kamu tidak mendengar perkataan kami, kita juga tidak akan diusir dari rumah keluarga kita dan tinggal ditempat hancur seperti ini kan? ini semua dikarenakan oleh Sanfiko!"

" telepon dia dan suruh dia kembali sekarang. masih banyak kerjaan dirumah ini yang sedang menunggu untuk diselesaikan olehnya!"

ibunya berkata dengan sangat emosi.

ketika Jovitasari ingin mengatakan sesuatu, tiba tiba pintu terbuka.

Sanfiko yang basah itu menggendong Nusrini yang sudah pingsan pada punggungnya.

" istriku, aku sudah pulang. Nusrini telah mabuk. aku menemukannya ditengah jalan dan sekalian membawanya pulang."

sama sekali menghiraukan Sanfiko, ibunya langsung mengeringkan baju Nusrini.

Sanfiko yang berdiri disana layaknya seorang orang asing.

" hem hem..."

" Nusrini, kamu tidak apa apa kan!"

ibunya bertanya ketika melihat putrinya Nusrini menyadarkan diri.

" ibu, pria sampah ini menindasku. dia menindasku!"

ketika Nusrini menyadarkan diri, dia langsung menunjuk Sanfiko dan airmatanya pun mulai jatuh.

mendengar semua ini ibunya mulai marah dan langsung menamparnya.

disaat itu, Sanfiko merasa wajahnya yang dingin itu tiba tiba menjadi kepanasan.

sebelum berbicara, dia sudah kembali mendengar omelan ibunya.

" Sanfiko Chen, mentalmu semakin kuat ya. berani beraninya kamu menindas Nusrini!"

" ibu, aku dingin!"

ibunya langsung memeluk Nusrini yang hanya basah pada ujung bajunya. ibunya lalu menatap Sanfiko dengan dingin dan berkata :" buat apa kamu berdiri disana? cepat pergi memasak sup jahe. kalau Nusrini demam, awas kamu!"

Jovitasari berdiri disana dengan wajah yang canggung dan perasaan yang bercampur. dia tidak bisa mengatakan apapun didepan ibunya.....

Sanfiko menatap sepasang ibu dan anak itu dan ingin mengatakan sesuatu. namun ketika melihat ekspresi Jovitasari, dia menelan kembali semua yang ingin dikatakannya dan melangkah menuju dapur...

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu