Menunggumu Kembali - Bab 82 Pembayaran berhasil

"Nona, itu menarik untuk dibicarakan, tapi kupikir orang yang mengambil sampah lebih baik dari dia? Haha ..."

Sanfiko menatap orang-orang di depannya, dan tidak mengatakan apa-apa.

"Sanfiko, ayo pergi ..."

Jovirasari merasa bahwa dia sama sekali tidak mood. Dia merasa sangat sedih dan hanya ingin pergi dari sini.

Saat ini, beberapa orang seperti sedang menonton mereka berdua di theater, tetapi Sanfiko perlahan menepuk punggung Jovirasari, dan kemudian melangkah maju dan berkata, "Siapa bilang kita tidak menginginkan jas ini, aku pikir ini bagus, kak, tolong bungkus yang ini untuk kami. "

"tidak ingin mencobanya dulu?"

Tanya pelayan took paruh-baya itu sambil tersenyum.

Meskipun dia tidak terbiasa dengan gaya orang-orang tadi, tapi dia hanyah pelayan toko, dia pun tidak berani mengatakan apa-apa.

Dan jika set pakaian ini terjual, maka komisi yang didapatnya akan besar.

"Tidak perlu, istriku bilang aku cocok saat memakainya, maka pasti kelihatan bagus."

Pelayan toko paruh baya itu pun mengambil jas itu.

"Hei, Kak Huang, apa maksudmu, tidakkah kamu lihat jelas bahwa jas ini duluan diinginkan oleh tuan dan nona ini duluan?"

Ketika pelayan toko muda itu berbicara, dia mendorong kak Huang yang akan melepas pakaiannya, dan berkata dengan suara dingin, " anak muda, masih disini ."

"Kamu ..."

Pelayan toko bernama Kak Huang segera menunjuk ke pelayan toko mudaitu dan tidak mengatakan apa-apa dalam waktu yang lama.

"Kami menginginkan gaun ini, 5juta! Sisanya adalah anggap saja biaya tip untukmu."

saat ini Sally memkamung Jovirasari yang berdiri di sana dengan pkamungan menghina, dan dia merasa nyaman di hatinya.

"Marvin, percaya padaku kamu terlihat sangat keren jika memakai jas ini. Ketika perusahaan mengadakan rapat, bersikaplah lebih positif. Mungkin jabatanmu akan dinaikkan lagi."

Mulut Sally sangat manis jika berbicara, membuat hati Marvin senang.

"Baiklah, bungkuskan untuk kami."

Sally tidak melihat Jovirasari, langsung mengandeng tangan Marvin.

"Jovirasari, apa menurutmu aku akan terlihat bagus memakai jas ini?"

Sanfiko melangkah keluar dan berdiri di depan pelayan toko wanita muda itu, sambil bertanya.

Hah?

Beberapa orang yang hadir sedikit tidak menduga, mereka pikir orang ini tidak tahu tahu apa-apa.

" Sangat bagus !"

Jovirasari menjawab dua kata.

Sanfiko mengangguk, lalu melihat ke pelayan toko dan berkata, "Aku beli jas ini, 10juta!

"10juta? Apa kamu punya 10juta, bahkan jika kamu memiliki 10juta, pakaian ini juga tidak akan dijual kepadamu!"

Pelayan toko wanita ingin mendorong Sanfiko, tetapi sekarang Sanfiko menatap dengan dingin ke pelayan toko wanita itu dan berkata, "Kusarankan kamu, berpikir lagi!"

Tatapan itu langsung mengguncang pelayan toko wanita itu.

Lalu dia mundur dua langkah dan menoleh melihat Sally, yang tidak jauh di belakangnya.

"10juta, ha ha ha, Jovirasari, apakah kamu dengar itu, suamimu bilang dia akan membeli pakaian itu seharga 10juta."

Setelah itu, dia tertawa.

Pada saat ini, Jovirasari tiba-tiba menatap Sanfiko dengan takjub.

"Sanfiko, kita mana punya begitu banyak uang untuk membeli jas itu."

Meskipun Jovirasari juga ingin membeli satu set pakaian yang layak untuk pakaian Sanfiko hari ini, tapi 10juta jelas sudah kelewatan, dia berpikir hanya akan menghabiskan sejutaan saja.

"Hei Bro, apakah kamu benar-benar ingin membeli jas ini dengan harga 10juta?"

Marvin menjadi tertarik, awalnya dia hanya berpura-pura, tetapi hari ini dia tidak menyangka ada seseorang yang lebih agresif darinya.

"Bagaimana, kamu masih mau?"

Sanfiko juga tertarik.

"Aku bayar 11juta!"

"baru tambah 1juta, kalau begitu maaf. Aku bayar 20juta!"

Wow!

Semua orang yang ada disana tercengang. Apakah pemuda sederhana itu punya masalah dengan otaknya? Pakaian yang dikenakannya dan istrinya saja ditambah tidak sampai harga itu, sekarang ia membuka mulut mau membeli seharga 20juta, orang ini mencari masalah.

"Haha ... kamu masih ..."

"Maaf, aku mengangkat telepon dulu."

Pada saat itu, ponsel Sanfiko yang sudah sedikit usang berdering, dan Sanfiko segera mengangkat teleponnya.

"Um, Kak Vira, kirimkan ke Totem Plaza, lantai dua bagian baju pria, aku ingin membeli sedikit barang."

Setelah berbicara, ia langsung menutup telepon.

"Baiklah, Lanjutkan!"

Setalah Menutup telepon, Sanfiko menatap Marvin di depannya.

"Kamu ... sialan apa kamu mencoba berlagak didepanku?"

Marvin adalah seseorang yang sombong. Bagaimanapun, ia dapat bekerja di perusahaan Shen pada usia yang begitu muda, tetapi direktur eksekutif, Vira Saphira pernah bertemu dengan semua karyawan manajernya, di perusahaan Shen gaji tahunannya sebesar 600 juta

Sekarang dihadapannya ada seorang bocah yang tidak ada apa-apanya berani membuka berkata 20juta di hadapannya. Jelas sekali dia hanya berlagak kaya.

"Berlagak? Bagaimana kamu bisa mengatakan itu? Jika kamu tidak mampu menawar harga lagi, menyerahlah. Sejujurnya, jas ini hanya seharga 2jutaan Jika bukan karena istriku mengatakan aku cocok memakai ini, aku bahkan tidak akan meliriknya, tapi karena istriku menyukai baju ini, maka akan kubeli, berapapun itu 20 juta atau 100juta, aku tidak akan berkedip sedikitpun! "

Orang yang ada di tempat itu saling memkamung.

Sally menatap wajah cemas Jovirasari. Ketika dia melihat suami Jovirasari di depan, dia tidak bisa menahan tawa.

"Jovirasari, kamu benar-benar membuatku tertawa. Suamimu juga memiliki bakat untuk membuat lelucon. Apakah kamu tidak melihat itu? Membeli pakaian seharga 20juta? otakmu mungkin ada masalah. Dan apakah kamu memiliki uang sebanyak itu? "

Sambil berbicara, Sally memberi Sanfiko pkamungan acuh tak acuh, dan kemudian berjalan menuju Jovirasari.

"Jovirasari, kamu dulu bagaikan seorang dewi yang dipkamung tinggi oleh banyak orang. Pada saat itu, tak terhitung jumlah wanita yang iri padamu, dan kamu tidak tahu. Akulah yang merobek bukumu saat itu, dan aku juga lah yang meletakkan tikus dibawah mejamu, hehehe, saat kamu pergi melanjutkan sekolahmu di luar kota, aku pikir kita tidak akan bertemu lagi. Tak terduga kita bertemu lagi disini, benar-benar menarik bukan? "

Saat itu juga, Jovirasari menatap Sally di depannya dengan dingin. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya berkata kepada Sanfiko: "Sanfiko, ayo pergi."

"Pergilah, aku khawatir kamu tak akan bisa pergi nanti. Suamimu baru saja mengatakan bahwa dia akan membeli jas ini seharga 20juta. Baju itu memang bagus, tapi tidak layak seharga 20juta."

Sally berjalan langkah demi langkah sampai di depan suaminya, dan kemudian memegang tangan Marvin.

"Marvin, apa yang akan kamu lakukan jika dia mengeluarkan uang 20juta?"

"Hahaha, Sally, jangan membuat ku tertawa, jika dia membeli pakaian seharga 20juta itu, aku akan menampar diriku sendiri."

"Tidak, tidak, tidak, bagaimana bisa kamu memukul dirimu sendiri, kamu pukul aku dan setelah memukulku, kamu harus membelikan tas itu, tas yang aku lihat tadi, baru seharga 3juta ..."

"Ha ha ha, beli beli beli ... selama Sally menyukainya!"

saat ini, Marvin yang di tergesek badan sexy Sally membuatnya sedikit tak tahan, berharap bisa pergi ke toilet mal untuk menyelesaikannya sekarang.

Sanfiko tidak mengatakan apa-apa, lalu pergi langsung ke Kak Huang dan menyerahkan kartunya, "Kak Huang, pergi dan geseklah kartu ini."

Hah?

Orang-orang yang ada disana merasa takjub lagi.

Semua orang melihat ke arah kartu itu. Beberapa orang disana tidak tahu kartu itu, tetapi Marvin mengenalinya. Kartu hitam itu tiba-tiba tampak seperti bom waktu yang terngiang di pikirannya.

"Hahaha, kamu masih inign membuatku tertawa, Jovirasari, suamimu benar-benar menarik."

Saat itu, meskipun Jovirasari menyalahkan Sanfiko atas kesombongnanya, tetapi dia lebihlebih membenci Sally.

"Kak Huang,kenapa kamu bengong, sana ambil, aku ingin melihat ekspresi wanita ini!"

Baru saja pelayan toko berjalan menuju ke meja kasir ...

Pada saat itu juga ada seorang wanita berdiri di depan pintu, wanita yang terlihat anggun dan mewah, membuat semua orang yang ada disana mengarahkan pkamungan mereka kearah pintu.

Sanfiko melihat Vira Saphira telah datang dan ia pun segera berjalan menuju Vira Saphira.

Dan ketika Sanfiko berjalan ke arah Vira Saphira, Marvin yang berdiri di samping benar-benar tercengang, karena sebelum Sanfiko berjalan ke arah Vira Saphira, Vira Saphira dengan cepat menundukkan kepalanya dan memberi hormat, dan kemudian memberikan bungkusan kepada Sanfiko.

saat itu, Vira Saphira bahkan tidak melihat Marvin sama sekali.

"Baik, kamu duluan saja!"

Vira Saphira diperintahkan seperti bawahannya, dan Vira Saphira mengangguk, meninggalkan mal tanpa kata-kata.

Ini mungkin bukan apa-apa, tapi kemudian, hasil gesekan itu keluar.

"20juta, pembayaran berhasil ..."

Pelayan toko wanita muda yang sombong itu mengatakannya dengan gagap ...

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu