Menunggumu Kembali - Bab 2013 Mulailah Kalian Meminta Maaf !

Ah!

Melihat Martin yang sedang menutupi wajahnya yang sudah bengkak memerah dan menjerit lalu membuang ludah, Sanfiko Chen dengan santai memberikan penjelasan begitu!

“Sanfiko Chen… matilah kamu!”

Boom!

Tanpa memberi Martin kesempatan, Sanfiko Chen sudah memberinya tendangan dashyat disaat Martin belum berdiri stabil.

Alice yang disamping dengan cepat mau menangkap Martin yang jatuh, tetapi yang menunggunya malahan tendangan Sanfiko Chen.

Sebuah jeritan tragis, Alice yang belum berdiri stabil sudah ditendang keluar, hingga pintu ruang rapat menjadi rusak.

Seketika terasa sangat hening.

Keluarga Bai yang sebelumnya dengan semangat ingin Sanfiko Chen meminta maaf dengan Martin, seketika menjadi terkejut.

Dari awal Sanfiko Chen tidak pernah menaruh kata-kata mereka kedalam hati, saat ini gaya Sanfiko Chen mematikan gayanya Martin, dan semua keluarga bai merasa sangat emosi.

Jovitasari saat ini malah memegang lengan ayahnya dengan erat,

Dalam hatinya merasa senang tetapi juga sedikit menyalahkan dirinya.

Dia menyalahkan dirinya karena dia tidak maju membela Sanfiko Chen, saat orang itu memarahi Sanfiko Chen, dan memaksa Sanfiko Chen untuk meminta maaf dan berlutut kepada Martin. dia terasa sedikit tidak enak saat melihat bayangan belakang Sanfiko Chen yang perlahan berjalan kearah Martin yang sedang terbaring dilantai dan menjerit dengan tragis, dia masih saja sangat lemah, dan kadang kala dia harus memikirkannya berulang kali saat menghadapi perkataan keluarga.

“Jangan takut, tidak ada masalah Sanfiko Chen!”

Saat ini Michael sudah jelas tahu jika menantunya Sanfiko Chen dari awal tidak pernah berpikir untuk mengampuni Martin, walaupun ada keluarga Martin dibelakangnya, tetapi Michael tidak perduli sedikitpun. Jika beneran keluarga Martin mau melawan Perusahaan Tianbai milik keluarga Bai, maka Michael juga tidak akan sungkan untuk menghubungi nomor telefon itu membuat seluruh Keluarga Martin di Purwokerto untuk hangus total.

Dan dia percaya Sanfiko Chen pasti punya rencananya sendiri jika dia berani melakukan begitu.

Uhuk uhuk….

“Sanfiko Chen… kamu…”

Barusan bangkit saja, Martin yang sangat kesakitan saat ini malah melihat Sanfiko Chen yang perlahan datang kearahnya dengan ekspresi sangat tenang, seakan-akan berjalan seperti biasa, tetapi Sanfiko Chen yang begini membuat Martin pertama kali merasa ketakutan.

“Kamu… kamu jangan kesini…”

Detik ini Martin dengan tergesa-gesa menahan kesakitan untuk berdiri,

“Kamu….”

Tetapi sayangnya saat ini Sanfiko Chen sudah sampai didepan Martin.

“Cukup Sanfiko Chen, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?”

Saat ini Puspita berjalan 2 langkah kedepan, saat ini dia juga sangat khawatir jika Sanfiko Chen bisa melakukan hal bodoh.

Sekarang dunia ini bukanlah dunia yang bisa menyelesaikan masalah dengan pukulan, melainkan memerlukan kekuatan ekonomi yang kuat dan juga harus memiliki latar belakang yang sangat kuat. Tetapi sekarang keluarga bai tidak punya semua, dan jika dikeadaan ini beneran membuat perdebatan dengan keluarga Martin di Purwokerto, maka keluarga Bai akan habis total.

“Hehe….”

Sanfiko Chen tidak menoleh sedikitpun, dia hanya mengeluarkan suara hehe, lalu menatap Martin dengan senyuman kemudian mengulurkan tangannya menggenggam lehernya Martin dan langsung mengangkatnya.

Martin yang dulunya berada sangat tinggi dan sombong, sekarang diangkat oleh Sanfiko Chen, dan perlahan berjalan ke tengah ruang rapat.

“Kamu… lepaskan tuan muda kita…”

Ferdinand yang bergetar ingin berdiri tetapi dia gagal, tendangan Sanfiko Chen sudah membuat tulang lututnya retak, jadi dia tidak mungkin akan berdiri kembali.

“Oh iya, nenek… tadi kamu bilang apa? Aku tidak mendengar secara jelas!”

Sanfiko Chen sekarang langsung mengcengkram lehernya dan mengangkat seluruh tubuhnya, dapat dikatakan saat ini Martin tidak berhenti melawan, awalnya wajahnya yang memerah setengah, sekarang sudah memerah total dan saat ini Martin sudah sangat menyedihkan.

Kedua tangannya memegang tangan Sanfiko Chen yang seperti besi lalu melawan…..

“Kamu, ini akan mematikannya jika kamu masih tidak menurunkannya!”

“Sanfiko Chen… kamu masih tidak mau melepaskan tuan muda Martin….”

“Jika kamu begitu…”

“Sanfiko Chen, kamu….”

“Hehe….awalnya aku dengar kalian bilang berlutut untuk meminta maaf atau apapun? Betulkah…”

Sanfiko Chen perlahan melihat sekilas Martin yang sedang melawan di cengkramannya, lalu diapun tertawa dingin.

“Sanfiko Chen… jika kamu mau mencari mati, jangan hubungkan kita…. Kamu tidak tahu seberapa besar kekuatan keluarga Martin!”

“Kamu masih tidak melepaskan tuan muda Martin… lalu berlutut….”

Boom!

Prak!

Ah!

Tanpa menunggu keluarga Bai selesai mengatakannya, Sanfiko Chen sudah dengan kuat menahan Martin dilantai. Ubin marmer dilantai seketika menjadi retak, mengalirnya darah dari celana jas bermerek, dan seketika semua dipenuhi dengan darah,

Ah!

Martin yang seketika kondisi mentalnya sudah hampir mati, tiba-tiba hidup kembali lagi.

Kesakitan retaknya tempurung lutut membuat seluruh tubuhnya hanya merasa kesakitan… kesakitan yang berasal dari sumsum tulang dalam.

Keluarga Bai yang sangat marah, saat ini mereka menjadi sangat terkejut, pikiran mereka seakan-akan disambar oleh petir.

“Sanfiko Chen… kamu…”

Sekujur tubuh Puspita bergetar, tatapan dia dipenuhi dengan ketakutan.

Dia tidak menyangka jika Sanfiko Chen yang tidak pernah berbicara, dan seperti tidak pernah ada didalam keluarga ini hingga dianggap sampah, tidak disangka dia bisa sesadis ini.

Hingga Puspita yang melihat senyuman Sanfiko Chen yang tenang itu juga bisa merasakan keseraman, dia tidak bisa menebak anak muda yang tidak pernah dianggap olehnya sebelumnya.

“Nenek… apa yang mau kamu katakan?”’

Sanfiko Chen perlahan melihat Puspita.

Saat ini mata Martin sangat merah, matanya menatap semua orang yang sedang menatapnya ini. Semua orang ini padahal seperti semut yang bisa sembarang di injak olehnya, saat ini malah beramai-ramai menatapnya.

“Ah… Puspita, Sanfiko Chen, Jovitasari… aku Martin akan mengingat kalian semua.”

“Aku Martin pasti akan membalas dendam ini!”

Detik ini Martin sudah membenci semua orang yang berada ditempat, hatinya sudah menetapkan jika dia hari ini meninggalkan sini, maka dia akan membalas dendam dengan gila, dengan sadis membalas dendam keluarga Bai dan semua orang keluarga Bai!

Piak!

“Aku belum membiarkan mu minta maaf, bicara apa kamu!”

Sanfiko Chen langsung menamparnya, dia langsung memukul Martin yang sedang berlutut disana hingga terbaring memiring, seketika sekali lagi dia merasakan kesakitan yang sangat dalam memenuhi sekujur tubuhnya.

Ah!

Piak!

“Tutup mulut mu!”

Huhuhu…

Martin kali ini beneran sudah takut dengan Sanfiko Chen karena 2 tamparannya, dia mengigit giginya lalu dia diam-diam bersumpah dengan mulut yang dipenuhi dengan darah, dia harus menahannya, jika dia keluar dari sini, maka tibalah hari kiamat keluarga Bai.

“Oh iya, apa yang kalian katakan tadi? Suruh siapa untuk meminta maaf?”

Sanfiko Chen sekali lagi melihat kesemua orang yang berada didepannya, tatapannya yang tenang terhenti di seorang anak muda yang ditemuinya di garasi, lalu dengan pelan berkata: “Katakanlah… apa yang tadi mereka katakan. Gaya yang sedang marah karena ketidak adilan tampaknya sedikit menjengkelkan!”

Anak muda yang ditunjuk oleh Sanfiko merasa sangat ketakutan hingga hampir terkencing.

Jika sebelumnya dia pasti tidak taku dengan Sanfiko Chen, tetapi sekarang dia bergetaran saat melihat Sanfiko Chen.

“Aku… aku…”

“Katakanlah….”

“Kita semua mengatakan jika keluarga Martin di Purwokerto terlalu kelewatan, terutama Rista dan abangnya. Semua ini terjadi karena mereka, jadi apakah tadi kita bilang untuk menyuruh mereka abang beradik minta maaf?”

Sanfiko Chen menganggukkan kepala.

“Apakah dia tidak ada?”

Bertanya dengan senang sambil menunjuk Martin yang berlutut dengan mata merah, muka bengkak, dan memakai jas bermerek.

“Tentunya ada, ada… walaupun Martin adalah tuan muda keluarga Martin, tetapi karena dia mencelakai keluarga Bai kita, terutama direktur utama perusahaan kita Jovitasari, berarti tidak menganggap kita sebagai keluarga Bai dan harus meminta maaf.”

Sanfiko Chen menganggukkan kepalanya setelah mendengarnya, lalu dia menoleh melihat Yogi dan Rista yang berdiri di sisi lain, kemudian dengan ekspresi menyeramkan menatap Martin yang sedang berlutut dan berkata: “Kalau begitu, mulailah kalian meminta maaf !”

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu