Menunggumu Kembali - Bab 226 Sungguh buat malu!

"Dasar Sanfiko Chen..... sungguh menyebalkan......"

"Bu, kamu jangan marah dulu, sebentar lagi kakak datang, pasti akan baik-baik menyelesaikannya!"

Rita mengelus dada nya sendiri, sepasang matanya penuh dengan amarah melihat ke arah Sanfiko Chen yang sedang berjalan keluar, saat itu dalam hatinya sangat benci Sanfiko Chen.

Disamping itu yang Monica dan yang lainnya pada melihat ke arah Sanfiko Chen yang berjalan keluar, semuanya pada mencibir.

"Dasar tak berguna, kalau kamu berani melangkah masuk ke dalam maka aku bukan marga Yang lagi, hah......."

Monika melihat Rita yang emosinya tidak stabil, hatinya mulai senang.

Kemudian saat itu Sanfiko Chen yang berjalan belum sampai ke depan pintu bar, tiba–tiba dari dalam bar keluar seorang pria paru baya yang berbadan tegap, memakai setalan Coengsam, dan di tangannya memakai perhiasan yang bermerk serta bertatto, dibelakangnya diikuti dua orang Manager Hotel Grandhatika.

"kamu......."

"disisi lain, Tuan sanfiko aku tidak mengenalinya, tidak pernah bertemu. "

Sebelum perkataan Satpam terucap, Manager Hua langsung memotong pembicaraan.

Sebelum satpam membalikkan badan, sudah terlihat bos hotel Grandhatika berdiri didepan pria muda yang bagi dia tidak enak di pandang, dengan sopan menjulurkan tangan untuk bersalaman.

"Tuan sanfiko, pelayanan kurang memuaskan, barusan ibu mertuamu datang tidak mendaftarkan namamu, makanya tidak mengizinkan paman dan bibi masuk kesini."

sambil berbicara dia mengedipkan mata kepada manager di sampingnya.

Sanfiko Chen tersenyum ringan : "tidak apa-apa, apakah semuanya sudah siap?"

"sudah siap, sudah siap......"

"sungguh tidak enak hati, telah merepotkan.."

Ketika mendengar perkataan Sanfiko Chen yang begitu sungkan, Manager langsung tersenyum berkata :"tidak apa tidak apa, tidak merepotkan tidak merepotkan, Tuan sanfiko bisa mengadakan acara pindahan rumah di hotel kami, sungguh merupakan sebuah kehormatan bagiku, kehormatan bagiku.... "

Sambil berbicara dia sambil menunjukkan jalan.

Saat itu Sanfiko Chen berbalik badan melihat ke arah Rita yang sedang murka dan memanggilnya.

"Bu, cepat persilakan paman dan bibi masuk ke dalam...... acara sudah dipersiapkan dengan baik."

Sanfiko Chen sambil berbicara langsung berjalan masuk ke dalam.

aaah?

Semua hadirin satu per satu tercengang.

Terlebih lagi Monika yang lebih tercengang melihat Sanfiko Chen masuk ke dalam.

"Selamat malam, selamat datang..."

Sampai di depan pintu ada dua baris pelayan yang memberi hormat dan ucapan, beberapa datang melayani.

Saat itu beberapa manager dari hotel ini sedang sibuk menyapa dan mempersilakan beberapa paman dan bibi masuk kedalam.

"bu, ini......."

"Sanfiko Chen benar–benar telah memesan hotel ini?"

Rita segera di arahkan oleh manager untuk masuk ke dalam.

Dan dua barisan pelayanan yang berbaris rapi di depan pintu semakin membuat paman dan bibi ini tercengang.

Rita yang saat itu wajahnya mulai tersenyum, tapi dalam hatinya masih penuh rasa curiga, sebelumnya dia sendiri sudah mendaftarkan namanya kenapa dia tidak boleh masuk?

Tidak boleh dibiarkan, sebentar lagi harus ditanya dengan jelas kepada Sanfiko Chen.

Nusrini mencibir, mukanya tidak senang.

Apalagi ketika sudah masuk, ruangan di hotel Grandhatika sudah dibuka, ada sebuah panggung di tengah lobi, bahkan ada terpasang spanduk, bertuliskan kata–kata ucapan selamat atas pindahan rumah kepada Rita.

"wah,,... Rita, menantumu sangat hebat....."

"benar–benar memesan semua tempat ya!"

"ini pasti butuh biaya besarkan?"

"menantumu ini sangat hebat !"

……

Begitu masuk ke dalam, paman dan bibi yang sebelumnya menertawakan pada terkejut, hotel Grandhatika dipasan semua untuk merayakan acara pindahan rumah, pasti mengeluarkan biaya yang besar, satu per satu berpikir bagaimana mengatakan sesuatu kepada Rita.

Dalam hati sudah yakin, sepertinya memang Rita sudah gila.

Rita yang saat ini sangat senang, kemarahan dia terhadap Sanfiko Chen sebelumnya sudah perlahan–lahan mulai berkurang.

"biasa saja, semuanya silakan cari tempat masing-masing untuk duduk...."

"Nusrini, cepat pergi layani para tamu....."

Diluar sana Nusrini melihat Sanfiko Chen yang sedang berbicara dengan seorang Manager, dalam hati sangat panik, tapi saat ini dia hanya menjamu para tamu.

"Sanfiko Chen...... kamu kesini sebentar, ibu ada urusan mencarimu!"

Rita langsung berteriak kepada Sanfiko Chen.

Sanfiko Chen mendengarnya dalam hati berpikir jangan–jangan ibu mertuanya masih ada rasa tidak puas? langsung bersama Rita berjalan keluar.

"Bu, apakah ada sesuatu yang kurang memuaskan, kamu boleh sampaikan kepada beberapa manager disana, acara malam ini semuanya sesuai dengan keinginanmu."

"bukan tidak puas, sudah bagus, semua yang kamu atur sudah bagus. Aku hanya ingin bertanya, sebelumnya aku mendaftarkan namaku, kenapa mereka bilang aku belum terdaftar?"

Sanfiko Chen tidak bisa menahan tawa.

"Bu, sebelumnya aku lupa memberitahu kamu, ketika aku memesan tempat ini aku mendaftarnya menggunakan namaku, apalagi nama yang tertera dikartu member adalah namaku, jadi mereka juga setuju.."

Rita segera mengangguk kepala.

"rupanya begitu, kalau begitu kartunya berikan padaku, ada di kamu tidak ada gunanya, selanjutnya kalau aku ingin mengadakan perjamuan bisa diadakan di sini."

Pada saat ini, mobil Jovitasari telah berhenti di depan pintu masuk bar.

melihat kejadian ini, Jovitasari tergesa–gesa melangkah sampai ke depan pintu masuk.

"bu, kamu berbuat begini apa tidak keterlaluan, kamu ingin mengadakan acara, kenapa tidak terlebih dahulu bicarakan sama aku dan ayah, apalagi kamu mengadakan acara di hotel Grandhatika. Apakah kamu tidak tahu hotel Grandhatika tempat yang seperti apa?"

"Tempat apa? aku malah merasa tempat ini sangat bagus, sangat cocok untuk ku mengadakan acara pindahan rumah."

"kalau begitu kamu juga tidak boleh...."

Saat itu Sanfiko Chen perlahan–lahan tersenyum, kemudian melihat Jovitasari dan berkata : "Jovita, tidak masalah, semua permasalahan sudah aku selesaikan dengan baik."

"Selesaikan dengan baik? "

Jovitasari dan Michael berdua sedikit terbengong.

"iya, apakah kalian tidak tahu sama sekali? Sanfiko Chen mempunyai kartu member, malam ini langsung memesan semua tempat ini, benar,Sanfiko, segera keluarkan kartu membernya, aku mewakilimu mengurus semuanya, apalagi kamu juga tidak begitu bisa menggunakannya, lagipula aku masih akan mengadakan perjamuan berikutnya .."

Sanfiko Chen tersenyum masam , mertuanya hanya ingin melakukan segala sesuatu berdasarkan keinginan sendiri baru bisa tenang.

Sanfiko Chen segera mengeluarkan kartu VIP hotel Grandhatika.

"Bu, kamu kenapa masih ingin merebut barang Sanfiko, ini punya Sanfiko, kenapa harus di berikan padamu....."

"Sanfiko Chen, kamu sebetulnya ingin berikan atau tidak ?"

Rita yang sama sekali tidak memperdulikan Jovitasari, langsung melihat ke Sanfiko Chen hendak menenangkan diri.

Sanfiko Chen tidak berkata apa–apa segera menyerahkan kartunya kepada Rita, Rita mengambil kartunya, wajahnya pun langsung tersenyum berseri–seri.

“Kalian segera masuk, sepertinya akan segera mulai jamuan makannya....."

Selesai berbicara langsung berlari masuk ke dalam.

Melihat kejadian ini Jovitasari mengerutkan kening tak bisa berbuat apa–apa.

“sudahlah, yah, Jovitasari kalian masuk duluan. Aku pergi parkirkan mobil dulu.”

Selesai berbicara tanpa menunggu mereka berdua menjawab, Sanfiko Chen telah berjalan ke lamborgini merah, lalu masuk ke dalam mobil.

Saat berduanya berjalan masuk ke hotel, di dalam telah tersusun rapi perjamuaan, dilobi sudah dipenuhi orang–orang, meja makan pun hampir penuh, tapi juga masih ada yang kosong.

"Jovita sudah datang......."

"Pak Bai, ternyata masih Jovita yang lebih berguna. "

"iya benar, ... pak Bai harus minum beberapa gelas nanti....."

Begitu berjalan masuk ke dalam mereka berdua langsung dikerumuni orang banyak, dan diberi berbagai pujian.

Di samping itu Nusrini yang meletakkan beberapa botol Anggur Sanjaya di meja, melihat kejadian ini, hatinya merasa tidak adil.

"haha........ semuanya silakan duduk dan makan... tidak ada acara hiburan, semuanya silakan menikmati hidangan. haha....."

Malam ini Rita kelihatan sangat senang.

Sebelumnya dia sudah tahu bahwa hotel Grandhatika ini adalah salah satu hotel terkenal di Kota Penang, orang–orang yang datang berkunjung kesini bukan orang biasa, apalagi sekarang dia langsung mengadakan acara pindahan rumah baru disini, jika orang–orang tahu maka ini akan meningkatkan martabatnya.

Apalgi ketika melihat orang-orang yang sebelumnya menganggap remeh dirinya sekarang mulai merasa kecewa, bahkan senyum pun merasa tidak enak hati.

Penuh kecanggungan, apalagi Monika, yang mana Rita khusus bersulang untuknya, kemudian memberikan berbagai macam kata–kata pujian, hatinya merasa sangat puas.

Melihat beberapa orang bersama Monika yang sebelumnya menyindir sekarang dengan canggung tersenyum, seketika hatinya Rita merasa sangat senang!

Setelah selesai menyantap hidangan, beberapa dari mereka mulai berjalan pergi, tentu saja sebelum berjalan pergi mereka tidak lupa memberi amplop merah kepada Rita.

"Rita, selanjutnya butuh dukungan dan bantuan dari kalian..... "

"benar, Rita, nanti anak–anak kami boleh bekerja ke perusahaanmu, kamu harus kasih tahu hal ini kepada Jovita.."

Setelah mendengar kata–kata ini Rita jadi merasa lebih terpandang.

"haha, tidak masalah, semua ini hanya masalah kecil...."

Setelah semua sudah pergi, Jovitasari yang sudah mulai mabuk duduk di depan sebuah meja jamuan.

"Sudahku bilang jangan minum terlalu banyak bir, sini, minum sedikit teh ...."

"Sanfiko, kamu pergi kemana saja, dari tadi aku tidak melihat kamu."

Sanfiko Chen tersenyum ringan :" aku jalan–jalan keluar sebentar, lalu lihat kalian semua begitu senang aku tidak ingin mengganggu.... " Jovitasari melihat wajah Sanfiko Chen yang begitu tenang, sebetulnya hati penuh rasa yang tidak enak.

"Sanfiko....."

"Maaf!"

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu