Menunggumu Kembali - Bab 135 Yusdi telah diculik?

Ketika Puspita terbangun, dirinya telah berada di rumah sakit.

"Bu, kamu sudah bangun ..."

Bukan siapa-siapa melainkan seseorang yang Puspita sangat tak ingin melihatnya.

"Kenapa kamu, di mana aku?"

Michael dengan cepat mengulurkan tangannya dan membantu Puspita, melihat ibunya menjadi bertambah tua dengan rambut semakin beruban hanya dalam beberapa hari, Michael sebenarnya merasa sangat tertekan.

"Bu, kamu sudah koma selama sehari, dan Yusdi mereka mengantarmu kemari lalu kembali untuk menangani banyak hal di perusahaan."

"Bu, apakah kamu lapar? Aku akan pergi membelikan bubur untukmu."

Setelah berbicara, Michael tak menunggu Puspita menjawab, kemudian langsung keluar dari rumah sakit dan memanggil dokter saat dia pergi.

Puspita yang duduk di sana melihat Michael pergi, hatinya agak kesal, tetapi perutnya benar-benar lapar, dia melihat waktu sudah jam delapan malam.

Segera Puspita mengambil telepon genggamnya dan menekan nomor telepon Keluarga Martin di Purwokerto, tapi setelah sekian lama tak ada yang menjawabnya.

Puspita tahu bahwa jika tidak ada lagi dana untuk mengisi celah besar di Perusahaan Tianbai ini, mungkin Perusahaan Tianbai benar-benar akan dikubur dengan tangannya sendiri.

Tapi di mana dia akan menemukan dana sekarang? Orang-orang yang bisa diingatnya telah diteleponnya hari ini, tetapi mereka tidak langsung menolak melainkan menyusahkannya. Meskipun dia sangat marah, namun ini adalah pasar bisnis, dan pasar bisnis selalu saja begini, ada lapisan gula pada kue, tapi tidak ada yang namanya krim.

Ketika mengingat awal dimana Kakek Bai dulu menyerahkan Perusahaan Tianbai yang besar dan menjanjikan ini ke tangannya sendiri. Baru sepuluh tahun lebih saja, dia sekarang telah menghadapi bahaya kebangkrutan.

Pada saat itu, Perusahaan Tianbai sedang berjaya, menjadi kaya dengan mengandalkan obat-obatan untuk mengembangkan Industri Farmasi Tianbai, namun itu sudah lama berlalu. Kemudian ke Perusahaan Real Estate Tianbai, dan sekarang... Puspita tiba-tiba menyadari bahwa Perusahaan Tianbai di bawah manajemennya terus-menerus mengalami kemerosotan.

Mengingat Industri Sorgum Sanjaya baru-baru ini.

Tiba-tiba Puspita teringat melihat wajah kelelahan dari putra sulungnya, Michael, ketika tersadar tadi. Jujur, Puspita tidak menyukai Michael sejak dia kecil. Kematian Kakek Bai memiliki hubungan yang besar dengan putra sulungnya. Saat itu jika saja Michael sebagai seorang tentara tak diusir dari angkatannya, maka Kakek Bai tidak akan jatuh sakit, dan bila tidak jatuh sakit, dia tentunya tidak akan pergi secepat ini.

Jadi bahkan setelah Michael kembali ke Kota Penang dengan sopan, Puspita tidak ingin untuk melihatnya sama sekali.

Bahkan semua sumber daya perusahaan diberikan seluruhnya ke keluarga anak kedua. Ketika itu, dia bahkan hanya memberi putra sulungnya posisi sebagai kapten keamanan, yang membuatnya diledek di seluruh perusahaan.

Pada saat itu, Puspita sama sekali tidak ingin melihat putra sulungnya, dia bahkan melemparkan kesalahan atas kematian suaminya semua ke Michael. Kemudian Michael meninggalkan perusahaan dengan marah, dan memulai sebuah perusahaan kecil sendiri, yang secara bertahap menjadi Industri Sorgum Sanjaya saat ini.

Tenang dan berpikirlah, Puspita juga tahu bahwa putranya yang lebih tua memang lebih berbakat daripada putra keduanya.

Tapi...

Sekarang akhir dari semuanya sepertinya akan segera tiba, Puspita tak bisa tidak memikirkan tanggung jawab yang menggunung, pinjaman dari bank, dan panggilan pengadilan...

Mengingat semua hal ini Puspita merasa pusing lagi.

"Bu, kamu baik-baik saja ..."

Rita yang mengenakan sepatu hak tinggi dan dengan cepat berjalan ke sisi Puspita saat ini.

Beberapa hari in suasana hatinya sangat baik. Setiap hari tak melakukan apa-apa hanya pergi ke Villa dari Xianjiang property untuk melihat-lihat. Semakin dia melihat-lihat, semakin dia menyukai rumah di Xianjiang property. Setiap malam di rumah dia bermimpi memikirkan pemandangan tentang dirinya tinggal di Villa mirip tempat tinggal raja itu...

Adapun wanita tua yang pingsan dan dirawat di rumah sakit saat ini, dia baru saja mengetahuinya, dan ketika Yusdi menelponnya, dia masih duduk di atas sofa di villa sambil memainkan ponselnya. Menonton berbagai tindakan pencegahan ketika tinggal di villa.

Ketika dia mendengar bahwa wanita tua itu pingsan dan dirawat di rumah sakit, dan Yusdi dengan tegas berkata di telepon bahwa dia harus ke sana. Awalnya Rita ingin marah, tetapi bagaimanapun perasaannya sangat baik belakangan ini, jadi dia mengikuti kemauan suaminya juga.

"Aku baik-baik saja ..."

"Bu, mari, makan sedikit bubur!"

Pada saat ini, Michael yang ikut masuk, mengangkat bubur yang dikemas dengan sendok kecil dan bersiap untuk memberi makan wanita tua itu ...

"Aih, Michael, bagaimana bisa kamu memberi ibu makan bubur nasi putih, Bu, aku membelikanmu buah, kamu makan apel dulu!"

Sambil berbicara dia mengambil salah satu apel yang dibawanya, lalu menyekanya, setelah itu menyerahkannya kepada Puspita.

"Gigi Ibu tidak begitu baik, kamu juga bukannya tidak tahu, kamu di situ saja..."

"Kamu ..."

Rita melirik Michael dengan ganas.

Dia merasa bahwa Michael tidak memberikannya muka di depan wanita tua itu, bahkan akan segera marah.

"Oke, oke... kamu duduk dulu dan istirahat sebentar, bukankah demi mengurus ibu di malam hari, aku khawatir hal itu agak merepotkan, jadi biarkan kamu datang dan istirahat dulu, sebentar aku akan turun menemanimu makan. "

"Ah? Malam hari juga harus mengurusnya di sini?"

Setelah mendengar ini, Rita tiba-tiba mengerutkan keningnya.

"Betul, sekarang sedang terjadi sesuatu dengan perusahaan grup, dan Yusdi mereka harus pergi ke perusahaan untuk menyelesaikannya..."

Rita sedikit tidak nyaman pada awalnya saat ini, dan saat dia mendengar kata-kata Michael, dia mendapat perlawanan.

"Perusahaan grup bermasalah, bukankah perusahaan grup telah memecatmu? Jadi apapun yang terjadi pada perusahaan grup apa hubungannya dengan kamu?"

"Kamu..."

Saat mendengar hal ini, Michael dengan segera ingin marah tapi dia menahan diri.

"Bukankah Ibu di sini di saat malam hari, dan akan merepotkan bila ingin menggunakan toilet? Kamu tinggal di sini untuk mengurusnya..."

"Apanya yang merepotkan? Dokter baru saja mengatakan bahwa ibu hanya mengalami tekanan darah tinggi saja, tak beristirahat dengan baik akhir-akhir ini. Disebabkan oleh kelelahan."

"Ahem..."

Pada saat ini wajah Puspita sangat suram dan dia terbatuk sebentar.

"Selain itu, mengapa Grecia tidak datang untuk merawat ibu? Biasanya mereka di perusahaan memperoleh untung. Tak ada apa-apa untuk keluarga kami. Sekarang setelah Ibu dirawat di rumah sakit, diapun melarikan diri tanpa jejak!"

"Rita ... apa yang kamu bicarakan!"

Pada saat ini, Michael benar-benar tidak tahu bagaimana untuk berembuk dengan istrinya, lalu dia segera berbalik dan terus memberi makan bubur pada ibunya.

"Bu ..."

Puspita masih belum paham saat itu, dia segera melambaikan tangannya dan menepis mangkuk bubur putih itu langsung terjatuh ke lantai.

“Aku tak mau makan... dan tak perlu menjagaku, kalian semua pergi tinggalkan aku. Belum tiba waktunya bagi menantu untuk menjagaku.” Setelah mendengar kata-kata ini, Michael segera berdiri untuk menjelaskan, tetapi Rita yang juga sedang emosi pergi langsung ke depan dan berkata:

"Apakah saya mengatakan sesuatu yang salah? Bu, jangan kira saya tidak tahu. Anda selalu memberi keluarga anak kedua semua sumber daya perusahaan dan hal-hal baik. Apa yang diperoleh keluarga kami? Industri Sorgum Sanjaya pada awalnya adalah keluarga Bai kami yang pelan-pelan membuatnya. Jika Anda ingin mengambil kembali Michael tak perlu memberikan apa pun untuk Anda. Anda sebaliknya baik-baik saja. Bahkan Anda tidak memberikankan tempat untuk putra sulung dan cucu Anda di perusahaan. Malah memposisikan putra kedua Anda sebagai ketua dan membiarkan dia untuk menjalankan perusahaan di masa depan."

"Sekarang kamu dirawat di rumah sakit, Yusdi mengatakan bahwa dia sibuk dengan perusahaan, tetapi bagaimana dengan Grecia dan Rista... Mengapa Anda setelah menghadapi hal-hal ini malah mencari keluargaku..."

"Aku tentu saja tak mau menjaga di sini, aku masih punya urusan!"

"Kamu... kamu..."

Setelah berbicara, Rita pun langsung berbalik dan pergi.

"Rita..."

Michael menginjak kakinya pada saat ini, tetapi dia ingin dengan segera menjaga suasana hati wanita tua itu.

Karena Puspita sangat marah sehingga dia hampir tak sadar diri, dan Michael yang ketakutan terburu-buru menelepon dokter dengan cepat ...

Akhirnya suasana hati Puspita kembali stabil dengan tidak mudah.

Duduk di depan wanita tua itu, Michael dengan sedikit bercanda berkata: "Bu, jangan marah, Rita memang orang yang seperti itu, tapi tak ada maksud apa-apa di hatinya, dia benar-benar memiliki urusan hari ini ..."

"Kamu tidak perlu menjelaskannya... kamu juga bisa kembali. Aku tak ada hal apa-apa. Dengan istirahat aku bisa keluar dari rumah sakit dalam semalam. Sekarang perusahaan tidak dapat melakukannya tanpaku."

Ketika Michael baru saja akan mengatakan sesuatu, dengan segera Puspita menekan nomor telepon putra keduanya, Yusdi.

Hanya saja tak ada yang menjawab telepon.

Puspita menekannya lagi beberapa kali, dan hasilnya membuatnya marah.

"Bu, jangan marah. Yusdi pasti berurusan dengan urusan perusahaan. Lagi pula, perusahaan grup lagi kacau."

"Bu, saya meminta Jovitasari untuk berbicara dengan direktur Luiz. direktur Luiz setuju untuk tidak menuntut saat ini, dan Bu, saya akan menjual Industri Sorgum Sanjaya kepada direktur Luiz. Dengan harga itu, menurut apa yang dikatakan Jovita bila kisaran ini dapat mencapai dua sampai tiga kali lipat dari harga pasaran. Bagaimanapun Anda tahu persis situasi perusahaan kami... ini sudah merupakan harga tertinggi ... "

Michael merasa tertekan sesaat ketika mengatakan ini. Bagaimanapun Industri Sorgum Sanjaya adalah hasil kerja kerasnya. Tak ada orang yang lebih peduli tentang Industri Sorgum Sanjaya lebih dari dia, sama seperti anaknya sendiri.

"Kamu menjual Industri Sorgum Sanjaya, apakah kamu tak akan menyalahkanku?"

Puspita memandang Michael yang berada di depannya, tiba-tiba saja terasa ada sedikit sentuhan.

"Selama aku bisa membantu perusahaan grup, aku juga sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik!"

Mendengar ini, Puspita tak bisa menahan perasaan sedikit emosional. Tepat ketika dia akan mengatakan sesuatu, ponselnya berdering. Ketika dia melihat panggilan itu dari Yusdi, walau kesal, dia tidak menunggu untuk berbicara. Telepon dari sana muncul suara setengah baya yang kental terdengar.

"Apakah itu wanita tua dari keluarga Bai?"

"Kamu siapa ..."

"Putramu berutang kepada kami sebesar 100miliar , dan kamu harus dapat menyiapkan uang tersebut dalam waktu tiga hari. Bila tidak, kamu akan menerima tubuh Yusdi pada waktu itu!"

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu