Menunggumu Kembali - Bab 126 Pertunjukkan yang Puas

Saat berbicara, Rita langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Sanfiko Chen.

Hanya berkata satu kalimat “Sanfiko Chen, sekarang kamu pergi ke gedung penjualan Xianjiang Property!” lalu dia dengan amarah penuh mematikan ponselnya.

Kali ini Rita ingin bertanya baik baik dengan Sanfiko Chen mengapa mau membuat sebuah kebohongan yang besar, dan membuat mereka satu keluarga merasa malu!

Apalagi saat ini dia melihat orang yang berada di depannya Monika dengan memasang muka yang bangga, dan hal ini membuatnya semakin ingin meledak.

Sudah pasti dia ingin membuat sampah ini bercerai dengan anaknya.

“Astaga, ini baru benar, aku beritahu kamu Rita, kamu sekarang harus membawa menantumu itu kemari, bukankah menantumu yang menyuruhmu untuk datang kemari untuk melihat rumah, dan sekarang malah mebuat keributan seperti ini, jadi kita dengar dulu penjelasan dari menantumu itu….”

Monika yang mengenakan foundation yang tebal di mukanya tersenyum berkata dengan bangga.

“Kamu tidak sedang berakting kan? Rita kamu masih bermain kotor denganku, kita tunggu sampai manantu tidak bergunamu itu datang, dan pas sekali biar mereka juga bisa melihat ini semua… kamu tidak mungkin bisa bermain di belakangku!”

“Dan menantu tidak bergunamu itu beraninya membohongimu dari belakang, kebetulan saat ini ada Bos Li, aku jadi ingin lihat bagaimana caranya kamu merebut rumah mewah ini dengannya…”

Saat terpikirkan akan ada hal seru yang bisa di tonton, membuat suasana hati Rita menjadi lebih baik.

“Kamu… Monika, aku beritahumu jangan bangga terlebih dahulu.”

Rita sekarang rasanya ingin menangis, hari ini mengapa dia bisa percaya dengan Sanfiko Chen yang tidak berguna itu, untuk melihat rumah istana, kemarin malam dia berkata denganku dengan serius, apalagi Jovitasari juga berkata seperti itu.

Tapi dia sekarang merasa seperti tidak pergi, dan juga tidak tinggal disini.

Saking terburu burunya membuat matanya memerah.

“Heh, aku malah tidak berani bangga, kami semua yang ada disini tidak bisa melawanmu, menantumu sangatlah hebat, dengan cepat tidak ada kabar lagi, bahkan Jack Hu pun tidak tahu jika sudah membeli rumah istana seharga 60miliar lebih itu, jadi yang harus bangga itu kamu…”

Setelah bicara semua orang yang berada disana langsung tertawa, orang yang berada disanapun tidak ada niat lagi untuk melihat renovasi rumah istana ini, karena walaupun sudah lihat berkali kali, rumah ini tetap bukanlah milik mereka, malahan bisa membuat mereka tidak senang, bagaimanapun orang di dunia ini memiliki hati yang serakah, tapi tidak ada kemampuan untuk memenuhinya.

Tapi melihat lelucon dan keramaian adalah hak yang dimiliki setiap orang.

Dan hal ini juga tidak ada harga, yang dibutuhkan hanya membuka mulut dan mendapatkan kesenangan.

Jelas yang pasti malu itu adalah aku sendiri, jadi orang yang berada disana dengan senang hati menjadi penonton yang setia.

“Kamu…”

Amarah Rita sudah sampai ujung kepala, lalu dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Sanfiko Chen.

“Sanfiko Chen, kamu sudah sampai mana sih?”

“Aku sudah sampai di gedung penjualan…”

“Cepat ke daerah villa sini!”

“Ma tenang saja, aku sudah hampir sampai!”

“Heh!”

Rita mendengus keras lalu langsung mematikan panggilannya.

Saat itu Sanfiko Chen sedang memarkirkan sepeda listriknya, ketika mengangkat telefon mertuanya dia merasa ibu mertuanya itu sedang ditindas oleh orang, nada bicaranya pun seperti memakan peluru saja, dia mengira sedang terjadi masalah.

Setelah Sanfiko Chen mengunci kendaraannya, dia dengan cepat langsung menuju wilayah perumahan berkebun!

“Emm, Rita apa menantumu sudah hampir sampai?”

Walaupun Monika tidak mendengar suara telefon itu, tapi dia bisa menebak Sanfiko Chen yang dua hari lalu sudah mengintimidasinya itu sudah sampai.

“Jangan bahas dia, dia bukan menantuku!”

Saking marahnya Rita pun tidak ingin banyak bicara lagi, dia hanya berdiri menunggu Sanfiko Chen datang, lalu melampiaskan amarahnya ini kepada Sanfiko Chen.

Dia tidak berani melampiaskan amarahnya kepada orang orang ini, tapi dia berani melampiaskannya kepada Sanfiko Chen yang telah berani menipunya.

“Eemmm, menurutku kamu tidak benar, tadi baru saja bilang kalau menantumu membeli rumah mewah ini untukmu, dan sekarang kamu berkata seperi ini.”

“Benar sekali…. Sanfiko Chen walaupun sedikit tidak berguna, tapi dia telah memanfaatkan Jovitasari, dan bagaimanapun dia adalah menantumu, kalau begini kamu salah…”

“Wahhh, sangat keren, apa aku sekarang sedang melihat pertunjukkan yang besar?”

Mendengar semua pendapat orang rasanya ingin membuat telinga Rita meledak.

Dia rasanya ingin sekali melawan mereka, tapi semua ini berasal dari mulut mulut mereka, jadi dia hanya bisa memendamnya saja, dia dengan penuh amarah menatap Monika, jika dengan tatapan mata bisa membunuh orang, makan Rita pasti sudah membunuhny ratusan kali.

Dengan cepat Rita memblacklist teman teman arisannya itu, dan tidak akan menghubungi mereka lagi selamanya. Tingkat kebenciannya seperti dia membenci Sanfiko Chen.

“Yah, aku merasa sangat malu, aku…”

Saat ini ketika Michael baru ingin berbicara, rumah istana yang seharga 60 miliar lebih itu perlahan lahan terbuka.

Seorang pria yang berpakaian biasa nan rapi jalan masuk kedalam.

Karena ini masih pagi, jadi ketika Sanfiko Chen membuka pintu kamarnya, matahari langsung masuk kedalam, dan membuatnya terlihat seperti artis yang disorot kamera.

Tapi ini hanya sebentar saja.

Rita ketika melihat Sanfiko Chen jalan masuk kedalam, diapun langsung menghampirinya dengan penuh amarah.

Dia langsung menjewer telinga Sanfiko Chen dan membawanya ke hadapan Monika.

“Bu… bu, lepaskan ini, apa yang terjadi, apa tidak bisa bicara saja?”

Sanfiko Chen seketika tidak bisa berkata apa apa.

Dia dari awal tidak tahu apa yang sedang terjadi, dan terlalu banyak orang asing yang berada di kamar ini, dia berpikir dalam hati apakah orang orang ini adalah teman teman ayah dan ibunya, Rita dengan penuh amarah menjewer telinganya, lalu membawanya ke kerumunan orang itu.

“Bicara…. Bicara kepalamu, cepat kamu beritahu orang ini apakah kamu yang beli rumah ini!”

Rita saat ini benar benar marah, bicara pun tidak memperdulikan orang lain lagi.

Menunjuk Monika dengan penuh kemenangan yang berada di depannya, dan berteriak kepada Sanfiko Chen.

“Rita… kamu sedang marahi siapa?”

Monika bukanlah orang yang mudah di pancing emosinya, tapi hari ini dia merasa dia adalah ketua di tempat ini, jadi pada saat itu dia akan langsung menendang Rita.

Tapi Jack Hu menahannya.

“Bu, bu tidak ada gunanya marah dengan orang yang tidak berkualiatas seperti ini.”

Rita setelah mendengar kata kata ini semakin meledak, berteriak dan menunjuk Jack Hu : “Apa kamu bilang, tidak berkualitas, okee hari ini aku beri kamu lihat bagaimana tidak berkualitasnya aku!”

Setelah berbicara dia langsung mengambil vas bunga yang ada di meja dan langsung dilemparkan ke lantai.

Duaaarrr……

Seketika vas bunga seharga puluhan juta yang dikatakan oleh Monika sebelumnya hancur lebur di lantai.

Dan keadaan di tempat itu langsung hening sejenak.

Sanfiko Chen malah tidak merasa apa apa, rumah ini adalah miliknya, dan memang rumah ini sengaja dibelinya untuk orang tua Jovitasari, jadi boleh dibilang rumah ini adalah milik Rita, secara alami terserah dia mau apakan benda yang ada disana, tidak ada masalah apapun, dia nanti tinggal minta Vira Saphira menggantinya saja.

Yang membuaatnya sedikit terkejut adalah, dia tidak hanya melihat Jack Hu dan ibunya berada disana, tapi juga ada Davis pria gendut yang pernah dipukulnya.

Dan ketika dia melihat Davis, diapun juga melihat dengan penuh lelucon.

Sanfiko Chen pun berhenti sejenak, lalu melihat kearah Jack Hu.

Mumpung Jack Hu selaku kepala pengawasan disini, maka masalah ini bisa langsung ditanyakan kepadanya.

“Jack Hu, sebenarnya apa yang terjadi?”

Sanfiko Chen seperti atasan yang berkata dengan bawahan, dan matanya penuh dengan ancaman, seperti berbanding terbalik dengan orang yang baru saja dijewer kupingnya oleh Rita.

Saat ini Jack Hu mulai gemetaran, walaupun dia sebelumnya sedikit meragukan hal ini, tapi dia sudah lihat sendiri kalau orang muda yang berpakaian sederhana di depannya ini telah di perlakukan istimewa oleh Natasha dan disuruhnya untuk masuk ke ruang VIP.

Ketika dia sedang berpikir bagaimana memulai omongan.

Monika tiba tiba tertawa besar.

“Rita, hebatnya kamu, apa kamu merasa hari ini masih kurang malu, apa kamu tidak tahu harga vas bunga yang baru kamu pecahkan itu berapa, apa kamu tidak melihat harganya diatas sana?”

“Aku…”

Saat ini Rita baru merespon apa yang terjadi.

Seketika langsung teringat.

“lalu Michael pun langsung berdiri, dan menahan Rita : “Sudahlah, kamu diam saja, urusan ini serahkan kepada Sanfiko Chen!”

Rita mendengar kata kata suaminya, yang awalnya ingin memberinya sedikit ruang, hal ini malah membuatnya marah.

“Michael kamu bicara apa, apa kamu sedang linglung, kamu bilang biarkan orang ini mengurusnya, apa dia bisa mengurus ini? Astaga… jika dia bisa mengurusnya tidak mungkin menjadi seperti ini.”

“Aku akan menghubungi Jovitasari…”

“Benar, cepat hubungi kakak, dan suruh dia cepat kemari!”

Ketika Rita mengeluarkan ponsel, Sanfiko Chen langsung menghalanginya, berkata : “Jovitasari kemarin malam kelelahan, jadi biarkan dia istirahat dulu, masalah ini biar aku yang urus!”

“Urus? Urus kepalamu… Sanfiko Chen, bukanka kemarin malam kamu bilang dengan pasti rumah ini sudah kamu beli? Mengapa orang bilang rumah ini dijual kepada bos li!”

Saat berbicara Rita langsung menunjuk Davis yang berdiri di samping.

“Apa kamu memiliki kemampuan untuk beritahu mereka kalau rumah ini kamu yang beli, apa kamu takut mengatakannya?”

“Ini sama saja kamu sudah membohongiku, membuat kami sekeluarga mendapatkan malu di pagi ini… bilang saja apa kamu sedang menghibur kamu…”

Sanfiko Chen tersenyum pahit, ternyata ini masalahnya.

Saat ini Sanfiko Chen tidak berkata apa apa, memutar badan melihat Jack Hu seklias.

Lalu berhenti di hadapan Davis.

“Apa kamu ingin membeli rumah ini?”

Sangat jelas kata kata ini ditujukan kepada Davis.

Dan Davis pun tertawa rinyah, berkata : “Benar sekali, aku hari ini melihat rumah ini di renovasi dengan bagus, dan lebih cocok dengan gayaku, lagi pula 60 miliar bagiku hanyalah sebuah uang kecil saja, mengapa, apa benar rumah ini sudah kamu beli…”

Ketika mengatakan akhir kalimat itu, Davis tidak bisa menahan tawanya lagi.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu