Menunggumu Kembali - Bab 98 Saranin Kamu Untuk Bersikap Baik

Penang, Hotel Central.

Di dalam kamar presiden.

Pada saat ini, wanita cantik yang berambut panjang yang barusan berlutut di tanah dan terus bergerak telah mengganti pakaiannya dengan pakaian sulam cheongsam yang sangat mahal.

Rambut panjang yang terikat, dengan badan yang ideal, menggunakan pakaian Chengsam yang mahal, membuat orang menjadi tergoda.

Pada saat ini, dia sedang membuat teh dengan serius.

Aji duduk di sofa empuk dan melihat beberapa foto di atas meja yang ada di depannya.

Sebenarnya Aji telah melihat beberapa foto di atas meja dari dia memasuki pintu, dia kenal dengan kedua wanita di foto-foto itu.

Tapi dia tidak tahu mengapa foto kedua wanita berada di tangan Hermanto.

Yang lain mungkin tidak tahu siapa Hermanto, tetapi Aji sangat mengenalnya.

Bagaimanapun, satu adalah raja bawah tanah Penang dan yang satunya adalah raja bawah tanah meka.

Tidak mungkin bagi dua orang dengan status yang sama itu tidak kenal satu sama lain.

Terlebih lagi, Aji dan Hermanto ini masih memiliki jalan panjang, hanya karena dua talenta ini menetapkan aturan bahwa mereka untuk tidak muncul di wilayah masing-masing, tapi sekarang Hermanto tampaknya telah melanggarnya, karena alasan inilah, setelah Aji mengetahui Hermanto datang ke Penang, pertama-tama dia mencari Hermanto.

“Minum teh, aku dengar baru-baru ini kamu menyukai teh…….. aku secara khusus menemukan seorang pelayan teh professional dengan layanan kelas atas untuk mengikutiku ke Penang, hanya untuk Kak Aji, jika kak Aji menyukainya, aku akan keluar nanti dan meninggalkan ruangan ini untuk kak Aji.”

Ketika hermanto berbicara, dia dengan kasar menyentuh bokong bulat dari wanita yang mengenakan Cheongsam yang sedang serius membuat teh.

Wanita yang mengenakan cheongsam itu menjerit, dan wajahnya memerah….

Aji tidak tergerak, dia hanya menatapnya sudah tahu bahwa wanita ini hanyalah mainan Hermanto.

“Haha, kak Hermanto bercanda, jujur amat, tetapi sebelumnya kita memiliki perjanjian, kamu tidak boleh memasuki Penang, Aku tidak boleh memasuki Meka, sekarang kamu datang ke Penang dengan rombonganmu, apa maksudmu?”

Aji tidak ingin omong kosong dengan Hermanto, meskipun Aji tahu bahwa Hermanto sekarang lebih arogan dari sebelumnya, tentu saja, karena ia memiliki lebih banyak industri ekonomi yang nyata dan lebih banyak uang untuk beroperasi daripada Aji.

Tapi ini di Penang, Aji tidak akan memberi Hermanto begitu banyak pergerakan.

Saat ini, dia datang untuk mengunjungi Hermanto secara sopan untuk memberikan harga diri yang cukup bagi Hermanto.

“Tidak ada maksud apa-apa, aku hanya ingin mengunjungi Penang, lagi pula Meka dan Penang sangat dekat, kita tetanggan, tidak bolehkah aku datang untuk melihat-lihat?”

Saat Hermanto berbicara, dia terus meremas foto di tangannya, yang ada di foto itu adalah kak Jovitasari.

Aji mencibir, lalu meraih foto di atas meja, dan berkata: “hermanto, orang lain mungkin tidak tahu siapa kamu, tetapi aku sangat mengenalmu, untuk apa kamu datang ke sini?”

“Hahaha, kenapa Aji, apa yang aku lakukan di Penang tampaknya tidak perlu melapor dulu kepadamu?”

Wajah Aji tiba-tiba berubah, dan kemudian dengan dingin berkata: “Hermanto, kamu telah melanggar aturan datang ke wilayahku, dan kamu tidak bisa mengusik dua wanita yang ada dalam foto itu, jika kamu masih ingin mengusik dua wanita itu, aku yakin kamu tidak akan tahu bagaimana dirimu mati!”

Mendengar kata-kata Aji, wajah Hermanto tiba-tiba menjadi dingin.

Foto yang ada di tangannya ditaruh di atas meja, cangkir teh yang ada di meja teh langsung jatuh ke kebawah, dan teh yang baru saja dituangkan tumpah ke bawah.

“Aji, apakah kamu mengenal dua wanita ini? Atau jika itu wanitamu, aku mungkin berpikir untuk membiarkan mereka pergi, tetapi jika itu tidak ada hubungannya denganmu, dan kamu ingin menghalangiku untuk melakukan sesuatu, aku hanya bisa minta maaf, ini adalah kesukaanku, dan aku tidak tertarik dengan yang lain!”

Mendengar perkataan ini, Aji tiba-tiba perlahan tersenyum.

Mengangkat cangkirnya dan minum.

“Aku kenal dua wanita di foto ini, tetapi mereka tidak ada hubungannya denganku. Tapi jika kamu ingin mengusik kedua orang ini, aku jamin kamu tidak bisa meninggalkan Penang!”

Mendengar ini, hermanto langsung berdiri dan menatap Aji yang ada di depannya dengan dingin: “Aji, jadi kamu sengaja memilihku, kanapa kamu ingin membrontakku?”

Pada saat ini, Aji menggelengkan kepalanya dan berkata: “sekarang Ini adalah masyarakat yang harmonis, aku tidak ingin sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi, tetapi Hermanto kamu sudah begitu merajalela dalam dua tahun terakhir, betapa gilanya kamu di tempat lain itu tidak ada hubungannya denganku, tetapi jika kamu berani mengacau di Penang, aku berjanji kamu akan mati di sini, dan kamu akan mati dengan menyedihkan, kamu membiarkan Zuki melawan bos industri minuman keras Sorgum sanjya, ayah dari dua wanita ini, harusnya kamu tidak lupa dengan masalah ini?”

Mendengar kata-kata Aji, dengan segera wajah Hermanto sedikit berubah.

“Sekarang dimana Zuki?”

Aji tidak menjawabnya, tetapi melanjutkan perkataannya: “Aku pikir kali ini kamu datang dengan rombongan, kamu takut datang ke Penang, atau apakah orang yang meminta bantuanmu menyuruh kamu melakukannya?”

hermanto segera meletakkan tangannya di atas meja dan menatap Aji dengan dingin: “Di mana Zuki sekarang? Apa yang terjadi pada Zuki?”

Harus tahu bahwa di meka, meskipun Zuki tidak mau mendengarkan perintah hermanto berkali-kali, Hermanto tahu bahwa Zuki sangat kuat, dan bahkan dia tidak berani mengusik Zuki dengan mudah, justru karena inilah Hermanto di meka mengambil tulang rusuk Zuki dan memintanya untuk membantunya melakukan sesuatu.

Sebelumnya karena adik Zuki ingin melakukan operasi secara mendesak, ketika dia membutuhkan uang secara mendesak dia baru melakukannya, jika tidak Hermanto tidak bisa menyuruhnya, Hermanto tidak menduga yang sebelumnya menyuruhnya datang ke Penang, dan setelah sampai di Penang, semuanya berakhir, bahkan adik Zuki juga berakhir.

Sebelumnya Hermanto berpikir pada saat setelah Zuki mendapatkan uangnya dia membawa anaknya meninggalkan meka, bagaimanapun Zuki adalah seorang yang jika melakukan sesuatu mempunyai ide dan rencana sendiri, jadi perlahan-lahan aku tidak memperhatikannya.

Tapi pada saat mendengar Aji mengatakan masalah ini, dengan segera hatinya bergetar.

Apakah Zuki sudah dikuburkan di Penang?

“Haha, selamanya kamu tidak akan bertemu Zuki lagi?”

Kamu, bajingan kamu telah membunuh Zuki?”

Wajah Hermanto seketika murung.

Aji hanya tersenyum dan tidak melanjutkan menjawab pertanyaan itu lagi.

“Hermanto, jika kamu datang ke Penang demi mendapatkan kedua wanita itu, aku saranin kamu untuk bersikap baik!”

“Saranin aku untuk bersikap baik?”

Hahahaha…

Pada saat ini Hermanto tertawa tebahak-bahak.

“Aji, apakah kamu pikir aku takut padamu? Aku memegang kata-kataku di sini hari ini, hermanto harus mendapatkan dua wanita ini, malam ini juga, kamu percaya tidak?”

“Jika kamu memiliki kemampuan jangan keluar, Kita tunjukkan kekuatan kita, kamu dapat melihat apakah orang-orangmu kuat atau orang-orangku cepat, aku akan menangkap dua saudara perempuan itu dan membawanya kesini, lalu bermain dengan mereka malam ini….”

Setelah Aji mendengar perkataan ini, dengan segera wajahnya murung.

Di hati muncul perasaan yang sangat buruk.

“Hermanto, apa yang kamu bicarakan? Apakah kamu sudah mulai melakukannya?”

Ketika mengatakan ini wajah Aji mulai berubah.

“Hahaha, tentu saja, aku Hermanto jika ingin melakukan sesuatu, apakah aku harus melapor dulu kepada Aji? Bajingan kau apa yang kamu pikirkan!”

“Kamu…”

Renard yag mengikuti Aji ketika dia mendengar ini dia langsung bertindak, tapi Aji langsung mengulurkan tangan menghalanginya.

“Hermanto, bajingan kamu mau cari mati, buruan suruh orang-orang mu untuk pulang, kamu tidak akan bisa mengusik kedua wanita ini, aku sedang membantumu sekarang”

Aji segera berteriak kepada Hermanto.

“Haha, Aji, kamh kesini mau bercanda? Aku tidak bisa mngusik kedua wanita ini? Kamu lihat aja malam ini aku langsung bisa mendapatkannya siapa sih yang gak bisa aku dapatkan? Kamu mau bantu aku, Aji, kamu bantu dirimu sendiri aja!”

Sambil berbicara, syaki yang berbadan besar yang ada di sampingnya segera mengeluarkan senjatanya dan mengarahkannya ke Aji.

“Kamu…”

“Jangan bergerak! Kalau bergerak akan kubunuh dia!”

syaki berkata dengan suara dingin.

“Haha, Hermanto, aku sudah saranin kamu, jika kamu masih bersih keras, pada saat kamu mati jangan pernah salahkan aku tidak ada memberitahumu!”

Pada saat berbicara Aji langsung berdiri.

“Renard, ayo jalan…”

Pada saat ini Aji merasa sangat cemas, dia harus segera pergi dari sini dan segera memberitahu Tuan Sanfiko, menyiapkan orang untuk memberhentikan Hermanto, jika tidak jika benar-benar terjadi sesuatu kepada Tuan Sanfiko, Aji tahu bahwa dirinya akan merasa tidak tenang!

Tapi ketika Aji baru bangkit, pintu kamar presiden langsung terdorong terbuka.

Lalu didepan pintu berdiri seorang pria paruh baya yang kurus dengan mengenakan kacamata.

“Kak Hermanto….. Tolong……”

Doorrr!

Lalu diikuti dengan suara tembakan…..

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu