Menunggumu Kembali - Bab 182 Wajah Cantik Juga Baik Hati

Duar.

Semua orang disana sangat terkejut melihatnya.

Orang yang mengatakan kalau dia bisa mengendarai mobil itu maka dia akan memanggil Sanfiko Chen ayah itu lebih tercenggang disana.

Dia tidak menyangka dengan secepat ini berbalik memalukannya sendiri, dalam waktu beberapa detik, orang itu sudah mengmbil kunci mobil Porsche dan berjalan kedepan wanita canrik.

Satu kalimat “Jovitasari, Ayo naik…”

Dan membuat semua orang disana tidak bisa berkata apa apa lagi.

“Bukankah sebelumnya aku sudah beritahumu, selagi kamu menyukainya maka aku akan memberikan kepadamu.”

Tidak menunggu Jovitasari berbicara, Sanfiko Chen langsung menariknya kedepan mobil, dan dia melihat Jovitasari yang memasang muka merah, baru teringat sesuatu.

Sekaligus melihat agen mobil yang mengirim mobil ini.

“Tuan sanfiko, apa masih ada yang bisa saya bantu?”

Ketika melihat Jovitasari wanita itu tahu dia sudah tidak memiliki kesempatan lagi, pantas saja orang kaya yang rendah hati ini bersedia dengan wanita cantik ini.

Sanfiko Chen sedikit tidak enak melihat agen wanita ini.

“Emm, Oh ya, bisa tidak kamu lepaskan baju itu untukku….”

Sanfiko Chen sedikit tidak enak ketika mengatakan hal ini, bagaimanapun dia menyuruh wanita itu melepaskan jaketnya dihadapan banyak orang, dan di depan istrinya.

“Hah… ini…”

Saat ini Jovitasari langsung melihat kearah Sanfiko Chen, ketika Jovitasari menatapnya binggu, Sanfiko Chen dengan tidak enak hati berkata : “Istriku ingin pergi membahas hal yang penting, jadi…”

Agen wanita itu melihat Sanfiko Chen menunjuk Jovitasari yang terlihat cantik mengenakan kemeja putih, dia pun tertawa pahit dalam hati.

Jelas jelas ini adalah kemeja putih biasa, tapi ketika dikenakan olehnya seketika kemeja ini terlihat seperti kemeja berkelas.

“Eemmm, aku mengerti…”

Saat itu agen wanita itu langsung melepaskan blazer kerjanya dan mengambil kartu namanya, lalu diberikan kepada Sanfiko Chen.

Cara ini…

Orang yang berada disekitarnya pun tidak bisa berkata apa apa.

Keren sekali…. Bisa seperti ini, orang sudah mengantar mobil kepadanya lalu dia masih ingin baju kerjanya diberikan kepadanya, dan hal ini dilakukan di depan wanita yang sangat cantik, hal ini benar benar membuat semua orang iri…

Apakah jika ada uang bisa seperti ini?

Sanfiko Chen memberikan tatapan terima kasih kepada agen wanita itu, dengan tatapan saja bisa membuat wanita itu gemetaran.

“Istriku, ayo kenakan, untuk sementara waktu saja…”

Saat ini muka Sanfiko Chen sangat merah, Jovitasari tidak menyangka Sanfiko Chen melakukan hal ini untuk mencarikan baju untuknya.

Tapi dia pun tidak ragu sama sekali, dia tahu jika tetap berada disini, kemungkinan besar bisa menimbulkan salah sangka yang besar, dan sudah banyak orang yang memotret mereka.\

Jovitasari tidak suka difoto orang seperti ini.

Dia pun tersenyum kepada agen wanita itu, lalu mengambil blazer yang di berikan Sanfiko Chen kepadanya.

Bisa dibilang mengenakan baju tetap harus melihat aura seseorang.

Jika sebelumnya agen wanita yang mengatar mobil itu sudah cukup membuat orang terpesona, mobil bagus dilengkapi dengan wanita cantik, tapi kali ini ketika Jovitasari mengenakan blazer hitam biasa itu lebih membuat semua orang terpesona.

Ini sudah jelas adalah seorang wanita kelas atas, aura CEO yang dingin terlihat jelas.

“Ayo kita jalan…”

Melihat pandangan kagum dari orang orang, Jovitasari saat inii langsung masuk kedalam mobil lalu menghidupkan mobil, walaupun ini pertama kalinya bagi Jovitasari mengendarai mobil Porsche, tapi Jovitasari tetap mengerti tentang mobil, sekali menginjak pedal gas, langsung terdengar suara dentuman mobil.

“Sanfiko… ayo cepat!”

“Iya… Iya!”

Dibawah tatapan terkejut da iri semua orang, Sanfiko Chen sudah duduk di kursi penumpang.

Mobil Porsche merah itu sekarang sudah berjalan dengan gagah, pergi meninggalkan hotel itu.

Tidak berapa lama, ada orang yang sudah sadar dari bayangannya.

“Irinya…”

“Irinya…”

“Ada mobil mewah, dan wanita cantik…”

“Siapa sebenarnya dua orang ini…”

“benar sekali… wanita itu cantik sekali…”

……

Ketika mobil Porsche merah itu berhenti di ujung jalan, Jovitasari baru menghela nafas lega, lalu melihat Sanfiko Chen.

“Sanfiko, jujur kepadaku, bagaimana kamu mendapatkan mobil ini?”

Sanfiko Chen langsung tersenyum dan berkata : “Jovitasari, bukankah sebelumnya kamu bilang menyukai Porsche? Aku pikir kamu sekarang adalah wakil direktur perusahaan, kedepannya akan segera menjadi pemimpin perusahaan, mobil seperti ini saja kamu tidak ada, jadi aku membelikannya untukmu, apa kamu tidak menyukainya? Jika kamu tidak suka boleh menukarnya… yang pasti mobil ini baru dibeli!”

Jovitasari langsung melambaikan tangannya.

“Bukan, aku menyukainya, ini adalah mobil yang paling aku suka, tapi ini… kamu jujur padaku, uang dari mana yang kamu dapatkan, harga mobil ini bisa sekitar 2 miliar, dan untuk mengurus semua berkasnya kira kira butuh 4 miliar, jadi beritahu aku uang darimana ini, jangan bilang uang ini dari temanmu lagi.”

Sanfiko Chen menunjukkan jempol kepada Jovitasari.

“Apa memang benar.”

Hah?

Jovitasari mendengar ini memasang muka yang sulit dipercaya.

“Kamu bodohi siapa hah?”

Sanfiko Chen memasang muka yang tersiksa berkata : “Aku beritahumu aku ini adalah anak orang kaya, emmm, aku ini orang kaya, aku mempunyai banyak uang, jadi satu kartu bank ku saja bisa membeli beberapa jenis mobil ini…”

“Mati saja Sanfiko Chen, kamu lagi lagi gombal di depanku, katakan dengan benar…”

“Jika aku mengatakan dengan benar apa hadiahnya?”

Sanfiko Chen merasa sangat nyaman ketika bersana dengan Jovitasari, apalagi sekarang mereka sudah berhubungan dengan dalam, yang sudah tidak memiliki rahasia sama sekali, tapi Sanfiko Chen sekarang sedang berpikir bagaimana caranya memberitahu ini semua kepada istrinya yang suka cemburu itu.

“Kamu sekarang masih ingin hadia, jika kamu tidak jujur kepadaku, aku akan… akan…”

“Pukul pantatku?”

“Aahhh…. Sanfiko, apa kamu sengaja membuatku marah….”

Mendengar pukul pantat dua huruf ini, membuat bokong Jovitasari merasa sedikit sakit.

Bagaimanapun dia tidak tahu apa yang terjadi kemarin malam, yang pasti ketika dia bangun dia merasa bokongnya merasa sakit seperti habis dipukul orang.

Tidak diragukan lagi, “Orang jahat” ini adalah pria yang dicintainya sekarang.

“Baiklah baiklah…. Akan aku katakan… tapi kamu harus menciumu dulu…”

Tidak memberikan Jovitasari kesempatan untuk merespon, dia langsung menciumnya.

Walaupun tidak tahu sudah berapa kali mereka beresraan, tapi muka Jovitasari tetap memerah…

Jovitasari mengerucutkan bibirnya, menatap Sanfiko Chen, dan memasang gaya pura pura marah.

“Ini uang sisa aku beli rumah kemarin, tapi kamu jangan beritahu ibu, jika tidak dia pasti aku ribut denganku lagi.”

“Benarkah?”

“Benar… ambil, ini kartu sesungguhnya, kartu yang sebelumnya aku kasih ibu adalah kartu yang baru aku buat, aku pikir jika suatu hari nanti kita membutuhkan uang dan ibu tidak memberinya bagaimana? Walaupun ibu tidak mungkin seperti itu, tapi aku hanya….”

Mendengar ini Jovitasari langsung mencium pipinya Sanfiko Chen.

“Aku tahu, Sanfiko, sebenarnya hati ibu tidak seperti itu, mulutnya saja yang jahat, dulu dia tidak seperti itu, ayahku juga sudah bilang itu adalah cadangan, kamu ihat akhir akhir ini sedang sibuk memberesi villa, setiap hari membawa barang ke villa, dia sudah banyak membaik.”

Sanfiko Chen menganggukkan kepala, lalu menyerahkan kartu itu kepada Jovitasari : “Jovitasari, Kartu ini kamu yang pegang saja.”

“Ini adalah milikmu, jadi kamu yang simpan saja, Oh ya, kapan temanmu pulang, kita harus mengajaknya makan, dia tidak hanya membantu kita menyelesaikan kerjasama ini, dia juga memberikan kita uang yang banyak, untuk saat ini kita belum bisa mengembalikan uang ini!”

“Tidak perlu kembalikan, aku memiliki hubungan baik dengannya, uang ini tidak seberapa!”

Jovitasari langsung memutarkan matanya kepada Sanfiko Chen.

“Gombal lagi?”

Ketika Sanfiko Chen ingin menjelaskan lagi, Jovitasari langsung melepaskan sabuk pengamannya.

“Mulai sekarang, kamu adalah supirku, kita gentian…”

“Ahh… ini…. Baiklah!”

Saat bicara Sanfiko Chen siap untuk membuka pintu mobil.

Jovitasari menahan Sanfiko Chen, berkata : “Kita tukaran dari dalam saja, aku pindah dari atas….”

Bisa dibilang perasaan Jovitasari akhir akhir ini sangat baik, dia langsunng lewat di atas Sanfiko Chen, dengan bersanding Sanfiko Chen dia melewati ruang tengah.

Ruang mobil Porsche lumayan bagus, Sanfiko Chen merasakan tubuhnya Jovitasari lewat di atas tubuhnya.

Ketika sudah duduk di kursi pengemudi, hati Sanfiko Chen tidak berhentinya berdetak.

“Ada apa, Sanfiko… kamu merasa tidak enak?”

Walaupun Jovitasari juga memasang muka merah, tapi ketika melihat muka merah malunya Sanfiko Chcen membuat hatinya merasa tersenyum senang.

Senyuman yang indah, wanita cantic juga baik hati!

Secara keseluruhan ini adalah potret nyata Sanfiko Chen.

“Jovitasari, kamu sangat cantik…”

Hatinya Jovitasari seperti sedang makan madu yang manis.

Mengangkat kepala dengan manja, lalu berkata : “Aku tahu!”

Sanfiko Chen saat ini tertawa, lalu dia memakai sabuk pengaman dan menjalankan mobil.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu