Menunggumu Kembali - Bab 248 Dasar Pria Brengsek

Keluarga Tang dari Kota Sumedang.

Keluarga Tang adalah keluarga yang benar-benar terkenal di Kota Sumedang, mereka adalah keluarga yang ditakuti banyak orang di Kota Sumedang.

Sebagai Nona Muda Keluarga Tang dari Kota Sumedang, dari kecil Vera selalu mendapatkan apa yang diinginkan, meski dia tidak dihargai seperti tuan muda lain di keluarganya yang berasal dari keturunan asli, setidaknya dia terkenal dalam lingkup para pembalap, kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa mengenal Jenny, Nona Besar Keluarga Du dari Haidu.

Tapi sekarang dia dipukuli oleh seorang rakyat jelata, dan sekarang sepertinya tulang di kedua kakinya patah, wajahnya juga dipukuli sampai membengkak parah, sekarang kepala Vera berdengung, dia sekarang sangat paham kalau orang di depan matanya yang dibawa Nusrini bukanlah lawan yang mudah.

"Kalau kamu tidak percaya, kamu boleh datang mecariku lagi!"

"Tentu saja, jika kamu ingin menyelesaikannya sekarang, kamu bisa telepon secepatnya, lagipula aku bukan orang yang suka mencari masalah."

Nada suara Sanfiko Chen terdengar rendah saat dia mengatakan hal ini, dia membisikkannya ke telinga Vera.

"Tidak perlu, kamu pergilah."

Suara Vera terdengar seperti dipaksakan, seluruh wajahnya benar-benar sakit, dan seluruh gusinya seperti akan lepas, hari ini, Vera kalah telak.

Tapi Vera tahu kalau sekarang bukan waktu yang tepat untuk balas dendam, dia harus cepat pergi ke rumah sakit, dan juga untuk balas dendam, Vera pasti akan membalaskan dendamnya, pria di depannya ini harus mati, tapi sekarang dia sadar kalau dia berada di posisi yang tidak menguntungkan sama sakali, dan juga ada banyak orang yang sedang memperhatikan, jika dia menelepon seseorang, atau jika pengawalnya datang melawan lalu jika satu per satu mereka dikalahkan, wajahnya akan menerima lebih banyak tamparan.

Sanfiko Chen mengangguk perlahan, dan berbicara pada Nusrini yang tidak berdiri jauh: "Jalan, ayo kita pulang..."

Kemudian dia naik ke Porche merahnya, dan dia duduk di kursi pengemudi.

"Eh, eh ..."

Saat ini, Nusrini tidak berani mengatakan satu katapun dan naik ke mobil dengan patuh.

Ketika Nuusrini naik ke mobil, wanita cantik dan cuek itu juga membuka pintu di samping kursi pengemudi dan duduk di sana.

Nusrini duduk di kursi belakang.

"Aku bilang, nona cantik, kamu tidak perlu naik lagi, aku akan pulang…"

"Pulang?"

Jenny sedikit terkejut, lalu perlahan-lahan tersenyum: "Sangat bagus, kalau begitu aku akan pulang bersamamu."

Saat mendengar hal ini, tidak hanya Sanfiko Chen, bahkan Nusrini yang duduk di kursi belakang juga ikut terkejut.

"Itu..."

"Apa kamu tidak bersedia?"

Saat sedang berbicara dengan Sanfiko Chen, sirat mata Jenny seperti sedang mengancam, tentu saja Sanfiko Chen mengerti maksudnya, dia tahu meski dia tidak mengenali identitas Jenny yang sebenarnya, dari sirat matanya, Jenny tidak akan melepaskannya begitu saja saat ini, daripada Jenny menyakiti wanita ini di belakangnya, lebih baik Sanfiko Chen memperhatikannya sekarang.

Tapi saat Sanfiko Chen memikirkan Jennny, kepalanya sakit, wanita ini tidak sesederhana kelihatannya.

"Ini..."

"Ayo jalan!"

Jenny tersenyum kecil melihat Nusrini yang duduk di kursi belakang dengan ekspresi terkejut.

Sanfiko Chen-an tersenyum pahit, kemudian dia langsung menjalankan Porche merah, pemandangan Sirkuit Gunung Sinabung yang indah langsung tersaji di depan mata mereka.

"Vera..."

"Vera..."

Saat ini para pengawal yang masih tercengang langsung bergegas maju memapah Vera, lalu bertanya dengan ekspresi khawatir.

Vera yang berusaha menahan rasa sakit, berkata dengan dingin, "Cepat bawa aku ke rumah sakit!"

Meskipun suaranya terdengar kurang jelas, beberapa pengawal masih bisa memahaminya, mereka langsung memapah Vera masuk ke satu mobil sport terdekat.

Semua orang disana benar-benar kaget saat melihat pemandangan ini.

"Ini... sebenarnya apa yang terjadi?"

"Nona muda dari Keluarga Tang..."

"Vera berlutut pada seseorang... dan mengaku kalah..."

"Siapa nama pemuda itu?"

"Tidak tahu, tapi pemuda ini luar biasa!"

"Ya, bukan hanya menyembunyikan kekuatannya, dia juga merebut dua wanita cantik yang disukai Vera!"

"Sayangnya, ini Kota Sumedang, dan kejadian tadi pasti menyinggung Keluarga Tang, takutnya hari-hari pemuda itu akan sulit dilewati!"

"Ya, dan takutnya tulang kaki Vera dipukul sampai patah, apalagi wajahnya... yah…, ini pertama kalinya aku melihat Vera dipukul sampai seperti itu!"

"Belum tentu, mungkin saja pemuda itu juga memiliki latar belakang yang kuat, dia bahkan bisa melewati daerah yang gelap dan curam lebih cepat dari Vera, dan hanya dengan mengendarai mobil Porsche, dia seperti dewa yang datang dan menghancurkan kepercayaan diri Vera!"

"Benar, benar..."

Orang-orang di sini mulai membahasnya, tapi tak lama kemudian sudah ada orang lain lagi yang turun ke lintasan, permainan baru sudah dimulai lagi.

Meskipun sebagian besar saham Sirkuit Gunung Sinabung berada di tangan Vera, ada juga beberapa anak konglomerat yang membelinya, tempat ini masih bisa beroperasi secara normal tanpa kehadiran Vera.

Hanya saja permainan selanjutnya terlihatkurang menarik, sehingga banyak orang yang meninggalkan tempat mereka di tengah permainan.

Bagaimanapun hal yang terjadi sebelumnya, benar-benar sulit dipercaya oleh siapa saja.

Dan sekarang mobil yang dikendarai Sanfiko Chen sudah keluar dari Kota Penang.

"Sanfiko Chen, hotel mana yang sudah kamu persiapkan untukku malam ini? Kudengar hotel terbaik di Kota Penang adalah Hotel Central, bagaimana kalau kita menginap di sana malam ini."

Nursini yang duduk di belakang tidak tahan mendengar hal ini.

Entah apa yang dilihat wanita cantik ini dari Sanfiko Chen, sepanjang jalan dia terus saja memamerkan sesuatu pada Sanfiko Chen, bahkan dia terus berusaha untuk memiliki kontak fisik dengannya, beberapa kali mobil Sanfiko Chen hampir mengalami kecelakaan, hal ini membuat wajah Nusrini terlihat kesal.

"Sanfiko Chen, hentikan mobilnya sekarang!"

Nusrini terus menahan dirinya, dia tidak mengucapkan sepatah katapun sepanjang perjalanan, tapi dia tidak bisa menahannya lagi, awalnya aura special yang dikeluarkan Jenny, benar-benar membuatnya merasa terintimidasi, ditambah aksi Sanfiko Chen di Gunung Sinabung, hal-hal ini membuat Nusrinitidak tahu harus berkata apa.

Sepanjang perjalanan pulang, hati Nusrini menjadi semakin tidak nyaman saat dia melihat wanita itu, dia bahkan melihat Sanfiko Chen mulai merasa kurang nyaman saat membawa mobil, dia terlihat sangat pasrah.

Nusrini teringat kakak perempuannya yang sangat menyanyangi Sanfiko Chen di rumah, tapi Sanfiko Chen bahkan tidak menolak saat digoda oleh seorang wanita cantik ini, dalam hatinya Nusrini benar-benar kesal.

"Berhenti!"

"Aku bilang berhenti, Sanfiko Chen, kamu dengar tidak!"

Sanfiko Chen terdiam beberapa saat, dia tahu kalau Nusrini sedang mencari masalah lagi, tapi Sanfiko Chen benar-benar tertekansekarang, dari dulu di tidak pernah tahu bagaimana cara berurusan dengan wanita.

Orang-orang dulup ernah mengatakan si pejuang akan tunduk pada wanita cantik, meski Sanfiko Chen pernah ke Kota Yanjing, dai tidak lebih dari orang biasa di sana, dia juga tidak terlalu mencolok, dan saat itu statusnya adalah Tuan Muda Keluarga Chen, lima tahun yang lalu saat menyelidiki kematian ibunya, Sanfiko Chen melakukan segala cara untuk membongkarnya dalam waktu yang singkat, dan langsung saja banyak orang yang menaruh perhatian pada Tuan Muda Keluarga Chen yang sebelumnya selalu diremehkan.

Dan Jenny adalah salah satunya.

Dengan alasan ini, Jenny tetap mengejar Sanfiko Chen bahkan setelah dia setelah "dibunuh" , di mata Jenny, orang seperti Sanfiko Chen sangat tidak mungkin dengan jelas menunjukkan kekuatan penuhnya, dia akan sangat sulit untuk dibunuh, jadi Sanfiko Chen pasti tidak mati!

Bagaimanapun, dia tidak pernah melihat mayat tubuh Sanfiko Chen.

Sanfiko Chen tidak punya pilihan selain menghentikan mobilnya di persimpangan.

Begitu mobil berhenti, Nusrini segera membuka pintu mobil dengan emosi, lalu berjalan ke pintu Sanfiko Chen, dan langsung membuka pintu kursi pengemudi, kemudian berteriak pada Sanfiko Chen dengan ekspresi marah: "Turun dari mobil, cepat…"

Hah?

Sanfiko Chen melihat wajah Nusrini yang terlihat kesal, dalam hatinya dia mengeluh, ada apa lagi kali ini?

"Dengar tidak, turun dari mobil..."

"Cepat turun dari mobilku!"

Sanfiko Chen melirik Jenny, yang duduk di sampingnya, lalu keluar dari mobil dengan senyum pahit.

Saat Sanfiko Chen turun dari mobil, Nusrini langsung menarik Sanfiko Chen dengan kuat, kemudian dengan cepat duduk di kursi pengemudi, dan menutup pintu dengan keras.

"Kamu... juga turun dari mobilku!"

"Apa kamu sedang berbicara denganku?"

Jenny menunjuk ke dirinya sendiri, dia tidak terlihat marah.

"Apa ada orang lain di mobil ini selain kamu?"

Sanfiko Chen dengan cepat membuka pintu kursi penumpang dan berkata kepada Jenny: "Ayo turun ..."

Kali ini, Sanfiko Chen benar-benar takut jika kedua wanita ini bertengkar, nantinya hidup Nusrini akan susah, Jenny bukan hanya cantik, tapi juga orang berkedudukan tinggi, orang biasa seperti Nusrini hanyalah anak kecil yang lemah di hadapannya.

Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, Sanfiko Chen tidak punya pilihan selain mengalah dan memutuskan untuk pergi bersama Jenny.

"Eh..."

Yang anehnya, Jenny terlihat seperti istri Sanfiko Chen, dia membuka pintu mobil dan berdiri di hadapan Sanfiko Chen, dan langsung memeluk lengan Sanfiko Chen, mereka seperti pasangan yang sedang jatuh cinta.

"Aku..."

Melihat ini, wajah Nusrini langsung memerah.

"Sanfiko Chen, kamu..."

"Itu, Nusrini, biar aku jelaskan, dia…"

Sebelum Sanfiko Chen selesai berbicara, Jenny langsung menatap Nusrini: "Dasar perempuan dada rata, kamu juga tidak bisa tidak tertarik pada Sanfiko Chen, tapi malam ini, aku yang akan tidur dengan Sanfiko Chen, bagaimana kalau, giliranmu besok malam..."

"Kamu..."

"Sanfiko Chen, kamu... kamu cepat naik ke mobil."

Ketika Nusrini melihat wanita yang cantik dan sombong itu memiliki bentuk tubuh yang seksi, tiba-tiba dalam hatinya dia merasa tidak nyaman, wanita ini bahkan mengatakan Nusrini memiliki dada yang rata, dia bahkan dengan sengaja memamerkan dadanya sendiri, mendengar hal ini Sanfiko Chen berdeham.

Tidak peduli bagaimanapun, dia akan membawa Sanfiko Chen pulang malam ini.

Jika tidak, Sanfiko Chen tidak akan mampu menahan godaan wanita ini, dan jika dia melakukan sesuatu, dia akan bersalah pada saudara perempuannya, dan melihat Sanfiko Chen yang merupakan orang tidak berguna di rumah, diperlakukan dengan baik oleh seorang wanita yang sangat cantik, Nusrini sangat kesal, benar-benar kesal.

Dan yang lebih mengesalkan lagi, wanita ini menertawakan dirinya!

"Sanfiko Chen, apa kamu yakin mau naik mobil wanita berdada rata ini?"

Hah?

Tangan Sanfiko Chen bergetar ketika dia meraih pintu mobil.

Meskipun Jenny berbicara padanya sambil tersenyum, seluruh tubuh Sanfiko Chen gemetaran ,wanita ini benar-benar seperti seorang iblis, sekarang dia telah menemukan targetnya, dia pasti merasa terhibur, jika tidak, akan muncul masalah besar!

"Aku ..."

"Ah! Sangat mengesalkan, Sanfiko Chen jika kamu tidak masuk ke dalam mobil sekarang dan kembali denganku, aku akan menuntutmu saat aku pulang!"

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu