Menunggumu Kembali - Bab 101Tidak ada yang perlu ditakutkan

Susanto.

Nama yang sama mungkin bisa mengintimidasi banyak orang di Kota Sumedang.

Susanto berasal dari kota Maharayu, dia dari kecil hidup di kota tersebut, waktu remaja dia tidak tahu sudah berapa kali masuk penjara remaja, terakhir kali masuk penjara karena dia telah merampok dan menyakiti orang, dan saat di dalam penjara lah Susanto mengenal seseorang, dan orang inilah yang membantu Susanto merubah hidupnya.

Karena ada koneksi Susanto lebih cepat keluar dari penjara, setelah keluar dari penjara Susanto dengan cepat berkembang di Kota Maharayu, cukup dalam jangka waktu satu tahun dia mulai ada nama di Kota Maharayu, lalu sepuluh tahun kemudian dia telah menjadi sosok yang luar biasa di Kota Maharayu.

Tetapi Susanto tidak memiliki anak, jadi dia mengangkat banyak anak laki laki maupun perempuan, dan hanya anak terakhirnya Hermanto yang berasal dari Kota Meka berhasil mengikuti jejak Susanto, pada saat itu Hermanto sudah memiliki kekuasaan yang besar, lalu di bantu oleh koneksi Susanto membuat Hermanto menjadi Ketua tanah dari Kota Meka.

Karena hal ini membuat Susanto menyukai Hermanto, Hermanto bukanlah nama aslinya, nama ini adalah nama pemberian dari Susnto, karena dia telah dianggap seperti anak kandungnya Susanto, dan Susanto akan mewariskan semua hartanya kepada Hermanto.

Jadi karena inilah Hermanto tidak pernah takut kalau ingin melakukan sesuatu, karena selama ini perusahaan Susanto memiliki kekuatan yang sangat hebat, kekayaan yang dia miliki tidak terhitung lagi, jadi tidak peduli betapa besarnya masalah, dia pasti akan menghadapinya dengan santai.

Jadi karena Kak Aji tahu hubungan ini, dia dari awal sudah menjaga jarak dengan Hermanto, bahkan sudah saling sepakat untuk tidak saling mengganggu.

Tapi semua ini tidak pernah di anggap apa apa oleh Hermanto, selama ini dia selalu menguasi semua wilayah ini, dia tidak pernah menganggap semua orang yang berada di Kota Maharayu kecuali orang yang lebih hebat darinya.

“Ohh Benarkah?”

Sanfiko perlahan lahan menatap Hermanto.

Dan perlahan lahan jalan kehadapan Hermanto, dari atas melihat kearah bawah.

Hermanto sangat membenci jika dilihat seperti ini, Susanto sekalipun tidak bisa memandangnya seperti ini.

Tapi saat ini kakinya telah tertembak peluru, jadi dia sama sekali tidak bisa berdiri.

“Anak muda, aku sarani kamu jadilah pria yang kokoh, di kemudian hari aku sangat ingin bertemu lagi denganmu”

“Ayah angkatku adalah Susanto, aku ingatkan kamu lagi, kamu dan Keluarga Bai bukanlah apa apa di hadapan ayahku, kalian hanyalah pecundang di hadapannya.”

Sekali membawa orang belakangnya, Hermanto lagi lagi memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

“Kamu tidak hanya harus memikirkan dirimu sendiri, kamu juga harus memikirkan Keluarga Bai. Jika hari ini kamu membunuhku, aku jamin kalian termasuk Kak Aji tidak akan lepas dari ayahku, mungkin Keluarga Bai yang harus menanggung ini semua!”

Sanfiko tersenyum dingin menatap muka sombongnya Hermanto.

“Sebelumnya Zuki pernah menabrak Michael, apa ini kamu yang mengaturnya?”

Sanfiko perlahan lahan mengangkat pistol yang berada di tangannya.

“Dia… dia…”

“Apa kamu juga tahu kalau Michael adalah ayah mertuaku?”

“Aku…”

Hermanto saat ini sudah merasakan pistol itu berada di kepalanya, dan pandangan matanya Sanfiko memancarkan pandangan intimidasi.

Dia saat ini merasa sangat gemetaran.

“Aku peringatkan kamu lagi, ayah angkatku adalah Susanto, jika kamu berani menyakitiku, maka ayah angkatku tidak akan mungkin bisa melepaskanmu.”

Sanfiko tertawa datar, berkata : “Kalau begitu segera hubungi ayah angkatmu, suruh dia datang menolongmu! Aku tidak masalah kalau harus menunggu…”

Mendengar kata kata ini Kak Aji memasang muka serius.

Walaupun dia tahu kalau Sanfiko bukanlah orang biasa, namun identitas ini menyangkut dunia, walaupun Erwin sungkan, tapi jika masalah ini di ketahui oleh Susanto, takutnya Kota Penang akan terjadi keributan yang besar.

Tapi untuk saat ini dia juga tidak berani untuk menghalanginya.

“Apa… kamu benar benar menyuruhku untuk menghubunginya?”

Hermanto lagi lagi melihat sebuah harapan yang besar, lagi pula sebelum itu dia tahu bahwa ketika dia membuat panggilan telefon atau menunggu untuk ditembak, itu berarti dia benar benar bodoh, karena dia dari kecil sudah berhubungan seperti ini, maka dia semakin memiliki kepercayaan, reputasi hanyalah omong kosong, mau ada kehidupan barulah kenyataan.

Lalu Hermanto berkata kepada wanita yang mengenakan pakaian chongsam : “Bawa kemari ponselku…”

Wanita itu awalnya sudah ketakutan, lalu ketika dia mendengar perintah Hermanto semakin membuatnya tidak ada nyali lagi, hanya bisa berlutut di pojok ruangan, tidak berani bergerak.

Sanfiko tersenyum, lalu menghadap kearah Kak Aji : “Kak Aji, ponsel…”

Kak Aji seketika mengerti, lalu langsung mengeluarkan ponselnya dan diberikan kepada Sanfiko.

Dia sedikit ragu menerima ponsel pemberian dari Sanfiko, lalu Hermanto langsung menghubungi nomor telepon orang kepercayaannya Susanto.

Sedikit yang mengetahui nomor ini, maka dari itu tidak peduli betapa malam dan sibuknya Susanto, dia pasti bisa mengangkatnya.

“Halo…”

Teleponnya telah di angkat, dari balik telefon itu terdengar suara yang cukup berat, tapi mengandung unsur yang menakutnya.

“Ayah, ini aku Hermanto.”

“Hermanto?”

“Ayah cepat kirim orang ke Kota Penang untuk menolongku, ada orang yang ini membunuhku!”

“Apa!”

Nada bicara itu seketika meningkat.

Saat ini Sanfiko menjulurkan tangannya kearah Hermanto, menginstruksi dia untuk menyerahkan ponsel itu kepadanya.

Hermanto sedikit ragu, namun dia tidak membantah perintah dari Sanfiko.

“Apa ini Susanto?”

Sanfiko langsung bertanya kepadanya.

“Siapa kamu?”

Saat ini vila mewah yang berada di Kota Penang, pria yang berumur sekitar lima puluh tahun itu yang awalnya sedang duduk tiba tiba berdiri, membuat orang yang berada disekitarnya terkejut melihatnya, lalu mereka semua memberhentikan kesibukannya dan menoleh kearah Susanto.

“Hmmm, ini kamu tidak perlu tahu, yang kamu perlu tahu adalah Hermanto ingin membunuh keluargaku, jadi aku sekarang juga ingin membunuhnya.”

“Kamu berani…”

Susanto seketika meledak.

Lalu lanjut berkata : “Apa yang kamu inginkan?”

Susanto tahu, jika orang seperti ini telah sampai ke tahap ini, berarti orang itu menginginkan sesuatu, mau uang ataupun yang lain, jika tidak mana mungkin dia bisa menghubunginya.

“Hmm, nyawanya Hermanto sudah cukup kok!”

“kamu…”

“Aku menelfonmu hanya ingin memberitahumu saja, lebih baik jangan mencari masalah denganku, jika tidak kamu bisa mati!”

Setelah bicara Sanfiko langsung melemparkan ponsel itu kepada Hermanto, dia tertegun melihatnya.

Dan setelah itu Sanfiko tidak ragu lagi langsung meluncurkan tembakan pertamanya kearah kepala Hermanto.

Lalu tembakan kedua…

Tembakan ketiga…

Tembakan keempat…

Tembakan terakhir dia arahkan kepada ponsel itu, dan ponsel itu langsung hancur lebur.

Semua orang yang berada di kamar president itu diam tak bersuara.

Dong… ….

Semua kepala Hermanto berlumuran darah, matanya terbuka lebar, tidak percaya dia benar benar jatuh dan tidak ada kesempatan lagi.

Aroma darah segar seketika menyebar ke seluruh ruangan.

Sanfiko pun tidak melihat mayat itu lagi, dia langsung meleparkan pistol itu ke lantai, lalu menatap tajam kepada bawahan Hermanto yang awalnya dengan ganas menyerangnya, dan sekarang bawahan Hermanto yang terlihat kejam itu gemetaran, mereka takut anak muda yang berada di hadapan meraka juga akan menembak mereka.

Sekarang dengan mata kepala mereka sendiri melihat bos mereka yang sombong telah di tembak mati berkali kali oleh orang!

Mungkin ini akan menjadi mimpi buruk bagi mereka untuk selamanya!

Ketika Sanfiko jalan kearah mereka, mereka langsung membuka jalan untuknya.

“Tuan Sanfiko…”

Kak Aji dengan cepat mengejarnya.

Ketika jalan keluar kamar, terdapat banyak bawahan Sanfiko yang datang.

Sekali melihat Sanfiko dan Kak Aji keluar kamar mereka langsung menundukkan badan.

“Urus tempat itu, jangan biarkan satu orang pun keluar dari sana!”

Kak Aji member perintah kepada mereka, lalu langsung masuk kedalam lift.

Sampai Sanfiko telah berada di mobil listriknya sendiri, baru menoleh kearah Kak Aji berkata :”Atasi itu hingga bersih!”

“Sudah aku lakukan Tuan Sanfiko, maukah anda kalau aku yang mengendari mobil mengantarmu pulang?”

Kak Aji menatap sekilas mobil mewahnya yang berada tidak jauh dari sana.

Sanfiko tersenyum menggelengkan kepala berkata : “Aku lebih nyaman mengendarimu kendaraanku sendiri…”

Setelah bicara dia langsung menjalankan kendaraannya, seperti orang yang tidak ada masalah pergi meninggalkan tempat itu.

Setelah bayangan Sanfiko hilang dari gelapnya malam, Kak Aji tetap berada disana dengan tidak tenang, orang yang baru dibunuhnya adalah Hermanto, lalu dia sengaja menghubungi Susanto, dengan jelas memberitahukannya, lalu menembak mati Hermanto…

Ini terlalu gegabah.

Kak Aji berpikir keras, takutnya jika sebelumnya dia tidak memberitahu Susanto, Sanfiko pasti sudah dengan mudah menembak mati Hermanto.

“Tidakk, masalah ini harus segara beritahu Erwin.”

Lalu dia sambil berjalan kearah lift hotel, mengeluarkan ponsel satunya lagi dan menghubungi Erwin.

Dan Susanto yang berada di villa mewah di Kota Penang dengan penuh aura membunuh, memandang lama ponselnya yang tidak kunjung ada tanggapan.

“Susanto, apa yang terjadi?”

Pria dewasa yang mengenakan pakaian formal dengan lembut bertanya kepadanya.

Saat ini Susanto langsung memutar badannya, dan menampar pria dewasa itu, lalu dengan dingin berkata : “Cepat cari tahu nomor ini, setelah itu langsung beritahuku!”

“Selama ini aku ingin tahu Kota Penang sebenarnya ada sosok seperti apa, beraninya dia tidak memandangku Susanto…”

Melihat kegelapan malam semakin membuat Susanto penuh dengar aura mematikan.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu