Menunggumu Kembali - Bab 195 Inilah Hariku Rista Berubah

Rista sambil tertawa sambil berdiri: “Semua yang berada disini adalah keluarga Bai, sepertinya semua orang tahu tentang siapakah priamu Sanfiko Chen, jangankan beli rumah dan mobil, hahaha… mungkin beli baju pun tidak sanggup?”

“Jadi Jovitasari, kamu jangan menggunakan suami sampahmu itu untuk menutupi lagi. Jadi jika kamu mau menikmatinya, katakan saja karena lagipula kamu sudah membeli villa dan mobil mewah, aku percaya walaupun kamu menggunakan uang perusahaan untuk membelinya, nenek dan para pemegang saham juga tidak berani berkata apapun. Karena kamu sekarang adalah pahlawan Perusahaan Tianbai kita, jadi keuangan perusahaan kantor kita harus melewati kamu, jadi itu normal jika kamu menyimpannya sedikit.”

Rista yang mengatakannya merasa tidak tahan lagi, aktingnya lumayan bagus juga.

Saat ini ekspresi Jovitasari menjadi sedikit buruk setelah mendengarkannya.

“Rista, apakah kamu sengaja cari masalah? Sebelumnya aku sudah katakan jika kalian merasa keuangan aku Jovitasari ada masalah, kalian boleh langsung mencari nenek lalu menyuruh orang memeriksa keuangan ini. Kamu menyerang masalah pribadi saat rapat, apakah kamu keberatan dengan rapat perusahaan yang dipimpin oleh nenek. Kamu boleh mengatakannya jika kamu keberatan dengan keputusan perusahaan. Jika kamu mencari masalah karena dendam pribadi, aku sebagai wakil direktur dan pemegang saham terbesar memiliki hak untuk meminta mu keluar!”

Jovitasari memang tidak memiliki kesan baik terhadap Rista, awalnya mereka dua memang tidak akur, dan disaat ini Rista malah memarahi Sanfiko Chen lalu mengkambing hitamkan dia, jadi Jovitasari tidak akan sungkan lagi.

“Hehe… kalian sudah lihat tidak, nenek sudah lihat tidak, Jovitasari melakukan banyak hal yang buruk dibelakang kita, setelah menggunakan uang perusahaan, sekarang dia masih ingin menutup mulutku dengan posisi dia sebagai pemegang saham terbesar. Hehe, Jovitasari kamu semakin berbuat begitu menandakan kamu merasa bersalah….”

Kali ini semua pemegang saham tidak berbicara, walaupun di hati mereka sedikit terkejut dan tidak senang dengan keluarga Jovitasari yang tiba-tiba memiliki villa dan mobil mewah, tetapi mereka juga tahu jika Jovitasari sekarang adalah pemegang saham terbesar, dan sekarang dia memiliki sebuah suara veto, kemudian sekarang perusahaan bisa lanjut berjalan dan memberikan mereka keuntungan adalah hasil kerja dari Jovitasari.

Dan juga mereka tidak ikut campur dalam masalah Rista dengan Jovitasari.

Yang satu memiliki perjanjian pernikahan dengan keluarga Martin, satu lagi adalah pemegang saham terbesar diperusahaan.

Mereka dua tidak ada yang bisa sembarangan tersinggung.

“Sudahlah…..”

Puspita akhirnya tidak bisa melihatnya lagi, dia berkata: “Rista kamu kurangi berbicara ya…..”

Puspita mengatakannya dengan lembut sambil menatap Rista dengan tatapan yang serius.

“Tidak… aku tidak mau! Nenek pilih kasih, kenapa Jovitasari boleh sembarangan berbicara, tinggal divilla dan membawa mobil mewah dengan uang perusahaan, dan kamu tidak berkata sama sekali, tapi aku…. Nenek, Martin sudah mau sampai, saat dia sudah disini aku akan memberitahunya semua ini agar dia membelaku.”

“Keponakanku Rista, kamu tidak boleh…. Perusahaan Tianbai kita baru saja membaik, jika kamu menyinggung keluarga Martin lagi, perusahaan kita mungkin akan hancur.”

“Betul… Rista, kita tidak tahu ada masalah apa diantara kamu dengan Jovitasari, tetapi kamu tidak boleh berbuat begitu, jika kamu beritahu keluarga Martin dan Martin membelamu, yang rugi tetaplah Perusahaan Tianbai kita.”

“Betul, betul…”

Setelah mendengar perkataan Rista, semua pemegang saham menjadi panik.

Perusahaan Tianbai kali ini baru membaik dari keadaan yang sangat susah, dan sekarang Industri Sorgum Sanjaya membuat semua orang melihat harapan, dan jika karena dendam pribadi mereka berdua menyebabkan musuh seperti keluarga Martin, maka Perusahaan Tianbai akan mendapatkan serangan yang mematikan.

Setelah mendengar pembahasan ini, Rista yang berdiri disana menjadi sangat puas.

Hidup atau matinya Perusahaan Tianbai tidaklah berarti baginya, sekarang yang paling penting adalah dia adalah menantu keluarga Martin, jika dia dibully seperti ini, keluarga Martin pasti akan membelanya, dan inilah yang dia sukai.

“Lagipula Martin juga sudah mau sampai di kota Penang, sampai saat itu aku akan memberitahu masalah ini secara detik kepadanya, dan aku tidak perduli bagaimana Martin akan mengurusnya!”

Riska dengan ekspresi yang sangat puas.

Menatap Jovitasari yang duduk disana dengan ekspresi serius membuatnya terasa sangat senang.

“Bukankah kamu hebat? Lanjut lah berbicara jika kamu berkemampuan, memakai posisi pemegang saham terbesar atau wakil direktur perusahaan untuk menekanku!”

“Sembarangan!”

Puspita melihat Rista yang berdiri disana dengan ekspresi senang memuaskan membuatnya marah.

Tidak membahas pasangan perjanjian pernikahan dengan keluarga Martin adalah Jovitasari, walaupun ini adalah Rista, dengan sikapnya yang sekarang membuatnya merasa kecewa dengan cucu yang selalu dimanjainnya.

Ini sama saja seperti ancaman.

“Nenek… kenapa aku dikatakan sembarangan….”

Rista yang awalnya sangat puas dengan respon semua orang, seketika menjadi membantah karena respon nenek.

“Betul, nenek… aku merasa yang dikatakan Rista benar. Nenek, lagipula tuan muda Martin dari keluarga Martin juga sudah mau datang ke kota Penang, sampai saat itu kita boleh menggunakan Rista untuk mengembangkan macam-macam produksi Perusahaan Tianbai, usaha apa yang sangat laris, real estate juga. Kamu lihat saja Kevin Wijaya juga berkembang dati usaha real estatenya saja. Kita memiliki keluarga Martin yang begitu hebat, sampai saat itu kota Penang pasti akan heboh!”

“Tutup mulutmu….”

Puspita tiba-tiba memukul meja, dan saat ini sekretaris yang berada disampingnya langsung memberikan ponsel pribadinya kepada Puspita.

“Direktur, ini telefon dari tuan muda keluarga Martin….”

Walaupun suaranya sangat kecil, tetapi tetap terdengar oleh Rista yang duduk disekitar Puspita.

Mendengar telefon masuk dari tuan muda keluarga Martin, dia langsung dengan senang berkata: “Pasti Martin sudah sampai….”

Dia sambil berbicara sambil berlari ke jendela yang besar itu.

Setelah membuka tirai jendela, semua orang melihat deretan mobil mewah yang muncul di bawah perusahaan, dan semua mobil mewah ini seharga milyaran.

Pintu mobil pertama pelan-pelan terbuka.

“Nenek… ini aku, Martin… aku sudah sampai dibawah Perusahaan Tianbai.”

Setelah telefon ini berhasil terhubung, terdengar sebuah suara dikantor rapat, karena kantor rapat sangat hening, jadi suara ini pun terdengar dari telefon, dan hampir semua orang mendengarnya.

“Baik, aku segera kebawah menjemputmu…”

Nyonya tua langsung mengubah ekspresinya menjadi senyuman, karena Keluarga Martin dari Purwokerto bukanlah keluarga yang bisa disinggung, jadi keluaga Bai juga tidak berani menyinggungnya.

Sungguh tidak mampu menyinggungnya!

Kali ini semua kegelisahan dan ketakutan di dirinya juga sudah dilepaskan.

“Martin sudah datang…. Martinku sudah datang…..”

Saat ini Rista berdiri didepan jendela melihat deretan mobil mewah itu perlahan berhenti, dan dari mobil keluarlah seorang anak muda yang memakai pakaian formal, walaupun sangat jauh, tetapi mata Rista sudah dipenuhi dengan air mata yang semangat.

Dia melihat Martin yang perlahan keluar dari mobil mengangkat kepalanya melihat sekilas gedung perusahaan lalu berjalan masuk sambil menggenggam tangannya dengan erat.

Akhirnya waktu yang ditunggu nya sudah sampai.

Aku Rista hari ini sudah mau berubah.

Jovitasari, kamu mengira kamu bisa menginjak ku setelah kamu menjadi pemegang saham terbesar diperusahaan ini?

Dan juga Sanfiko Chen, aku akan meminta Martin untuk mematahkan kakimu…

Tatapannya selain air mata yang semangat, juga diikuti dengan kedinginan yang menyeramkan.

Kali ini Martin yang sedang memakai pakaian formal dan menawan membereskan bajunya, lalu membawa sebuah karangan bunga mawar yang indah berjalan masuk ke atas perusahaan Tianbai.

Sudah puluhan tahun tidak bertemu, Martin dipenuhi dengan rasa penasaran, dan tidak tahu wanita menawan yang dulu sangat tinggi dan tidak meliriknya sedikitpun yang sekarang sudah berubah menjadi debu.

“Aku sudah datang menjemputmu kekasihku Jovitasari!”

Dia menghela nafas yang panjang dan berjalan masuk kedalam lift….

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu