Menunggumu Kembali - Bab 207 Harus Menanyakan Sanfiko Chen dengan baik

Di kegelapan.

Sekujur tubuh Yusdi sedang bergetar, air mata yang mengalir karena penyiksaan kesakitannya yang sudah menusuknya dengan sangat dalam.

Cahaya kebencian menopang dia untuk tetap hidup, hanya dengan hidup, dia baru bisa membalas dendam, baru bisa mengambil kembali semua yang sudah hilang.

Tetapi sekarang dia tidak mungkin pergi dari sini, luka dibadannya masih sangat parah, karena seluruh tulang kakinya patah ditabrak, sehingga dia dipasang dengan kaki palsu.

Walaupun sudah disuntuk dengan hormon, tetapi paling cepat dia juga harus menunggu 3 hari baru bisa berjalan.

Dari telefon dia bisa merasakan rasa kecewa dan kutukan istri dan anak terhadap dirinya, dia juga sangat ingin memberitahukan keadaan sebenarnya kepada istri dan anaknya, tetapi terakhir dia juga menyerah. Dia hanya menyuruh Reny membawa kedua anaknya meninggalkan Kota Penang, dan pulang setelah beberapa waktu, tetapi sayangnya tidak ada orang yang mendengarkannya.

Berbaring dikamar yang gelap tersebut, Yusdi merasa dirinya sedang melewati penyiksaan yang paling besar seumur hidup ini.

Tetapi dia hanya bisa menahan, dan tidak tahu harus berbuat apa….

Tetapi karena kebencian yang disimpan didalam hatinya semakin dalam.

Tetapi Reny yang berada di villa keluarga Bai langsung mematikan ponselnya.

“Yusdi ini memang tidak mau memedulikan keluarga kita lagi, tidak disangka dia adalah orang yang begitu. Meskipun dia tidak mengurusnya, aku tidak percaya jika aku Reny tidak bisa balas dendam demi Rista kita, Sanfiko Chen dan Jovitasari yang berengsek, aku mau kalian mati!”

Rista menjadi meledak setelah mematikan telefon, selama ini dia selalu menahan semuanya, hingga saat keluar dari rumah pun merasa sangat buruk. Setiap kali melihat Rita yang sedang pamer di lingkungan teman-temannya, Reny menjadi sangat emosi saat mendengarkannya.

Awalnya yang sudah menaruh harapan berubah pada perjanjian pernikahan Rista dengan Martin, tetapi tidak disangka masalah ini berubah menjadi begitu, Martin itu bukanlah datang demi Rista, tetapi demi Jovitasari yang berengsek itu.

Sekarang Rista sudah menjadi orang gila, sehingga membuat Reny juga jatuh kedalam kebencian yang tidak ada akhirnya.

“Ibu… apa yang kamu rencanakan?”

“Yogi, bukankah kamu ada berkomunikasi dengan orang di jalur itu? Apakah hadiah pernikahan Rista sebanyak 60milyar masih ada? Aku tidak percaya aku tidak bisa mematikan mereka jika aku mengeluarkan 60 milyar ini. Kali ini aku harus membuat mereka dua ke neraka, beraninya mereka membully orang ku.”

“Ibu, apa yang harus kita lakukan jika mereka menyuruh kita mengembalikan hadiah pernikahan ini?”

Saat itu Reny malah menghentakkan nafasnya.

“Apakah ada barang yang bisa kita kembalikan setelah sampai dirumah kita? Lagipula sekarang Rista kita sudah menjadi begitu, jika mereka masih berani datang membahas masalah hadiah pernikahan, aku Reny kehilangan nyawa juga harus bertaruh dengan mereka!”

“Ibu… aku sudah tahu apa yang harus ku lakukan, kamu dirumah menjaga Rista, aku akan mencari orang…”

Reny menganggukkan kepala.

Hati Yogi kini dipenuhi dengan gunung es, menurutnya Sanfiko Chen adalah menantu yang tidak pernah berhasil dalam melakukan apapun, orang yang seperti sampah baginya tiba-tiba menyerangnya, hingga memaksanya untuk minta maaf didepan semua orang. Hanya dari bagian ini saja, Yogi sudah ingin memberitahukan Sanfiko Chen tentang kehebatannya.

Sekarang keluarga mereka sudah tidak bisa bertahan di perusahaan lagi, ayah juga tampaknya punya masalah yang penting, karena tidak mungkin ayah tidak memedulikan mereka. Sebagai pria dirumah ini, saat ini Yogi harus dengan inisiatif membantu keluarganya, meminta tanggung jawab untuk adik perempuannya, sekalian juga membalas demi dirinya.

“Sanfiko Chen, kamu selamanya tetaplah sampah dimataku, apakah kamu masih ingin berubah? Kuberitahu kamu, selamanya tidak mungkin, kali ini aku harus mematikanmu!”

Yogi sambil menjerit keras didalam hatinya, sambil menghubungi seseorang.

…..

“Sanfiko Chen, kamu pulang saja. Nenek menyuruh ku pergi, tampaknya ada masalah dan mungkin akan sangat larut. Kamu antar ayah pulang saja, aku akan menghubungimu nanti.”

Tiba-tiba terjadinya masalah begitu diperusahaan, boleh dikatakan jika sekarang anggota keluarga Bai merasa tidak aman.

Memang pemegang saham keluarga Bai yang tetap tinggal, jelas di hati mereka mempunyai perasaan yang dalam terhadap perusahaan Tianbai, kebanyakan adalah mereka yang sudah tua dan tidak ada harapan dengan anak cucu mereka, lagipula saham ditangan mereka juga tidak begitu banyak, jadi tidak akan banyak juga jika ditukar dengan uang, jadi mereka langsung mengikuti perusahaan Tianbai saja.

Dan setelah melewati akuisisi kepemilikan saham dari kondisi krisis kedua kalinya perusahaan, kali ini Jovitasari sudah memiliki saham sebanyak 80% dari seluruh perusahaan, dapat dikatakan dia bisa mengurus seluruh perkembangan perusahaan dengan dirinya sendiri.

Karena begitu juga Jovitasari baru semakin merasakan tekanan yang berat.

Dan juga dia masih belum tahu bagaimana cara keluarga Martin di Purwokerto membalas keluarga Bai.

Jika keluarga Bai menyerang, dia tidak tahu dia masih bisa bertahan berapa lama.

“Baiklah… nanti hubungi aku saja jika sudah selesai berbicara dengan nenek, aku datang menjemputmu…”

Jovitasari menganggukkan kepala lalu memasuki kantor.

“Sanfiko Chen, ayok pergi….”

Sekarang Michael juga merasakan sedikit lelah, semua yang terjadi hari ini membuatnya merasakan tiba-tiba tetapi juga sesuai dengan prediksi, selain masalah perjanjian pernikahan yang seharusnya dimiliki oleh Rista, tetapi malah menjadi milik ana perempuannya.

“Sanfiko, kamu tahu seberapa banyak tentang keluarga Martin di Purwokerto?”

Sebenarnya Michael sedang mengetesnya saat bertanya.

Dia ingin tahu apa yang diandalkan Sanfiko Chen yang dengan muka tenang saat mematahkan kaki tuan muda Martin dari Purwokerto, dan seberapa banyak yang diketahui tentang keluarga Martin.

Michael tahu walaupun keluarga Martin di Purwokerto bukanlah sangat hebat, tetapi setidaknya dia tahu jika tidak bisa disinggung oleh keluarga Bai sekarang.

Sanfiko Chen menggelengkan kepalanya.

“Sebelumnya memang tidak mengerti, tetapi belakangan ini sudah sedikit mengerti, mereka hanyalah sebuah keluarga kecil. Kedepannya aku akan menemui Johanes agar dia mendidik anaknya. Walaupun kota Purwokerto lebih besar dari kota Penang, tetapi dibanding dengan kota Sumedang dan Maharayu, dia masih terlihat sangat kecil.”

Michael menganggukkan kepala, dia adalah orang pintar, dia juga tahu maksud dari perkataan Sanfiko Chen. Keluarga Martin dari Purwokerto hanyalah keluarga kecil saja, dan siapakan menantunya ini sebenarnya, Sanfiko Chen… kota Yanjing… apakah menantunya adalah keluarga Chen dari kota Yanjing?

Hanya tebakan sederhana saja sudah membuat ekspresi Michael berubah drastis.

Jika Sanfiko Chen beneran berasal dari keluarga besar Chen dari kota Yanjing, jadi untuk apa dia datang ke kota Penang yang kecil?

Walaupun Michael menebaknya dalam hati, tetapi dia juga tidak berani memastikannya, dan dia juga tidak akrab dengan keluarga besar di kota Yanjing, yang dia tahu hanyalah namanya dan tahu seberapa besar kekuatan yang dimiliki oleh keluarga besar ini.

“Oh iya Sanfiko Chen, belakangan ini kenapa Yusdi tidak hadir dalam rapat. Dan sesuai dengan peraturan, dia seharusnya hadir dalam acara rapat penting ini, apakah ada sesuatu yang terjadi padanya?

Saat memikirkan masalah ini,Michael dari kaca spion mengintip Sanfiko Chen yang duduk didepan.

Walaupun Michael tidak khawatir dengan perlakuan menantunya dengan keluarga sendiri, tetapi dia sangan tidak ingin melihat dia menyakiti keluarga Bai, karena bagaimana pun Yusdi tetaplah keluarga Bai.

“Kalau ini aku tidak tahu, hanya saja belakangan ini kehilangan jejaknya Yusdi.”

“Sanfiko… masalah ini…”

“Ayah, kamu tidak sedang meragukan ku kan…”

Sanfiko berhenti dengan cantik di bawah sebuah komplek.

Setelah mereka pulang kerumah, tidak ada seorang pun yang ada dirumah.

“Ayah, aku pergi beli sayur dulu.”

Kali ini Michael langsung menelfon Rita, menanyakan dia dimana.

Nada bicara Rita tampaknya tidak begitu senang, tetapi di masih saja mengatakannya.

Michael pun tidak berkata apapun lagi setelah mengetahui Rita sedang berada di Xianjiang Property, diapun langsung istirahat disofa.

Dia sudah terlalu lelah belakangan ini, jadi diapun menggunakan masalah keluarga Martin di Purwokerto untuk istirahat dengan baik, Michael tidak khawatir dengan balas dendam dari keluarga Martin, tetapi teringat masalah ini akan diurus oleh Sanfiko Chen, dia ingin melihat seberapa besar kekuatan yang dimiliki oleh menantunya ini. Jika dia bisa menyelesaikan masalah ini dengan diam-diam, maka dia bisa membuktikan tebakan dalam hatinya.

Keluarga Chen dari kota Nanjing!

Nama ini adalah nama yang sebelumnya membuatnya tidak berani memikirkan keberadaannya.

Tetapi Rita saat ini sedang ngambek dan duduk di sofa villa Xianjiang Property.

Dia pergi ke toko 4s dengan buru-buru, mobil porsche yang sebelumnya dipilih oleh dia dan Nusrini memang masih ada, dan saat dia bertanya apakah Sanfiko Chen pernah datang ke toko mereka untuk membeli mobil, karyawan itu malah langsung menceritakan kembali keadaan Sanfiko Chen membeli mobil, lalu ditambah lagi ekspresi karyawan 4s yang tampak menggila membuat Rita semakin marah.

“Ibu, kamu jangan marah juga, aku rasa Sanfiko Chen ini pasti punya uang. Pasti ini uang dari pemberian temannya sebelumnya, lalu dia pasti menyembunyikannya dan tidak menyerahkan semuanya.”

“Huh! Sanfiko Chen ini, dia beneran mengira aku tidak bisa mengurusnya karena dia punya uang… malam ini aku pulang akan menyuruhnya menyerahkan semua uang itu, beraninya dia membeli porsche secara diam-diam!”

Teringat tadi pagi Sanfiko Chen mengendarai mobil porsche merah baru meninggalkan komplek ini membuat Nusrini sangat tidak senang. Mobil mewah ini saja dia tidak pernah mengendarainya, sekarang malahan dikendarai oleh Sanfiko Chen sisampah itu yang tidak pernah dianggapnya… membuat hatinya merasa tidak adil.

“Memang, ibu pasti harus menyuruhnya menyerahkan kunci mobil porsche ini. Bagaimana jika mobil begitu mahal dikendarainya hingga lecet? Pasti dia akan menyuruh kakak untuk memberinya uang reparasi!”

“Mungkin saja mobil ini dibeli oleh kakak. Apalagi ibu, sebelumnya aku selalu tidak mengerti Sanfiko Chen yang tidak berguna itu, mana mungkin punya teman yang begitu kaya. Pasti dia sedang berbohong, menurutmu bisakah dia diam-diam dari kakak lalu menggunakan uang perusahaan, kemudian berkata jika itu diberi oleh temannya. Jika memang begitu, kakak beneran dibohongi oleh pembohong besar ini!”

Rita menganggukkan kepala, dalam hatinya sudah memastikan saat pulang harus menyuruh Sanfiko Chen menyerahkan kunci mobil dan harus menanyakan Sanfiko Chen dengan baik-baik.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu