Menunggumu Kembali - Bab 200 Diam Kamu, Wanita Sialan!

“Ayah…”

Pada saat ini, Jovitasari melihat wanita asing itu tiba-tiba menggerakkan tangan dengan sangat agresif, Jovitasari ingin menarik ayahnya segera dan menghindar.

Semua anggota keluarga Bai dalam bahaya, Puspita berdiri dan berkata: “Martin, kamu masih tidak menyuruh orang-orangmu untuk berhenti!”

Tapi semua ini tidak ada pengaruhnya.

Pesss!

Michael mengulurkan tangannya untuk melindungi tenggorokannya dan meraih tinjuan wanita asing ini, karena dia ingin melindungi Jovitasari yang ada di belakangnya, jadi dia tidak ingin bergerak sama sekali, dia takut wanita ini akan melukai putrinya.

Dan Alice sepertinya sudah pernah melihat ini sebelumnya, setelah serangan mematikan ke tenggorokan dihalang, kakinya langsung menendang dada Michael, Michael pun kemudian terbang, dan langsung mengenai kursi, hingga kusinya pun hancur.

“Ayah…”

Jovitasari segera berlari dan membantu Michael berdiri.

Meskipun Michael terkena serangan itu, tapi dia tidak ada luka serius.

“Tuan muda kita menyukaimu, itu adalah keberuntunganmu, jika berani menolak tuan muda kita, tidak tahu apa yang terjadi padamu nanti!”

Di mata Alice, memang benar bahwa wanita ini sangat cantik, dan bahkan memiliki jenis temperamen unik yang tidak terlihat dan menarik, tapi dia barusan dengar sudah mengerti, orang-orang ini berkompromi untuk menipu Martin, secara alami dia tidak akan membiarkan orang-orang ini pergi.

“Apa yang ingin kamu lakukan, jangan kemari…”

Pada saat ini, Jovitasari segera membanti Michael berdiri, matanya penuh kekhawatiran.

“Berhenti! Martin, buruan suruh orang-orangmu berhenti…. Apa yang ingin kamu lakukan!”

Puspita segera berdiri dan berteriak pada Martin yang duduk di sana.

“Nenek, mengapa kamu begitu bersemangat?”

“Kamu…”

Pada saat ini, Martin tidak lagi menyamarkan apapun, awalnya, dia adalah orang dengan keinginan kuat untuk mengendalikan, dan seperti yang dia katakan, selama dia ingin melakukan sesuatu, tidak ada yang tidak bisa dilakukannya.

“Hahaha… Martin, kamu harus memeberi pelajaran pada pelacur ini, kalau bukan karena dia...”

Pesss!

Tepat sebelum Rista selesai berbicara.

Tiba-tiba pintu kantor ditendang dan terbuka.

“Sanfiko…”

Sekilas, Jovitasari melihat Sanfiko datang dengan muka cemberut.

Awalnya Sanfiko sedang menunggu Jovitasari di kantor wakil manajernya, tetapi semakin dia menunggu, semakin dia merasa bahwa ada sesuatu yang terjadi, dan rapat tidak akan berlangsung lama, ditambah pada saat ini, Sanfiko melihat ke lantai bawah, dan dia melihat deretan mobil mewah, dia sedikit cemberut dan berjalan menuju kantor, saat jalan dia mendengar suara yang kencang, kemudian dia mendengar suara Jovitasari.

Begitu Sanfiko masuk dia menarik perhatian banyak orang.

Tapi Sanfiko langsung berjalan ke samping Jovitasari tanpa berhenti.

“Ayah, kamu tidak apa-apa kan?”

Micheal menggelengkan kepala.

“Sanfiko... Mereka… mereka terlalu mengganggu orang… masih ada ini, Martin bersikeras bahwa aku tunangannya, dan dia bilang ingin membawaku pergi hari ini!”

Jovitasari segera menggenggam erat lengan Sanfiko saat ini, dan sama sekali tidak menyembunyikan penampilan wanita kecil di depan Sanfiko.

Melihat adegan ini, semua anggota keluarga Bai terdiam.

Pada saat ini Puspita yang berdiri, melihat penampilan Sanfiko tersenyum pahit.

Ini adalah tuan muda dari keluarga Martin, apakah dia seperti orang biasa?

Bahkan jika Sanfiko ada di sini sekarang, apa gunanya?

Ini mungkin pemikiran yang sama di hati semua keluarga Bai, lagi pula, Sanfiko hanyalah sampah di mata mereka, menantu laki-laki yang tidak berguna, dan benar-benar tidak ada gunanya sama sekali, dan hanya bisa membangkitkan kemarahan Martin.

“Martin, itu dia, ini adalah suami Jovitasari sekarang, salah satu sampah, sebaiknya buruan suruh orang-orangmu beresin dia, sebaiknya patahkan tangan dan kakinya dan menyiksanya tanpa ampun...”

Pada saat ini, ketika Rista melihat Sanfiko muncul, dan kemudian melihat penampilan Jovitasari dan Sanfiko, dia bertambah gila dan berteriak.

Dan pada saat ini, Martin dapat melihatnya secara sekilas. Jovitasari tampaknya sangat tergantung pada anak laki-laki yang berpakaian sederhana dan tampaknya tidak punya apa-apa sama sekali ini.

Ketika baru saja berbicara, segera menarik lengan Sanfiko dengan erat, dan bertingkah seperti anak manja.

Ini adalah tunangan Martin, wanita ini sepuluh tahun yang lalu sudah menjadi dewi Martin, wanita yang telah ia impikan selama lebih dari sepuluh tahun, saat ini, ia bahkan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan seorang pria muda biasa yang tidak bisa berbicara dengan orang-orang biasa.

Bagaimana dia bisa menahannya.

Sanfiko melirik Martin yang sudah sangat marah, lalu mengulurkan tangan dan menepuk Jovitasari dengan lembut, dia memegang tangannya dengan erat dan tersenyum: “Tidak apa-apa, orang-orang ini berani menggertak Jovitasari, aku akan menghajar mereka, jangan takut, kamu berdiri saja di sana dan lihat!”

Tangan Jovitasari menariknya tangannya bertambah erat.

Sanfiko perlahan tersenyum, dan kemudian tersenyum pada Jovitasari.

“sanfiko… kamu harus hati-hati, orang-orang ini…”

Sanfiko dengan lembut menepuk-nepuk pantat Jovitasari dan berkata: “Lagi-lagi tidak dengar?”

Aaa…

Pada saat ini, Jovitasari segera berseru, dan wajahnya memerah lalu mengelak.

Kedua matanya penuh dengan rasa malu.

Semua orang yang ada di ruangan tidak ada reaksi sama sekali, apakah kedua orang ini sedang bercanda?

Hmm!

Melihat bahwa dewi yang ada dalam pikirannya selama lebih dari sepuluh tahun begitu dekat dengan seorang pria yang tidak ingin dilihatnya, rasa malu itu tidak terpengaruh sama sekali, segera Martin yang duduk di sana dengan tangan terkepal tiba-tiba bangkit, dan menampar dengan keras di atas meja konferensi panjang, matanya penuh amarah.

“Alice…”

“Aku tahu Tuan muda!”

Pada saat ini, Alice juga benar-benar marah, dia belum pernah melihat kemarahan Martin, yang melampaui imajinasinya, segera matanya dingin, dan dia dengan cepat memukul Sanfiko.

Dengan pukulan yang sama, kepalannya langsung menuju tenggorokan.

“Sanfiko, hati-hati kakinya!”

Michael segera mengingatkannya.

Tapi setelah dia mengatakan itu, Sanfiko langsung menggenggam leher putih Alice dengan cepat dan lebih cepat dari pada Alice.

“Kamu seharusnya Martin, kan?”

Terhadap pukulan Alice, Sanfiko hampir terlempar seperti seekor anjing, ketika Sanfiko perlahan berjalan kehadapan Martin, dia mendorong Alice hingga jatuh, kemudian Alice memegangi lehernya untuk waktu yang lama dan tanpa mengeluarkan suara sepatah kata pun.

Martin segera mengerutkan kening, lalu melangkah mundur.

Segera beberapa orang berbaju hitam berhenti di hadapan Martin.

Salah satu pria tinggi, berkulit putih, setengah baya, dan berbadan kekar langsung melindungi Martin.

“Siapa kamu sebenarnya?”

Kedua mata Martin tiba-tiba menimbulkan sedikit kewaspadaan.

Dan saat ini semua orang di tempat kejadian hampir terdiam, karena Sanfiko barusan melakukan hal yang luar biasa yang membuat orang tidak habis pikir.

Sekelompok anggota keluarga Bai berdiri di sana dengan mata heran, tampaknya Sanfiko melihat Martin dengan mata penghinaan.

“Aku adalah suami Jovitasari, dengar-dengan hari ini kamu ingin membawanya pergi?”

Sambil bicara Sanfiko melangkah maju.

“Berhenti, kalau tidak kami tidak akan bersikap sopan lagi!”

Seorang pengawal berjas langsung mengulurkan tangannya untuk menghentikan Sanfiko dan sambil memperingatinya.

“Martin, hajar dia, bukankah kamu bilang bahwa Jovitasari adalah tunanganmu? Orang ini sudah meniduri tunanganmu… apakah kamu tidak ingin menghajarnya?”

Pada saat ini, Rista benar-benar marah, awalnya dia berpikir bahwa Martin benar-benar dapat mengubah takdirnya, tetapi dia tidak berpikir bahwa semua ini adalah hayalannya sendiri.

Walaupun Martin datang untuk Jovitasari, dan mahar yang tak ternilai itu yang menghebokan seluruh Kota Penang diberikan kepada wanita ini. Dan dia, tidak ada apa-apanya, dari awal sampai akhir dia seutuhnya hanyalah badut…

Jadi sekarang dia ingin melihat Jovitasari mati, melihat Sanfiko mati…

“Beresin dia… Hahaha…”

Pesss!

Martin langsung menamparnya.

“Diam kamu, wanita sialan!”

Pada saat ini, Martin sangat marah, dia hanya bisa melampiaskan kemarahannya pada Rista…

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu