Menunggumu Kembali - Bab 237 Sanfiko, aku harap kamu lebih pintar lagi

Jovitasari merasa dirinya menjadi wanita paling bahagia didunia ini ketika dia digendong seperti ini oleh Sanfiko.

dari dulu dia tidak pernah menyangka kalau suatu hari dia akan begitu bergantung pada Sanfiko. meskipun semua orang menganggap Sanfiko tidak bisa melakukan apa apa, hanya bisa tinggal dirumah dan merupakan sampah yang hanya bisa melakukan pekerjaan rumah, namun Jovita tidak pernah menganggapnya begitu.

saat itu dia hanya merasa kalau Sanfiko belum berkembang. dia sangat percaya kepada suaminya sendiri. hanya saja mereka berdua masih saling menghargai dan menjaga jarak satu sama lain.

kalau bukan karena terjadi masalah ini, mungkin sampai mati pun Jovitasari tidak akan tahu kalau Sanfiko seromantis ini.

sampai kapanpun dia tidak bisa melupakan momen dimana dia melihat Sanfiko berada dikawasan hutan sambil duduk didepan piano yang mewah dan memainkan sebuah melodi piano yang indah didengar. disaat itu juga Jovita mengetahui rahasia Sanfiko. meskipun dulunya mereka sudah saling berjanji untuk tidak bertanya masa lalu masing masing, namun disaat ini Jovitasari sangat ingin tahu apa yang telah dilalui oleh Sanfiko yang membuatnya bisa mengubah drastis aura pria eleganya itu. dia bahkan merasa teknik memainkan piano yang dikuasai oleh Sanfiko sangatlah hebat.

namun dia memilih untuk mempercayainya dan tidak bertanya lagi.

mungkin hanya dia yang tahu kalau suaminya bukanlah orang yang sederhana. ini juga merupakan rahasia diantara mereka. dia memeluk leher Sanfiko dengan erat. Jovitasari membebankan seluruh tubuhnya pada pelukan Sanfiko dan disaat ini dia hanya merasa kemanisan.

" Sanfiko...

berbaring dikasur, dia meletakkan kepala diatas dada Sanfiko yang bidang sambil memijat ringan luka yang membuatnya merasa tidak tega namun sudah tidak asing dimatanya.

" apakah kamu pernah menjadi prajurit?"

tanya Jovitasari.

Sanfiko tidak menjawab dan hanya menatap Jovitasari. dia merasa panik, dulunya dia tidak pernah memiliki perasaan seperti ini. namun sekarang yang ada pada Sanfiko hanyalah kekhawatiran.

dia tidak mengizinkan orang lain melukai keluarganya.

" Sanfiko, masalah hari ini adalah kesalahan orang tuaku. keluarga tante juga sangatlah keterlaluan. benar benar tidak masuk akal. kamu tidak tahu malam ini...."

Jovitasari langsung mengalihkan pembicaraan ketika melihat Sanfiko tidak menjawab pertanyaannya tadi. dia pun mulai menceritakan semua masalah hari ini dari awal hingga akhir.

" aku tidak mengerti kenapa ibu masih saja meminjamkan uang kepada mereka disaat seperti ini. keluarga tante pasti tidak akan mengembalikan uang itu. mereka bahkan meminjam 1miliar, aku rasa mereka menganggap uang rumah kita datang dengan gampangnya."

Jovitasari pun menggerutu dan marah.

Sanfiko pun mengelus rambut Jovita yang panjang itu sambil berkata ;" tidak usah hiraukan mereka. bagaimanapun tante adalah adik kandung ibumu, hal yang wajah jika dipinjamkan uang oleh ibumu. istirahatlah.... besok kamu masih harus bekerja. oh iya, beberapa hari lagi projek pembangunan di Penang akan mencari partner kerja sama, aku rasa perusahaan TianBai boleh diusulkan. temanku berkata kalau industri bir Sumedang juga akan ikut dalam projek kali ini. mungkin kita bisa bekerja sama dengannya. ini merupakan kesempatan...."

Jovitasari mengangguk.

" Sanfiko, bagaimana kalau kamu menjadi asistenku saja di perusahaan?"

kata Jovita dengan penuh harapan.

Sanfiko menggelengkan kepala :" tidak deh, aku tidak mengerti hal perkantoran. lagi pula aku harus menghindari kecurigaan."

aku lihat kamu cukup mengerti dan lebih lihai dari aku. apakah kamu takut tertindas jika menjadi asistenku?

Jovitasari langsung menimpa Sanfiko dan bertanya sambil pura pura marah.

Sanfiko memeluk Jovita sambil berkata :" pasti ditindas akunya... aku hanya ingin menjadi suamimu, tidak ingin menjadi asistenmu!"

ah....

" kamu nakal!"

............

malam ini tidak lagi dingin dan kehangatan mulai menyelimuti villa mereka.

dimalam ini.

salah satu vila yang ada di kota penang, seorang wanita yang beraura mewah sedang duduk diatas sofa kulit dan tidak bisa terlelap pada tidurnya.

disampingnya berdiri dua orang pria, seorang pria paruh baya yang memiliki badan kekar dan pandangan yang tenang. sepertinya bukanlah merupakan orang yang biasa.

seorang pria lainnya memakai topi hitam dan kelihatannya sangat cuek seperti layaknya patung.

" nona, kita mendapatkan informasi dari keluarga yang menyuruhkita memastikan satu hal. apakah dalam tubuh Sanfiko terdapat kode genetik darah yang kita inginkan. tuan ketiga juga telah keluar dari laboratorium Nasa. dia akan memastikannya sendiri kesini."

kata pria paruh baya itu.

wanita itu memejamkan matanya lalu bangkit berdiri dan menuang segelas anggur sambil berkata :" beritahu abang ketiga agar tidak terlalu panik. aku pasti akan mendapatkan orang bernama Sanfiko itu. kalau tentang kode genetik itu, dia tidak mungkin bersembunyi ketempat terpencil ini jika tidak ada pada tubuhnya. kalau bukan karena aku menerima informasi, aku juga tidak akan mendapatkannya. namun waktu yang dihabiskan di Penang kali ini memang lumayan lama, tapi sekarang tata letak paling dasar sudah selesai."

" beritahu keluarga kalau aku akan mengurus hal ini dan suruhlah mereka jangan ikut campur. beberapa tahun lalu aku bisa membuatnya direputasi dari YanJing, sekarang aku juga bisa memakainya sesukaku!"

pria paruh baya itu mengangguk.

" Sanfiko, kamu ingin tinggal disini untuk melewati kehidupan yang damai? kamu juga harus meminta persetujuan dari calon istrimu ini!"

" nona, kami sudah melakukan percobaan pada darah Yusdi. Meskipun sampel darah sangat buruk, saya pikir kita bisa menyuntikkan darah genetik kita yang lebih baik untuk eksperimen. "

Isabella mengangguk dan menatap langit yang dipenuhi bintang itu sambil berkata :" antar dia ke laboratorium Nasa dan juga antarlah putrinya ikut bersamanya."

pria paruh baya itu sedikit terkejut dan hanya mengangguk.

" apakah kamu sudah memilih tempat untuk bertemu dengan Sanfiko besok?"

" semuanya sudah beres nona."

" hanya saja Erwin juga berada di Penang. kami menerima informasi kalau dia akan bertemu dengan Sanfiko besok. bahkan kami juga menerima informasi yang mengatakan kalau Erwin sudah berada di Penang dari puluhan hari yang lalu. hanya saja dia tidak keluar."

Isabella menggoyangkan segelas anggur pada tangannya.

" Erwin, Sharley, hanya merupakan orang biasa. namun kedua abang beradik itu sangat mirip dengan Sanfiko. ini akan semakin asik jika abang beradik itu juga berada di Penang. tadinya aku masih merasa bosan karena hanya terdapat Sanfiko seorang disini."

" apakah kamu akan melakukannya sendiri besok? atau tugaskan Sam aja?"

pria paruh baya itu menarik nafas yang dalam dan berkata :" aku akan melakukannya sendiri, aku juga pengen melihat selama tiga tahun ini, berapa banyak kemunduranyang dialami Sanfiko? namun aku butuh Sam untuk membantuku memperhatikan kedatangan Erwin."

Isabella mengangguk.

" sudah, turunlah kalian!"

kedua orang itu pun perlahan keluar.

setelah mereka keluar, Isabella pun meminum anggur iru.

disaat ini, dia pun tersenyum dengan kedua matanya yang cantik itu.

" Sanfiko, aku tidak menyangka kamu sangat berharga. namun aku harap kamu lebih pintar lagi kali ini. jujur saja kamu adalah pria yang baik. mungkin aku bisa menolongmu jika kamu lebih pintar sedikit kali ini."

meskipun didalam mata Isabella, Sanfiko hanyalah seorang anak buangan dari YanJing dan tidak bisa dibandingkan dengan nona dari keluarga Long seperti dirinya, namun Sanfiko merupakan jenis pria yang disukai oleh Isabella. 'kabar meninggal' Sanfiko yang beredar di YanJing tiga tahun yang lalu juga membuat Isabella merasakan kesedihan.

Isabella pun tersenyum ketika mengingat dirinya yang menjumpai Sanfiko didepan universitas Penang beberapa saat yang lalu.

" Sanfiko, bisa dibilang kamu adalah orang yang susah ditebak. sangat disayangkan kamu tidak memiliki kesabaran lebih di YanJing dan berakhir begitu saja. aku berharap kali ini kamu lebih pintar."

Isabella terpikir kepada Sanfiko setiap menerima informasi dari keluarganya,

dulunya kamu datang ke Penang, bukan kah hanya untuk melindungi kode genetik pada dirimu?

bintang dilangit pun bersinar, kedua mata Isabella penuh keraguan.

didalam keluarga Long, tidak da yang bisa menebak suasana hari nona Isabella ini.

Penang.

dimalam yang berasap tebal, sebuah mobil container keluar dari villa XianJing Property dan langsung berkendara keluar dari kota Penang tanpa berhenti.

container yang bergerak itu membuat Yusdi membuka kedua matanya dan dia tidak bisa melihat apapun ditengah kegelapan itu. dia hanya bisa mencium aroma amis darah. dia mencoba untuk menyentuh barang yang ada disekelilingnya, namun dia tidak berdaya.

perlahan, Yusdi perlahan tertidur karena efek dari obat. namun dia mendengar sesuatu sebelum ia terlelap pada tidurnya.

" subjek inferior, ada 39 orang dan akan masuk ke pintu nomor 9..."

tidak begitu jelas, Yusdi berusaha membuka matanya namun tidak begitu memungkinkan. dia hanya merasa pandangannya gelap, dan juga tubuh yang berada di pusaran tak berdasar, terus tenggelam ...

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu