Menunggumu Kembali - Bab 48 Jovitasari mabuk

Langit sudah gelap.

Sanfiko melihat jam di ponsel.

Sudah hampir jam delapan, tapi Jovitasari masih belum pulang.

Kondisi Rita hari ini sepertinya sangat tidak baik, menemani suaminya Michael di rumah sakit, sepertinya malam ini tidak berencana untuk pulang.

Dan untuk kakak ipar Nusrini, Sanfiko lebih tidak tahu dia kemana.

nusrini biasanya sering mabuk-mabukan

tapi Sanfiko sama sekali tidak pedulii, yang dia peduli adalah istrinya sendiri Jovitasari, menurut logika jam seperti ini Jovitasari sudah pulang dari tadi, apakah masih di kantor ?

Melihat meja yang penuh dengan makanan, Sanfiko juga tidak berselera, berdiri dan menelepon Jovitasari, tapi teleponnya selalu tidak diangkat, ini membuat Sanfiko khawatir.

Harus diketahui, menelepon di hari biasa meskipun Jovitasari sibuk juga akan memberinya pesan.

Menurut logika, Jovitasari hari ini hanya pergi ke kantor untuk melakukan penyerahan, sama sekali tidak akan begitu lama, jangan - jangan.. tiba - tiba saat ini hati Sanfiko keluar banyak tebakan yang tidak baik.

Segera Sanfiko menelepon lagi, dan disaat ini masih tidak bisa dihubungi.

Pada akhirnya Sanfiko tidak bisa bersantai lagi, langsung menyimpan semua makanan yang ada dimeja kemudian turun ke bawah dan mengendari motor listrik pergi ke industri Sorgum Sanjaya.

dan tempat yang terkenal akan keramaiannya yaitu di kota Penang yang bernama "Bar Sensasi".

Dengan pakaian kerja, tubuh cantik yang menggoda sedang minum segelas demi segelas koktail.

"Jovitasari, kami pergi, waktu sudah sangat malam, ayo pergi..."

Vina yang duduk di sebelah melihat orang di dalam bar makin lama makin banyak, juga semakin beragam, dalam hati muncul perasaan sedikit tidak aman.

"Sudah aku bilang tante Vina, tidak apa - apa, ada aku, tidak ada yang berani terhadap kakakku. Hati kakak tidak nyaman, maka biarkan dia lepaskan sebentar, kamu tidak tahu bagaimana kakakku melewati tiga tahun ini."

"Tapi..."

Disaat ini saat Vina ingin berkata lagi, Jovitasari malah memberinya segelas alkohol.

"Tante Vina, ayo minum..."

Vina menggelengkan kepala, waktunya di industri Sorgum Sanjaya sangat panjang, bisa dibilang melihat Jovitasari bertumbuh tapi juga tidak, tapi Vina tahu, Jovitasari dari kecil adalah wanita yang baik, nilai sekolah selalu bagus, universitasnya juga adalah universitas ternama, setelah tamat bekerja keras untuk sukses membuat produk kecantikan dengan merek sendiri.

Ini adalah mimpinya, tapi sekarang...

Setelah ayah tertimpa masalah, harus menyerah pada pengejaranku untuk mengambil alih industri Sorgum Sanjaya, dan setelah mengambil alih kekecauan ini malah ingin langsung memberikan industri Sorgum Sanjaya kepada orang lain.

Awalnya berpikir saat sore ingin makan bersama dengan Jovitasari, kemudian menceriakan Jovitasari, lagipula selama ini dia melihat semuanya, tapi siapa yang bisa berpikir ingin bertemu dengan Nusrini.

Vina sangat mengenal Nusrini, dari kecil adalah orang jahat yang merusak ketenangan, sangat berbeda dengan Jovitasari yang sempurna.

Sebuah gelas koktail yang panas, Vina langsung memegang pergelangan tangan Jovitasari

"Jovitasari, kamu tidak boleh minum lagi, minum lagi maka akan mabuk."

Vina sedikit sakit hati.

"Tante Vina, baguslah kalau sudah mabuk, setelah mabuk maka tidak akan memikirkan apa - apa."

"Tidak berpikir tentang tekanan orang tua, tidak berpikir dengan pandangan orang lain terhadapku, tidak khawatir terhadap kantor.. tidak baik ? tante Vina, aku tidak pernah beneran mabuk, kamu biarkan aku mabuk sekali, bisa ?"

Dan disaat ini seorang pria yang sangat gentleman duduk di sebelah Jovitasari dan langsung membuka mulut.

"Satu botol vodka !"

Dan menuangkan hingga gelas penuh.

"Jovitasari, aku temani kamu mabuk !"

Selesai mengatakannya, tidak menunggu Jovitasari melihatnya dan langsung meminumnya habis tanpa sisa.

"Jovitasari, kamu ada apa yang tidak senang bisa katakan padaku, kamu tenang saja, asalkan aku bisa lakukan, aku pasti akan membantumu !"

Billy dengan penampilan yang bagus, saat ini wajahnya penuh dengan sakit hati, kelakuan seperti ini seperti Jovitasari adalah pacarnya.

"Iya kak, kamu lihat pria tampan Billy sudah datang menemanimu, malam ini kamu minum sepuasnya, kalau mabuk aku suruh pria tampan Billy mengantarmu pulang "

Saat berbicara Nusrini langsung menuangkan satu gelas vodka, lalu bersulang dengan Jovitasari.

"Baik, malam ini tidak pikir banyak, tidak pulang kalau tidak mabuk !"

Jovitasari melihat sebentar ke beberapa orang, pipinya yang memerah dan penuh dengan aroma menggoda.

Bibir dengan merah cerah, membuat orang ingin untuk mencobanya.

Billy yang duduk di samping Jovitasari saat ini sangat penuh dengan senang dan gairah, awalnya malam ini dia akan pergi bersenang dengan adik kelas universitas Penang yang dekat dengannya akhir - akhir ini, tapi setelah menerima telepon dari Nusrini, langsung mendorongnya, berpenampilan dengan baik dan langsung datang ke "bar sensasi".

Harus diketahui, Jovitasari adalah dewi yang ingin dimilikinya saat SMA, meskipun sudah berkeluarga, ada perusahaan sendiri, tidak tahu sudah bermain dengan berapa banyak gadis cantik, tapi dalam hatinya selalu ada rencana ini.

Oleh karena itu dia baru pulang ke kota Penang, dan bahkan berencana untuk melakukan kerja yang besar di kota Penang, asalkan bisa membeli perusahaan beauty, setelah itu dia bisa menjadi bos besar dari produk kecantikan di kota Penang.

Dan poin ini, kebetulan poin ini menarik ketertarikan Jovitasari.

Dia yakin disaat itu Jovitasari pasti tidak akan lari dari kendalinya.

Tentu baginya Jovitasari hanya rencana yang ingin dia selesaikan dan setelah itu dilepaskan, dia bukanlah orang bodoh, tidak ada pemikiran untuk menanam pada seorang wanita.

Vina yang di sebelah mengkerutkan alis, dalam hati tidak bisa untuk tidak khawatir.

Lagipula tempat seperti ini Vina bukannya tidak pernah datang, tempat seperti ini sebenarnya sangat kacau, ditambah dengan Jovitasari, wanita yang sangat cantik mabuk disini, maka akan lebih mudah menarik perhatian orang.

Tapi masalah selalu mengarah pada apa yang ditakuti maka akan datang.

Disaat mereka bertiga minum dan minum terus dan ada beberapa yang agak mabuk, Jovitasari sudah mabuk, kalau bukan Nusrini menahannya dengan tangan, takutnya dia sudah tidak bisa duduk dengan benar.

Bahkan pria tampan yang membuat minum di meja bar ada sedikit tidak enak.

"Pria tampan Billy, kakak, tante Vina, ayo kita pergi ke lapangan dan berpesta sebentar..."

Nusrini sambil berbicara sambil menghadap, dan sambil mengedipkan mata pada Billy yang sudah berbau alkohol.

Selanjutnya Nusrini sudah berdiri di depan meja bar dan tanpa sadar mulai bergoyang sesuai dengan irama musik, pinggul yang elastis sangat menggoda orang untuk melakukan kejahatan.

Dan disaat beberapa orang berbalik, bersiap - siap untuk berjalan kearah lantai dansa, dalam sekejap sorang pria paruh baya yang bertubuh gemuk, wajah yang merah penuh dengan alkohol membawa gelas wine dan menahan mereka.

"Wanita cantik ini, minum sendirian sangat tidak menyenangkan, kemari, abang temani kamu minum..."

Sambil berkata sambilan tertawa keras, dan Nusrini ketiganya semua diabaikan.

Disaat ini Jovitasari sudah tidak bisa berdiri dengan baik, Nusrini masih sedikit baik, memegang Jovitasari dan kemudian langsung memukul gelas wine pada tangan pria paruh naya yang bertubuh gemuk ini.

"Kamu itu apa, tidak lihat seperti apa, tidak ada tekanan dalam hari ? awas.. hati - hati aku akan menyuruh orang mengusirmu !"

Nusrini memang sering bermain di tempat seperti ini di hari biasa, tentu tau pria paruh baya yang gemuk ini bukanlah orang yang baik, meskipun dia sebenarnya sangat ingin kakaknya bersantai lepas sebentar, tapi sama sekali bukan dengan pria paruh baya yang gemuk dan bodoh seperti ini, tapi dengan pria yang bergaya tampan di samping, Billy.

"Hahaha, sangat menarik, satunya cantik dan kasar, satunya lagi cantik seperti bidadari, dua - duanya adalah barang yang langkah. Tidak terpikir di kota kecil Penang bisa menemukan dua barang langkah seperti ini."

Berkata seperti itu dan pria paruh baya yang gendut itu langsung menggerakkan tangannya.

Dalam sekejap pria muda berambut kuning di belakangnya langsung berjalan kearahnya.

"Kedua wanita ini cukup bagus, maka malam ini mereka... hahaha..."

"Mengerti, kak palo !"

Saat berkata, pria berambut kuning melangkah ke depan, melihat Jovitasari dan beberapa orang dan berkata : "Kedua nona ini, bos kami suka pada kalian, nanti kalian ikut denganku, mobil diluar, mengerti ?"

"Sebelum aku marah, pergi sana yang jauh, apa yang suka dengan kita ? dengan muka kalian seperti babi, bahkan tidak cocok dengan sepatuku !"

Saat berbicara, Nusrini memegang Jovitasari ingin menghindari pria berambut kuning ini.

"Nona, aku dengan tulus mengundang kalian... jangan sampai dipaksa baru terima..."

"Ahuang, kamu juga, bagimana boleh seperti ini berbicara dengan wanita cantik."

Pria paruh baya gendut yang dipanngil kak palo tadi, kedua matanya berhenti di tubuh Jovitasari, melihat Jovitasari dengan sangat marah.

"Wanita cantik, kamu jangan peduli dengan orang sampah ini, tidak pernah belajar jadi tidak ada pendidikan."

"Haha, sebenarnya juga bukan apa, hanya saja ingin ngobrol tentang kehidupan dengan nona nanti malam, menyeliti sedikit keraguan tentang makhluk hidup, lupakan..."

Pandangan mata mabuk Jovitasari semakin membuat seluruh tubuh pria paruh baya gendut yang dipanggil kak palo tidak nyaman, sepasang matanya sama sekali tidak bergerak.

"Itu, wanita cantik maukah kita ke toilet menelitinya sebentar, kontol ini, sangat besar, aku sudah sedikit tidak tahan... hmm..."

Pria paruh baya yang gendut dengan kuat menelan air liurnya dan langsung ingin menarik Jovitasari, ini karena nafas yang naik turun tak menentu di dada.

"Bajingan !"

Saat ini Jovitasari yang awalnya linglung juga tidak banyak peduli lagi, langsung mengibaskan tangannya ke pipi pria yang bernama kak palo ini.

Suara tamparan, seperti suara yang keras dan bergema.

Saat ini, bahkan DJ yang gila juga berhenti.

Dalam sesaat banyak pasang mata langsung melihat kemari.

"Sialan, kamu berani pukul kak palo, benar - benar tidak tahu terima kasih !"

Si rambut kuning melihat ekspresi wajah kak palo, langsung berjalan kedepan dan langsung memukul Jovitasari beberapa kali.

Disaat ini Billy dengan cepat berjalan ke depan, menghalangi si rambut kuning dan berkata : "Bang, bercampur dengan yang di jalan, kedua wanita ini adalah temanku dan juga sudah minum kebanyakan, tolong beri sedikit muka, buka harga..."

Bruk !

Billy belum selesai berbicara, si rambut kuning itu langsung memukul Billy di wajah.

"Brengsek, kamu itu apa, pergi yang jauh, kalau tidak aku bunuh kamu..."

Pukulan yang datang secara tiba - tiba membuat banyak orang bangun dari mabuk.

Ekspresi wajah Vina dalam sesaat berubah besar, dengan cepat mengeluarkan ponsel dan ingin menelepon.

Bruk !

Disaat vina barusan mengeluarkan ponsel, dalam sesaat sebuah tangan mengibaskan tangannya, ponsel hancur jatuh di lantai, dan kemudian rambutnya langsung diraih oleh orang, lalu dengan kasar memukulnya di atas bar, selanjutnya seluruh tubuhnya dengan pelan duduk diatas lantai, dahinya dalam sesaat berdarah.

"Sedikit menarik, malah beraninya memukulku, sangat baik, sangat baik. Hari ini aku harus membuka semua pakaian kalian di hadapan semua orang, masih berlagak polos di depanku, ha !"

Pria paruh baya yang gendut yang dipanggil kak palo meraba wajah yang dipukul dan kemudian raut matanya mengeluarkan senyuman yang dalam.

Sebuah tangan, langsung beberapa orang yang duduk di stan terdekat berdiri secara bersamaan...

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu