Menunggumu Kembali - Bab 25 Tunggu Ayahku Datang Membunuhmu

Hah?

Seluruh tubuh orang di ruangan itu gemetar setelah mendengarnya.

Meskipun Kak Aji yang berdiri di samping Sanfiko Chen itu, sedikit terpana.

Tentu saja hal yang paling menakutkan adalah Albet Saputra yang seluruh tubuhnya bergetar saat berdiri disana.

Pada saat ini, dia tidak memiliki keraguan sejak awal, dan dengan kepercayaan diri yang arogan berubah menjadi seorang penakut.

Dia berlutut di tanah, ia segera memohon belas kasihan: "Sanfiko Chen….. bukan, Tuan Sanfiko, kamu…lepaskanlah aku, aku jamin aku tidak akan pernah menentang kamu lagi, dan tidak akan pernah muncul di depan kamu lagi!"

Sanfiko Chen berdiri di sana, dan masih tanpa ekspresi.

Kak Aji yang baru saja menampar Albet Saputra seketika dia menghempaskan tangan dan langsung ke depan tanpa mengatakan apa-apa.

Ketika dua saudara lelaki berbaju hitam maju dan langsung menahan Albet Saputra yang mulai dengan gilanya berontak.

Dan disaat ini Kak Aji menatapi Albet Saputra, yang penuh ketakutan, dan menggelengkan kepalanya: "Albet Saputra, yang harus disalahkan itu kamu, begitu sombong dalam kehidupan sehari-harimu.

Kali ini, kamu telah membuat orang yang tidak seharusnya dibuat marah! "

Sambil dia berbicara, Kak Aji mengulurkan tangan dan mengambil parang yang diserahkan oleh adik laki-laki dan berjalan perlahan menuju Albet Saputra.

"Tidak, tidak boleh, kalian tidak boleh begini ..."

"Sanfiko Chen, jika memang aku mencari masalah denganmu, tapi aku tidak melakukan apa pun ke kamu kan? Aku juga tidak melakukan apapun ke istrimu Jovitasari, Kamu sudah melihat semuanya ...

kamu…."

Tapi Sanfiko Chen disaat ini berdiri di sana, kedua mata menatap orang yang berlutut ditanah dan seluruh tubuhnya ditahan oleh dua orang, bahkan Albet Saputra yang seluruh lengannya benar-benar ditarik keluar, dan tidak mengatakan apa-apa.

Dalam tiga tahun ini, Sanfiko Chen tidak pernah terpikir bahwa suatu hari ia akan melakukannya sendiri di Kota Penang yang kecil ini. Dia memperingatkan dirinya sendiri bahwa ada terlalu banyak pertumpahan darah sebelumnya. Datang ke sini adalah untuk hidup dengan tenang.

Karena itu, dia tidak dikenal di keluarga Bai. Karena dia jatuh cinta pada Jovitasari, dia bersedia menjadi menantu keluarga Bai. Dia tidak peduli apa yang orang lain katakan. Yang penting dia tidak menyentuh garis bawahnya. Dia tidak masalah.

Tapi hari ini Albet Saputra telah menyentuh garis dasarnya.

Naga itu memiliki sisik. Menurut Sanfiko Chen hari ini, Jovitasari adalah sisiknya.

Terlebih lagi, hari ini adalah hari yang penting. Yaitu hari pernikahannya yang ketiga dengan Jovitasari. Awalnya Sanfiko Chen mau memberi Jovitasari hadiah besar, tapi tidak terpikirkan ternyata hari ini terjadi hal yang seperti ini.

Jika Albet Saputra tidak datang tepat waktu, Sanfiko Chen tidak bisa membayangkan konsekuensinya.

Jadi kali ini Sanfiko Chen tidak akan berhati lembut!

"Kak Aji, Kak Aji aku putranya Steven. Kamu kenal ayahku kan,

Kamu….kamu tidak bisa ..."

Melihat itu, dia hanya pernah mendengar raja bawah kota Penang, Aji membahas dan pisau mengarah ke dia, seluruh tubuh Albet Saputra gemetar, yang diakungkan, mau bagaimana pun dia berontak, dia tetap akan tidak bisa lepas.

"Ah, kalian, lepaskan aku!"

"Lepaskan aku!"

Semakin mendekat.

Adik-adik Danny yang hadir itu sepi seperti jangkrik. Wendy berlutut di satu sisi bersama dengan Danny, terutama Danny itu sudah dibasah oleh keringat.

Meskipun sebelumnya dia berpikir bahwa anak ini mungkin tidak sesederhana yang dia pikirkan, atau mungkin sulit untuk diatasi, dia benar-benar tidak pernah berpikir bahkan Kak Ajipun sangat hormat di depan Sanfiko Chen.

Melihat sikap Aji terhadap Sanfiko Chen, tampaknya Danny telah membuatkan nasib masa depannya.

"Ah, kalian…… Sanfiko Chen, kamu benar-benar ingin memotong tanganku? Apakah kamu tahu siapa ayahku?"

"Ah, tidak, tidak, aku akan memberikan berapapun yang kalian mau, akan aku berikan. Jangan potong tanganku!"

"Jika hari ini kalian berani menyakitiku, ayahku tidak akan melepaskan kalian. Dia akan membunuhmu! Ah ..."

Pada saat ini, Aji malah langsung mengangkat parangnya.

Di matanya, meskipun pesolek seperti Albet Saputra memiliki banyak keistimewaan di kota Penang, bisa bagaimana lagi? Jika dia menyinggung orang yang tidak seharusnya disinggung, yang harus dibunuh tetap harus dibunuh, yang harus mati tetap harus mati!

"Aji, tunggu!"

Saat Aji hendak dipenggal, Sanfiko Chen perlahan berhenti.

"Tuan Sanfiko ..."

Tentu Aji juga melakukan ini untuk melindungi adiknya.

Meskipun dia sekarang adalah raja bawah tanah kota Penang, tapi Danny dan Renard dapat dikatakan sebagai bawahan yang pro. Jika kali ini Albet Saputra memprovokasi pria hebat dari kota Yanjing ini, itu tidak sebanding dengan kerugiannya.

"Tunggu dulu, biarkan dia memanggil ayahnya. Aku tidak ingin masalah ini ada ujungnya. Kalau memang mau menyelesaikan masalah ini, maka harus diselesaikan dengan bersih."

Ketika dia mendengar ini, Albet Saputra yang tadinya sudah putus asa, merasa bahwa dia masih memiliki kesempatan. Meskipun dia tahu didepan matanya adalah Aji, sih raja kota Penang. Tapi di matanya, ayahnya adalah yang terhebat,dan berkedudukan di kota Penang.

Terlebih lagi, keluarga Fang memiliki banyak modal di Penang. Bahkan Kevin Wijaya, orang terkaya di Penang, tidak akan memalukan ayahnya.

"Tuan Sanfiko, ini ..."

Setelah mendengar kata-kata Sanfiko Chen, Aji di satu sisi menunjukkan sedikit keraguan.

"Hahaha, aku telepon. Aku segera menyuruh ayahku datang. Sanfiko Chen. Aku harap kamu masih bisa begitu gila ketika ayahku datang! "

Sangat jelas Albet Saputra salah paham dengan keraguan Aji.

Dalam pendapat Aji, jika hal ini melibatkan terlalu banyak,kemungkinan hal itu dapat menyebabkan keributan besar di Penang. Jika begitu, itu tidak baik bagi siapa pun.

Di matanya, bahkan jika mematahkan satu lengan Albet Saputra, sebenarnya hal ini dapat dikurangi menjadi satu kecil. Lagipula Steven tidak hanya punya satu putra Albet Saputra, dan putra ini tidak sangat mementingkan Steven sejak awal.

"Ayah, ini aku, Albet...... "

Dan disaat ini Albet Saputra telah menelepon ayahnya.

Albet Saputra menangis begitu telepon terhubung.

"Ayah, bergegas ke Golden Sunshine. Jika kamu tidak datang, anakmu akan dibunuh. Mereka akan memotong tanganku……ah, ayah, cepat datanglah!”

"Ok, ayah, aku akan menunggu di sini! "

Selesai bicara ia kemudian langsung menutup teleponnya.

"Kalian tunggulah, ayahku akan segera datang! "

Meskipun tidak tahu bahwa ayahnya dapat menakut-nakuti Aji. Tapi Sanfiko Chen adalah kericau di mata Albet Saputra.

Dia tidak bisa menerima bahwa seorang menantu yang tidak memiliki latar belakang berubah menjadi menginjak-injak keberadaannya sendiri.

Dia telah memutuskan didalam hatinya, ketika ayahnya datang, ia akan menyiksa Sanfiko Chen dan membunuhnya!

Hanya dengan membunuhnya dia dapat menyingkirkan kebencian di dalam hati!

Sanfiko Chen saat ini tidak memperhatikan, tetapi berjalan langsung ke depan Jovitasari. Pada saat ini, Indah di satu sisi sudah mengambil selimut yang lembut dan bersih. "

Sanfiko, tuan Sanfiko...... "

Bahkan Kak Aji dihormati di depan Sanfiko Chen. Dia bahkan gagap dengan sendirinya saat berbicara.

Sanfiko Chen mengambil selimut dingin yang di kasih, lalu mengangguk.

Mengambil untuk menutupi Jovitasari.

Dengan pelan merapikan rambut yang berserakan di pipi dengan tanggan, kemudian perlahan-lahan berbalik, mengambil kemeja sederhananya, perlahan-lahan memakaikannya, sambil berjalan sambil mengancing, dan ketika sampai di depan Aji,baju sudah terkancing.

Hanya pada saat ini, ada gemuruh sepeda motor di luar Golden Sunshine.

Seorang paman setengah baya dengan tubuh yang agak gendut datang dengan membawa tujuh atau delapan orang masuk.

Begitu masuk dan melihat postur ini, tiba-tiba wajahnya sedikit tenggelam.

Ketika ia melihat Danny sedang berlutut di tanah, terlebih hatinya terkejut.

"Ayah, kamu datang…… Ayah...... “

Pada saat ini, Albet Saputra yang seperti mennangkap jerami penyelamat, berontak dengan gilanya ingin kabur, tetapi sangat diakungkan bahwa ia ditahan oleh dua orang dan tidak bisa bergerak.

"Ah... Albet, apa yang kalian lakukan? "

Melihat adegan ini, wajah Steven tenggelam dan berjalan menuju Albet Saputra.

Steven, pemimpin keluarga Fang di Penang, adalah perusahaan besar dari Big Mac di Penang.

Meskipun di Sumedang, ada pengusaha bernama dalam daftar.

Tapi sekarang seseorang bahkan mengancam untuk memotong tangan anaknya di Golden Sunshine. Bukankah itu masalah bagi Steven?

Karena Sanfiko Chen dan Aji membelakangkan Steven, bahkan saat ini dimata Steven hanya melihat anaknya sendiri.

Meskipun ia sedikit merasa terkejut dengan formasi ini, terlebih ia bingung dengan Danny yang berlutut dibawah tanah.

Tapi orang seperti apa Steven, lagipula termasuk orang besar di Penang.

Di Penang, ia berpikir bahwa ia bisa menakutkan orang dengan satu tamparan.

Saat Steven berjalan dengan cepat kemari, Aji dengan tatapan matanya, dua orang itu melepaskan Albet Saputra.

Pada saat itu, Albet Saputra berlari ke ayahnya hampir seperti melarikan diri.

"Ayah, merekalah yang mau memotong tanganku! Ayah, kamu harus berbuat sesuatu untukku! "

Begitu berlari ke depan ayahnya, dengan kebencian menunjuk Sanfiko Chen dan Aji yang berada dibelakangnya dengan wajah menangis.

"Ok, sudah tidak apa-apa. Ayah akan melakukan sesuatu untukmu!"

"Di Penang,, hanya sedikit orang yang ingin sembarang menyentuh putra Steven! "

Di saat Steven berbicara, Aji perlahan-lahan berbalik dan berkata dengan senyum kecil di wajahnya, "Benarkah? Tidak tahu apakah aku berada di antara orang yang kamu bicarakan? "

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu