Menunggumu Kembali - Bab 320 Kuil Yang Hancur, Paman Buta Yang Tak Terawat

Hari berikutnya Sanfiko Chen yang baru saja telah mengantar Jovitasari, Michael, dan Merry ke konferensi pers, Sanfiko Chen langsung menerima telepon dari Edwin.

Begitu Sanfiko Chen mendengar apa yang terjadi semalam dia segera meninggalkan lokasi konferensi pers setelah memberi tahu Jovitasari, Lagi pula disini ada Kevin Wijaya, Sharley, dan ada juga adik lelaki Aji yang bertanggung jawab atas keamanan konferensi pers ini, di kota Penang tidak ada seorang pun yang berani mengacau.

Karena Jovitasari yang sibuk menyambut para pejabat dan bos besar di kota Penang yang datang untuk menghadiri konferensi persnya tidak ada waktu untuk mengkhawatirkan Sanfiko Chen, dia hanya menyuru Sanfiko Chen datang lebih malam menjemputnya kemudian tidak mengatakan apa-apa lagi.

Sanfiko Chen mengangguk, tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung berkendara menuju Vila Xianjiang Property No. 1 di kota Penang.

Ketika Sanfiko Chen mendengar apa yang terjadi semalam di telepon, mulai tidak bisa menahan rasa tidak tenang.

Ketika mobil Sanfiko Chen berhenti di Villa Xianjiang Property No. 1 Edwin dan Mopi sudah berdiri di pintu menunggu Sanfiko Chen, Sanfiko Chen memasuki villa tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Di ruang buku, keduanya menceritakan lagi secara terperinci situasi yang terjadi semalam.

"Tuan Sanfiko, sepertinya keluarga Long kali ini ingin secara langsung berhadapan dengan tuan Sanfiko, sebelas orang ini bukanlah orang biasa."

Ekspresi tergesa-gesa Edwin saat ini penuh dengan pikiran, sebenarnya pada hari pertama dia bertindak dia sudah menyadarinya, Sam yang tersembunyi dalam kegelapan telah membuat Edwin menebaknya, dan dia telah menyampaikan berita itu kepada Paman Siregar di Pulau Hantu.

"Maksudmu orang-orang ini tidak takut dengan peluru? Salah satu dari mereka tiba-tiba menyerang Mopi malam ini kamu yang bertarung dengan pria pedang?"

Keduanya mengangguk.

"Tampaknya para prajurit genetika dari keluarga Long telah berevolusi lagi dari sebelumnya."

"Prajurit genetika ?"

Wajah Mopi sedikit bergetar, dia juga bertemu dengan prajurit genetika ketika dia berada di luar negeri pada tahun-tahun awalnya, tetapi dia tidak pernah menghadapi situasi seperti itu ketika dia bertemu sepuluh prajurit genetika sekaligus.

"Ya, keluarga Long awalnya adalah salah satu keluarga besar penelitian obat genetik yang dilakukan oleh Cina, bahan-bahan ini sebenarnya dapat ditemukan di luar negeri."

"Hanya tidak menyangka bahwa tingkat keberhasilan para prajurit genetik keluarga Long cukup tinggi, tiba-tiba ada sebelas di tempat kecil seperti kota Penang untuk berurusan dengan tuan Sanfiko."

Sanfiko Chen perlahan dengan cepat tenang.

"Edwin, pelurumu seharusnya hampir bisa menembak prajurit genetika semacam ini?"

Edwin mengangguk.

"Selama kamu memukul kepala, kamu bisa langsung menghancurkan kepala para prajurit genetik ini, prajurit genetik tingkat rendah yang dipelihara oleh obat-obatan ini berjalan atas chip di kepalanya, untuk membunuhnya hanya ada dua, yang pertama adalah meledakkan seluruh kepalanya, dan yang kedua adalah secara langsung menghancurkan chip kecil di dalam kepalanya. Sangat jelas metode pertama lebih langsung. "

”Sanfiko Chen mengangguk dan berkata : "Itu bagus, sekarang kamu Mopi perhatikan dengan cermat keberadaan orang-orang ini, Edwin kamu bisa membuat sebanyak mungkin peluru ini."

Keduanya mengangguk bersama.

Kemudian Edwin berjalan di depan Sanfiko Chen dan berbisik : "Tuan Sanfiko, Paman Siregar awalnya berencana untuk pulang baru-baru ini tetapi baru-baru ini telah terjadi kerusuhan skala kecil di pulau-pulau di sekitar Pulau Hantu dengan berbagai tingkat, dan muncul sejumlah besar prajurit genetika telah menyelam ke pulau itu, jadi Paman Siregar memperkirakan akan butuh waktu untuk kembali, tetapi bibi Nuri mungkin kembali malam ini, dan kemudian dia akan datang langsung ke kota Penang."

Sanfiko Chen mengangguk, dan tidak mengatakan apa-apa.

Tetapi di dalam hatinya dia benar-benar tersentuh.

Ketika Sanfiko Chen dan paman Siregar pergi ke Pulau Hantu di luar negeri di bawah pengaturan paman ke dua, orang bisu yang mengikuti paman Siregar juga ikut meninggalkan Cina, selama bertahun-tahun Sanfiko Chen tidak bertemu dengan orang tua ini telah merindukannya.

Tiga tahun yang lalu Sanfiko Chen tidak membiarkan mereka kembali, karena Sanfiko Chen tahu bahwa jika mereka kembali ke Cina, itu pasti akan menyebabkan banyak badai, dan pada saat itu Sanfiko Chen sudah tahu bahwa lawan yang dia hadapi bukan cuman satu dan sesederhana keluarga Long atau keluarga Hua.

Bahkan sampai sekarang Sanfiko Chen belum sepenuhnya memastikan dengan pasti berapa banyak anggota perusahaan misterius perusahaan BOGA, Sanfiko Chen hanya tahu bahwa keluarga besar seperti keluarga Long hanya pemegang saham di dalamnya.

Menatap ke utara, itu adalah arah kota Yanjing.

Tiga tahun lalu, Sanfiko Chen melarikan diri dari kota Yanjing ke kota Penang yang kecil ini, tetapi banyak orang di kota Yanjing tidak lupa bahwa keluarga Chen yang tiba-tiba berubah menjadi miliarder meninggalkan keluarganya, bahkan saat itu banyak orang di keluarga Chen terkejut.

Namun, kota Yanjing memakai keluarga Chen dengan hierarki keluarga yang ketat, meskipun hierarki ini mungkin konyol bagi orang luar dalam masyarakat saat ini di mana semua orang sama, tetapi dengan seperti untuk menentukan warisan keluarga yang benar sangat penting.

Sebagai Sanfiko Chen yang hilang bahkan dengan talenta dan bakatnya yang besar ia hanya dapat membantu keluarga Chen untuk mengelola bisnisnya, sama sekali tidak dapat memasuki inti keluarga Chen, sama seperti perbedaan antara Feiya dan Isabella Long.

Pada saat Sanfiko Chen terekposes dan memprovokasi keluarga Long dan keluarga Hua, keluarga Chen bisa langsung menjaga Sanfiko Chen, tetapi keluarga Chen tidak, malah sebaliknya segera mungkin nama Sanfiko Chen dihapus dari keluarga Chen, ini menyebabkan Sanfiko Chen benar-benar runtuh dalam waktu singkat, bahkan jika ia memiliki tata letak ekonomi yang besar sebelumnya di kota Yanjing.

Tiga tahun lalu Sanfiko Chen, membenci ketidakadilan, dan tidak sabar untuk membunuh semua orang keluarga Long dan Hua, tetapi bagaimanapun, ia adalah orang dengan kemampuan terbatas, pada waktu itu banyak teman yang bahkan memiliki hubungan dengan Sanfiko Chen pertama kalinya langsumg memutuskan hubungan dengan Sanfiko Chen, dapat dikatakan bahwa Yanjing pada waktu itu tidak memiliki tempat bagi Sanfiko Chen untuk berlindung.

Tiga tahun yang terbengkalai, Sanfiko Chen menghabiskan setiap hari dalam kehidupan biasa, dan bahkan menemukan banyak hal dari tiga tahun lalu.

Hari ini, tiga tahun kemudian, Sanfiko Chen berdiri di Villa Xianjiang Property No.1, memandangi sungai Xiangjiang yang berliku dan menyebar ke kejauhan, di antara kabut air, Sanfiko Chen tampaknya melihat dirinya lagi saat di kota Yanjing.

Hanya saja kali ini Sanfiko Chen kembali ke Yanjing harus mencari tahu dengan jelas apa yang terjadi pada tahun itu.

Ada dendam ya balaskan dendan, ada keluhan ya mengeluh.

Tapi yang paling ingin diketahui Sanfiko Chen adalah bagaimana ibunya meninggal, atau ke mana dia pergi sebenarnya?

Tanpa melihat jasad ibunya, Sanfikon Chen tidak akan percaya ibunya telah mati.

Harus tahu bahwa ibu adalah seorang pakar otoritatif dalam ilmu gen biologis yang terkenal di Cina dan dunia.

"Paman ke dua... aku tidak tahu kamu di mana sekarang?"

Satu-satunya orang yang dikhawatirkan Sanfiko Chen sekarang adalah paman ke dua di kota Yanjing tiga tahun lalu.

……

Di bawah langit yang sama.

Kota Yanjing.

Di sini ada desa miskin yang jauh dari kota Yanjing, seorang lelaki setengah baya yang tak terawat dengan pakaian kotor tidur di atas patung Buddha yang runtuh di sebuah kuil kuno yang runtuh di kepala desa. .

Tapi begitu dia tertidur, ada langkah kaki di luar.

Pria paruh baya itu tetap tak bergerak dengan mata terpejam, seolah dia benar-benar tertidur.

Orang yang bergegas masuk adalah seorang bocah lelaki berusia lima belas atau enam belas tahun, bocah lelaki dengan pakaian sederhana.

"Paman, paman ..."

"Kamu bangunlah, kamu bangunlah ..."

Pria paruh baya itu mengabaikannya, dan bahkan membalikkan badan dan memunggungi bocah itu.

"Paman, teleponmu berdering!"

"Sungguh, aku tidak berbohong kepadamu kali ini."

Bocah lelaki itu berkata sambil memegang telepon di tangannya, dan berkata kepada pamannya yang memunggunginya : "Paman, ibu berkata, kamu tidak harus pergi ke rumah kami, kami tahu bahwa kami memikirkan kedua ibu kami, tetapi kali ini aku benar-benar tidak berbohong kepada Anda, telepon ini berdering. "

Paman setengah baya itu duduk perlahan, lalu memegang ponsel yang diberikan oleh bocah lelaki itu.

”Lalu dia berkata : "Mataku tidak bisa melihat, apakah itu panggilan telepon atau pesan teks".

"Pesan teks, tetapi nomor pengirim menunjukkan 2."

Wajah paman setengah baya itu tiba-tiba pucat, lalu dengan semangat dan berkata : "Pesan apa yang kirim , kamu baca untukku?"

"Tadi tidak percaya padaku barusan, aku tidak mau membacanya."

Bocah lelaki itu terdiam beberapa saat.

"Baiklah, pamanlah yang salah, ini kalau bukan karena kamu selalu berbohong padaku untuk pergi ke rumahmu, kamu juga tahu bahwa ibumu menyukaiku, aku tidak berani pergi!"

"Kamu ..."

Bocah lelaki itu tidak tahu harus berkata apa, dan dia benar-benar tidak tahu mengapa sejak ibunya melakukan tur bersama kelompok itu beberapa bulan yang lalu, sang paman mengikutinya kembali, dan kemudian penduduk desa mulai bergosip, ibu tidak memperdulikannya sama sekali, tapi paman yang tidak diketahui asalnya ini sangat peduli, dan kemudian dia tinggal di kuil yang hancur tidak jauh dari rumah dan tidak kembali, mengatakan bahwa dia takut orang bergosip, dan kedua wanita itu tidak akan menemukan rumah berikutnya.

"Kamu tahu bahwa ibuku menyukaimu, mengapa kamu tidak melindungi ibuku, siang ini pengganggu Steven di desa datang menindas ibunya, kamu tidak peduli, aku benar-benar tidak tahu apa yang ada di dalam pikiranmu, aku beritahu padamu jika kamu tidak kembali ke rumah kami hari ini, aku tidak akan membawakanmu makanan besok, dan aku akan membuatmu mati kelaparan di sini! "

"Anak ini, bagamaimana kamu berbicara... Cepat bacakan untuk paman, pesan teks apa!"

"Kalau begitu besok kamu pergi ke rumahku tidak?"

"en...pergi, pergi ... kamu cepat bacakan."

Bocah lelaki itu segera mengangguk, lalu mengeluarkan ponsel Lucia lama itu, tetapi tepat ketika dia hendak membuka pesan teks, ponselnya mati secara otomatis.

"Ada apa, cepat baca ..."

Pria paruh baya yang tak terawat itu mengerutkan kening pada bocah lelaki itu sekarang.

Meskipun bocah lelaki itu tahu bahwa lelaki paruh baya ini tidak bisa melihatnya, dia tersenyum canggung dan berkata : "Itu, maaf, paman, ponselnya habis batre, ponselnya mati secara otomatis!"

"Kamu ..."

"Kalau tidak, kembali untuk mengecasnya lalu bisa melihatnya, karena ponsel kamu disimpan ibu di loker dengan hati-hati, ibuku biasa mengecas batrenya sebulan sekali, hari ini adalah akhir bulan, jadi ..."

"Heh!"

Pria paruh baya yang tak terurus itu mengambil ponsel di tangan bocah itu, kemudian berjalan keluar dari kuil yang hancur, pada saat ini, bocah kecil itu segera bereaksi, dan berdiri dengan cepat.

"Paman, kamu tidak bisa melihat, tunggu aku ..."

Wajah bocah lelaki itu penuh kegembiraan, dan dia berpikir bahwa dia akan sangat bahagia jika ibunya tahu bahwa dia telah membawa pamannya kembali, meskipun dia tidak tahu mengapa paman yang tak terurus ini begitu tinggi di dalam hati ibu, tetapi sejak kecil dia telah dibesarkan oleh ibu, selama itu adalah sesuatu yang disukai ibunya, ia akan berjuang untuk itu dan bekerja keras dengan segala cara.

Selama ibunya suka, bahkan jika ibunya bersama paman ini, dia tidak keberatan.

Di dalam hatinya, setidaknya paman itu jauh lebih baik daripada pengganggu desa yang datang untuk melecehkan ibunya!

Dan tepat ketika keduanya berjalan ke sebuah perumahan biasa yang dikelilingi oleh dinding, bahkan ketika mereka melihat sudah ada beberapa orang di sekitar, beberapa orang bahkan tampak sombong.

Sebuah suara datang dari sebuah ruangan.

"Tolong!"

Wajah bocah lelaki itu segera berubah.

"Pasti pengganggu Steven lagi yang menindas ibu, hari ini aku harus membunuhnya!"

Ketika bocah lelaki itu mengambil batu angsa hangat dari sisi jalan, dia bergegas masuk.

Dan paman yang mengikutinya dibelakang kemudian juga dengan kuat mengguncang ponsel Lucia lama di genggam tangan dan kemudian berjalan menuju ruangan.

Ah!

"Sialan ... Keparat kamu, bahkan berani memukulku dengan batu, percaya atau tidak hari ini aku membunuhmu hari ibu!"

Dengan teriakan, diikuti oleh teriakan kutukan, seorang pria paruh baya dengan tubuh bagian atas yang kekar hanya mengenakan "Naga berenang di sekitar laut" T-shirt berjalan jauh dari leher anak kecil yang baru saja bergegas masuk Keluar

"Kamu ... kamu lepaskan aku! ... ah ..."

Bagaimanapun, itu adalah anak-anak yang tidak memiliki perlawanan dalam menghadapi bajingan seperti itu.

"Kamu, lepaskan Bolin, dia hanya anak-anak!"

Seorang wanita paruh baya dengan cepat merapikan pakaiannya dan berjalan ke pintu, menderu dengan marah.

"Oke, Lisa, selama kamu mengikutiku, bocah ini adalah putraku, dan tentu saja aku akan merawatnya dengan baik."

"Kamu ..."

Pada saat ini, paman setengah baya yang tak terurus perlahan melangkah maju dan berjalan ke halaman.

"Lepaskan dia ..."

Pada saat ini, wanita itu tiba-tiba menoleh ketika dia mendengar suara itu, ketika dia melihat pria paruh baya yang tidak terawat ini berdiri di depannya, seketika air matanya menetes ...

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu