Menunggumu Kembali - Bab 112 Hidup Ini Tidaklah Mudah!

"Pa, aku pergi masak dulu..."

Sanfiko Chen tidak ingin berasumsi berlebihan, ia mengambil kembali kartu daftar penduduk tersebut lekas berbalik menuju ke arah kamar dan menaruhnya lagi di tempat yang lain, lalu ia keluar.

"Masak, seharian tahunya cuma makan makan dan makan... Sanfiko Chen sampah sepertimu ini, aku... lihat saja sudah geram, kamu keluar... keluar..."

Sanfiko Chen baru saja keluar, sekejap Rita langsung melambungkan tangannya siap untuk menamparnya.

"Ma, mama jangan keterlaluan!"

Sanfiko Chen spontan mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Rita, kemudian berkata dengan tidak sabar.

Karena Jovitasari, dalam lubuk hatinya ia masih mengganggapnya sebagai ibu mertua, kalau bukan karena hal tersebut dari awal ia sudah melawannya.

"Keterlaluan... Sanfiko Chen, apa masih belum cukup kamu mencelakai anak kami Jovita? Sekarang keluarga kami pun sudah kehilangan perusahaan, semua ini gara-gara kamu, kamu juga merusak tasku, ganti rugi, kamu ganti rugi..."

"Ma, ada apa denganmu malam ini? perusahaan bermasalah tidak ada hubungannya sama sekali dengan Sanfiko..."

"Tutup mulutmu!"

Sekejap Rita memotong perkataan Jovitasari tadi.

"Aku beritahu kamu Jovitasari, kamu beri aku pernyataan yang jelas malam ini, cerai besok, cerai atau tidak?"

Sanfiko Chen baru bersiap ingin menjawab, namun Rita mencengkram tangannya dengan erat menarikknya keluar seketika, Sanfiko Chen ditarik keluar ke ruang tamu dan berdiri tepat di sebelah Michael .

"Kamu keluar sekarang juga, disini bukan tempat bagimu untuk bicara!"

Rita tahu bahwa hanya dengan sungguh-sungguh menekan Jovitasari memutuskan untuk bercerai, mereka barulah dapat bercerai, dan dengan itu juga Rita baru bisa mewujudkan impiannya menjadikan Billy sebagai menantunya, dapat dipastikan bahwa menantu pilihan yang ada di persepsinya adalah Billy.

"Mari, turun dan temani aku berjalan..."

Michael saat ini mengulurkan tangan dan menepuk-nepuk pundak Sanfiko Chen, lalu berbalik ke arah pintu dan keluar.

Jovitasari bermaksud menghentikannya, namun Sanfiko Chen justru meliriknya dengan tatapan menenangkan perasaannya, kemudian ia menyusuri ayah mertuanya turun ke bawah.

"Ma, bagaimana kamu bisa bersikap seperti ini, Sanfiko sungguh sudah membelikanmu rumah, bertempat di Xiangjiang Property, dan itu adalah bangunan utama satu-satunya sesuai dengan yang kamu tunjuk, bagaimana bisa kamu tidak percaya perkataan Sanfiko?"

Amarah Rita meluap.

"Aku bilangin kamu ya Jovitasari, apa isi kepalamu setiap hari, kamu ini demam, atau bodoh, kamu masih tidak melihat jelas manusia seperti apa Sanfiko Chen itu? Dia membeli rumah bangunan tunggal utama, kalau benar ia membelinya, aku Rita akan menulis namaku dengan terbalik. Bagaimana bisa kamu tidak mendengar nasihat orang, coba kamu jelaskan apa baiknya kamu baikan dengan sampah ini, Billy itu yang baik, banyak uang pula, dari kecil dia sudah menyukaimu, apalagi ia sudah berjanji padaku, kalau kamu menikahinya, Perusahaan Indobeauty langsung jadi milikmu, ia masih ingin membelikanku rumah, terserah aku memilih yang mana saja di Xiangjiang Property. Sanfiko Chen bisa seperti itu? Jovita, Mama tidak akan pernah mencelakaimu!"

"Aku tidak dengar, aku tidak dengar apapun..."

"Ma, aku sudah bilang, Sanfiko sudah membelikan rumah untukmu, sekarang sedang direnovasi, kita akan melihat renovasi hari ini..."

Plak!

Jovitasari belum sempat menyelesaikan kata-katanya, seketika tamparan melayang ke wajahnya.

"Jovitasari, otakmu sudah kemasukkan air 'kan, masih saja melindungi sampah itu, dan sudah belajar bohong sekarang, kamu..."

Jovitasari menutupi wajahnya sendiri yang pedas memerah akan tamparan, sekejap ia langsung berbalik jalan menuju ke arah kamar, iringan suara bantingan pintu menutup kamarnya.

"Kamu..."

"Terbalik, terbalik..."

Rita meluap hingga cangkir yang masih berisikan teh tersebut dihempas dan hancur berkeping-keping di lantai, lalu dengan amarah yang meluap ia duduk diatas sofa...

Di lantai bawah.

Michael dan Sanfiko Chen sudah berjalan mengelilingi kompleks perumahan tersebut, tidak berbicara sepatah katapun, sesampainya duduk di kursi kayu di lantai bawah, Michael memulai pembicaraan:"Seperti itulah mamamu, jangan masukkan dalam hati, aku bisa melihat jelas Jovitasari sungguh mencintaimu, selama aku ada disini, tidak akan aku biarkan kalian bercerai."

"Terimakasih Pa."

Michael menyalakan sepuntung rokok, lalu dengan cukup serius berkata:"Sanfiko, coba kamu jujur padaku, siapa kamu sebenarnya?"

Sesungguhnya ini adalah hal yang terus mengganggu Michael .

"Pa, sebenarnya aku tidak mempunyai latar belakang apapun, hanya orang kelas bawah, yang berasal dari Kota Yanjing, kampung halaman kami tidak lebih bagus dari Penang, hanya saja ibuku cepat meninggal, ayah jarang memperdulikanku, oleh karena itu dari kecil aku suka berkelana, jujur saja sebelum bertemu dengan Jovita, aku merasa bahwa aku bisa berubah menjadi naga diatas langit, bisa menjadi seorang pahlawan, bisa melampaui para tetua, tapi aku juga sadar akan kemampuanku sendiri, setelah bertemu dengan Jovita, aku rasa sekarang ini hidup sudah terasa amat baik."

Michael menoleh dan melirik Sanfiko Chen sesaat.

Meskipun dalam hati ia cukup ragu, namun akhirnya ia juga mulai mengerti.

"Hah, sebenarnya Sanfiko, bukannya aku punya prasangka buruk terhadapmu, hanya saja menurutku selagi kamu masih muda sekarang, seharusnya fokus untuk bekerja, bagaimana ya, dulu aku juga memiliki pola pikir yang sama denganmu saat ini, hanya ingin bersungguh-sungguh membangun sebuah keluarga, karena aku merasa manusia, hidup tidaklah mudah, tidak perlu berpikir yang muluk-muluk, namun juga jangan menyerah atas impiannya. Menurutmu?"

Sanfiko Chen menganggukkan kepala.

"Pa, kamu sungguh ingin menyerah atas Industri Sorgum sanjaya?"

Sanfiko Chen tidak ingin memperbincangkan lagi masalah identitas dirinya, ia lekas mengubah topik pembicaraan.

"Menyerah, ah... kalaupun aku tidak menyerah sekarang, Industri Sorgum sanjaya juga tidak dapat bertahan lama lagi, kamu sudah lihat kondisinya, sebenarnya dari awal aku sudah menduga hal ini, hanya aku tidak menduga Puspita akan membuat pilihan tersebut."

Sanfiko Chen justru menyeringai tipis:"Pa, aku punya cara mengembalikan Industri Sorgum sanjaya padamu, ini tergantung apakah kamu bertekad keras pada hal itu!"

Mendengar perkataan Sanfiko Chen, seketika wajah Michael berubah serius dan berkata:"Kamu punya cara?"

Industri Sorgum sanjaya adalah keringat dan darah Michael selama lebih dari dua puluh tahun, tentunya ia enggan menyerah, namun ia sudah tidak punya pilihan sekarang ini.

"Ada, hanya saja... Ah, hanya ada kita berdua disini, aku akan langsung ke pokok permasalahnya. Pa, aku bermaksud mengusik keluarga papa kedua!"

Hah?

Raut wajah Michael berubah seketika saat mendengar perkataan Sanfiko Chen.

"Sanfiko, apa yang barusan kamu katakan?"

Senyuman tipis terlukis di wajah Sanfiko Chen:"Pa, sebenarnya aku sudah menduga bahwa kamu juga sudah menebak, perusahaan yang ambruk karena masalah 'anggur beracun', dan lagi masalah kalian kecelakaan saat kembali dari Kota Maharayu, kamu tidak merasa semua ini hanya kebetulan bukan, aku tahu dan kamu pun tahu bahwa semua ini adalah perbuatan papa kedua. Dan juga tidak menutupinya darimu, kalau bukan karena Aji lekas memberitahuku semalam, kemungkinan besar kita sekeluarga sudah celaka!"

"Apa? Kamu jelaskan masalah ini..."

Saat itu Sanfiko Chen menjelaskan semuanya, Michael pun tidak berpura-pura lagi tidak mengetahui apapun lagi.

"Semalam, papa kedua menghabiskan sepuluh juta yuan menyewa Hermanto dari Kota Madiun, untuk menghabisi kita satu keluarga!"

Sanfiko Chen tidak berusaha menutup-nutupi hal ini pada ayahnya, karena ia jelas bahwa ayahnya ini bukanlah orang biasa, meskipun ia tidak jelas akan latar belakang ayah mertuanya, namun Sanfiko Chen yakin hal ini perlu ia pastikan ke ayahnya.

Penting untuk memiliki perasaan berjaga-jaga terhadap yang lain, apalagi sekarang Sanfiko Chen bersiap untuk mengusik Rusdi, manalagi ia kakak beradik dengan ayahnya sendiri, ada beberapa hal lebih baik untuk dibicarakan terlebih dahulu.

"Rusdi, beranikah ia melakukan hal seperti ini?"

Sanfiko Chen menggangguk.

"Aku tidak perlu membohongimu, apalagi semalam adalah perbuatan Aji dari penang, awalnya aku sudah tidak tahan ingin mengusik keluarga papa kedua, tapi aku merasa hal ini tetap perlu untuk didiskusikan denganmu terlebih dahulu. Hari ini aku bertindak di kantor semuanya dikarenakan alasan ini."

Michael mengangguk.

Ia menyalakan sepuntung rokok, sampai menghisapnya habis, barulah ia menghela napas panjang dan berkata:"Hah, Sanfiko, dengarkan sepatah saja kataku, untuk sementara biarkan dulu masalah ini, lagipula Rusdi adalah adik kandungku sendiri, aku bersedia memberinya satu kali kesempatan lagi, apalagi Mama sangat menyayangi Rusdi, jika terjadi hal buruk padanya, Mama akan sangat sakit hati rasaku, manalagi umur Mama sudah sangat tua..."

Michael beranjak berdiri seusai berbicara sampai poin ini, lalu mematikan puntung rokok di tangannya.

"Ayo, kita naik ke atas..."

Sanfiko Chen kembali menggangguk.

Walaupun ia tidak setuju dengan pemikiran ayahnya sendiri, namun ayahnya sudah buka mulut, tentu saja Sanfiko Chen akan memberikan Rusdi satu kali lagi kesempatan, hanya dalam hati ia yakin bahwa, orang seperti Rusdi tidak akan tinggal diam saja, namun kali ini ayahnya sendiri telah memperingatkannya, untuk lain kali tidak akan ada alasan lagi untuk tidak turun tangan.

Terhadap masalah Industri Sorgum sanjaya, meskipun ayah mertuanya tidak menyinggung apapun tentang hal tersebut, akan tetapi Sanfiko sangat jelas bahwa di dalam hati beliau yang paling dirisaukan pastinya adalah perusahaan ini.

Hanya saja setelah mengetahui kebenaran bahwa dibalik semua masalah ini adalah perbuatan adik kandungnya sendiri, meski hingga muncul pikiran untuk membunuh mereka sekeluarga, namun selepasnya ia hanya merasa cukup sakit hati.

Memang itulah kebenarannya, tidak terlintas oleh Michael kalau suatu hari adik kandungnya sendiri akan mencelakainya karena masalah uang.

Kalau posisinya sekarang adalah Michael yang dulu, mungkin ia tidak akan ragu-ragu lagi untuk turun tangan.

Namun sekarang, seiring bertambahnya umur, Michael sudah merasakan bahwa keluarga sangatlah penting, semua ini dilakukan demi mamanya sendiri, bahkan meskipun mamanya tidak memperlakukannya dengan baik, namun beliau tetaplah orang yang telah melahirkan dan mengasuhnya...

Michael membuka pintu dan masuk terlebih dahulu.

Raut wajahnya cukup muram.

Dan sebelum Sanfiko Chen menapakkan kaki masuk ke dalam, sudah terdengar lengkingan suara Rita yang penuh akan amarah.

"Siapa yang membiarkanmu masuk, keluar... Rumah ini tidak menyambutmu..."

Rita sembari mengumpat sembari bergegas menuju ke arah Sanfiko Chen, dan dengan tegas mendorong ia keluar.

"Kamu..."

Michael baru ingin berbicara, akan tetapi Sanfiko Chen justru tertawa:"Pa, tidak apa, Ma, kamu jangan marah lagi, aku keluar 'kok!"

Seusai berkata Sanfiko Chen berbalik dan turun ke bawah!

"Kamu ini ya..."

"Kenapa denganku, Michael , aku beritahu kamu, jangan bersikap seolah tidak jelas, selama aku ada di rumah ini, akulah tuan rumahnya."

Rita menatap suaminya sendiri dengan amarah yang meluap.

Tatapan Michael menyusuri Sanfiko Chen yang menghilang di pintu masuk koridor, kemudian ia teramat tidak berdaya melirik ke arah sepasang mata istrinya sendiri yang melototinya, ia menggelengkan kepala, sungguh tak berdaya...

Pada saat ini Jovitasari mendengar gerak-gerik, lalu ia membuka pintu dan bergegas keluar.

“Berikan ponselnya padaku..."

"Ma... Kamu, kamu keterlaluan!"

Jovitasari melihat Sanfiko Chen dari balik jendela mengendarai mobil dan menghilang dari kompleks perumahan, seketika itu rasa pedih menyergapnya!

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu