Menunggumu Kembali - Bab 279 Harus Menyembunyikan dari Sanfiko Chen

Mendengar perkataan Isabella Long, ekspresi Jovitasari langsung berubah drastis.

“Kamu… apa yang sebenarnya kamu mau!”

Jovitasari paling takut jika wanita didepannya ini menggunakan dirinya mengancam Sanfiko Chen, dan dia paling tahu jika wanita berasal dari Yanjing ini memiliki paling banyak taktik dan jaringan sosial. Jadi didepannya dia memang seperti seekor semut, tetapi dia tidak menyerah.

Jika wanita ini menggunakan dirinya dan anak dalam kandungannya untuk mengancam Sanfiko Chen, Jovitasari tahu jika Sanfiko akan menyerah dan tidak melawan, karena hanya dia tahu seberapa cintanya Sanfiko Chen terhadapnya, dan dia juga sangat mencintai Sanfiko Chen.

“Kamu takut?”

Sedetik yang lalu Isabella Long masih melihat wanita didepannya yang dengan tegas berkata tidak akan mengampuninya, sekarang malah dengan sekuat tenaga menyembunyikan ketakutan dan kekhawatiran dalam hatinya, kini membuatnya merasa sangat senang.

“Siapa yang takut, Isabella Long, ku beritahu kamu ya. Aku Jovitasari tidak akan taku padamu, jika berani sini adu denganku secara adil!”

Isabella Long tidak tahan untuk tertawa sekali lagi setelah mendengar kata Jovitasari.

“Sungguh wanita yang bodoh, tetapi mungkin hanya wanita bodoh seperti kamu yang mau di peralat oleh dia.”

“Ingat perkataanku, meninggalkan Sanfiko Chen adalah pilihan terbaik untukmu, kalau tidak kamu akan lebih tragis jika menunggu aku mencari kamu. Semalam hanyalah pelajaran yang kecil, kali ini karena ada Sanfiko Chen muncul, tetapi lain kali kamu tidak akan seberuntung ini!”

“Kamu harus tahu diri!”

Setelah mengatakannya, Isabella Long perlahan membuang laporan itu ke meja, tanpa menolehkan kepala, dia langsung keluar dari kamar pasien.

Mendengar suara hentakan hak tinggi yang menjauh, Jovitasari perlahan menghembuskan nafasnya.

Berbicara dengan wanita ini sangat menguji kesabaran hati, walaupun Jovitasari sudah mengira dirinya sudah bertemu dengan banyak masalah besar, tetapi dia memiliki sebuah rasa yang tidak bisa dikatakan saat bertemu dengan Isabella Long.

Tetapi teringat kata Isabella Long, ekspresi Jovitasari dipenuhi dengan kemarahan dan kekhawatiran.

Saat ini Rita datang dengan cepat kemudian melihat Jovitasari yang dipenuhi dengan kekhawatiran, dia langsung mengkerutkan alis dan bertanya: “Jovitasari, kenapa?”

“Tidak ibu, bagaimana kata dokter.”

“Tidak masalah, kamu sangat sehat, hanya saja kamu terlalu lelah. Dan tidak ada yang lain lagi.”

“Aku sudah menghubungi Sanfiko Chen, dia segera datang ke rumah sakit.”

Jovitasari langsung menjadi gugup langsung berkata: “Ibu, jangan beritahu Sanfiko Chen masalah ini.”

“Baik, kita tidak akan mengatakannya jika itu mau mu!”

Jovitasari baru menghelakan nafas panjang, hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran, karena dia tadi terlalu ceroboh. Hal ini malah diketahui oleh Isabella Long, maka Isabella akan menggunakan ini untuk mengancamnya.

Hanya saja apa yang diambil Sanfiko Chen dari keluarganya?

Dan nada bicara Isabella Long hari ini sangat berbeda dan tidak selembut yang di katakan dirinya semalam, ini malah seperti memiliki dendam dengan Sanfiko Chen.

Apakah benar jika Isabella Long adalah kekasih Sanfiko Chen?

Setelah mengingat ini, Jovitasari langsung merasa tidak puas.

Dia harus menyuruh Sanfiko untuk menjelaskan padanya.

Saat Sanfiko Chen mendapat telefon dari Rita, dia mengira ada yang terjadi pada Jovitasari, lalu saat dia buru-buru berjalan ke rumah sakit, malah melihat sebuah mobil bisnis mewah yang pergi dari rumah sakit. Ingatan Sanfiko Chen sangat menakutkan, hanya melihat sekilas saja dia langsung mengenal wanita yang mengendarai mobil itu tidak lain, dia adalah wanita yang mengarahkan pistol ke kepalanya, yaitu pengawal Isabella Long.

Kenapa dia dirumah sakit.

Saat itu Sanfiko Chen langsung berhentikan mobil dan naik dengan cepat.

“Jovita…”

“Ibu, Nusrini kalian semua disini.”

Sanfiko langsung terkejut saat melihat keranjang buah yang indah itu.

“Ibu, Nusrini kalian semua keluar. Aku mau membahas dengan Sanfiko…”

Rita menganggukkan kepala, sebenarnya dia tidak mengharap jika kehamilan anaknya sendiri adalah kabar benar, karena dia merendahkan menantunya si Sanfiko Chen ini, lagipula sekarang anaknya memegang seluruh Perusahaan Tian Bai milik keluarga Bai, harga dirinya yang sangat berkembang, bukanlah orang yang cocok dengan Sanfiko Chen.

Jadi tadi Rita disamping menasehati Jovitasari untuk berpikir baik-baik, jika tidak bisa maka jangan punya anak dulu sementara, karena sekarang kerja yang paling penting.

Nusrini tidak mengerti maksud ibunya, dan juga kakaknya sendiri juga menyuruh mereka untuk merahasiakan kabar kehamilannya, berarti kakaknya sedang berpikir dengan tenang untuk masa depannya, dan juga dia mengatakan banyak keburukan Sanfiko Chen disisinya.

Rita menganggukkan kepala, lalu setelah melihat sekilas, mereka berdua keluar dari kamar dan menutup pintunya.

Saat ini Jovitasari baru melihat Sanfiko Chen, tidak tahu apakah karena masalah tadi, atau isi hatinya yang tidak bisa dikatakan, seketika Jovitasari merasa hidungnya sedikit tidak nyaman.

Sanfiko Chen melihat semangkuk bubur disamping, dia mengatakan dengan nada ringan: “Jovitasari, aku suapin kamu ya.”

Jovitasari menganggukkan kepala.

Dia mengulurkan tangannya mengusap matanya.

Tidak ada yang berbicara duluan, setelah buburnya habis, Sanfiko Chen memberikan selembar tisue kepada Jovitasari lalu bertanya: “Dia pernah datang?”

Jovitasari tentunya tahu siapa yang dimaksud Sanfiko Chen, dia langsung menganggukkan kepala.

“Jovita, maaf…. Aku tidak seharusnya menyembunyikan masalah ini dari kamu.”

Jovitasari langsung mengangkat kepalanya setelah mendengar kata ini, dia dengan tidak percaya dan ekspresi yang kacau menatap Sanfiko Chen, sekejap matanya memerah.

Disaat yang sama, hatinya merasa ditusuk dengan sadis dan sangat tidak enak hingga dia merasakan kesulitan dalam bernafas.

“Berarti, yang dikatakan Isabella Long itu benar? Kamu, kamu adalah kekasihnya?”

Saat mengatakannya, Jovitasari seketika tidak tahan dan mengalirkan air matanya, dia beneran sedikit kesulitan, walaupun dia sudah takut kebenarannya saat dia sadar.

Tetapi saat Sanfiko Chen mengatakan masalah ini, dia merasa dirinya sudah tertipu.

“Benar, tetapi itu sudah berlalu. Sekarang aku Sanfiko hanya punya 1 istri, itu adalah kamu Jovitasari.”

Saat mengatakannya, Sanfiko Chen perlahan duduk disamping tempat tidur lalu mengulurkan tangannya merangkul pinggang Jovitasari.

Saat ini Jovitasari langsung bersandar dipelukan Sanfiko Chen tanpa menolak, tetapi tangisannya kali ini, dia tidak tahu apa alasannya menangis, tetapi tangisannya tidak bisa berhenti.

“Aku berasal dari keluarga Chen di kota Yanjing, dari kecil tumbuh bersama dengan paman kedua. Aku dari kecil tidak pernah di pentingkan. Aku terbiasa hidup sendiri, tidak terbiasa ada orang disekitar. Saat umur 10 tahu aku baru tahu jika aku punya seorang kekasih yang bernama Isabella Long, nona besar dari keluarga Long. Aku tidak setara dengannya jadi aku di tertawakan oleh orang, dan menjadi bahan candaan lingkungan Yanjing saat itu. Saat itu aku mulai membenci pernikahan ini. Pernah sekali, ibu pulang melihat ku, aku bertanya ibu kenapa ada perjanjian pernikahan itu. Ibu hanya berkata, anakku, banyak hal bukan kita yang memilih.”

“Beberapa tahun kemudian, aku dijebak oleh orang dan keluar dari sekolah. Saat itu aku mengikuti paman kedua setiap hari mengurus perusahaan. Tidak ada orang yang memedulikanku juga. 5 tahun lalu, aku mendapat surat pemberitahuan kematian ibuku, semenjak hari itu lah kehidupan ku berubah drastis.”

“Aku dan paman kedua setiap hari sibuk di kota Yanjing, aku ingin tahu bagaimana kematian ibuku. Walaupun dia setahun melihatku sekali, tetapi saat itu selain paman kedua, dia adalah orang dekat yang kumiliki.”

“3 tahun yang lalu, karena aku tahu beberapa hal yang tidak seharusnya aku tahu, kemudian aku di kejar oleh keluarga Long untuk dibunuh, paman kedua demi melindungiku membawaku pergi dari kota Yanjing, dan tidak tahu hidup matinya.”

“Aku datang ke kota Penang dengan badan yang terluka dan bertemu denganmu. Wanita yang paling ku cintai seumur hidup ini. 3 tahun ini aku hidup dengan bahagia, hingga aku juga sudah lupa jika aku berasal dari kota Yanjing. Aku tidak ingin berhubungan dengan masa lalu, tetapi tidak disangka mereka mendapatkanku.”

Sanfiko Chen tidak ingin menyembunyikannya, dia ingin memberitahu Jovitasari lebih awal, atau mungkin setelah dia pergi, mungkin Jovitasari akan lebih baik.

Karena seperti yang dibilang ibunya, banyak hal yang tidak bisa dipilih oleh diri kita. Saat kecil, 5 tahun yang lalu, dan 3 tahun yang lalu juga begitu, dan sekarang juga tidak bisa membiarkan Sanfiko Chen memilihnya.

Jovitasari dengan diam berada dalam pelukannya mendengarkan semuanya, walaupun biasanya Sanfiko sangat diam, hingga tidak pernah menghabiskan tenaga saat melakukan sesuatu. Sekarang Jovitasari malah semakin menangis, dan air matanya sudah membuat baju Sanfiko Chen basah semua….

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu