Menunggumu Kembali - Bab 97 Bos Besar Dari Kota meka

Penang.

Hotel central.

Ini adalah hotel paling mewah di Penang, terletak di pusat kota Penang, berdiri di Hotel Central, dapat melihat pemandangan kota Penang yang ramai, sungai Xiangjiang seperti ular hitam yang bersembunyi di Penang di malam hari…….

Seorang pria kurus kecil, berusia sekitar empat puluh tahunan, berdiri di depan jendela kamar presiden termahal di Hotel Central, di sebelahnya ada seorang wanita cantik yang berlutut di depannya.

Dan pria paruh baya yang pendek ini satu tangan memegang ponsel dan tangan yang lain membelai rambut wanita yang berlutut di depannya.

orang ini adalah Hermanto, mungkin nama ini terdengar asing di Penang, tetapi nama ini sangat terkenal di kota meka.

Raja bawah tanah kota meka, bahkan orang terkaya dimmeka, harus menundukkan kepalanya kepadanya.

Namun kesukaan Hermanto adalah wanita, sebenarnya, dia tidak terlalu menghargai uang, tetapi siapa yang peduli tentang uang.

“Haha, kamu bilang masalah itu?”

Pada saat menelpon Hermanto tersenyum.

“Haha, kak Hermanto, kamu sangat pelupa, terakhir kali, bukannya aku sudah membayar kamu 20 miliar rupiah sebagai deposit, aku memintamu untuk membantuku membereskan beberapa orang.”

Yusdi yang sedang duduk di samping kursi pengemudi, pada saat ini mukanya tidak senang, tetapi nada suaranya sangat sopan, karena dia tahu siapa Hermanto yang dia telpon itu, di matanya, Jovitasari, Aji benar-benar bodoh, tetapi Hermanto tidak selalu memberinya harga diri.

“Yah, aku sudah meminta Rocky untuk melakukannya, menunggu anak laki-laki bernama Sanfiko terbunuh, Rocky akan langsung mendapatkan saudara perempuan itu untukku, malam ini, aku akan mencoba obat yang kamu berikan sebelumnya. Hahaha... “

Suara didalam telepon terdengar bersemangat.

Yusdi yang mendengarnya juga bersemangat.

“Terima kasih kak, terima kasih kak Hermanto...... Jangan bunuh kedua saudara perempuan itu, aku ......”

“Hahaha, kakak tahu apa maksudmu, kau benar-benar binatang buas, bahkan keponakanmu tidak kamu biarkan. Ngomong-ngomong, kirimi aku alamatnya, kalau tidak bagaimana Rocky bisa menemukannya!”

Selama percakapan, terdengar suara napas panjang di dalam telepon….

Yusdi yang duduk di samping kursi pengemudi wajahnya seketika merasa canggung, karena putranya bisa mendengar dengan jelas karena dia menelepon dekat putranya, seorang pria tahu apa arti suara itu.

“Baiklah, baiklah, aku sudah tahu kak Hermanto, kamu lanjutkan saja…”

Setelah selesai berbicara dia mematikan telponnya.

“Ayah, Kak Hermanto beneran sudah datang?”

Tentu Yogi mendengar semua pembicaraan di telepon ayahnya barusan, dan dia sudah tahu sesuatu sebelumnya.

Hanya tidak menduga bisa balas dendam secepat ini.

“Tentu saja, Hermanto adalah buaya darat, aku mengiriminya beberapa foto Jovitasari dan Nusrini, dan kemudian berkata bahwa kedua wanita ini adalah anak-anak atau kakak adik, dia agak bingung….. cuman mendengar dia sudah tahu aku ingin meminta bantuannya.”

“Tapi, Ayah… begini ... akankah sulit untuk memberi tahu Nenek... bagaimana dengan Jovitasari, Nusrini...”

Yogi berkata dengan takut, bahwa jika Nenek Puspita tahu tentang hal itu.

“Haha, ibu tidak akan tahu, dan bahkan jika dia tahu, itu sudah terlanjur, pada saat itu, keluarga kakak akan hilang, semua aset keluarga Bai akan menjadi milik kita, dan barusan nenekmu telah menyerahkan semua kekuatan perusahaan kepada ayahmu ini.”

Pada saat ini Yusdi sedang bersemangat tinggi, dia hampir sudah meramalkan arah mata anginnya.

“Akan tetapi….”

“Yogi, kita harus kejam ketika kita melakukan maslah besar, pria yang hebat adalah pria yang kejam! Ayo jalan!”

Yusdi tidak punya cara lain dalam hal ini, terakhir kali, pada saat kecelakaan mobil, Michael tidak mati, kali ini, dia harus melakukan hal ini dengan teliti, dia percaya bahwa dengan Hermanto datang ke Penang untuk mengatasi masalah ini, masalah ini pasti akan teratasi.

Setelah malam ini, tidak ada yang bisa menghentikannya lagi!

Alasan mengapa dia tahu Hermanto merupakan suatu kesempatan, pernah sekali pada saat bermain di lapangan di Maharayu, akhirnya dia bertemu dengan putri kerabat jauh keluarga Bai yang bekerja di sawah, pada saat itu, Hermanto dengan tatapan sekilas, dia menyukai gadis pelajar yang murni itu.

Dan pada saat itu, gadis itu hanya meminta bantuan Yusdi, tetapi dia tidak tahu bahwa kerabat orangtuanya di matanya lebih buas daripada yang dia bayangkan, meskipun pada saat itu dia menyelamatkan gadis cantik itu, tapi dia dengan segera mengundang gadis itu untuk makan, pada saat makan dia juga minum, dan kemudian langsung membawanya ke hotel yang sudah dipesan lebih awal dari Hermanto.

Dan juga karena waktu itu kedua orang itu saling mengenal, kemudian beberapa kali transaksi uang, lalu menjadi akrab satu sama lain.

Kemudian, mencarikan Hermanto beberapa gadis kulihan dari Penang dikirim ke meka, untuk meningkatkan hubungan.

Kali ini, dengan menunjukan foto kakak beradik Jovitasari dan Nusrini Yusdi langsung membawa Hermanto datang ke Penang.

Adapun uang yang diberikan Yusdi, benar-benar tidak ada artinya bagi Hermanto.

Namun, dia sangat bersemangat ketika mengetahui barang langka seperti Jovitasri dan Nusrini dan mereka masih bersaudara, meskipun Hermanto telah bermain dengan banyak wanita, tapi dua saudara ini benar-benar hanya bermain sedikit dengannya, dan wanita ini membuatnya takjub.

Saat memikirkan ini, pipinya memerah, dan dia tiba-tiba mendorong tubuhnya ke depan.

tangannya memegangi rambut panjang wanita yang berlutut di depannya, wanita yang kesakitan itu terus berteriak….

Tapi dia tidak peduli!

Dengan sekuat tenaga menarik rambut panjangnya, Hermanto memandangi gambar-gambar menarik di atas meja, mau tidak mau tiba-tiba tubuhnya yang, lagi-lagi tegap.

Pada saat ini terdenga suara pintu diketuk.

“Siapa!”

Hermanto merasa tidak senang bertanya.

“Kak hermanto, aku, syaki.”

“Masuk…”

Dengan segera pintu dibuka, seorang lelaki berbadan besar masuk kedalam, ketika dia melihat pemandangan ini, dia tidak merasakan kaget atau aneh, dia segera berkata: “Kak hermanto, Aji sudah sampai sini.”

“Haha, Aji ini seperti perpustakaan berjalan, aku baru saja tiba di Penang, dia sudah mendapatkan beritanya.”

“Kak Hermanto, terus kalian mau bertemu atau tidak?”

syaki memandangi wanita berambut panjang yang berlutut dengan terampil untuk membereskan “Akhir permainan itu” dan bertanya dengan wajah yang tidak berubah.

“Temui lah, mengapa tidak menenmuinya…... Bagaimanapun ini adalah wilayah Aji, kita diwilayah orang lain, menemui dia itu adalah hal yang biasa.”

“Suruh dia masuk…”

……

Hari sudah larut malam.

Malam ini bulan memudar, terutama dingin.

Jovitasari berbaring di tempat tidur dengan mata terbuka sepanjang waktu.

Dia memandang cahaya bulan diluar jendela, dan semakin dia memandang, dia semakin merasa perasaannya kosong.

Dia ttiba-tiba kepikiran dengan malam itu tepatnya tiga tahun yang lalu, ketika dia pulang kerja dari perusahaan beautysheng, dia bertemu beberapa pemabuk di jalan, para pemabuk itu semua adalah gangster di daerah itu, jika sebelumnya Jovitasari jauh-jauh menghindarinya, tetapi malam itu dia buru-buru untuk pulang, dan hampir bertemu dengan para gangster itu.

Secara alami, beberapa gangster mengikutinya, dan mendorongnya ke sudut.

Saat dia merasa putus asa, seorang pria muda dengan pakaian sederhana muncul.

Dia menghajar gangster mabuk itu hingga jatuh ke tanah dengan beberapa kepalan tangan dan kaki, lalu dia berlari sambil menarik tangannya sepajang jalan, lalu mengantarnya pulang.

Pada waktu itu juga, Jovitasari mengingat pemuda yang tiba-tiba bergegas keluar untuk membantu dirinya, pada saat itu juga dia mengingat namanya, Sanfiko Chen.

Kemudian, Jovitasri dipaksa oleh keluarganya untuk menikah dengan keluarga Tang di Sumedang, saat itu, hanya untuk kerja sama yang ingin dicapai, dan pada saat itu, Jovitari hampir tidak berpartisipasi dalam masalah keluarga, keluarga mengatur pernikahan seperti itu tanpa alasan, secara alami, Jovitasari tidak mau mengikutinya.

Pada saat itu, dia kepikiran dengan Sanfiko, dan pada waktu itu dia bahkan secara implusif menikahi Sanfiko, mendapatkan surat nikah, setelah mendapatkannya, kemudian dia memberi tahu orang tua dan keluarganya.

Sejak itu Sanfiko mulai memasuki hidupnya.

Dalam ingatan Jovitasri, dari awal Sanfiko selalu ramah dan menghormatinya.

Dari awal dia tidak pernah memaksanya untuk melakukan apa pun yang tidak dia sukai, di dalam rumah Sanfiko melakukan banyak hal dan tidak pernah mengeluh, dia melihat semua ini dengan mata kepalanya sendiri, perlahan-lahan, dia mulai terbiasa setiap pulang kerja Sanfiko muncul dihadapannya, dia terbiasa dengan Sanfiko yang tidur di sampingnya.

Dia tidak pernah bertanya pada Sanfiko, karena ini adalah persetujuan mereka ketika mereka belum hidup bersama.

Tapi sekarang Jovitasari mulai merasakan bahwa pria yang telah tidur di sampingnya selama tiga tahun, tidak sesederhana yang dia bayangkan.

Hanya, mengapa dia tidak mengatakannya, dan membuat orang tuanya selalu salah paham?

Ketika Jovitasari kepikiran dengan sikpa ibunya barusan, dia tidak suka dengan Sanfiko.

“tidak boleh, aku harus cari Sanfiko.”

Semakin Jovitasari memikirkannya, semakin dia merasa bahwa ibunya benar-benar keterlaluan malam ini, dan sekarang sudah larut malam, Sanfiko berada diluar sendirian, dia tidak nyaman, dia khawatir.

Dengan segera Jovitasari bangkit lalu mengenakan pakaiannya dan dengan pelan membuka pintu, ruang tamu tidak memiliki cahaya, tampaknya orang tuanya sudah tidur, dengan segera Jovitasari merayap ke sebelah sofa, dia mencari hpnya disekitar sofa, tetapi tidak ketemu.

Kemudian dia pasrah dan berjalan dengan perlahan menuju pintu.

Karena tidak dapat menemukan ponselnya dia langsung keluar dan mencari tempat untuk menelepon Sanfiko…

Tetapi ketika Jovitasari sampai ke pintu, lampu di ruangan tiba-tiba menyala.

“Jovitasari, hari sudah malam, kamu mau pergi kemana?”

Aaa!

Dengan segera Jovitasari tiba-tiba dikejutkan oleh kemunculan ibunya.

“Bu…. Hari sudah malam kenapa kamu belum tidur?”

Jovitasari berbicara dengan menggigil…

dia benar-benar kaget dengan kemunculan ibunya yang tiba-tiba.

“Balik sana!”

“Balik sana tidur!”

Rita memandang Jovitasari yang berada di depan pintu dengan tidak senang, wajahnya sangat jelek.

“Bu, balikin ponselku…”

“Apa lagi yang ingin kamu lakukan, kamu ingin menghubungi sampah itu, aku tahu kamu tidak akan menyerah malam ini, aku kasih tahu kamu Jovitasri, Kamu bangun lebih awal besok dan menceraikan Sanfiko si sampah itu, Billy sudah mengatakan kepadaku, bahwa selama kamu menikah dengannya, perusahaan beuaty sheng akan menjadi milik kamu, lalu kamu akan menjadi ketua beautysheng, tidak mau menjadi ketua, kenapa masih mau terlibat dengan sampah itu?”

“Bu, aku katakana sekali lagi, aku tidak akan menceraikan Sanfiko, dan aku tidak suka Billy, bahkan jika dia memberi aku 20 miliar, 200 miliar, 1 triliun, aku tetap tidak menyukainya, apalagi menikah dengannya.”

“Apa yang kamu tahu, aku begini juga untukmu, kamu tidak melihat apa yang kamu miliki sekarang, kamu masih muda dan cantik, orang tidak berpikir kamu sudah menikah, dan kamu tidak bisa melihat orang...”

“Bu, kamu saja yang menikah sana, lagi pula sekarang aku sangat membenci Billy!”

“Apa yang kamu katakan? Kamu berani mengatakannya lagi...”

Rita langsung marah, menunjuk kearah Jovitasari dengan marah berkata.

Jovitasari menatap Rita yang ada di depannya, tahu bahwa dia tidak akan membiarkan dirinya pergi malam ini, dengan segera dia mendengus, lalu berjalan menuju kamar dengan cepat.

Terdengar suara pintu dibanting dan tertutup.

“Aku tidak suka mendengarnya, aku tidak tahu obat apa yang diberikan sampah itu kepadamu.”

“Baik, jangan pikir kalian tidak akan bercerai, aku tidak punya cara lagi…… Sanfiko sialan kamu, Kamu ingin menyeret putriku ke bawah, tidak akan berhasil...”

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu