Menunggumu Kembali - Bab 376 Hal Sangat Menyengsarakan

Akhirnya langit mulai menjelang pagi subuh, Sanfiko Chen sudah sampai di bukit gunung Desa Fugui.

Di bukit gunung ini, Sanfiko Chen melihat beberapa mobil SUV. Tampak jelas semua mobil SUV ini bukan milik penduduk desa tersebut. Sebelum datang ke sini, Sanfiko Chen sudah melakukan penyelidikan terhadap desa ini. Walaupun nama desa ini bernama Desa Fugui yang berarti kekayaan, tapi kenyataannya desa ini sangat miskin. Selain rumah kepala desa, sisa rakyat di sini hanya cukup makan saja, hingga jalan ini juga baru beberapa tahun yang lalu selesai di dirikan.

Jadi sebelumnya Eca Zhou bisa keluar dari desa ini, dan belajar adalah sebuah hal yang dibanggakan oleh kampung ini, juga membuat pasangan suami istri Bayu Zhou menjadi terhormat. Karena hanya anak perempuan keluarga Bayu Zhou yang hebat.

Tapi tidak disangka, dia malah bertemu dengan Kelompok Zongheng.

Kematian Eca Zhou membuat Sanfiko Chen merasa tidak berdaya, juga saat mayat Eca Zhou direbut oleh orang lain, Sanfiko Chen baru menyadari mungkin dirinya sudah berubah dalam 3 tahun. Dia berubah menjadi tidak begitu cuek dan juga mulai muncul kesalahan besar terhadap pemikiran dirinya sendiri.

Betul, dari awal dia sudah terlalu meremehkan hal ini.

Mungkin saja Laboratorium Nasa yang pernah ditemukannya di Kota Yanjing hanyalah sebuah bagian kecil dari tempat eksperimen manusia ini.

Kelompok Zongheng yang kecil ini, tidak disangka memiliki markas eksperimen yang menyeramkan ini, apalagi keluarga besar yang lain. Terpikir sampai sini, Sanfiko Chen merasakan mungkin dirinya yang sudah terlalu meremehkan hal ini dari awal.

Perkataan Nuri malam ini lebih memberitahu dia jika, eksperimen mutasi genetika adalah eksperimen yang sangat biasa. Walaupun selalu dijalankan dengan diam-diam dan tidak ada laporan dan pengumuman. Tetapi karena begitu juga, banyak orang biasa merasakan sebenarnya dunia ini tenang dan aman.

Tapi bagaimana yang sebenarnya?

Di bawah hujan badai, Sanfiko Chen sudah mencium aroma darah yang kental.

Dan aroma darah yang kental ini membuat Sanfiko Chen semakin takut.

Betul, kini, Sanfiko Chen mulai takut..

Dia takut akan kehilangan Jovitasari, secara tanpa sadar dalam 3 tahun, Jovitasari sudah mencari sebuah tempat sandaran di hatinya.

Sebuah andalan kehidupan tenang baginya.

Dia bergerak dengan kekuatan cepat, setelah masuk ke dalam desa, tercium bau darah yang kental disekitarnya, hingga karena langit yang mulai cerah, Sanfiko Chen melihat semua mayat yang berada di atas lantai, hingga ada mayat bayi di sana.

Tanpa dipikirkan lagi, semua ini adalah mayat rakyat Desa Fugui.

Sekujur tubuh Sanfiko Chen bergemetar, kemudian muncul 3 bayangan di belakang Sanfiko Chen.

"Tuan muda!"

"......"

Sanfiko Chen tidak memedulikan 4 orang yang berada di belakangnya. Dia menjadi secepat petir berlari ke arah rumah Daniel Zhou, lalu sebelum tiba di rumah Daniel Zhou. Sanfiko Chen melihat sebuah mayat yang tergantung tinggi, mayat ini tampak tidak asing di bawah hujan badai, seluruh tanah dipenuhi dengan aroma darah.

Bukanlah orang lain, dia adalah Daniel Zhou.

Tanpa ragu-ragu, kedua kaki Sanfiko Chen menjadi sangat lemas.

Dia langsung mendobrakkan tubuhnya ke dinding hingga pecah kemudian memasuki rumah tersebut.

Terdapat sebuah mayat di dapur, Sanfiko Chen melihat dengan jelas, dia adalah istri Daniel Zhou, lalu tidak ada orang lagi di kamar yang lain.

"Jovita.... Jovita kamu ke mana?"

Sekujur tubuh Sanfiko Chen bergemetaran, dia langsung masuk ke dalam halaman.

Ketiga orang itu berdiri di halaman, baju mereka sudah basah dari awal karena air hujan.

Langit yang gelap tersebut, kini seharusnya sudah cerah, tetapi karena hujan deras membuat tampak sangat dingin.

"Pergi, pergi cari.... cari orang yang masih hidup!"

Ketiga orang itu langsung menganggukkan kepala, tanpa berkata apapun langsung menghilang dari halaman.

Kini Sanfiko Chen hanya merasakan seluruh tubuh yang gemetaran, seketika dia merasakan firasat buruk, hatinya yang sangat gelisah, dia tidak tahu sebenarnya dirinya marah atau khawatir.

Melihat gunung besar yang sangat buram, Sanfiko Chen langsung berlari ke ujung desa.

Kak Aji dan mertuanya adalah orang yang ahli silat, walaupun mereka tidak bisa melawan Keluarga Long, tetapi setidaknya mereka bisa membawa Jovitasari dan mertuanya berlari ke dalam hutan, dan tadi mertuanya juga menghubungi dia. Walaupun hanya berdering satu kali sudah dimatikan, itu juga sebuah masalah, yaitu mertua dan yang lainnya pasti berlari ke dalam hutan, ditambah dengan hujan badai jadi tidak ada sinyal ponsel.

Betul!

Pasti begitu.

Tapi saat Sanfiko Chen baru berlari beberapa langkah, dia melihat mayat Bibi Ayu dan di sampingnya ada beberapa orang tua.

Keluarga Long memang adalah orang berengsek, beraninya mereka menyerang orang yang tidak memiliki senjata apapun.

Kini Sanfiko Chen sudah membuat keputusan di dalam hatinya setelah dia menemukan Jovitasari dan yang lain, setelah menenangkan mereka, hal yang pertama akan dilakukannya adalah menghanguskan Keluarga Long. Dia tidak akan memedulikan kekuatan apa yang dimiliki Keluarga Long, karena keluarga yang tidak berkemanusiaan ini tidak seharusnya ada.

Di saat ini, 3 orang itu sudah menangkap beberapa orang berdiri di sana.

Sanfiko Chen langsung melihat beberapa orang ini, mereka semua adalah prajurit genetika.

Berjalan ke depan 3 orang tersebut, tanpa berkata apapun, dia langsung mencengkram leher prajurit genetika.

"Katakan... di mana sisa yang lain?"

Tatapan mata prajurit genetika tersebut sangat cuek, tampak jelas sebagai prajurit genetika Keluarga Long, mereka merasa jika diri mereka sombong.

Piak!

Boom!

Sanfiko Chen langsung mencengkram patah lehernya, kemudian menginjak kepalanya, detik kemudian kepala itu langsung meledak.

Di bawah hujan badai, seketika diguyur oleh air hujan, ekspresinya dipenuhi dengan rasa tidak percaya.

Masing-masing prajurit semua memiliki kekuatan yang lebih hebat dari ahli kungfu, tampaknya aksi Keluarga Long kini tidak mudah.

Kemudian Sanfiko Chen melihat ke arah dua orang yang lain.

Tanpa menunggu mereka berdua berbicara, Sanfiko Chen langsung memukul ke dada orang ini. Pukulan ini seakan-akan seperti sebuah pisau yang tajam langsung menembus ke jantung mereka. Mata prajurit genetika itu menjadi sangat besar, tetapi selanjutnya dia bisa dengan jelas melihat jantungnya yang diremas pecah.

Air hujan mengalir di tangannya Sanfiko Chen, darah segar yang bercampuran kini membuat Sanfiko Chen tampak seperti hantu iblis.

"Aku bilang, aku bilang..."

Prajurit genetika ketiga bergemetar, walaupun mereka adalah prajurit genetika yang memiliki kekuatan hebat, tetapi mereka tidak menyangka bisa bertemu dengan orang hebat di desa sekecil ini.

Sanfiko Chen perlahan sudah menyentuh lehernya, bau darah kental membuat prajurit genetika ini tidak berhenti bergemetar.

"Ketua pasukan serigala membawa beberapa orang kabur ke dalam gunung, karena kali ini ketua pasukan sudah mengatakan harus menangkap wanita bernama Jovitasari, dan nona kita mati karena perempuan ini, dan mengatakan untuk harus memukul Sanfiko Chen hingga cacat kemudian bawa ke rumah Keluarga Long untuk menerima hukuman keluarga kita..."

"Sudah berapa lama mereka masuk ke dalam hutan rimba!"

"Sudah satu jam!"

Sekujur tubuh prajurit genetika tidak berhenti bergetar, tatapannya dipenuhi dengan ketakutan, walaupun dia prajurit genetika, kini dia juga sudah di kalahkan oleh gairah menyeramkan anak muda di depannya.

Terutama aksinya membunuh kedua temannya yang tampak sangat terbiasa membuat dia tidak berani untuk ragu-ragu.

Piak!

Boom!

Aksinya membunuh sama seperti dengan cara membunuh prajurit genetika pertama, saat dia menginjak kepala prajurit genetika, Sanfiko Chen langsung mengatakan: "Cepat!"

Kemudian terdengar suara retak sekali lagi, tengkoran kepala prajurit genetika langsung terbelah pecah, kemudian Sanfiko Chen langsung berlari dengan cepat, seketika langsung menghilang dari hujan di pagi hari.

Hutan yang gelap di bawah langit yang hujan, Kak Aji langsung berlari dengan cepat, sekarang sebenarnya dia sudah tidak kuat dari awal, tetapi dia tetap harus berlari ke arah depan karena dia mau menjaga Rita.

Saat terdengar suara jeritan sengsara di tengah malam, dalam waktu pertama Kak Aji langsung membawa rakyat desa yang tidak terhitung jumlahnya berlari ke arah hutan rimba. Tidak ada solusi lain, dia tahu jika dirinya bukan musuh semua orang ini, hanya saja dia tidak menyangka dia semua orang ini sangat menyeramkan. Belum sampai 10 menit dia membawa semua orang ini ke hutan rumba, dia sudah diserang. Tidak ada cara lain, dia hanya bisa membawa Rita berlari ke arah lain.

Saat tiba di sebuah lembah, kaki Rita sudah terluka, ditambah lagi tidak praktis untuk berlari di dalam hutan rimba yang gelap, jadi dia hanya bisa mencari sebuah tempat bersembunyi, lalu memindahkan beberapa batu besar untuk menyembunyikan Rita lalu menyuruhnya jangan berbicara.

Tetapi dia malah berlari ke arah yang lain, untuk mengarahkan orang yang mengejarnya ke arah yang berlawanan.

Walaupun dulu Kak Aji adalah orang yang hebat dan tidak takut mati, tetapi menghadapi lawan seperti ini yang lebih kuat dari dia, dia tidak mungkin bisa menghindar lagi. Saat berlari di kegelapan, dadanya tiba-tiba ditembak, kemudian tubuhnya dengan berat jatuh dari atas bukit.

Saat tubuhnya ditopang oleh sebuah batu besar, dia melihat belasan bayangan orang dengan cepat berlari ke arahnya. Orang yang berjalan di depannya langsung berlari ke sisinya, kemudian menginjak dadanya.

Pfft...

Huh huh huh...

Darah segar termuntahkan keluar tanpa kendali, detik itu Kak Aji hanya merasakan kegelapan di depan mata.

Tanah yang basah, dia hanya merasa lehernya sangat sesak, kemudian di cengkram dan diangkat.

Kak Aji sudah melihat tampak orang ini, satu matanya berwarna merah, satu lagi berwarna putih, wajahnya dipenuhi dengan kesadisan.

Pfft!

Kini Kak Aji tidak memiliki tenaga lagi, dia hanya merasakan sekujur tubuh yang dingin, kemudian memuntahkan darahnya langsung ke wajah pria bermata merah yang berada di depannya.

"Cari mati!"

Ekspresi ketua pasukan serigala sekejap terkejut, awalnya dia masih ingin menanyakan tentang Sanfiko Chen, karena dia tidak menemukan Sanfiko Chen sepanjang jalan. Awalnya dia mengira orang yang berlari dengan cepat ini adalah Sanfiko Chen, karena postur tubuh Kak Aji saat berlari dalam kegelapan di bawah hujan deras, sangat mirip dengan Sanfiko Chen.

Kini dia sangat kecewa, karena orang yang di depannya bukan Sanfiko Chen.

Tapi saat dia sedang mengulurkan tangannya dan berencana untuk mematahkan leher Kak Aji, tiba-tiba muncul sebuah bayangan yang berjarak tidak jauh.

"Beraninya kamu!"

Selesai mengatakan 2 kata tersebut, bayangan hitam itu langsung tiba di depan pasukan serigala......

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu