Menunggumu Kembali - Bab 121 Ibu, Ini Kunci Rumah

Michael yang duduk disamping langsung meletakkan korannya lalu melihat Rita yang duduk membelakanginya.

Saat muda, dia memang sering menghiraukannya demi memberikan rumah ini hidup yang lebih baik, ini juga salah satu alasan kenapa dia tidak ikut campur dalam hal yang dilakukan Rita selama ini.

Itu karena dalam hatinya dia merasakan hutang terhadap istrinya.

“Saat melahirkanmu memakan waktu setengah hari, karena saat itu dirumah sakit tidak boleh ada yang menemani saat melahirkan, jadi saat itu aku diam-diam bersumpah, aku harus menjadikanmu sebagai orang yang berguna agar bisa melanjutkan usaha keluarga Bai.”

“Aku masih ingat, kamu lahir dimalam hari, saat kamu lahir dokter mengatakan jika kamu adalah perempuan. Sebenarnya awalnya aku sedikit sedih, karena perempuan pasti lebih lemah dari laki-laki di beberapa bagian. Tetapi semenjak kamu sekolah, nilai rankingmu selalu berada diatas, saat kecil kamu selalu bertanya kenapa kita terus mengurus mu tapi tidak mengurus adikmu, hanya fokus mencintaimu saja, itu karena kamu adalah anak pertama dirumah kita, kamu punya tugas dan tanggung jawab untuk membuat dirimu menjadi kuat. Jadi namamu adalah Jovitasari, yang memiliki arti kecantikan keindahan, dan menjadi orang yang hidup berbahagia.”

“Ibu….. jangan katakan lagi.”

Hati Jovitasari menjadi tidak enak setelah mendengarnya.

“Semua yang menjadi ibu, tetaplah berharap jika anaknya bisa hidup bahagia, jadi bukan ibu tidak masuk akal memaksamu cerai dengan Sanfiko Chen, dan pernikahan kalian sebelumnya itu adalah sebuah solusi untuk masalah tertentu, dan ibu tidak pernah menyetujuinya. Jika aku tahu hari ini akan menjadi begitu, aku pasti akan mengiyakan perkataan ibu untuk menikahkanmu ke keluarga Tang di kota Sumedang. Setidaknya disana kamu bisa hidup layaknya nyonya besar, memakai perhiasan emas perak, hidup kaya tanpa memikirkan yang lain.”

“Jovita, kamu kali ini dengarkan ibu, tahun ini kamu sudah berumur 26tahun, wanita akan cepat menua setelah melewati umur 25, kita sekarang sudah dipecat dari kantor, jadi kita harus bekerja diluar untuk menghidupin diri sendiri. Kamu pikirkan saja, awalnya kamu yang duduk dimeja kantor, luka ayahmu juga belum sembuh total, Nusrini juga masih kecil. Walaupun Billy memang sedikit munafik, tetapi aku rasa dia tulus padamu, apalagi dia memiliki harta yang begitu banyak, dan juga di kota Maharayu, keluarga Huang punya usaha yang sangat besar, Billy juga menghabiskan 1.6 triliun untuk membeli perusahaan Beauty sheng untukmu.”

“Kamu pikirkan saja, siapa yang bisa melakukannya jika dia bukan mencintaimu dengan tulus?”

Sambil mengatakannya, Rita menarik tangan Jovitasari, lalu memegang dengan erat berkata: “Jovita, bagaimana aku mengatakannya ya, aku tahu kamu selalu mendengarkanku dari kecil, dan ini juga terkait dengan hidupmu. Kamu harus tau, pria takut salah masuk bidang kerja, wanita takut salah nikah, jika kamu ngotot memberikan hidupmu kepada Sanfiko Chen, kamu pasti akan menyesal. Ibu adalah orang yang berpengalaman, ibu tahu apa yang kamu pikirkan sekarang.”

“Ibu, aku tahu kamu demi kebaikanku, dan karena kamu demi kebaikanku, kenapa kamu tidak mau melepaskanku dan membiarkan aku yang memutuskan untuk melakukan keputusannya, Sanfiko sebenarnya tidak seperti yang kalian bayangkan, dia… haeh, intinya kalian akan tahu kedepannya.”

Jovita melihat ibunya yang berkata begitu kepada dirinya membuat dia menjadi kacau, tetapi membiarkan dia dengan Sanfiko cerai, itu tidak mungkin.

“Kak, kenapa kamu begitu keras kepala. Dulu dizaman sekolah, kakak adalah perempuan tercantik disekolah, saat itu kamu menjauhi orang, hingga orang kaya kota penang pun kamu tidak memedulikannya, sekarang kenapa kamu begitu terperangkap dengan Sanfiko Chen yang seperti sampah itu?”

Nusrini dengan panik berkata.

“Jovita, kamu jangan merasa hutang dengan Sanfiko Chen, kamu pikirkan jika bukan karena kita menerimanya dulu, dia tidak akan memiliki tempat tinggal, sekarang dia sudah 3 tahun dirumah kita, mungkin ini sudah cukup. Sekarang kalian dua belum punya anak, jadi tidak susah untuk berpisah, dan kamu tenang saja, jika kalian cerai, aku akan memberikan Sanfiko Chen sedikit uang dan tidak akan membiarkan dia mati kelaparan. Dan rumah ini aku juga boleh memberikannya, lagipula Billy juga sudah mengatakan jika akan membeli rumah secepatnya.”

Jovitasari melihat ibunya yang sangat serius, dan dengan tulus mengajarkan ku sekali demi sekali untuk cerai dengan Sanfiko Chen.

Dia juga sangat sulit.

“Ibu, bukankah kamu mengatakan jika Sanfiko Chen membelikan kamu rumah, kamu tidak akan membahas ini lagi?”

Rita menjadi kehilangan kesabaran setelah mendengar Jovita berkata begitu.

“Jovita, kenapa kamu tidak mendengarkan ibu, dan apakah Sanfiko Chen sanggup membeli rumah, dan juga apakah kamu tidak merasakan Sanfiko Chen sudah berubah beberapa waktu ini? Dia sudah tidak dalam 1 jalur pikiran dengan rumah kita lagi. Mungkin masalah kantor ada hubungan dengannya…..”

“Ibu, kenapa kamu tidak bisa percaya dengan Sanfiko Chen, lagipula Sanfiko Chen beneran sudah membelikan kamu sebuah rumah, yaitu sebuah apartmen tunggal yang paling besar di Xianjiang Property yang pernah kamu tunjuk sebelumnya.”

“Kak, kamu sudah berubah, benar kamu sudah berubah. Tidak tahu obat apa yang telah diberikan Sanfiko Chen itu untukmu sehingga kamu mulai berbohong. Apartmen tunggal yang paling besar di Xianjiang Property setidaknya memiliki kisaran harga puluhan milyar rupiah, dan ini masih ruangan kosong. Aku pernah dengar jika apartmen tunggal di Xianjiang Property yang dijual rata-rata yang sudah siap dihuni seharga ratusan milyaran keatas. Kak… apakah kamu sedang membuat ibu emosi?”

Jovitasari semakin emosi setelah mendengarkannya, tetapi dia tidak tahu cara menjelaskannya.

Lagipula sekarang tidak mungkin langsung meminta Sanfiko Chen mengeluarkan kuncinya dan pergi ke apartmen tunggal itu.

“Huhuhu….”

Seketika Rita tiba-tiba meneteskan air matanya.

“Ibu, ibu kenapa?”

“Ibu, jangan nangis!”

Jovita langsung memberikan beberapa lembaran tissue kepada Rita.

“Jovita, apakah kamu masih mau mendengarkan perkataan ibu?”

Jovitasari mengkerutkan alismatanya lalu menganggukkan kepala.

Melihat ibunya menangis membuat hatinya menjadi sangat menderita.

“Dengarkanlah ibu, besok pergi cerai. Walaupun kamu tidak menyukai Billy, kita boleh mencari orang lain, tetapi aku tidak tahan melihat Sanfiko Chen, jika kamu tidak ingin, maka ibu akan mati karena emosi. Kamu dengarkanlah ibu dan pergi cerai dengan Sanfiko!”

“Ibu….”

“Ibu, kenapa kamu begitu….. bukankah kamu sedang memaksaku?”

Jovitasari tidak menyangka jika ibunya bisa menggunakan cara ini memaksa dia cerai dengan Sanfiko Chen.

“Kak, dengarkanlah kata ibu, tanpa persetujuan ibu, kamu tidak akan bahagia bersama sampah itu!”

“Tutup mulutmu Nusrini!”

Hati Jovitasari yang awalnya sudah sangat buruk dan emosi.

“Jovita….”

“Ibu, apapun yang kamu suruh aku lakukan, aku akan melakukannya, tetapi jika kamu menyuruh ku cerai dengan Sanfiko Chen, aku tidak bisa.”

“Kenapa? Kamu….”

“Aku mencintai Sanfiko Chen, hanya Sanfiko yang bisa memberikan yang aku mau!”

Setelah mengatakannya, Jovitasari berdiri. Dia tidak ingin berdebat masalah ini dengan ibunya, dan diapun langsung masuk kedalam kamar.

“Jovitasari….”

“Kak…”

Kemudian terdengar suara Rita dan Nusrini.

Tetapi kali ini Jovitasari langsung masuk kedalam kamar.

Sanfiko Chen tetap berdiri dipintu mendengar kata-kata itu.

Saat Jovitasari berjalan masuk, Sanfiko tetap tersenyum dengannya.

Jovitasari tanpa berkata apapun langsung berjalan kedepannya dan memeluk Sanfiko Chen, kemudian menangis dalam pelukannya.

“Sanfiko, kenapa ibu terus memaksa kita cerai, apakah yang jadi ibu tidak ingin melihat anak mereka bahagia?”

“Ibu, kenapa dia begitu!”

“Aku sangat ingin kabur dari rumah, ingin bersamamu meninggalkan sini.”

Jovitasari sambil menangis sambil mengatakannya.

Suaranya terdapat sedikit getaran, membuat Sanfiko Chen merasa sangat sakit hati.

“Jangan menangis lagi ya.”

Sanfiko sambil berbicara, sambil mengulurkan tangannya menyeka air mata Jovitasari.

“Tapi ibu…”

“Tidak apa, serahkan saja padaku. Aku pergi berbicara dengan ibu!”

Sanfiko Chen mengambil sebuah kantongan kertas dari dalam lemari berkata: “Lagipula mungkin tidak sampai sebulan lagi, rumah itu sudah siap direnovasi, kemarin saat kita pergi melihat sudah selesai, sekarang yang kita tunggu hanyalah furnirut rumah saja. Aku akan memberikan kunci untuk ibu, jadi kebetulan hari ini adalah ulang tahunmu, jadi anggap saja ini hadiah untuk ayah dan ibu.”

“Sanfiko, sekarang ibu tidak percaya jika kita sudah membeli rumah, dan sekarang ibu sedang emosi, jika kamu pergi, dia mungkin akan…..”

Walaupun Jovitasari tahu jika ini adalah hal baik, tetapi dia tahu jika keluarganya tidak percaya dengan Sanfiko Chen.

“Tidak masalah, percayalah padaku.”

Saat berbicara, Sanfiko membuka pintu dan berjalan keluar.

“Ibu…”

“Sanfiko Chen, ku beritahu kamu ya, apakah kamu ingin merusak keluarga kita agar kamu bisa bahagia, kamu membawa keburukan untuk Jovita kita sudah 3 tahun, sudah cukup! Kamu pulang ke tempat asalmu boleh tidak? Kamu pergi…. Aku tidak ingin melihatmu sama sekali!”

Nusrini juga menatap Sanfiko Chen dengan ekspresi penuh emosi.

“Ibu, apakah kamu masih ingat perjanjian kita sebelumnya? Jika aku membelikan apartemen tunggal terbesar di XianJiang Property, kamu tidak akan membahas masalah cerai aku dengan Jovitasari lagi kan?

“Iya, jadi kenapa?”

Rita dengan cuek melihat Sanfiko Chen, matanya masih dipenuhi dengan air mata, tampak jelas dia sangat sakit hati dengan perlakuan Jovita tadi.

“Ibu, ini adalah kunci apartemen tunggal di Xianjiang Property, awalnya aku berencana untuk memberikan kunci ini setelah semuanya selesai direnovasi, tetapi kebetulan hari ini adalah ulang tahunnya Jovitasari, jadi aku keluarkan kunci ini.”

“Jika besok ada waktu, boleh pergi melihat. Sekarang renovasi dasarnya sudah hampir selesai, hanya menunggu pemindahan furnitur saja. Dan kebetulan ibu boleh pergi melihat ada apa yang kurang, boleh minta mereka untuk menggantinya….”

Sambil berbicara, Sanfiko Chen menaruh kantongan kertas yang indah itu diatas meja.

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu