Menunggumu Kembali - Bab 236 Tidak masuk akal

Villa yang berada di taman XianJiang itu masih diterangi oleh lampu.

Jovitasari berdiri diruang tamu dengan wajah yang penuh kekhawatiran.

" ibu, menurutmu kenapa Sanfiko masih belum pulang, apakah terjadi sesuatu padanya?"

Jovitasari merasa panik ketika mengingat mereka yang menyeramkan itu. ditambah lagi Sanfiko yang menyuruhnya pergi duluan. dirinya sama sekali tidak membantu Sanfiko.

ini sangat jelas kalau Jovitasari telah mengabaikan kak Aji yang mengikuti Sanfiko tadi.

Rita duduk diatas sofa dengan wajah yang tidak senang.

" tidak ada yang bisa terjadi pada pria berdanging dan kulit tebal itu!"

" iya, apa yang kamu khawatirkan kak Jovita, jikalaupun terjadi sesuatu pada Sanfiko, itu juga tidak ada hubungannya dengan kita. siapa suruh dia sok kuat."

" benar, dia langsung memukul orang itu. apakah tidak bisa bicara dengan baik saja ataupun serahkan kepada polisi?"

disaat ini, Ratih dan Joy baru saja membersihkan luka ringan yang ada pada tubuhnya. tidak terdapat luka yang parah pada mereka.

" kalian...."

" hhuh! tante, kalau bukan karena putramu mengganggu pacar orang lain, kita semua juga tidak akan seperti ini."

Jovitasari tidak bisa menahan semua amarah ini dan dia sudah sangat ingin memarahi tantenya dari tadi.

" Jovitasari, perkataanmu salah. kenapa kamu malah membela orang lain. lagi pula tidak mungkin aku tidak tahu sifat anakku sendiri? pastilah ada orang yang sengaja mencari kesalahan Joy, benar kan Joy...."

" kamu diam saja, kamu lah yang kabur paling cepat ketika orang orang itu menyerang."

meskipun Nusrini tidak menyukai Sanfiko dan sering mencari kesalahannya, namun kali ini dia memilih untuk memihak kepada kakaknya. lagipula perkataan tante di ruangan tadi memanglah keterlaluan.

" haruskah menyalahkanku? aku sudah sedikit mabuk dan tidak jelas apa yang terjadi namun aku sudah ditangkap dan dipukul oleh mereka. apakah aku ada mengeluh?! mungkin saja mereka dari awal sudah ingin menyerang kak Jovitasari.... kalau tidak bagaimana mungkin dia langsung masuk kedalam ruangan ketika berhasil menangkapku....."

Ratih masih merasakan sakit pada wajahnya dan dia juga merasa tidak senang akan hal ini.

" iya loh kak... pastilah Sanfiko yang melakukan kesalahan. ketika dia datang, dia tidak berkata apapun dan langsung menyerang mereka. kalau kita sudah ditandai oleh orang itu, pastilah kita akan sial. kamu juga sudah melihat betapa seramnya orang orang itu malam ini!"

" kalian..."

" tidak masuk akal!"

Jovitasari sangat emosi pada keluarga tantenya.

" Jovita, Nusrini, kenapa kalian berbicara seperti itu pada tante kalian."

" ibu, kalau bukan karena Sanfiko, kita juga tidak bisa kabur selancar ini. kenapa sekarang masalah ini masih harus menyalahkan Sanfiko?"

saat ini suasana hari Rita juga sangatlah kacau.

" kak, apakah kedatangan keluarga kami membuat Jovitasari tidak senang? kalau begitu lebih balik kami kembali saja... lagipula masih ada kereta api tengah malam kok untuk kembali ke kota kami."

Ratih mengatakan itu dengan wajah yang sedih sambil menghapus air matanya.

Rita melihat adiknya yang sedang menghapus air mata dan melihat luka pada wajahnya pun berkata :" Ratih, apa yang kamu katakan. ini adalah rumah kakakmu dan ketika kamu tinggal disini, ini sudah menjadi rumahmu sendiri. malam ini kalian juga sudah lelah, pergilah beristirahat dikamar tamu yang ada dilantai bawah."

Rita pun menunjuk kearah kamar tamu yang tidak jauh itu.

" kakak, kami sepertinya lebih baik menunggu Sanfiko pulang terlebih dahulu."

meskipun mereka berkata seperti itu, namun mereka sudah bangkit berdiri.

" segera beristirahatlah. sudah larut malam, tidak usah ditunggu lagi. jika dia ingin pulang, dia akan pulang sendiri! jika tidak pulang, juga akan mengurangi beban dihatiku..."

sambil mengatakan itu, Rita pun berjalan ke arah kamar tamu.

keluarga Ratih pun mengikuti Rita berjalan ke kamar Tamu.

" ayah.... lihatlah mereka.... kalau bukan karena Sanfiko, apakah kita bisa pulang dengan selamat? sekarang mereka tidak berterimakasih dan malah berkata seperti itu..."

Jovitasari semakin khawatir sekarang.

" tidak apa apa, tidak akan terjadi sesuatu pada Sanfiko. pergilah beristirahat dulu... besok masih ada rapat yang harus dihadiri dikantor. pergilah beristirahat Jovita...."

setelah mengatakan itu, Michael pun berdiri. dia tidak begitu bisa menyelesaikan masalah seperti ini. meskipun dia tidak begitu mempercayai anggota keluarga dari istrinya sendiri, namun kebanyakan keputusan dirumah ini diambil oleh Rita dan Michael jarang ikut campur.

" kakak.... kamu juga segera beristirahatlah!"

saat ini Nusrini juga bergegas naik ke lantai atas.

Jovitasari masih saja merasa tidak puas dengan cara bicara tantenya. namun ditengah mereka terdapat ibu kandungnya yang membuat dirinya tak berdaya.

saat ini, dia pun keluar dari Villa dan menunggu Sanfiko didepan XianJian property.

meskipun Ratih dipukul hari ini, namun dia merasa puas karena dengan sedikit perkataan saja, dia berhasil mendapatkan 1 miliar dari kakaknya sendiri dan tujuannya sudah tercapai.

" Seiko, kita sudah boleh pergi setelah sarapan besok..."

" kenapa secepat itu, kita jarang jarang tinggal divilla, apakah tidak mau tinggal beberapa hari lagi?"

Seiko Wang tidur diatas kasur yang lembut dan tidak ingin bangkkit lagi.

Ratih langsung memukul kepalanya.

" kamu gila ya, akan kukatakan kalau kakakku sangatlah tidak optimis. bagaimana kalau dia tiba tiba menyesal sudah meminjamkan 1 miliar ini padaku? lagipula apakah kamu sudah lupa kejadian tadi, wajahku masih sakit loh. kali ini kita telah menganggu preman yang ada di Penang, apakah mereka gampang diganggu? sampah seperti Sanfiko itu pastilah sudah dihajar hingga cacat. dia mengira kekerasan bisa menyelesaikan masalah. dia langsung menampar orang itu tadi. aku rasa sekarang dia setidaknya sudah kehilangan satu lengannya."

" iya, mereka sepertinya tidak gampang untuk diganggu......terlalu sadis. kalau di ShangJiang, aku pastilah sudah menangkap mereka semua. namun sekarang kita berada di Penang............"

" oleh karena itu, kita harus segera pergi besok. kalau tidak kita pasti akan sangat repot jika para preman itu menemukan kita lagi...."

Seiko pun menganggukkan kepala.

ketika Sanfiko kembali, hari pun sudah subuh.

angin malam bertiup kencang dan sinar bulan terpancar terang. Sanfiko melihat Jovita yang sedang berjongkok didepan XianJin Property dan dia merasa tidak tega. ditambah lagi perasaan diteror semakin membuatnya tidak tenang.

" tuan Chen..."

kata kak Aji.

" sampai."

Sanfiko mengangguk dan berkata kepada kak Aji :" ini sudah larut, cepatlah beristirahat dan teruslah telusuri informasi tentang Yusdi. beritahu aku jika ada kabarnya."

Sanfiko semakin merasa kalau ada yang meneror dirinya. meskipun tidak tahu siapa orang itu, namun Sanfiko bisa merasa kalau dia bukanlah merupakan orang yang baik.

dia hanya bisa merencanakan rencana yang pasti setelah bertemu dengan Erwin besok.

dia menarik nafas yang dalam dan berjalan menjumpai Jovita yang sedang berjongkok didepan sana. saat ini, Jovita sudah merasa ngantuk dan capek namun dia masih berusaha agar dirinya tidak tertidur.

dia tidak sadar akan kehadiran Sanfiko didepannya, namun dia tetap mengucapkan 'Sanfiko, janganlah terjadi sesuatu padamu' didalam hatinya.

" Jovita..."

Jovitasari tersenyum ketika melihat Sanfiko sedang tersenyum berdiri didepannya. dia langsung memeluknya dengan erat.

" Sanfiko, akhirnya kamu kembali. kamu tidak luka kan?"

Jovitasari seperti seorang istri yang menerima tindasan yang sangat besar hingga tidak ingin melepasi pelukannya pada Sanfiko.

" haiya...."

ketika Jovitasari ingin memeriksa apakah ada luka pada tubuh Sanfiko, Sanfiko langsung mengerutkan keningnya ketika ia melepaskan pelukannya.

" Jovita, kenapa kamu?"

Jovitasari tidak bisa berdiri dengan stabil dan membuat Sanfiko khawatir.

Jovitasari pun mundur beberapa langkah dan duduk diatas tangga depan pintu.

" kakiku kebas karena telalu lama berjongkok.........."

Sanfiko pun tersenyum dan mulai memijat pelan kaki Jovita.

" hehe..."

Jovita pun tertawa sambil mengeluarkan air mata.

" kamu.... sejak kapan bisa memijat?"

Sanfiko memijat kaki Jovita dengan lembut. jika Jovitasari yang dulu, dia pasti akan merasa malu. namun Jovita yang sekarang tidaklah lagi merasa malu dan menyerahkan semua kepada Sanfiko. tidak ada lagi pembagian diantara mereka.

" apakah sangat nikmat?"

kata Sanfiko dengan senyuman genitnya.

Jovitasari pun menutup wajahnya yang sudah merah itu dengan kedua tangannya.

ah....

disaat ini, Sanfiko pun langsung memeluk Jovita yang telah menunggu dirinya dan khawatir pada dirinya selama satu malam ini.

" ayuk kita pulang..."

wajah Jovitasari sudah sangat merah dan hatinya berdegup kencang............

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu