Menunggumu Kembali - Bab 23 Pelopor

Yang datang itu bukan orang lain, melainkan adalah Danny yang baru dibicarakan Albet Saputra sebelumnya.

Danny!

yang dikenal akan kekuasaannya di kota penang.

Dalam beberapa tahun terakhir, tinggal di Penang, aku mengenali hampir seluruh pria kaya di Penang.

Ia memiliki ratusan bawahan.

Kekuatan seperti itu sangat menguntungkan di Penang.

Tetapi sekarang ada seseorang yang datang ke tempatnya membuat masalah, otomatis Danny tidak akan membiarkannya lepas.

Terutama ketika melihat yang membuat onar adalah kenalan lama, hati ini merasa lebih menarik.

" Mengacaukan lapangan? Danny, orang-orangmu duluan yang tidak mengikuti aturan, dan menyinggung orang-orang yang seharusnya tidak disinggung, dan juga Danny sebagai lawan lamamu, aku menyarankanmu. Jika kamu tidak ikut campur, kamu mungkin dapat Hidup lebih lama! "

Dalam hati Renard, ia tidak merasa takut. Meskipun Renard tidak begitu aktif di Penang selama dua tahun terakhir, tapi pasar yang diincar Renard tidak sebanding dengan Danny.

Dan dia tahu siapa Sanfiko. Meskipun sampai sekarang masih terlihat tenang, tetapi begitu ledak, pasti akan seperti singa yang bisa memakan orang.

Teringat barusan badannya yang tertabrak pintu ruangan, kepala Renard kesemutan.

Dan jika Kak aji tahu ini, Danny pasti mati.

"Um, jangan pikir aku tidak tahu bahwa kamu disuruh Kak aji untuk pergi belajar selama dua tahun ini, tapi tidak sangka kamu malah datang ke tempat ini dan mencari masalah, menyinggung orang yang seharusnya tidak disinggung? Kalau begitu kamu bilang siapa orang itu, kamu, atau anak di belakangmu? "

Danny jelas sama sekali tidak mempedulikan Sanfiko.

Lagi pula, orang –orang di Penang kecuali beberapa orang yang bisa terprovokasi, tidak akan mempedulikan orang lain, termasuk Renard.

"hehe, Tuan Sanfiko sama sekali tidak dapat kamu provokasi. Aku telah banyak bicara. Jika kamu ingin bermain hari ini, aku Renard akan menemanimu bermain! Tapi jika kamu ingin menyakiti Tuan Sanfiko, jangan harap kamu bisa!"

"bah, Tuan Sanfiko sialan!"

Albet Saputra akhirnya bereaksi, dan segera berlari ke arah Danny dengan gembira.

"Kak Danny, anak ini adalah menantu laki-laki, ia dihidupi wanita dan tidak bisa diandalkan. Jangan tertipu olehnya!"

Albet Saputra membisikkan sesuatu di telinga Danny.

"Oh, bagus, Tuan Albet sangat dermawan!"

Meskipun Danny terkejut ketika dia melihat Renard, hatinya terkejut mendengar Renard memanggil Sanfiko sebagai Tuan, tetapi ini tidak sebanding dengan apa yang dilihatnya.

Dia mengenali Jovitasari, dan sebagai orang yang aktif di daerah Penang pasti dengan sendirinya telah mendengar tentang hal-hal ini.

Dan Albet Saputra baru saja menjelaskan, asalkan masalah ini terselesaikan 2miliar akan dikirimkan ke rekeningnya, dalam kehidupan ini siapa yang bisa menolak uang!

Dengan dukungan Danny, Albet Saputra kembali menyombong lagi, dan tatapan yang dingin selalu ditujukan kepada dua orang itu.

Dia sudah sangat tertekan hari ini. Wanita yang telah lama ia pikirkan menjadi mainannya, tetapi tiba-tiba datang preman muda yang tidak ia kenal dan langsung menganggu.

Lebih penting lagi, dia juga dihina lagi di depan Sanfiko .

Ini sudah bukan hanya masalah harga diri lagi, ia sudah naik ke titik dimana jika ia tidak menghabisi dua orang ini hari ini, ia tidak akan dapat datang di Jalan Penang lagi.

Jadi Albet Saputra baru pertama kali ia meminta Danny. Di matanya, kota Penang dibawah kendali Danny, tidak ada orang yang tidak bisa disentuh olehnya.

"Renard, sekarang aku memberimu kesempatan. kamu pergi segera, semua ini dilakukan untuk Kak aji. Aku bisa membiarkanmu pergi!"

Namun, di hadapan senyumnya itu, Renard tidak menganggapnya serius, ia melangkah mundur dan berdiri di samping dan berbisik pada Sanfiko: "Tuan Sanfiko, saat mulai berkelahi nanti, aku akan mengantarmu sampai pintu depan, kamu pergilah keluar dan mengemudi, kuncinya ada di mobil. Bawa kakak ipar ke rumah sakit dulu ... "

Sanfiko memandangi Renard sedikit sambil tersenyum, "Bukan apa-apa, sudah lama aku tidak beraktifitas seperti ini, dan ini tidak buruk!"

Pada titik ini, Sanfiko perlahan berjalan menuju sofa di aula di belakangnya, dan kemudian perlahan menaruh Jovitasari dengan hati-hati di sofa yang lembut.

"Hahaha, Kakak Danny, apakah kamu sudah lihat belum, si bodoh ini sekarat? Sialan, kamu gila, aku akan lihat bagaimana kamu berlutut padaku memohon pengampunan!"

Sebelum berbicara, Albet Saputra melangkah keluar, menunjuk ke Sanfiko dan Renard,berteriak, "Kakak Danny, aku ingin keduanya menjadi cacat, tetapi jangan bunuh mereka, aku akan bermain dengan istrinya di depannya. ... hahaha! "

Ini membuat mata Albet Saputra dipenuhi dengan kilau, benar-benar tidak ingin menempatkan Sanfiko dan Renard di dalam pandangannya sama sekali.

Ada Danny yang memberinya dukungan, dan dia percaya bahwa di dunia ini tidak ada ketidakadilan yang tidak bisa diselesaikan dengan uang, 1miliar tidak bisa, kasih 2 miliar.

Albet Saputra berbalik dan melihat Danny yang sedang berdiri sambil menyipit di sana.

Danny menatap Wendy yang berdiri di sebelah Albet Saputra dan mengangguk.

Segera Wendy melambaikan tangannya.

"Mari kita lakukan, kita bereskan dulu dua orang ini baru lanjut bicara!"

Sebelum bicara Wendy bergegas keluar.

Renard mendengus dingin dan kemudian mengeluarkan gespernya dari Wendy.

Phakkk!

Wendy tidak seperti preman kecil biasa sebelumnya. Dia pembunuh jalanan bersama dengan Danny. Meskipun dia terkena pukulan keras gesper saat itu, dia bergegas ke depan Renard dengan rasa sakit dan kemudian memukulnya sekali, dan dengan seluruh tenaga nya yang tersisa ia mendorong Renard keluar dan menabrak sofa dengan keras.

Pada saat ini, Sanfiko masih tidak peduli sama sekali, seolah hidup dan mati Renard tidak ada urusan dengannya sama sekali.

Dia hanya merapihkan pakaian Jovitasari.

"Danny, aku sarankan kamu untuk berpikir jernih, Tuan Sanfiko bukanlah sesuatu yang bisa kamu serang, jangan mati saat itu ..."

"Persetan denganmu, siapa kamu sampai berani mengancam kak Danny!"

Tanpa menunggu Renard selesai bicara, Wendy langsung menendang ke arah Renard, dan Renard bisa dengan mudah menghindarinya, tetapi jika dia menghindarinya, dia akan menendang ke tubuh Sanfiko.

Segera Renard mengertakkan gigi dan mengeraskan kakinya.

Pada saat ini, Sanfiko tidak bisa merapihkan pakaian Jovitasari yang sobek, dan kemudian dia hanya menggelengkan kepalanya, lalu perlahan membuka kancing kemeja polos yang dia kenakan, dan kemudian melepas pakaiannya.

"Saudara Wendy, jangan bicara omong kosong dengan mereka, beri pelajaran pada dua idiot ini, aku sudah tidak sabar!"

Albet Saputra begitu sombong, wajahnya penuh dengan kegembiraan.

Dan sekarang Danny yang awalnya menyipit tiba-tiba bergetar.

Bahkan Wendy, yang ingin menendang dan memukulnya, terkejut.

Tiba-tiba seluruh ruangan menjadi sunyi, Sanfiko perlahan melepas pakaiannya.

Tetapi ketika dia melepas bajunya, semua orang yang hadir terkejut.

Karena ada luka yang mencolok di punggung Sanfiko, hampir langsung dari bahu sampai ke tulang belakang, luka jahitan kasar seperti ular membuat orang bergidik, yang lebih penting, ketika Sanfiko perlahan berbalik, Di dadanya juga terlihat jelas ada dua bekas lubang peluru dan banyak luka dengan ukuran berbeda.

Preman kecil ini mungkin hanya berpikir bahwa orang ini mungkin tidak biasa, tetapi Danny, Wendy, dan Renard yang menutupi perutnya, terkejut.

Terutama Danny saat ini, ia hampir gemetar sedikit.

Bukan karena hal lain, saat Sanfiko perlahan membuka pakaian memakaikannya ke Jovitasari yang sedang koma, ia hampir bisa mendengar detak jantungnya yang kencang.

Siapa ini sebenarnya?

Apa benar ini mertua lelaki yang digosipkan tidak bisa diandalkan?

Bagaimana bisa dijelaskan luka di tubuhnya itu dan luka tembak di dadanya?

Tiba-tiba Danny memiliki keinginan untuk mundur, terutama ketika Sanfiko telag berbalik, kedua tatapan matanya itu.

Rasanya seperti orang yang berbeda.

Saat sebelumnya ia hanyalah seekor kelinci lemah, lalu berbalik dan berubah menjadi singa.

"Aku sangat menyukai kalimatnya, Tuhan harus membuat seseorang gila dulu sebelum dia bisa menghancurkan seseorang!"

"Albet Saputra, bagaimana menurutmu?"

Hah?

Albet Saputra juga takut dengan keheningan tiba-tiba tadi, terutama ketika Sanfiko melepas pakaiannya untuk memperlihatkan beberapa luka yang menarik, dia juga memiliki semacam ketakutan di hatinya.

Rasanya seperti ketakutan pada ular berbisa yang tiba-tiba muncul dari kegelapan saat berjalan di jalan ...

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu