Menunggumu Kembali - Bab 218 Pisau tajam yang tergantung di belakang punggung

disaat ini, Sanfiko yang sedang mengendarai motor listrik berhenti didepan sebuah toko yang menjual piano.

hanya saja toko itu sudah tutup.

dia melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan dia tersenyum pahit.

Sanfiko lalu memberhentikan motor listriknya dipinggir jalan dan duduk didepan toko piano itu sambul memnghisap sebatang rokok.

rokok ini dibeli oleh Sanfiko di minimarket tadi. Sanfiko sudah sangat stres hari ini. meskipun dia menghajar Martin dengan kejam tadi, namun dia tahu kalau kaluarga Martin yang di puwokerto terutama Johanes tidak mungkin membiarkan ini begitu saja. ditambah lagi masalah Jovitasari yang dibegal malam ini.

meskipun masalah itu sudah selesai, Yogi dan ibunya juga telah merasakan sanksi, namun Sanfiko tetap merasa masalah akan terus menghampiri dirinya. meskpun itu hanya merupakan sebuah perasaan, namun perasaan itu membuat Sanfiko menjadi sangat galau.

karena itu juga, dia pulang kerumah dan bertemu dengan ibu mertuanya dengan suasana hati yang sangat kacau. oleh karena itu dia lalu mengendarai mobil listriknya ke toko piano ini untuk mencari ketenangan disini.

namun dia sudah lupa waktu.

api menyala dikegelapan dan Sanfiko pun menghidupi rokoknya.

aroma tembakau itu membuar Sanfiko merasakan amisnya bau darah.

semua peristiwa tiga tahun yang lalu mulai muncul dibenaknya.

Sanfiko tidak percaya kalau salah satu orang dari keluarga Chen bisa bergabung didalam kekuasaan yang misterius itu dan yang lebih penting adalah Sanfiko merasakan sebuah aura yang berbahaya yaitu kematian ibu kandungnya sendiri.

lima tahun yang lalu, ibu Sanfiko telah meninggal dan rumah sakit memvonis kalau kematian ibunya karena gagal ginjal. waktu itu, Sanfiko tidak begitu memperdulikan hal itu, namun tidak lama kemudian seorang dokter membocorkan sebuah informasi kepada Sanfiko. dia berkata kalau selama ini ibunya sangatlah sehat dan tidak mungkin tiba tiba mengidap penyakit gagal ginjal. semenjak itu, Sanfiko mulai menelusuri kematian ibunya.

karena Sanfiko dan ibunya sudah dikeluarkan dari keluarga Chen, maka Sanfiko tidak pernah bertemu dengan ayahnya. dia mendengar kalau ayahnya telah meninggal sebelum dia lahir. oleh karena itu Sanfiko dibesarkan oleh ibunya sendiri dari kecil.

dikarenakan ibunya adalah seorang profesor dalam ilmu dan teknologi biologi, maka dia diharuskan untuk bekerja di ruang laboratorium yang dingin setiap harinya. dia tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjaga Sanfiko. paman kedua Sanfiko lah yang lebih banyak menjaga Sanfiko dari ia kecil. namun paman keduanya tidak memiliki kedudukan yang tinggi dikeluarga Chen. oleh sebab itu,dari kecil Sanfiko sudah dicap sebagai anak haram yang terkenal di kota YanJing. hampir semua keluarga kaya dikota YanJing pernah membully Sanfiko dengan gampang.

Sanfiko tidak pernah menghiraukan hal itu. dia mewariskan sikap ibunya yang penuh kesabaran itu dan dibawah ajaran paman keduanya, dia berhasil mempelajari banyak hal yang tidak pernah diketahui oleh teman sebayanya. ketika dia berumur 13 tahun, paman kedua pernah mengirimnya keluar negeri untuk mengikuti sebuah pelatihan yang misterius. dia juga mengenali beberapa orang disana dan semenjak itu Sanfiko mulai berubah. hanya dalam beberapa bulan, Sanfiko pun meninggalkan pelatihan itu dengan hasil yang sangat memuaskan.

shh......

api pada rokok itu membakar jari tangannya. dia kembali menghidupkan sebatang rokok dan menghisapnya.

" tidak tahu bagaimana kehidupan paman kedua sekarang?"

Sanfiko menggelengkan kepalanya perlahan.

paman kedua Sanfiko bernama Calvin dan Calvin merupakan orang yang paling dekat dengannya dari ia kecil. bahkan ibunya jarang bertemu dengannya. namun paman keduanya sering bersamanya. mengatarkan dia kesekolah, menyiapkan banyak kesempatan belajar baginya bahkan menyiapkan perusahaan untuknya. sampai suatu saat, Sanfiko pun terjebak didalam sebuah kekuasaan yang tidak jelas dari mana asalnya. namun akhirnya tetap paman keduanya lah yang menanggung semua kesalahannya itu.

pada tiga tahun yang lalu, semenjak malam yang berlumuran darah amis itu, Sanfiko tidak pernah lagi bertemu dengan paman keduanya.

Sanfiko seketika batuk dan dia memegang luka senapan pada dadanya.

peluru senapan itu hampir menembusi hatinya namun dia juga bisa dibilang tertolong oleh tembakan itu.

huh.....

dia menghembuskan asap rokok yang tebal.

sudah lama Sanfiko tidak merokok seperti ini. Sanfiko merasa dirinya sudah tidak berdaya lagi dan dia juga bukan siapa siapa di keluarga Chen. apalagi ketika menghadapi kakeknya yang seram itu, dia sama sekali tidak berani mengungkapkan pendapatnya. namun jika dipikir pikir, dulu aku sendiri memang sangatlah kekanak kanakan.

mungkin beberapa barang tidak harus disentuh dari awalnya.

Sanfiko lalu memijak puntung rokoknya hingga padam.

dia kembali mengambil sebatang rokok yang baru dan menghisapnya. gerakannya memijak rokok tadi merupakan ajaran dari paman keduanya. dia sudah merasa kaku ketika melakukan itu namun dia tidak melakukan kesalahan.

dia kembali menghidupi rokok itu.

" apakah paman kedua sekarang masih berada di YanJing atau masih di keluarga Chen?"

dulunya demi mencari kebenaran atas kematian ibunya, Sanfiko menyebarkan kekuasaan miliknya yang ia kembangkan bersama dengan paman kedua ke beberapa negara. dia hanya menyisakan sedikit di YanJing. sayangnya pada akhirnya Sanfiko hanya mendapatkan informasi yang tidak jelas naun kemungkinan merupakan sebuah petunjuk.

yaitu sebuah informasi yang berhubungan dengan sebuah perusahaan besar yang bernama perusahaan Boga.

dulunya semua penelitian berhubungan dengan perusahaan Boga dan juga setelah ibunya meninggal, beberapa peneliti tingkat nasional yang bekerja didalam satu laboratorium dengan ibunya tiba tiba menghiilang. ini juga merupakan petunjuk yang terus ditelusuri oleh Sanfiko. namun ini juga mendatangkan bahaya bagi dirinya sendiri.

dia bangkit perlahan dan melemparkan puntung rokok itu kelantai.

disaat ini, sebuah mobil hummer berada tidak jauh darinya yang memiliki lampu terang pun melaju kearah Sanfiko.

akhirnya mobil itu pun berhenti tepat disamping motor listrik milik Sanfiko.

Sanfiko mulai berpikir siapa yang masih bisa datang ketoko piano dilarut malam seperti ini. disaat ini, pintu mobil terbuka dan dia melihat seorang pria berbadan bugar turun dari mobil itu. pria itu adalah Kak Aji, kak Aji pun berjalan mendekati Sanfiko.

" tuan Chen, akhirnya... aku menemukanmu."

Sanfiko sedikit terkejut melihat reaksi kak Aji dan bertanya :" kenapa, apakah terjadi sesuatu?"

belakangan ini terlalu banyak masalah dan itu menyebabkan Sanfiko merasa terancam setiap saat. ini juga merupakan alasan kenapa Sanfiko merasa terancam. meskipun pertemuan dirinya dengan Isabella Long di universitas Penang sudah menghancurkan kehidupannya yang awalnya tenang itu, namun dia masih belum ingin meninggalkan kota Penang dengan cepat.

sekarang, sudah ada orang yang disukai oleh Sanfiko di kota Penang.

itu membuatnya semakin tidak ingin meninggalkan Penang.

" tuan Chen, Johanes yang berasal dari puwokerto yang merupakan anggota dari keluarga Martin itu sudah sampai di kota Penang. setelah dia sampai dirumah sakit, beberapa saat kemudian dia langsung bergegas menuju kediaman keluarga Bai. sepertinya dia pergi mencari nyonya tua. Johanes sangatlah menyayangi putranya dan dia terkenal dengan sikap keadilannya di Puwokerto. aku khawatir kalau dia akan menyerang tuan Chen dan keluarga Bai!"

Sanfiko mengangguk.

" aku sudah menebak kalau Johanes akan ke Penang. aku tidak menyangka kalau dia akan datang secepat ini. kelihatannya kedudukan Martin tidaklah rendah didalam matanya!"

kak Aji mengangguk setelah mendengar ini dan dia berkata :" tadinya aku juga ingin berjumpa langsung dengan Johanes. namun dia menolak bertemu denganku. aku menelepon tuan Chen, namun ponselmu sedang tidak aktif. oleh karena itu, aku langsung bergegas mencarimu, tuan Chen."

" tuan Chen, aku rasa kedatangan Johanes kali ini adalah sebuah ancaman. apakah aku perlu menelpon Erwin? bagaimanapun aku tidak begitu memiliki hak untuk berbicara didepan orang seperti Johanes. kalau memang Johanes akan melukaimu, aku khawatir kalau aku..."

kak Aji sudah mengatakan kondisi yang ada. Johanes merupakan orang yang memiliki tingkatan yang sama dengan Erwin. dia pasti tidak akan menganggap adanya keberadaan kak Aji didalam matanya. kalau memang terjadi perkelahian nanti, dia bukanlah lawan yang tepat. mungkin Johanes akan langsung menggerakkan semua pasukannya yang ada di kota Penang untuk menghajar kak Aji.

didunia ini, uang bisa membantu manusia untuk melakukan banyak hal.

Sanfiko hanya tersenyum datar.

dia lalu bertanya :" apakah belakangan ini ada kabar dari Yusdi?"

" ini, aku sudah menyuruh temanku untuk mencarinya. untuk sementara aku masih memiliki kabar dari Yusdi. namun tenanglah tuan Chen, jika Yusdi masih berada dikota Penang, dia pasti tidak akan lolos dari temanku."

Sanfiko mengangguk.

belakangan ini, Sanfiko selalu merasa dirinya tidak tenang. awalnya dia tidak begitu menghiraukan Yusdi. namun dia tidak menyangka kalau semenjak kehilangannya itu, dia seperti telah ditelan oleh bumi dan sama sekali tidak ada kabar.

saat ini, istri dan anak Yusdi sudah meninggal dan putrinya juga telah gila. dia hanyalah seorang ayah yang ingin membunuh semua anggota keluarganya. ini hanya bisa memperburuk keadaan. hanya saja kehilangan Yusdi yang tiba tiba ini membuat Sanfiko waspada.

" bagaimanapun, suruhlah bawahanmu untuk mencarinya diseluruh sisi kota Penang ini. kalau kamu menemukan jejak Yusdi, segera hubungi aku. baik itu orang ataupun mayatnya!"

kak Aji langsung mengangguk.

Sanfiko menarik nafas dan perlahan duduk diatas motor listriknya sambil berkata :" ayuk pergi. kita harus pergi ke kediaman keluarga Bai sebentar!"

kak Aji melihat Sanfiko sudah mengendarai motornya menuju kearah kediaman keluarga Bai, dia pun bergegas masuk kedalam mobil dan mengikuti Sanfiko.

awalnya Sanfiko tidak ingin berjumpa lagi dengan Puspita di keluarga Bai, namun jika Johanes telah mendahuluinya sampai duluan di keluarga Bai, Sanfiko dengan terpaksa harus pergi....

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu