Menunggumu Kembali - Bab 158 Terjun Dalam Fantasi

“Rista… kamu…”

Melihat Rista yang mengayunkan lengannya dan berlari kamarnya, wajah Puspita pada saat ini langsung menjadi murung.

“Rista ini semakin hari semakin kurang ajar!”

Puspita pun merasa bahwa Rista pasti biasanya telah dimanjakan oleh putranya. Pertama jangan katakan bahwa tokoh utama untuk dinikahkan ke keluarga Martin yang berada di Purwokerto bukanlah dia. Bahkan dengan sifatnya yang seperti itu, pastinya juga akan dibenci oleh orang-orang dari keluarga Martin.

“Ibu, kamu juga jangan menyalahkan Rista. Nanti aku akan berbicara dengannya!”

Grecia yang berada di satu sisi, dapat melihat bahwa wanita tua ini pastinya sedang marah.

“Nenek, kamu juga…apakah kamu tidak tahu bahwa Rista memiliki masalah dengan Jovitasari, Rista...”

"Hah, kamu kira aku menginginkannya ya, jika bukan demi ayahmu... Besok adalah terakhir batas waktunya, tapi di mana aku bisa mengumpulkan 100 miliar,hah?"

Awalnya, Puspita telah ditolak dengan sopan oleh Direktur Luiz Zong dari Industri bir Sumedang, sehingga hatinya pun terasa sesak. Di malam hari, tidak disangka akan dikirim rekaman dari sana. Dalam rekaman tersebut terdapat putranya yang masih dikurung di dalam kandang, dan ketika makan pun harus menunggu orang untuk melemparkannya. Melihat Puspita yang memiliki sakit hati layaknya seorang ibu, dia pun pergi meneleponnya dan mengatakan bahwa berapa banyak uang yang diperlukan tidak masalah baginya, tetapi bisakah ditunda beberapa hari. Namun, orang yang disana sama sekali tidak menjawab teleponnya. Tampaknya begitu waktu besok tiba, jika dia tidak memiliki uang, maka putranya akan langsung dilenyapkan.

100 miliar adalah angka yang sangat besar bagi Perusahaan Tianbai dimana dapat menyebabkan perusahaan dalam ambang kebangkrutan.

Yang lebih menjengkelkan adalah bahwa hadiah pertunangan yang dikirimkan oleh keluarga Martin yang berada di Purwokerto, sekarang telah diambil semuanya oleh Rista dan sama sekali tidak memberikan satu pun untuk anggota keluarganya dan masih mengatakan ke orang-orang luar bahwa hadiah pertunangan keluarga Martin Martin yang berada di Purwokerto adalah miliknya sendiri, sehingga tidak ada siapapun yang diperbolehkan untuk menggunakan mas kawinnya.

“Ibu, bukankah kamu bilang bahwa kamu telah membahaskannya dengan direktur Luiz untuk menjual Industri Sorgum Sanjaya. Aku dengar-dengar bahwa Industri Sorgum Sanjaya dapat dijual seharga 400 miliar rupiah. Tidak bisakah kita memberikan 100miliar untuk menyelamatkan Yusdi? "

Grecia yang berada di satu sisi pun menjadi khawatir setelah mendengarkannya.

Sebenarnya selama selama dua hari ini, dia telahg dihantui oleh ketakutan. Meskipun dia percaya bahwa orang-orang ini tidak akan melakukan apapun ke Yusdi tanpa mendapati uangnya, tapi dia pun masih mempercayai apa yang dikatakan orang-orang ini.

"Menjualkannya? Meskipun Industri Sorgum Sanjaya pada saat ini milik Perusahaan Tianbai, tapi Industri Sorgum Sanjaya ini didirikan oleh Yusdi. Bahkan jika Yusdi setuju untuk menjualkan Industri Sorgum Sanjaya, tapi juga harus disetujui oleh dewan direktur Industri bir Sumedang. Dan ini semua akan memakan waktu!"

"Dalam waktu itu, Yusdi pun akan dibunuh menjadi sandera!"

Hah?

Mendengarkan perkataan ini, sekujur tubuhnya Grecia pun bergemetar.

“Ibu, jadi apa yang harus kita lakukan sekarang… kamu harus memikirkan cara untuk menyelamatkan Yusdi ya!”

Puspita mengangguk kepalanya dan berkata, “Aku tentu saja tahu bahwa Yusdi adalah putra kesayanganku. Mau bagaimanapun juga, aku tidak akan membiarkan dia kenapa-napa. Karena kalian tidak mau pergi berminta maaf kepada Jovitasari, maka aku akan pergi sendiri. Lagi pula, aku sudah tua dan akan sekarat. "

Dalam percakapan ini, wajah suramnya Puspita pun berubah menjadi tidak berdaya. Sangat jelas terlihat bahwa dia yang saat ini sudah tahu bahwa Rista dan Yogy tidak, kedua kakak-adik ini, tidak akan pernah pergi untuk meminta maaf ke Jovitasari, apalagi berlutut untuk memohon pengampunan.

Sebenarnya Puspita sudah dapat melihat dengan jelas kondisi pada saat ini. Tidak peduli apakah perusahaan tersebut ingin bangkit kembali atau segera mendapatkan 100 milyar untuk menebuskan Yusdi, semuanya ini hanya dapat berharap dan mengandalkan Jovitasari untuk pergi bernegosiasi ke bank agar dapat meminjam 2 triliun itu.

Kalau mengenai keluarga Martin yang berada di Purwokerto…

Ketika Puspita memikirkan masalah ini, sekarang pun segera merasakan sakit kepala. Melihat Grecia dan Yogy yang berada di depannya, Puspita pun hanya dapat merasa kecewa. Putranya menikahi istri yang seperti itu dan memiliki putra seperti itu… Hatinya pun merasa tidak berdaya.

“Baiklah, aku akan pergi…”

Puspita pun menghela napas yang panjang, kemudia perlahan-lahan berdiri dan berjalan keluar menuju ke arah villa.

“Ibu… pelan-pelan jalannya. Yogi, cepetan bantuin nenekmu…”

Yogy pun segera mengangguk kepalanya.

Setelah Puspita pergi, Grecia dengan cepat berjalan ke kamar putrinya. Rista yang saat ini telah membuka beberapa kotak perhiasan, mengeluarkan perhiasan dari dalam kotak tersebut dan kemudian dengan sungguh-sungguh mencobainya.

Perhiasan ini sangat cocok dipakainya, seakan telah dibuat khusus untuknya.

“Rista… mengapa kamu membuka begitu banyak…hah, kenapa kamu hari ini berbicara seperti itu kepada nenekmu? Apakah kamu tidak tahu kondisi perusahaan saat ini, bahkan ayahmu sekarang sedang disandera!”

“Disandera ya disandera lah, lagian mengapa nenek memintaku untuk meminta maaf ke wanita jablai itu? Jovitasari sungguh menyebalkan. Orang-orang di perusahaan pun mengira bahwa dia meiliki kemampuan yang besar, bukannya itu hanya karena parasnya yang cantik saja, dan kemudian selalu saja ada cara untuk merayu orang lain. Jangan melihat penampilannya biasanya yang murni dan angkuh itu, seakan seperti ratu es saja, sebenarnya diam-diam tidak tahu ada berapa pria yang dia miliki! "

Ketika membicarakan mengenai Jovitasari, Rista pun akan memberika komentar jahat mengenainya.

"Selain itu, neneklah yang tidak mengetahui situasi sekarang yang sebenarnya. Perusahaan keluarga Bai kami dan seluruh Perusahaan Tianbai harus bergantung dengan siapa, hah? Bukan bergantung pada Jovitasari yang hanya bisa menggoda orang lain untuk diajak kerja sama dalam memperoleh pinjaman uang tersebut, melainkan denganku, dengan Rista yang telah bertunang dengan keluarga Martin dari Purwokerto! Nenek masih juga ingin memintaku untuk pergi minta maaf ke Jovitasari? Ha ha ... beneran lucu ya. Apakah mungkin karena nenek sangat sibuk selama dua hari ini makannya otaknya menjadi bingung?”

Grecia yang mendengarkan perkataan putrinya pun tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengangguk kepalanya.

"Bukankah ayah telah disandera oleh orang lain? Pihak lain membutuhkan 100 miliar, bukan? Tidak bisakah kita mengadu ke polisi? Ini sudah dua hari dan menurutku kita harus mengadu ke polisi, masih saja mengira bahwa keluarga Bai kami bisa ditindas... Aku tidak percaya bahwa orang itu berani melakukan apa-apa dengan ayah! "

Ketika Rista mengatakannya, dia pun semakin bergairah.

"Sudahlah, Rista... kamu tidak tahu betapa kejamnya orang ini. Menurutku ketika nenekmu bilang untuk menggunakan hadiah pertunanganmu terlebih dahulu untuk menebus ayahmu, kau seharusnya menyutujuinya. Bagaimana juga, dia adalah ayahmu. Apakah kamu tega melihat ayahmu di tindas oleh orang-orang di luar sana? "

Sekarang, Grecia pun tidak memiliki cara untuk menghadapi putrinya. Jangan katakana yang lainnya, hanya dalam satu bulan kemudian, putrinya akan menjadi menantunya keluarga Martin yang berada di Purwokerto, dan tentu saja dirinya juga akan menjadi makmur. Hanya saja apakah masalah ini dapat berjalan dengan lancer, kah?

"Ibu ... semuanya ini milikku, ini Martin yang memberikannya untukku. Tidak ada yang boleh menyentuhnya kecuali aku. Ibu, nenek telah mengendalikan begitu banyak Perusahaan Tianbai dalam jangka waktu yang panjang, apakah dia tidak mempunyai sedikit tabungan, kah? Menurutku, nenek-lah yang tidak rela untuk mengeluarkan uangnya untuk sekarang ini, makannya dia ingin menggunakan hadia pertunanganku, untuk alasan apa ... "

“Rista…”

Grecia pun menjadi marah ketika mendengarkan perkataan putrinya. Tetapi ketika dia akan memperbaiki perkataan putrinya, pembicaraannya pun seketika dihentikan oleh Rista.

“Ibu, kamu jangan khawatir, ayah pasti baik-baik saja. Orang-orang ini menyandera ayah hanya ingin uang saja. Masalah uangnya, nenek pasti akan menemukan jalannya. Jadi kita tidak perlu cemas! "

“Hah…”

Melihat putrinya selesai berkata demikian sambil mulai bermain dengan gelang giol yang berada di tangannya, perkataanya pun tidak didengarkan olehnya, sehingga dia tidak memiliki pilihan lain dan hanya menggelengkan kepalanya.

Dia bukannya tidak khawatir dengan suaminya, tetapi dalam situasi seperti itu, dia juga tidak tahu harus bagaimana menghadapi masalah seperti ini.

Lagian pula, dia juga tidak memiliki100 milyar .

"Ibu, ketika kamu melihat Martin datang kemari, apakah menurutmu aku harus memakai gelang yang ini atau yang ini? Dari dua gelang ini, mana yang lebih bagus…”

Sambil memindahkan dua gelang di tangannya tersebut, Rista pun segera membalikkan badannya untuk bertanya kepada ibunya, tetapi di dalam kamarnya sudah tidak terdapat Rita, dan hanya tersisa Jovitasari seseorang.

“Hah… sungguh membosankan!”

Melihat bayangannya yang cantik di cermin itu, Rista pun tidak bisa menahan diri untuk berkata beberapa kalimat kepada dirinya sendiri.

Tapi dia pun segera tersenyum kembali.

“Waktu latihan sudah tiba…”

Pada saat itu, Rista meletakkan gelang tersebut diatas meja rias dan kemudian membuka situs web luar negeri yang tidak pernah dibukakan dia sebelumnya. Kemudian dari dalam salah satunya, muncul seorang wanita dengan sosok mempesona sedang membuka pintu, dan dari luar masuklah seorang pria… selanjutnya, langsung dimulai…”

Puspita yang berbaring di ranjang pun sama sekali tidak tertidur sepanjang malam itu.

Perubahan besar perusahaan yang terjadi beberapa hari ini, membuatnya mulai merenungkan berbagai masalah yang terjadi di perusahaan. Dirinya yang sebelumnya tidak pernah menyadari masalah-masalah ini. Meskipun Perusahaan Tianbai telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini, tapi tidak peduli bagaimanapun juga, perusahaan tersebut masih dapat memberi keuntungan bagi banyak anggota keluarga Bai dan kerabatnya, dan bahkan membiarkan banyak anggota keluarga Bai menjalani kehidupan kelas atas.

Tetapi tampaknya karena inilah, semua orang di perusahaan menjadi egois

Bahkan cucu-cucunya pun telah menjadi kebiadaban, sehingga sama sekali tidak dapat melihat dengan jelas situasi tersebut.

Puspita pun tidak bisa menahan diri dan berpikir ketika direktur sebelumnya masih ada, dia pun sering mendengar bahwa Michael, anak tertuanya tidak patuh, tidak memiliki kemajuan, dan seterusnya... tetapi sama sekali tidak pernah menyebutkan anak keduanya, Yusdi.

Puspita yang saat itu dapat melihat bahwa Michael selalu bersantai di perusahaan, sama sekali tidak terlihat seperti orang bisa mewarisi Perusahaan Tianbai tersebut. Makannya jadi sejak saat itu, Puspita pun memfokuskan dan menaruh seluruh perhatiannya kepada anak kedua, Yusdi.

Pada saat itu, karena direktur sebelumnya meninggal dunia, Puspita dengan amanrah mengusir Michael dari perusahaan…

Ketika memikirkannya kembali sekarang, Mihael yang meninggalkan perusahaan tersebut, mendirikan Industri Sorgum Sanjaya. Kemudian, selangkah demi selangkah maju hingga saat ini. Jika bukan karena Michael mengalami kecelakaan, kemungkin Industri Sorgum Sanjaya yang sekarang ini tidak akan memiliki hubungan apapun dengan Perusahaan Tianbai.

Pada awalnya juga karena Puspita telah melihat masa depan yang menjanjikan di Industri Sorgum Sanjaya ini. Meskipun sebelumnya ada insiden "alkohol beracun" , Industri Sorgum Sanjaya ini selalu memiliki banyak pesanan.

Kemudian hari, Industri Sorgum Sanjaya bekerjasama dengan Industri bir Sumedang. Kali ini Jovitasari pun menggunakan nama Industri Sorgum Sanjaya untuk meminjamkan dua biliar rupiah… Semua ini menunjukkan bahwa Industri Sorgum Sanjaya tidak selemah yang kita kira.

Ketika perusahaan tersebut tidak berdaya, semua orang yang sebelumnya telah menikmati keuntungan perusahaan pun hanya dapat memikirkan kepentingan pribadi. Mereka memikirkan cara menemukan keluarganya atau bagaimana pada akhirnya menghabiskan perusahaan tersebut. Bahkan cucu kesayangannya, Rista, tidak rela menyerahkan hadiah pertunangannya untuk menyelamatkan ayahnya sendiri…

Tetapi yang sedang terburu-buru memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah ini malah seluruh keluarga anak pertama, dimana merekalah yang tidak pernah mendapatkan keuntungan dari perusahan tersebut.

Apakah dirinya beneran telah salah?

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu