Menunggumu Kembali - Bab 6 Hanya ingin hidup dengan tenang

Kemunculan mobil ini langsung menarik perhatian ketiga orang itu.

Ada dua orang yang duduk didalam mobil, yang pertama turun dari mobil adalah tubuh yang seksi, seorang gadis cantik yang memakai pakaian sporty, lalu memakai kacamata hitam, dan rambut yang panjang.

Begitu gadis cantik itu turun dari mobil langsung berjalan kearah samping tempat duduk pengemudi, lalu membuka pintu.

Tatapan mata Arivin yang tajam, dalam sekilas dapat melihat siapa yang duduk disamping pengemudi, dia bergegas maju untuk memberi hormat.

Sanfiko Chen berdiri disana dan tidak bergerak sama sekali, tetapi ketika dia melihat orang seumuran yang sedikit gemuk turun dari mobil, hatinya masih sedikit tertusuk oleh sesuatu, dan banyak sekali kenangan mengalir kedalam hatinya.

Tommy, sekarang adalah pria yang benar-benar sukses. 3 tahun yang lalu melarikan diri ke luar negri dan memulai bisnisnya sendiri, hanya dalam waktu 3 tahun, dia telah menjadi bos besar dengan perusahaan multinasional, bernilai lebih dari puluhan triliun.

Semua orang tahu bahwa Tommy mempunyai otak bisnis yang tidak tertandingi, tetapi mereka tidak tahu bahwa Tommy masih mempunyai Kakak laki-laki yang tersembunyi di Kota Penang.

Tommy akhirnya pulang dari luar negri. Ketika turun dari pesawat, dia mendengar kabar tentang Sanfiko Chen, dalam tiga tahun ini, dia bukannya tidak meminta orang untuk mencari kabarnya, tetapi yang membuat Tommy tidak menyangka adalah bahwa karena masalah saat itu, Kakak yang penuh kuasa bersedia menjadi menantu dari keluarga kecil, dan juga sepertinya dalam 3 tahun ini hidup tidak terlalu baik.

Setelah mendengar kabar ini, Tommy langsung bergegas naik pesawat lalu menaiki mobil ke Kota Penang, ini adalah Kota yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.

“Kak!”

Begitu turun dari mobil, Tommy sama sekali tidak peduli lagi dengan orang lain, tatapan matanya langsung tertuju pada Sanfiko Chen yang berdiri disana dengan seragam satpam yang lusuh.

Ketika saat pandangan pertama melihat Sanfiko Chen, Tommy mengenali kakak laki-lakinya yang telah jauh darinya selama 3 tahun, saat itu untuk dapat menjaga keamanan saudara-saudaranya, dia sendirian tinggal di Kota Yanjing untuk menangani urusan tindak lanjut.

Dan sekarang menjadi seperti ini, bagaimana mungkin dia tidak merasa sakit hati.

Tommy sepertinya dari 3 langkah menjadi 2 langkah berjalan kedepan Sanfiko Chen. Orang muda ini yang sangat terkenal dan berkuasa, disaat ini malah kedua matanya memerah, dan air mata hampir mengalir keluar.

“Lama tidak berjumpa, berat badanmu sudah bertambah banyak.”

Meskipun Sanfiko Chen tidak bergerak, tetapi dia terus menatapi Tommy yang dengan tergesa-gesa berjalan kearahnya, hatinya sangat senang. Sudah 3 tahun, awalnya Sanfiko Chen mengira bahwa dia tidak akan dapat berjumpa lagi dengan saudara-saudaranya.

Tommy tiba-tiba tersenyum, dan pada saat bersamaan menghapus air mata, dia berkata dengan sedikit sakit hati, “Kak, berat badanmu sudah menurun banyak.”

Sanfiko Chen mengangguk-angguk kepala.

Di satu sisi, penjaga keamanan setengah baya yang menyambut tamu itu, sudah menjadi terbodoh. Bisa berada sampai posisi disamping Kevin Wijaya, penglihatannya pasti bagus. Saat ini, dia sudah membuat gelombang besar dihatinya, dan terus menatapi orang yang berdiri disana yaitu Sanfiko Chen yang sudah menerjang angin dan badai, hatinya semakin mengeluh.

“Kak Tommy, Kak Sanfiko, mari kita masuk dan berbincang, Tuan Kevin Wijaya dan lainnya seharusnya sudah tiba.”

Kevin Wijaya?

Pada saat ini, Tommy bertanya dengan keraguan, “Siapa itu Kevin Wjiaya?”

Sangat mendadak, Arivin belum sempat memberitahu Tommy tentang hal ini-----secara terperinci.

“Orang terkaya di Kota Penang, seorang bos perusahaan yang bergerak dibidang perumahan.”

Sanfiko Chen yang menjelaskan dengan singkat.

Mendengar perkataan Sanfiko Chen, petugas keamaan yang tadinya ingin maju untuk menyambut tamu malah langkah kakinya terhenti, dan benar-benar terkejut. Situasi apa ini, dimatanya Tuan Kevin Wijaya adalah orang terkaya di Kota Penang, tetapi malah dia dinilai dengan begitu sederhananya?

Tetapi ini juga menunjukkan asal usul misterius kedua pria itu, dan saat itu, sikapnya semakin rendah hati lagi.

“Hmm, Ayo jalan.”

Seperti perkataan Arivin, sebenarnya Kevin Wijaya dan istrinya sudah tiba di villa lebih awal, setelah menerima kabar dari tadi malam, Kevin Wijaya mengirim orang datang untuk membersihkan villa mewah itu semalam. Kevin Wijaya dengan langsung membatalkan beberapa rapat penting perusahaan, dan pagi-pagi membawa istrinya datang ke villa mewah.

Ketika tadi Sanfiko Chen datang, sebenarnya Kevin Wijaya telah mengetahuinya. Tetapi ketika dia melihat bahwa Arivin dari Kota Yanjing yang dengan hormat menyambutnya, malah itu adalah seorang penjaga keamanan yang biasa-biasa saja, dan berumur 20 tahunan.

Saat ini, dia menjadi sedikit ragu, dan disaat keraguannya, mobil sport Ferrari sudah tiba didepan, dan ketika dia melihat adegan berikutnya, Kevin Wjiaya langsung menyesalinya.

Melihat kedua orang itu berjalan menuju gerbang villa, pada saat itu dia segera berlari ke bawah dan membuka gerbang villa bersama istrinya, dengan hormat berdiri disatu sisi, dan wajah yang rendah hati.

“Kak Tommy, Kak Sanfiko, ini adalah Kevin Wijaya, Tuan Kevin.”

Berjalan ke gerbang Villa, melihat Kevin Wijaya dan istrinya, saat itu Arivin dengan tersenyum memperkenalkan.

“Ya.”

Tommy melihat sekilas dan hanya membuat suara “iya”, dan mengikuti di belakang Sanfiko Chen.

“Terima kasih banyak Tuan Kevin, benar-benar sangat merepotkanmu.”

Dalam 3 tahun ini, semua sisi tajamnya dan mentalitasnya Sanfiko Chen sudah tenang banyak, melihat ekspresi Kevin Wijaya yang hormat dengan sedikit terkejut, pada saat itu dia segera mengulurkan tangan.

Kevin Wijaya melihat situasi ini, dengan segera mengulurkan tangan, dan menjabat tangan Sanfiko Chen.

“Kak Sanfiko, telah sungkan. Jika dari awal tahu Anda di Penang, maka aku sejak awal sudah mengunjungi Anda.”

Ketika Kevin Wijaya sedang berbicara, dia tidak tahu mengapa seluruh dahinya berkeringat. Hatinya lebih merasa aneh lagi, Sanfiko Chen yang didepannya, adalah Tuan muda dari Keluarga Chen di Kota Yanjing, bagaimana dia bisa berpakaian seperti ini, atau apakah dia ingin untuk mendapatkan pengalaman hidup?

Tetapi, dia juga tidak berani bertanya.

Dia selalu ingin berkenalan dengan beberapa orang besar di kota Yangjing, dan dia sangat jelas tahu tentang Kakak Amira yang dikatakan oleh Kak Arivin. 3 tahun yang lalu, dia pergi ke Yanjing untuk menghadiri pertemuan tentang prospek pengembangan perusahaan perumahan yang besar, dan dibelakang pertemuan ini, dari jauh dia dapat melihat Kakak Amira yang masih muda ini. Tetapi saat itu statusnya yang sangat berbeda, maka dia tidak punya kesempatan sama sekali.

Secara alami, kali ini dia tidak akan melewatkannya.

Jadi setelah menerima telefon dari Kakak Amira, saat itu juga langsung menyuruh orang untuk membersihkan villa mewah itu.

Ini disiapkan oleh Kevin Wijaya untuk memberikannya kepada orang-orang besar yang dapat dia andalkan dimasa depan, harganya lebih dari puluhan miliar. Dari sini dapat dilihat bahwa Kevin Wijaya sangat mementingkan Kak Sanfiko yang selalu dikatakan oleh Kakak Amira.

Sanfiko Chen hanya tersenyum datar, lalu kemudian dibawa oleh Kevin Wijaya memasuki dalam villa.

Setelah beberapa saat perbincangan, Kevin Wijaya tidak mengatakan apa-apa tentang niatnya, tetapi hanya menunjukkan kerendahan hati yang cukup, terutama setelah mendengar bahwa Tommy ternyata adalah seorang bos perusahaan multinasional, sikapnya bahkan lebih sopan lagi.

Setelah perbincangan basa-basi itu, Sanfiko Chen dan Tommy duduk di ruang belajar yang didekorasi dengan baik.

“Kak, sekarang aku telah kembali. Aku sudah menghubungi kakak kedua, dia mungkin akan kembali tahun depan, nantinya………”

Sanfiko Chen mengulurkan tangan dan memotong perbincangan Tommy, lalu dengan tersenyum berkata: “Adik ketujuh, aku juga telah merenungkan banyak hal dalam 3 tahun ini, menjalani kehidupan dengan bergantung kepada orang lain, tetapi aku tidak merasakan apapun, tetapi sekarang aku tidak bisa berjanji padamu.”

Ketika Tommy mendengarkan itu, hatinya tidak mengerti.

“Kak, sekarang kamu tidak hidup dengan baik, kami semua tahu bahwa dalam 3 tahun ini kamu sudah menanggung begitu banyak beban demi kami. Sekarang aku telah kembali, aku pasti tidak akan membiarkan Kakak menderita lagi, dan selain itu Kak, sekarang perusahaanku lebih besar dari perusahaan kita sebelumnya, aku dari awal sudah menyisahkan saham untukmu, dan sekarang kamu adalah pemegang saham terbesar di perusahaanku ini. Kak, adik membutuhkanmu…….aku tidak bisa mengelola perusahaan sebesar itu sendirian.”

Bagaimana mungkin Stanley Chen tidak tahu pemikiran Tommy, tetapi sekarang dia benar-benar tidak bisa pergi.

“Adik ketujuh, kamu tahu karakterku, selama sudah memutuskan sesuatu maka tidak mungkin mengubahnya lagi. Hari ini bisa melihat kamu yang begitu sukses, Kakak benar-benar sangat bahagia, tetapi sekarang aku masih tidak boleh meninggalkan Kota Penang. Selain itu, kamu masih harus berhati-hati ketika dikota Yanjing, tampil dipublik sesedikit mungkin, jika bisa menyembunyikan dirimu maka itu lebih bagus, kita….. Sudahlah, tidak berbincang lagi, sudah hampir siang. Aku punya sesuatu untuk dilakukan siang ini, jadi aku tidak makan bersamamu lagi. Kamu juga segera kembali ke kota Yanjing, urusan diperusahaanmu pasti sibuk.”

“Kak, aku….”

“Adik ketujuh, sekarang Kakak sudah punya seseorang, jadi tidak bisa meninggalkan kota Penang, tetapi kamu percaya Kakak, kita delapan bersaudara pasti akan berkumpul lagi suatu hari nanti. Kamu adalah orang yang pintar, pasti mengerti apa yang kumaksud.”

Mendengar perkataan Sanfiko Chen, kedua mata Tommy membesar.

“Seseorang, Kak, apakah sudah ada Kakak ipar?”

Sanfiko Chen tidak merahasiakan dari saudaranya, dan sedikit tersenyum lalu mengangguk-angguk kepala.

“Hahaha, ini ada berita besar yang bagus…….”

“Aku tidak ingin menganggu kehidupan mereka. Sekarang aku hanya ingin menjalani kehidupan yang tenang, jadi adik ketujuh, apakah kamu mengerti maksudku?”

Raut wajah Tommy yang awalnya sangat bersemangat, saat itu langsung mengertukan kening, dan menarik nafas dalam-dalam lalu berkata: “Kak, jika kamu benar-benar dapat hidup tenang, maka kita tidak akan menganggumu lagi. Ini adalah pilihanmu, tetapi sekarang situasi ini takutnya tidak mengizinkan, aku mendengar bahwa wanita keluarga Long pernah mencarimu sebelumnya?”

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu