Menunggumu Kembali - Bab 7 Orang hebat sangat merendah

Sanfiko Chen mengerutkan kening dengan senyum masam berkata, “Iya, tetapi dari awal aku sudah melupakan orang-orang ini.”

“Kak, kita pribadi adalah orang yang memiliki persilihan, bagaimana kita bisa keluar dari lumpur? Dan cepat atau lambat tagihan pada saat itu akan di hitung dari awal lagi.”

Sanfiko Chen tidak berbicara untuk waktu yang lama.

“Pulanglah, lain kali jangan datang lagi ke kota Penang. Aku akan meneleponmu jika terjadi sesuatu.”

Sambil berkata sambil melihat ponsel, sudah siang.

Hari ini adalah hari sabtu, harus pulang memasak pada siang hari.

“Baiklah, begini saja. Aku harus pulang untuk membuat makan siang, jadi aku duluan pergi, kamu membantuku menyampaikan permintaan maaf kepada Kevin Wijaya.”

Selesai mengatakannya, Sanfiko Chen berbalik badan dan langsung berjalan keluar villa.

“Hei…..Kak…..”

Tommy mengikutinya keluar. Dia tahu bahwa keputusan Kakaknya sudah bulat, saat itu dia tidak mengatakan apa-apa dan dengan segera memberi kode ke Arivin yang berdiri tidak jauh darinya. Arivin dengan segera mengejarnya dan membukakan pintu mobil.

Di sisi lain, Kevin Wijaya yang melihat situasi ini mengira dirinya sendiri telah melakukan kesalahan, dan dengan panik berlari keluar.

“Tuan Tommy, Kak Sanfiko ini ……..”

Kevin Wijaya berpikir dalam hati bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan, apakah mungkin ini saja sudah menyinggung orang besar tersembunyi ini?

“Baiklah, tidak ada masalah. Kakakku punya masalah pribadi, jadi dia duluan pulang.”

“Hmm, Tuan Tommy, aku sudah mempersiapkan makan siang yang sederhana, kalau tidak…….”

Tommy memandangi BMW yang telah hilang dari villa, perlahan-lahan menggelengkan kepala dan berkata: “Sudahlah, aku harus segera kembali, lain kali saja.”

“…………..”

“Oh iya, Tuan Kevin, Kakakku mungkin masih akan tinggal di kota Penang selama beberapa saat, kamu membantuku menjaganya untuk beberapa saat ini. Tetapi jangan pergi mengganggu kehidupannya, selain itu, tidak boleh membocorkan identitas Kakakku kepada siapapun, terutama orang-orang disekitarnya. Aku tahu bahwa Tuan Kevin adalah orang yang pintar. Selain itu, kamu dapat meninggalkan nomor telepon sekretarisku, jika kamu ada masalah, kamu boleh menghubungi sekretarisku.”

Selesai mengatakan ini Tommy berjalan kearah Ferrari dengan suasana hati yang tidak begitu bagus.

Kevin Wijaya langsung mengangguk kepala saat mendengarkan ini, bisa sampai menjadi orang terkaya di Kota Penang, Kevin Wijaya juga memiliki keterampilan dan penglihatan yang hebat. Saat itu dia tersenyum dan segera menukar informasi kontak dengan gadis cantik tinggi itu, setelah itu dengan hormat berdiri disamping Ferrari.

“Kevin, siapa orang-orang ini? atau juga yang kamu katakan tentang orang Kakak Amira di Yanjing?”

Setelah Ferrari menghilang dari villa dan dipuncak bukit, istri Kevin Wijaya baru membuka mulut.

Kevin Wijaya menggelengkan kepala dengan raut wajah yang rumit dan kekecewaan yang ada diwajahnya.

“Lebih dari itu, lebih dari itu!”

Kevin Wijaya berbicara sambil berbalik badan dan berjalan kearah villa lain.

“Tuan…..”

“Benny, apakah kamu sudah mengingatnya? Kak Sanfiko ini bernama lengkap Sanfiko Chen, kamu dengan hati-hati menyelidiki dimana dia tinggal dikota Penang, dan dengan siapa dia berhubungan. Ingat jangan sampai menganggunya dan membuatnya tahu.”

Penjaga keamanan yang sebelumnya menyambut tamu itu dengan segera menganggukan kepalanya. Dia bernama Benny Qian, dia sudah mengikuti Kevin Wijaya sejak kecil, sampai sekarang sudah lebih dari 30 tahun. Secara alami, dia langsung mengerti dengan satu tatapan Kevin Wijaya, apalagi dia sudah mengatakannya dengan jelas. Selain itu, dia juga sangat tertarik terhadap Sanfiko Chen.

“Arivin, kamu juga kembali ke kota Yanjing, aku akan menelefonmu jika terjadi sesuatu.”

“Kak Sanfiko……Baiklah, ingat menelefon aku jika terjadi sesuatu”

Sanfiko Chen menganggukan kepalanya, dan langsung turun dari mobil lalu berjalan masuk ke Pos penjaga keamanan. Pada saat ini, tidak ada seorangpun di Pos penjaga keamanan, Sanfiko Chen juga tidak bisa peduli begitu banyak lagi. Sudah sangat siang, dengan segera mengendarai sepeda listrik pulang rumah.

Melihat sosok Sanfiko yang menghilang, Arivin tersenyum masam dan menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu mengambil ponselnya.

“Karena Sanfiko Chen tidak bersedia kembali untuk memegang kendali atas seluruh situasi ini, maka jangan ganggu dia untuk sementara waktu. Kamu pulanglah, bagaimanapun Tommy sudah berjumpa dengan Sanfiko Chen, ketika dia kembali aku akan membicarakan lebih rinci lagi dengannya, kamu mengaturnya dulu, dan juga pulanglah.”

Suara yang didalam telepon itu sangat menarik.

“Baik, Kak Amira.”

………….

“Sanfiko, kamu pergi kemana di pagi hari?”

Setelah makan siang, Sanfiko Chen yang baru saja tiba diruang jaga, penjaga keamanan pagi hari yang kurus itu berjalan keluar dari ruang penjaga keamanan, lalu bertanya.

Sanfiko Chen memakir kendaraannya dengan tersenyum berkata: “Tidak ada apa-apa. Kapten memintaku untuk menolongnya. Kenapa? Apakah di pagi hari ada masalah?”

Secara alami, Sanfiko Chen tidak bisa mengatakan apa yang dia lakukan, dan juga tadi pagi Arivin memukul Rinardo Kristin, Sanfiko Chen juga ingin tahu apakah masalah ini menyebabkan gelombang besar. Orang seperti Rinardo Kristin takutnya tidak akan dengan mudahnya menyerah.

“Oh, kalau begitu tidak apa-apa, tetapi ada suatu hal baik. Rinardo Kris menyuruh kita luangkan waktu untuk mentraktir kita makan, minum, main dan bersenang-senang. Dia mengatakan bahwa itu akan meningkatkan hubungan antara dia dan kita. Dia juga mengatakan bahwa lain kali kita bersama-sama bekerja lebih keras lagi. Intinya sikapnya berubah 180 derajat, sangat aneh.”

Sanfiko Chen tersenyum perlahan, dia tahu mengapa ini bisa terjadi, tampaknya Rinardo Kristin ada mendengarkan kata-kata Arivin.

Begini juga bagus, dia lumayan nyaman menjadi penjaga keamanan disini, dan tidak ingin mengganti pekerjaan untuk saat ini.

“Hei, Sanfiko, apakah menurutmu Rinardo memikirkan tindakan buruk lagi untuk mencelakai kita?”

Sanfiko Chen baru saja berjalan ke pintu ruang jaga dan mengenakan topinya, tiba-tiba terdengar suara Rinardo dari luar pintu ruang jaga.

“Sudah waktunya berganti shift, lakukan apa yang harus kamu lakukan, jangan begitu lambat.”

Meskipun suaranya sedikit keras, tetapi terlihat jelas bahwa nada dan sikapnya sedikit menjadi lembut.”

“Baiklah, Kapten.”

Petugas keamanan kurus itu mengedipkan mata kepada Sanfiko Chen, menandakan bahwa Sanfiko harus bergantung pada dirinya sendiri.

Bagaimanapun, hari ini Rinardo Kristin sangat aneh, baik atau buruk…..

Sanfiko Chen mengangguk-anggukan kepalanya.

Begitu penjaga keamanan kurus itu pergi, Rinardo Kristin melihat sekeliling lalu berjalan ke pintu ruang jaga dengan langkah kecil. Wajah yang sebesar nampan itu penuh dengan hormat, dan matanya menjadi satu garis karena wajah yang tertawa itu.

“Kak Sanfiko, kalau tidak kamu pergi istirahat, aku membantumu menjaga.”

Di pagi hari, Rinardo Kristin mengetahui identitas asli Sanfiko Chen.

“Kapten, aku akan melakukannya sendiri, apakah kamu ini sedang bersiap untuk memecatku?”

“Tidak, tidak berani, Kak Sanfiko……kamu………aku”

Mendengar perkataan Sanfiko Chen, keringat Rinardo Kristin mulai bercucuran.

“Tidak apa-apa, Rinardo, kejadian dipagi hari anggaplah tidak terjadi. Aku masih akan bekerja seperti biasanya, agar gajiku tidak bisa dikurangi, shift ini, biarlah aku melakukannya sendiri. Ini adalah rahasia diantara kita, jika kamu membocorkannya, maka saudaraku itu…..”

“Baik, Aku tahu, Kak Sanfiko, apa yang kamu katakan maka itu adalah apa. Aku menjamin bahwa lain kali aku akan mengikutimu seorang.”

Rinardo Kristin dengan cepat menyatakan tekadnya. Awalnya, dia masih berpikir untuk memberitahu pamannya hal itu ketika pulang kerumah dimalam hari, tetapi sekarang dia berpikir untungnya dia belum mengatakannya.

“Kak Sanfiko, hal ini, aku juga dipaksa oleh Albet Saputra, bagaimanapun aku hanyalah seorang penjaga keamanan, dan Albet Saputra adalah seorang tuan muda dikeluarganya, aku……”

Sanfiko Chen memotong perkataan Rinardo Kristin, dan kemudian berkata dengan suara rendah: “Kamu dapat menjawabnya bahwa telah melakukannya, sisanya kamu tidak perlu mengurusnya lagi.”

Rinardo Kristin menyeka keringat didahinya, dan mengangguk kepala.

Melihat sekilas Rinardo Kristin, sebenarnya meskipun Sanfiko Chen tidak memiliki kesan baik terhadap Rinardo Kristin, tetapi sebenarnya orang ini tidak jahat. Dia hanyalah penjilat yang sangat hebat, tetapi bukankah masyarakat yang sekarang ini penuh dengan orang seperti ini?

Dan juga Rinardo Kristin sudah dibereskan oleh Arivin. Sanfiko Chen juga tidak ingin berbuat lebih banyak lagi tentang hal ini.

telepon Sanfiko berdering, tepat ketika disaat Rinardo Kristin masih ingin mengatakan mengundang Sanfiko Chen untuk makan malam.

Sebelumnya, Jika Rinardo mengetahui bahwa Sanfiko Chen menjawab telepon selama jam kerja, bukan hanya akan dimarahi saja, tetapi juga gajinya akan dipotong.

Tetapi kali ini Rinardo Kristin dengan cepat menutup mulut, dan berdiri dengan hormat.

“Apa, sekarang?”

Alis Sanfiko Chen sedikit mengerut.

“Bukan, Tuan Chen, ketika anda mempunyai waktu luang. Jika sekarang anda memiliki waktu luang, maka aku akan mengirim mobil untuk menjemput anda.”

“Itu…….”

“Kak Sanfiko, jika kamu memiliki masalah, pergilah, aku akan membantumu menjaganya.”

Disatu sisi, Rinardo Kristin dengan segera mengangguk dan membungkuk.

Jika ini dilihat oleh penjaga keamanan lainnya, maka mereka akan sangat terkejut.

“Baiklah kalau begitu, aku pergi mencarimu.”

Awalnya, Sanfiko Chen masih berpikir dalam hati bahwa pada siang hari Jovita Sari mengatakan bahwa malam ini adalah ulang tahunnya ayah mertua dan memintanya untuk menyiapkan hadiah lalu performa dengan bagus.

Karena Kevin Wijaya ada sesuatu untuk didiskusikan dengan dirinya, maka sangat tepat, dia dapat mengambil sesuatu dari Kevin Wijaya, meskipun Sanfiko Chen tidak ingin mengambil keuntungan darinya, tetapi sekarang dia benar-benar tidak punya uang.

Menutup telepon, Sanfiko Chen belum membuka mulut, dan Rinardo Kristin langsung berbicara.

“Kak Sanfiko, kamu pergi mengurus urusanmu. Lain kali kamu bisa memberitahuku jika ada masalah, datang kerja atau tidak, semuanya tidak menjadi masalah.”

Rinardo Kristin sangat pandai menjadi orang. Jika dia terlibat dengan sosok orang besar yang menyamar itu, mungkin bisa jadi dengan 1 kata orang itu, dia dapat menukar nasibnya…..

“Baiklah, aku pergi dulu.”

Juga tidak sungkan lagi dengan Rinardo Kristin, Sanfiko Chen mengendari sepeda listrik kecilnya lalu pergi.

Melihat Sanfiko Chen yang mengenakan pakaian penjaga keamanan, dan mengendarai sepeda listrik, Rinardo Kristin tidak bisa menahan perasaannya.

“Sangat merendah, layak dipanggil orang hebat. Sudah menyamar sangat lama disampingnya, dan hari ini dia baru mengetahuinya…….Untungnya, dia tidak terburu-buru melakukannya, Albet Saputra sangat bodoh sekali, mengira dirinya sangat hebat, dan tidak tahu bahwa telah menyinggung orang seperti ini. aku benar-benar ingin melihat bagaimana dia disulitkan oleh orang lain……”

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu