Menunggumu Kembali - Bab 120 Sisi Kelembutan Rita

“Michael, apa yang terjadi hari ini?”

Melihat langit diluar yang dipenuhi dengan kembang api, Rita menjadi penasaran, dia memikirkan tidak ada masalah besar yang terjadi hari ini, kenapa seluruh kota dipenuhi dengan kembang api?”

Jujur saja hatinya masih merasa sedikit gelisah, hari ini adalah ulang tahun anak perempuan pertamanya, sore hari dia cepat pulang untuk membuatkan makanan, dan setelah menghubungi Jovitasari, ternyata Jovitasari malah mengatakan jika dia akan pulang setelah makan malam diluar dengan Sanfiko Chen.

Ini membuat Rita sangat marah.

“Bagaimana aku bisa tahu, mungkin ini acara yang diadakan oleh perusahaan di kota Serang.”

Hanya inilah alasan yang bisa diterima, apalagi karena ini adalah pengeluaran yang besar, tidak mungkin diadakan oleh pribadi.

“Ibu, kenapa kakak belum balik?”

Nusrini duduk dikursi bermain ponsel sambil memakan lolipop.

Seluruh media sosial dipenuhi dengan acara kembang api di kota Penang.

“Siapa bisa tahu, tunggu dia pulang aku akan memberinya pelajaran! Setiap hari hanya tahu berkeliaran diluar dengan sampah itu!”

“Betul, Sanfiko Chen terlalu membuat orang emosi. Ibu, tidak tahu gimana cara kakak berpikir, tampaknya dia sangat pasti dengan Sanfiko Chen si sampah itu, hari ini dia langsung menolak Billy, lalu di lapangan Trans, di depan banyak orang, dia langsung duduk di kereta listrik Sanfiko Chen dan pergi….. kali ini dia beneran menyinggung Billy, aku rasa Billy juga sudah benci dengan kita…..”

“Billy bukanlah orang yang gampang marah, sore tadi aku baru mendapat telepon darinya, dia nanya apakah aku sudah siap melihat rumah, jika sudah siap dia akan transfer uang untukku, agar aku duluan memesannya dulu….. adanya aku yang mengurus masalah ini, jangan harap mereka bisa mengulah! Apalagi sampah itu, dia beneran mengira sudah menjadi orang Bai setelah masuk ke rumah Bai, aku dari awal tidak pernah menyetujui pernikahannya dengan Jovita!”

Michael melepaskan koran ditangannya, lalu melihat ibu dan anak didepannya dan berkata: “Kalian ngapain begitu khawatir, Jovita sudah dewasa, apakah dia tidak bisa berpikir sendiri? Lagipula aku merasa Sanfiko Chen adalah anak yang jujur, aku tidak mengerti kenapa kalian selalu menyalahkannya?”

“Kamu diam!”

Rita langsung menunjuk Michael dan berkata.

Awalnya setelah tahu kejadian lapangan trans, emosi Rita belum reda, malam tadi malah langsung ditolak oleh anak perempuannya sendiri, perasaannya sekarang sedang dalam emosi yang sudah hampir meledak, sekarang Michael malah membela Sanfiko Chen, bukankah ini berarti langsung menyentuh tanduk emosinya?

“Kamu….”

“Kuberitahu kamu ya Michael, terhadap masalah yang menyangkut Jovita, mulai sekarang kamu dilarang untuk memberikan tanggapan apapun, kalau dari awal bukan karena kamu menyetujui memberikan Jovita kartu keluarga, apakah Jovita dan Sanfiko bisa menikah? Hal ini dari awal mula adalah salahmu, dan sekarang kamu malah membela sampah itu.”

Michael tidak bisa berkata apapun.

Tapi dia tahu jika Sanfiko bukanlah karakter yang segampang itu, walaupun dia sudah berinteraksi dua kali dengan Sanfiko, dia sudah bisa meyakinkan jika Sanfiko mencintai anak perempuannya Jovita dengan tulus. Menurutnya ini bagus, tetapi jika suatu hari Jovita dan Sanfiko cerai, maka dia tidak berani memikirkan apa yang akan dilakukan oleh Sanfiko, jadi menurutnya bagaimanapun dia harus dengan baik-baik mengurus istrinya yang temperamen.

“aku….”

“Tutup mulutmu, masuk kekamar, tidur!”

Rita langsung menunjuk pintu kamar yang terbuka dan berteriak kepada Michael.

Michael terdiam, tetapi kali ini dia tidak bisa mengatakan apapun lagi, istri dia yang sebelumnya sangat pengertian dan lembut, dalam 30an tahun berubah menjadi seorang yang temperamen.

“Sudahlah ibu, jangan lampiaskan emosi ke ayahku.”

Nusrini melihat keadaan ini, dia langsung membujuk ibu berkata: “Ibu, intinya semua adalah salah Sanfiko Chen, kamu tidak tahu gayanya hari ini di lapangan trans, dia tidak menganggapku, sungguh emosi…..”

Sambil mengatakannya, Nusrini tidak berhenti memainkan ponsel, melihat keadaan malam ini.

“Wah, Ibu lihatlah… acara kembang api hari ini ternyata dilakukan untuk mengenang pernikahan 3 tahun sepasang suami istri, dan juga mendoakan semua orang bahagia… wah, ini menjadi berita utama kota Penang, sungguh bahagianya…..”

Kali ini langsung menarik perhatian Rita.

“Ini pastinya menghabiskan banyak uangkan, dan membuatnya semewah ini, orang apakah dia? Apalagi mengenang 3 tahun pernikahan, sungguh boros.

Rita sedikit iri.

Saat berbicara dia menatap Michael yang duduk disamping membaca koran.

“Ini pastinya orang kaya dong, tetapi tetap saja penasaran dengan tokoh utama wanita ini, jika suatu hari ada pria yang begitu denganku, bukankah aku bisa sangat bahagia.”

“Tidak usah buru-buru, tunggu ibu carikan kamu yang baik, sampai saat itu dijamin kamu akan mendapatkan yang lebih hebat dari ini!”

Jarang melihat Rita tertawa begitu.

“Dipikir kembali, Jovita dan Sanfiko juga sudah menikah 3 tahun!”

Kini Michael menghentakkan nafas.

Tetapi dia langsung diam, karena wajah Rita yang menatapnya sangat buruk.

Saat ini juga, pintu kamar terbuka.

Jovitasari memegang tangan Sanfiko Chen masuk kekamar.

“Ayah Ibu, Nusrini kalian semua belum tidur ya!”

Suasana hati Jovitasari lumayan bagus, saat berbicara wajahnya tampak seperti seorang gadis yang dipenuhi dengan kebanggaan, tanpa sadar dia juga menyandar dipelukan Sanfiko.

Saat itu Rita langsung berdiri dan menarik tangan Jovitasari kemudian menyeretnye kemari.

“Kemana saja, kenapa pulang begitu larut?”

“Ibu, aku dan Sanfiko diluar…..”

Ekspresi Rita dengan sangat buruk menatap Sanfiko yang berdiri didepannya.

“Siapa yang membiarkanmu masuk…. Ini adalah rumahku, disini tidak menyambutmu!”

Jovitasari setelah mendengarnya, langsung melepaskan tangan Rita.

“Ibu, kenapa kamu begitu lagi!”

“Apa yang dimaksud begitu lagi, Jovitasari kamu tahu tidak ini adalah hari apa, aku pulang dengan cepat dan sudah menyiapkan banyak masakan untukmu, tetapi kamu malah menelpon dan mengatakan akan diluar makan dengan sampah ini, lalu membiarkan kita disamping, menurutmu apakah kamu ada menganggap aku sebagai ibumu.”

Rita sambil mengatakan semakin merasa sedih.

Semenjak Sanfiko berpindah kerumah, dia sangat jarang membuatkan makanan dan membersihkan kamar, tetapi hari ini dia membuat begitu banyak masakan hanya untuk anak perempuannya saja.

“Betul, kak bukan aku mengkritikmu, kamu hari ini sedikit kelewatan, ibu sibuk sepanjang hari untuk memasakkan makanan kesukaanmu, juga sudah memesan kue tar untukmu. Menelpon mu malah tidak mengangkatnya, terakhir setelah angkat malah mengatakan sudah makan diluar….”

“Hari ini adalah ulang tahunmu, juga ini adalah hari penyiksaan ibu.”

Nusrini sambil mengatakannya sambil mencuekkan Sanfiko Chen yang berdiri disana.

Tatapan yang penuh dengan tidak puasan.

“Ibu, maafkan aku. Hari ini aku tidak berpikir panjang, dan aku yang menarik Sanfiko Chen untuk makan diluar.”

Sanfiko Chen menatap masakan yang tidak tersentuh itu, dan kuetar yang terdapat lilin diatasnya, hatinya merasa mungkin hari ini memang tidak seharusnya memakai seluruh waktu Jovita, lalu ekspresinya dipenuhi dengan rasa bersalah.

“Jangan panggil ibu, siapa ibumu. Lagipula Sanfiko Chen, aku juga sudah dengan jelas memberitahumu, ini adalah rumahku, rumah kita tidak menyambutmu. Kamu cepat menyingkir dari depan mataku. Ngerti tidak…… hari ini adalah ulang tahun Jovita, aku tidak ingin ribut dengan mu, jadi kamu cepat pergi dari rumahku, dan besok lebih baik dengan Jovita mengurus perceraian, kalau tidak jangan harap aku akan tidak sungkan denganmu.”

Rita teringat dengan kesedihan dia sendiri, apalagi karena melihat senyuman didepannya, dia merasa Sanfiko Chen sedang memamerkan didepannya.

Tiba-tiba dia tidak menahan emosinya lagi….

“Ibu….”

“Ibu…..”

Alis Jovitasari mengkerut, dia langsung menarik Sanfiko Chen.

“Sanfiko, kamu masuk dulu saja.”

Hari ini Jovitasari tidak ingin ibunya ribut dengan Sanfiko lalu mengusirnya!

“Tetapi…..”

“Tenang saja, aku bisa mengurusnya!”

Saat itu langsung mendorok Sanfiko masuk kedalam kamar dan menutup pintu.

“Ei, Jovitasari, apa maksudmu ini….. apakah kamu tahu apa yang terjadi dengan keluarga kita karena Sanfiko Chen? Apakah kamu masih mau melindungi sampah ini…..”

“Makanya, dengarkanlah kata ibu kak, cerai dengan Sanfiko Chen, aku merasa Billy lumayan bagus juga, setidaknya Billy bisa memberimu kehidupan tanpa memikirkan sandang dan pangan, dan juga Billy sangat hebat dan berkemampuan, jadi kedepannya rumah kita tidak akan dibully orang lagi.”

“Jovitasari, lihatlah adikmu juga sudah berkata begitu, ini juga mempengaruhi kehidupan kamu kedepannya, kamu tidak boleh salah memilih lagi, kamu jangan keras kepala lagi, dengarlah saran ibu ya.”

Dalam pembicaraannya, Rita merasakan rasa yang tidak enak, hatinya merasa benci dan emosi, bersamaan itu juga dia merasa sedikit sedih.

Anak perempuannya ini mendengar arahannya dari kecil, sekarang malah demi seorang pria, dia memulai membantah pendapatku, mulai melawanku dan membuatku marah.

Jovitasari tiba-tiba menangis, dia memikirkan betapa lihainya Sanfiko Chen, hingga mengenal direktur utama perusahaan Shen Vira Saphira, dan seluruh kembang api dikota Penang ini adalah buatannya…..

Tetapi barusan saja dia ingin berbicara, tiba-tiba terpotong dengan Rita.

“Sudahlah, sudahlah… Jovita, hari ini adalah ulang tahunmu, ibu khusus membuatkan iga babi asam manis kesukaan mu dan mie ulang tahun ini… sini…”

Kemudian Rita memberikan ekspresi kepada Nusrini.

Nusrini langsung memberikan sepasang sumpit untuk Jovita.

“Ibu, aku sudah kenyang…..”

Tetapi saat Jovitasari melihat mata ibu yang dipenuhi dengan air mata, hatinya juga merasa sangat terharu.

Tetapi dalam hatinya, ibu selalu mengharap dan tegas dengan dirinya, tetapi dia tahu jika ibunya mencintainya lebih banyak daripada adiknya, dan karena dia mengharap sangat banyak dengan diriku, tetapi sekarang malah membuatnya merasa sedikit kecewa.

Tanpa mengatakan apapun, Jovitasari menghabiskan makanannya.

“Sudahlah kak, tiuplah lilin…. Karena kamu tidak pulang, kita tidak ada yang berani menyentuh kue tar ini!”

Jovitasari menganggukkan kepala.

Hanya saja hatinya merasa kekosongan, tidak adanya Sanfiko disisinya dan menemani meniup lilinnya, membuatnya tidak ada pikiran untuk berdoa.

Yi….

Setelah meniup lilinnya, Rita menarik Jovitasari duduk diatas sofa.

“Ibu…..”

Rita mengulurkan tangan mengelus tangan Jovitasari berkata: “Jovita rumah kita bertambah 1 umur lagi, tahun ini sudah berusia 26 tahun. Dari kecil kamu adalah kebanggaan ayah dan ibu, saat kecil adikmu Nusrini suka bermain dengan temannya hingga tidak lulus ujian, tetapi kamu beda, kamu dari kecil adalah kebanggaan kita.”

“Masih ingat saat aku menghamilimu, usaha ayahmu baru dimulai, sehingga tidak melihat bayangannya setiap hari, saat itu aku juga masih bekerja disebuah perusahaan. Saat itu sedang lembur, dan saat pulang kerja langit juga sudah gelap, aku sendiri diperjalanan pulang. Saat itu aku berpikir jika saat anak ini sudah besar, dia harus meneruskan kekayaan ayahnya, lalu hidup dengan bahagia. Setelah dekat dengan waktu kelahirannya, aku pun mengundurkan diri dari perusahaan itu, saat itu ayahmu setiap hari punya acara dengan rekan kerja, maka pulang dengan sangat malam. Aku sendiri memasak makanan, membersihkan rumah dengan perut yang besar, saat ayahmu pulang dengan mabuk, aku masih harus membuatkan kuah pereda mabuk.”

“Aku ingat, saat hari kelahiranmu, cairan ketuban diperutku sudah pecah, saat ayah mu dalam perjalanan pulang, aku sudah kesakitan diatas ranjang dan tidak bisa berdiri lagi. Aku tidak tahu cara sampai ke rumah sakit… saat itu aku berpikir, tidak perduli anak ini adalah laki-laki atau perempuan, aku harus membenahnya menjadi kebanggaan keluarga Bai!”

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu