Menunggumu Kembali - Bab 250 Kakak, Kamu Jangan Ditipu Oleh Dia

perasaaan, pada dasarnya adalah sesuatu yang sulit diungkapkan dengan kata.

Dewa Jodoh yang menyambungan jodoh selalu suka mengarang cerita untuk menjelaskan jodoh itu, jadi saat menyambungkan jodoh, dia selalu menarik ulur.

Sanfiko Chen bukannya tidak memiliki rasa dengan Jenny, tetapi mungkin akan berlanjut jika di 3 tahun yang lalu. Jika tidak ada kejadian 3 tahun yang lalu, mereka mungkin masih bisa bersama, tetapi sekarang semuanya tidak bisa diulang lagi.

Sanfiko Chen yang sekarang bukan lagi tuan muda keluarga Chen yang menyembunyikan semua bakatnya.

Tetapi Jenny tetaplah nona muda dari keluarga Du di Haidu, tetaplah nona muda yang memiliki beban untuk mewarisi seluruh tanggung jawab keluarga Du.

“Sanfiko…”

Berdiri dipinggir jalan, dibawah cahaya lampu jalan Jenny melihat bayangan tubuh Sanfiko Chen yang sangat panjang, perlahan menghilang dalam kegelapan.

Saat ini sebuah bayangan hitam dengan cepat datang ke sisi Jenny, dia adalah seorang anak muda yang memiliki senyuman yang dingin, dan tampak tidak memiliki perasaan sama sekali.

“Nona…”

Kali ini Jenny perlahan berdiri, dia melihat bayangan yang sudah menghilang dalam kegelapan, dan berkata: “Budi, menurutmu kenapa dia begitu denganku?”

“Nona, jika kamu memerintah, aku akan langsung membunuhnya!”

Tatapan anak muda ini tidak ada perasaan apapun saat berbicara.

“Beraninya kamu Budi, dia adalah orang yang paling kucintai. Dia adalah orang yang kucintai seumur hidup ini. Jika kamu berani menyentuhnya sehelai rambut, aku akan membunuhmu!”

Nada bicara yang dingin, anak muda yang berdiri disampingnya langsung merinding, ekspresinya pertama kali muncul ekspresi yang aneh.

“Sudah tahu nona.”

Jenny langsung memutar badannya.

“Budi, kamu pergi memantau keadaan keluarga Tang di kota Sumedang. Vera itu pasti tidak akan tetap berdiam diri setelah dikalahkan oleh Sanfiko Chen. Langsung kabarin aku jika ada pergerakan dari kota Tang, aku tinggal di hotel Central.”

Jenny perlahan berjalan kedepan saat mengatakannya.

“Nona….”

“Pergilah, tidak ada orang bisa melukaiku di tempat sekecil ini!”

Anak muda yang bernama Budi ini langsung menganggukkan kepalanya, kemudian bayangan dia langsung menghilang dalam kegelapan.

Melihat bulan diatas yang tampak dingin.

Mata Jenny dipenuhi dengan perasaan yang dalam.

“Sanfiko, kamu tidak berubah, aku bisa merasakannya. Jika kamu beneran bisa hidup dengan tenang, memiliki istri dan anak, aku pasti tidak akan mengganggumu. Tetapi jika kamu tidak bisa, aku pasti akan membantumu, tidak perduli menjerat seluruh keluarga Du, aku juga bersedia.”

Jenny berdiri dibawah cahaya bulan yang terang dan dingin, dalam 3 tahun ini dia sudah mencari tahu banyak hal. Saat itu keluarga Long bisa memperlakukan Sanfiko Chen dengan begitu, didalamnya terdapat sebuah jebakan yang besar. Apalagi tentangg hilangnya orangtua Sanfiko Chen, itu lebih rumit lagi. Senior keluarga Du juga melarang Jenny untuk menyelidikinya, tetapi Jenny juga tahu jika tentang perusahaan BOGA yang misterius itu.

“Sanfiko, apakah kamu bisa tidak ikut campur dalam hal ini?”

…..

Malam yang berkabut dan dingin.

Sudah tengah malam saat Nusrini pulang sampai rumah, dia baru membuka pintu berjalan ke ruang tamu, belum naik ke atas dia melihat cahaya di kamar Jovitasari yang barusan hidup, kemudian Jovitasari berjalan keluar.

“Nusrini, kenapa kamu baru pulang?”

“Kakak, kamu belum tidur?”

Jovitasari menggelengkan kepala.

“Aku tidak bisa tidur.”

“Kak, kak… itu…”

Nusrini kehabisan kata lagi, karena dia tidak tahu harus mulai darimana menceritakan semua kejadian malam ini, karena dia pasti tidak boleh mengatakan jika dia membawa Sanfiko Chen lomba balapan di gunung Sinabung, lalu terjadi masalah yang tidak menyenangkan.

Tetapi hatinya masih sangat emosi.

Dia emosi karena Sanfiko Chen membawa wanita cantik ke hotel, ini adalah yang tidak bisa ditahannya.

Beraninya dia bersenang-senang dibelakang kakaknya yang sangat membelanya selama ini.

“Kenapa Nusrini?”

“Kak, apakah kamu tahu… Sanfiko Chen..” Tadi aku…”

Jovitasari bertanya kepada Nusrini yang tampak gagap saat berbicara: “Nusrini, kamu tidak apa-apakan, apakah ada yang terjadi? Apakah ada masalah tidak senang yang terjadi diantara kamu dengan kakak iparmu?”

Jovitasari sangat mengenal sifat adik perempuannya ini, dia adalah pencari masalah, dan selalu mencari masalah dengan Sanfiko Chen. Jika bukan karena ini adalah adik perempuannya, Jovitasari dari awal sudah tidak mau mengenalnya lagi.

“Kak, Sanfiko Chen belum pulang?”

“Sanfiko malam ini ada urusan, dia tadi sudah menghubungiku.”

Hah?

Nusrini teringat Sanfiko Chen yang tiba-tiba bersama wanita cantik yang tidak tahu berasal darimana, dan tampak sangat dekat membuat dirinya marah. Tetapi disaat inilah dia menghubungi kakak sendiri dan mengatakan ada urusan.

Tetapi kakaknya ini tampaknya beneran percaya.

“Kak, kamu percaya?”

Jovitasari menganggukkan kepala.

“Kenapa, Sanfiko Chen tidak pernah membohongiku, apakah kamu bertemu dengan kakak iparmu?”

Nusrini menganggukkan kepalanya lalu berkata: “Kak, kamu jangan dibohongi oleh Sanfiko Chen itu. Dia bukanlah orang baik, apakah kamu tahu apa yang kulihat tadi?”

Jovitasari ingin tahu apa yang dilihat adikknya.

“Kak, ku beritahu kamu ya, tadi aku melihat Sanfiko Chen bersama seorang wanita masuk ke hotel Central. Jika kamu tidak percaya, kita boleh langsung pergi ke hotel memergok mereka.”

Nusrini mengatakannya semakin hebat, hingga kata memergok juga sudah dikatakannya.

“Kak, kamu jangan tidak percaya denganku, saat aku bertemu dengan Sanfiko Chen, wanita itu merangkul lengannya dengan sangat mesra. Sanfiko Chen adalah pria berengsek, kamu jangan tertipu. Dia memanglah pria yang benar berengsek.”

Setelah Jovitasari mendengar kata ini, dia langsung marah dan menjawab: “Nusrini, apa yang kamu katakan, bagaimana mungkin kakak iparmu…”

“Kakak, kamu harus percaya padaku. Aku tidak akan menipu kamu, Sanfiko Chen beneran…”

Saat ini pintu villa terbuka, Sanfiko Chen langsung berjalan masuk.

Saat melihat Jovitasari dan Nusrini tampaknya masih sedang berbincang-bincang, dia langsung tertawa dan berkata: “Apakah masih belum tidur selarut ini?”

“Kamu….”

Nusrini kali ini terkejut.

“Kamu, bukankah kamu dengan wanita itu ke hotel?”

“Hotel apaan? Nusrini, apa yang kamu katakan…”

“Aaaa.. kamu, Sanfiko Chen… beraninya kamu mengatakan malam ini kamu tidak membawa wanita ke hotel?”

Sanfiko Chen langsung dengan terkejut melihat Nusrini, kemudian dengan bingung menjawab: “Ini… aku memang ada membawa wanita ke hotel, tetapi.. aku juga tidak sehebar itu!”

“Sanfiko Chen, kamu…”

Nusrini langsung menjadi kacau setelah mendengar perkataan ini.

Saat ini juga dalam hatinya dengan marah berkata: “Jadi katakan lah apa yang kamu lakukan malam ini?”

“Nusrini, kakak iparmu dari awal sudah menghubungi ku jika malam ini dia akan makan dengan beberapa teman lain, apakah karena kamu salah melihat karena dimalam hari?”

“Kak….”

“Sanfiko Chen, kamu… ihh.. sudahlah, anggap saja aku salah lihat, puaskan!”

Nusrini kali ini tahu jika tidak berguna dengan apa yang dikatakannya, karena Sanfiko Chen tiba-tiba pulang.

“Apa maksudnya anggap kamu salah lihat… memang kamu salah lihat.”

Sanfiko Chen merasa senang saat melihat Nusrini yang berada didepannya sudah mau menggila, siapa suruh tante kecil mau mengadu. Hari ini Sanfiko membantunya menyelesaikan masalahnya, menyinggung keluarga Tang di kota Sumedang. Akhirnya dia pulang juga mengadu, jadi pastinya Sanfiko Chen juga mau membuatnya emosi.

“Kamu… Sanfiko Chen, beraninya kamu…”

“Sudahlah, sudah malam juga Nusrini kamu cepat pergi istirahat, Sanfiko kamu juga kurangi kata-katamu. Nusrini hanya salah lihat saja, untuk apa kamu mencari masalah dengannya, cepat masuk kamar.”

Sanfiko Chen langsung menganggukkan kepala setelah Jovitasari mengatakannya, kemudia dia berpura-pura ngambek dan memalingkan matanya kepada Nusrini lalu masuk kamar.

Kali ini Nusrini marah hingga menginjak lantai.

“Kak….”

“Sudahlah, cepat pergi tidur. Jangan memfitnah kakak ipar mu terus. Memanglah tidak tahu sopan santun!”

Setelah mengatakannya, Jovita juga masuk kealam kamar dan menutup pintu.

Nusrini berdiri disana dengan sangat gelisah.

“Sanfiko Chen, kamu adalah pria berengsek. Kamu tunggu saja, aku akan membuka wujud aslimu!”

Nusrini dengan marah membalikkan badan dan naik keatas.

Jovitasari langsung terbaring di tempat tidur, setelah Sanfiko Chen siap mandi, Jovitasari sudah mulai mengantuk.

Sebenarnya dia dari awal sudah ngantuk, hanya saja dia tidak bisa tidur jika Sanfiko Chen belum pulang.

Kali ini dia memeluk Sanfiko Chen dengan ekspresi yang lelah.

“Sanfiko Chen, kamu jangan marah dengan Nusrini. Dia tidak bermaksud apa-apa. Dia seperti ibu, mulutnya memang selalu menyerang orang.”

Sanfiko Chen tersenyum lalu mencubit pipi Jovitasari berkata: “Aku tahu, bagaimana mungkin aku marah dengan Nusrini.”

Jovitasari menganggukkan kepala lalu berbaring didada Sanfiko Chen.

“Oh iya, Sanfiko besok pagi temani aku pergi ke kota Maharayu ya?”

“Ke kota Maharayu?”

Sanfiko Chen merasa terkejut.

“Iya, besok aku mau ke Industri Bir Sumedang melihat-lihat, kebetulan malamnya teman kuliah ku ulang tahun. Sebelumnya dia diluar negeri, kebetulan kali ini dia pulang, jadi aku berpikir kebetulan aku ke kota Maharayu, jadi aku akan sekalian menghadirinya.”

Setelah mengatakannya, Jovitasari melihat Sanfiko Chen yang sedang berpikir, tampaknya dia sedang menunggu jawabannya.

“Baik, besok aku temani kamu pergi.”

Dalam hatinya malah berpikir jika malam ini dia sudah memberi pelajaran dengan sadis kepada Vera dari keluarga Tang. Tampaknya dia harus merencanakannya dahulu karena besok mau ke kota Maharayu, kalau tidak sampai saat itu dia akan memberi masalah kepada dirinya, dan buruk jika akan membawa efek tidak baik pada Jovitasari.

Melainkan Jovitasari setelah mendengar jawaban Sanfiko, dia langsung dengan ekspresi puas dan terbaring didadanya Sanfiko Chen, kemudian memejamkan matanya yang tampak sangat lelah.

Tidak lama kemudian dia mulai masuk alam mimpi.

Sanfiko Chen tertawa setelah melihat Jovitasari yang sudah tidur nyenyak didalam pelukannya, dia menarikkan selimut untukknya, lalu mengeluarkan tangannya mengetik pesan lalu mengirimnya….

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu