Menunggumu Kembali - Bab 178. Takdir keluarga ayah dan anak Li

Ha ?

Mendengar Sanfiko berakta perkataan ini, jangan bilang Irwan yang dikejutkan oleh keahlian hebat Sanfiko hingga seluruh tubuhnya bergemetar, bahkan Aji yang mengira sudah pernah bertemu dengan banyak petarung yang hebat di dunia, wajahnya juga sangat tertegun.

Dari dia masuk hingga puncak kekerasannya, kematian Charles orang hebat di kota Maharayu hanya terjadi beberama menit kemudian, dan juga rupanya Charles langsung diinjak hancur oleh Sanfiko, ini membuat orang sangat tidak terbayangkan.

Harus diketahui alasan kenapa dulu Aji takut terhadap Charles, itu karena kekuatan bertarung Charles yang hebat, dengan Charles yang bertarung sendiri, setidaknya sepuluh orang itu bukan saingannya. Di kota Maharayu, Charles dikenal dengan nama traktor manusia, sama sekali bukan orang biasa yang bisa ditatrung dengan sendiri, bahkan jangan dibilang langsung dibunuh orang.

Tapi segala hal ini terjadi di depan banyak orang, Aji sangat tertegun ketika melihat adegan ini, seluruh tubuhnya bergemetar, bukan hanya itu, dia juga tidak dapat mengelak lagi, terpikir dengan malam itu, bahkan sebatang rokok belum dihabiskan, Zuki juga sudah jatuh di lantai dengan tidak ada perlawanan sedikit pun.

Tidak tahu siapa yang berada di hadapan, sebenarnya seberapa hebat kekuatan tuan Sanfiko dengan identitas berahasia dari kota Yanjing ?

"Tidak bisa ?"

Melihat orang yang sangat terkejut di hadapannya, Sanfiko dengan pelan memutar kepala dan bertanya pada Aji.

Aji dengan cepat menggeleng.

"Bisa, tentu saja bisa..."

Sanfiko mengangguk, kemudian berjalan kearah Jovitasari.

Tapi sebelum Sanfiko berjalan sampai kearah Jovitasari, Irwan yang berada tidak jauh baru bereaksi, dengan cepat langsung berjalan kearah Sanfiko dan berlutut.

"Tuan, tuan Sanfiko, aku... aku..."

Dia tiba - tiba tidak bisa berkata apa - apa, karena saat ini kedua mata Sanfiko menatapnya, membuat seluruh tubuhnya bergetar kedinginan.

"Kamu yang membuat kejadian ini ?"

Sanfiko menunduk melihat ke Irwan, tentu saja ini pertemuan pertamanya dengan Irwan.

"Bukan... bukan..."

Sanfiko malah tidak mendengar Irwan berkata lagi, dengan pelan menampar.

Aji yang berada tidak jauh langsung membawa Davis yang sudah pingsan.

"Ah... Davis, Davis..."

Disaat Irwan melihat anaknya, seluruh dirinya menjadi sangat lemah, matanya penuh dengan kebencian.

"Kalian, apa yang kamu lakukan terhadap putraku ?"

Irwan dengan dingin melihat semua orang yang berada di tempat kejadian, pandangan mata pada akhirnya berhenti pada tubuh Sanfiko.

"Bangunkan dia !"

Sanfiko dengan pelan duduk di sisi Jovitasari, melihat ke alis Jovitasari yang mengkerut dan masih pingsan, kemarahan dalam hati Sanfiko sama sekali tidak hilang semua.

Masalah ini tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab antara ayah dan anak dari irwan Industri Cakra Surya, karena begitu, tentu saja Sanfiko akan membuat ayah dan anak ini membayarnya.

Tentu harganya, mungkin saja mereka tidak bisa menahannya.

"Ahh..."

Kemudian sebuah air dingin dituangkan langsung ke kepala Davis, Davis langsung menjerit kesakitan, dan membuka mata.

Disaat melihat ayahnya yang berada di hadapannya, wajahnya langsung penuh dengan harapan.

"Ayah, ayah... kamu itu harus balas dendam untukku ! harus balas dendam !"

Belum selesai berkata, Danny langsung membuang Davis ke lantai.

"Ahh..."

Suara jeritan kesakitan lagi, Irwan dengan cepat memeluk anaknya sendiri.

Saat ini yang berada di sampingnya, mayat Charles masih sangat menarik perhatian.

"Sanfiko, harus bagaimana kamu baru bisa melepaskan kami, ayah dan anak... sekarang kamu bahkan sudah membunuh Charles, kamu masih ingin apa lagi ? segala kejadian ini diatur oleh Yusdi, aku hanya menyesuaikan saja, hanya karena kami bisa mendapat banyak keuntungan dari ini, kalau kamu beneran ini mencari tahu, aku akan memberi industri Cakra Surya untuk membayarmu, begini kamu sudah puas kan ?"

Sanfiko sambilan mengelus rambut Jovitasari pada wajahnya ke samping, dengan suara yang ringan berkata : "Aji, siapkan kontrak, buat industri Cakra Surya atas namamu."

"Ah.. baik, tuan Sanfiko..."

Dengan segera Aji langsung menelepon.

"Ayah, kamu... kamu itu tidak boleh melepaskan orang sampah ini, tidak boleh lepaskan, aku... aku..."

"Tutup mulut !"

Irwan seperti langsung menampar wajah Davis, kemudian dengan dingin melihat Sanfiko dan berkata : "Sanfiko, sekarang kamu sudah puas kan ?"

"Puas ?"

"Irwan, kamu rasa masalah ini aku akan selesaikan dengan begitu ceroboh, dan juga kalian sudah menyentuh titik batasku, tahu ? kalau kalian tidak sentuh Jovitasari, mungkin saja aku akan tutup sebelah mata terhadap segala hal yang kalian lakukan, hanya asal memecat satu atau dua dan kemudian memukul kalian, tapi kalian sentuh Jovitasari..."

Mendengar perkataan Sanfiko, tiba - tiba seluruh tubuh Irwan bergemetar.

"Apa yang ingin kamu lakukan ?"

"Sanfiko, aku beritahu kamu, meskipun aku Irwan hanya mengelola industri Cakra Surya di kota Penang, tapi aku Irwan bukan tidak punya cadangan."

Disaat itu juga, seorang wanita dengan tubuh yang tinggi tegak membawa tas kantor, dengan sibuk datang ke dalam aula.

Aji langsung melambaikan tangan dan berkata : "Angel, sini..."

Meskipun wajah wanita tersebut sangat terkejut, akan tetapi malah dengan kecepatan yang cepat datang ke hadapan Aji, dan mengeluarkan sebuah kontrak.

"Kak Aji, ini adalah surat kontrak pengalihan perusahaan."

Aji mengangguk, kemudian berjalan ke depan dan menaruhnya di depan Irwan, dan selanjutnya memberikannya pulpen.

"Tanda tanganlah."

"Sanfiko, apakah setelah aku menandatangani maka kamu akan lepaskan aku ?"

Sanfiko tersenyum dengan santai.

Sama sekali tidak membuka suara...

"Cepat tanda tangan, tulis !"

Saat Aji berkata, sebuah tangan memukul dahi Irwan.

Saat ini Davis tidak berani berkata apa - apa, karena di hadapannya Danny dan anak buah yang lainnya mengarahkan pisau tajam ke lehernya, saat ini dia seperti baru sadar kalau Sanfiko ini benar - benar bukan segampang yang dia pikirkan.

Shrek shrek shrek....

Irwan menandatangani namanya sendiri.

Selanjutnya seluruh dirinya seperti kehilangan tenaga.

"Ayah... kita...."

Saat ini hati Davis penuh dengan penyesalan dan ketakutan.

Perasaan Irwan sangat muram, sama seperti apa yang dia katakan, dia Irwan di kota Penang, meskipun yang langsung mengatur Industri Cakra Surya, tapi dia Irwan juga bukan orang yang bisa diganggu sesuka hati, bahkan dia tidak peduli dengan Aji, tapi alasannya asalkan dia bisa keluar dari sini.

Oleh karena itu sepertinya Sanfiko tidak perlu berkata, dia sendiri langsung memberikan Industri Cakra Surya.

"Perusahaan, kekayaan hanyalah harta duniawi, Davis, ini semua tidak ada apa - apanya ! kita bisa mengulang kembali dari awal !"

Saat ini Sanfiko dengan pelan memeluk Jovitasari, dia sudah menyadari sekarang Jovitasari mulai asal bergerak tanpa henti, harus segera mencari tempat untuk mengobati Jovitasari, kalau tidak, sangat tidak baik terhadap tubuh.

Aji malah meledak tertawa, ulang kembali dari awal ? kalian juga harus punya kesempatan !

"Tuan Sanfiko... dua orang ini..."

Sanfiko sama sekali tidak berbalik kepala.

"Kubur !"

Dalam sesaat satu kata ini membuat Irwan seperti tiba - tiba sangat marah.

"Sanfiko... kamu..."

Seluruh tubuh Irwan bergetar hebat, kedua matanya penuh dengan arwah membunuh yang dingin.

"Kamu, kamu tidak menepati janji, kamu..."

Plak !

Saat ini Sanfiko sudah menggendong Jovitasari keluar dari kafe yang hancur dan berlumuran darah kemudian masuk ke sebuah mobil, Renard sudah duduk di posisi penyetir.

"Tuan Sanfiko.. kemana ?"

"Cari sebuah hotel !"

Renard mengangguk, kemudian sambil menyetir sambil menelepon menghubungi hotel.

Dan yang berada dalam ruangan itu.

Aji dengan pelan berjalan ke depan, melihat Irwan dan anaknya yang meberontak dengan gila dan sudah tidak ada tenaga untuk memberontak, menghela nafas sedikit dan berkata : "Irwan, kita juga termasuk teman lama, sebelumnya juga menerima banyak bantuanmu, sebagain teman lama, katakan, kamu masih ada keinginan apa, kalau bisa aku lakukan, aku juga bisa membantumu melakukannya."

"Membantuku ? kak Aji, asalkan kamu bisa membebaskan aku dan anakku keluar dari sini, aku bersumpah kedepannya tidak akan datang ke kota Penang lagi, dan juga aku memberimu 200miliar, tidak, 400miliar, asalkan kamu bisa membebaskan aku dan anakku. Sekarang luka Davis sangat parah, kalau tidak pergi ke rumah sakit takutnya tidak akan bisa bertahan !"

Aji tidak tahan dan tertawa.

"Juga tidak perlu diobati lagi, lagipula kalian juga orang yang akan segera mati, hado, siapa suruh kamu mengganggu orang yang tidak seharusnya kamu ganggu... aku juga tidak ada cara."

"Orang yang tidak seharusnya diganggu ? siapa sebenarnya Sanfiko itu ?"

Saat ini Irwan dengan gila ingin memberontak, tapi tubuhnya ditahan oleh orang, sama sekali tidak mungkin akan bebas.

"Yasudahlah, pokoknya kamu juga orang yang akan segera mati, maka aku beritahu kamu. Aku tidak tahu siapa tuan Sanfiko, tapi aku tahu dia datang dari keluarga Chen dari kota Yanjing, bahkan bosku Erwin juga harus memanggilnya tuan... kamu memang harus menembak diri sendiri ! tidak ada cara, kehidupan yang selanjutnya, lihatlah lebih teliti."

Apa....

Saat mendengar perkataan ini, seluruh tubuh Irwan menjadi lemah, seperti tenaga yang terakhir habis digunakan pada saat ini.

Rupanya menantu yang tinggal dengan istri tidak dikenal ini benar - benar yang membunuh Hermanto ?

Dengan bengong melihat mayat Charles yang berada tidak jauh darinya, sepertinya saat ini Irwan dengan pelan sadar, dari awal mereka mereka sedang mengganggu harimau yang sedang tidur.

Saat berkata Aji melambaikan tangan, dalam sesaat Danny menyuruh orang menutup mulut dua orang yang sudah lemah di lantai dan kemudian bersamaan dengan mayat Charles langsung ditarik keluar dari kafe...

Yang berdiri diluar kafe dengan interior yang mewah, Aji dengan pelan menghisap sebatang rokok.

"Kak Aji, sudah siap..."

Aji mengangguk.

"Suruh orang bersihkan tempat ini, jangan tinggalkan jejak apapun."

Danny langsung mengangguk, dan kemudian mengikuti Aji masuk ke dalam mobil.

Disaat beberapa mobil dengan cepat berjalan di jalan gunung mengarah ke kota, Sanfiko sudah meletakkan seluruh tubuh Jovitasari diatas kasur.

Jovitasari yang saat itu hanya dengan bengong membuka matanya dan berbalik memeluk Sanfiko...

"Jovitasari... Jovitasari..."

"Tidak bisa begini, mandi dulu..."

Novel Terkait

Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu