Menunggumu Kembali - Bab 77 Berlutut Tetap Harus Berlutut

Tapi.

Saat ini Jovitasari datang bukan karena Puspita

Melainkan karena kata-kata Sanfiko Chen barusan.....

tiga tahun bersama Sanfiko Chen, Sanfiko Chen sama sekali tidak pernah bermasalah dengan orang lain, dia selalu bersikap seperti orang bodoh, ini yang membuat orang yang mengenalnya merasa dia tidak berguna.

Ayah dan ibu menganggap remeh, Adiknya memandang rendah.

Terkadang banyak hal membuat Jovitasari khawatir, ingin sekali menampar Sanfiko supaya tersadar, tapi di dalam hati yang terdalam selalu percaya jikalau Sanfiko bisa berusaha berubah.

Karena dia tahu Sanfiko Chen tidak peduli pandangan orang lain, hanya memperdulikan dia sendiri.

Tok tok tok......

Suara ketok pintu lagi.

Namun tidak ada jawaban.

Sanfiko Chen berdiri tidak berkata, dia juga tahu Jovitasari tidak akan membuka pintu.

Karena dia sendiri sudah berjanji , masalah ini dia sendiri yang memutuskan.

“ Jovita, Nenek tahu kalau masalah ini nenek tidak memikirkan dengan matang, tapi keadaan kantor sekarang, kamu harusnya sudah melihatnya, menegosiasi kontrak kali ini bagi kita keluarga Bai sangat penting, Nenek juga tidak memaksamu untuk pergi, hanya memberitahumu, kedepannya kamu yang akan memegang Industri Sorgum Sanjaya, siapapun tidak bisa mengambilnya”

Selesai berbicara Puspita melihat Rista duduk tak bergeming berkata: “ Rista, kenapa tidak kesini, minta maaf sama Jovita, kalau bukan waktu rapat kamu kesal sama Jovita, Jovita mungkin tidak akan sakit!”

Rista mendengar ini, seketika mukanya sangat tidak enak untuk dilihat.

“Nenek, Jovitasari dia........”

“Tidak sopan, Jovitasari kamu yang panggil, cepat kesini, berlutut minta maaf sama Jovitasari!”

Hah?

Orang-orang yang mendengar, termasuk Jovitasari yang di kamar ikut terkejut.

Meskipun sebelumnya dia ingin Rista menyelesaikan taruhan, berlutut memanggil Kak Jovita, dihadapan banyak orang yang berpihak padanya, ketika menjelekkan dia, tapi sekarang Jovita tidak mempermasalahkan hal ini lagi, bagaimanapun Rista berlutut, hanya menambah kebencian Rista terhadap dia.

“Nenek, aku tidak mau!”

Rista tetap tidak berdiri, dan menghentak kakinya.

“Cepat kesini, aku memberimu kesempatan terakhir, kalau tidak jangan salahkan aku untuk tidak mengenalmu lagi!”

Hari ini Puspita juga merasa malu, dengan kedudukan dia sekarang, tidak akan mempermalukan dirinya sendiri, apalagi dia paling dipandang remeh sebagai kakak tertua, sejak kecil Michael dan dia sudah tidak rukun, ini juga alasan dia selalu suka dengan Yusdi.

tapi Keadaan kali ini terlalu spesial, apalagi di dalam hatinya, masalah kali ini perbuatan dari anak kesayangannya Yusdi, dan juga cucu yang tidak bisa di atur.

Jika negosiasi kontrak dengan Industri bir Sumedang berhasil, bisa membuat Jovita menghilangkan kesedihan di hatinya, melakukan hal ini sangatlah pantas.

Kalaupun dia tidak berlutut, keributan di antara mereka bukan masalah penting.

“Aku......”

Sekarang Rista merasa marah dan sedih, apalagi dia melihat ekspresi Sanfiko Chen seperti sedang mononton drama, dalam hatinya semakin membenci Sanfiko Chen dan Jovitasari, tidak hanya itu Michael pun juga sangat dibencinya.

Tetapi adanya perintah tegas dari Nenek Puspita dia terpaksa nurut maju ke depan.

“Ma, aku rasa sudah lah!”

“Rista juga tidak terlalu melakukan kesalahan tehadap anakku Jovitasari”

Saat itu Michael langsung mengeluarkan pendapatnya

“Tidak, Rista terlalu dimanjakan, mana bisa menandingi Jovita yang bisa segalanya dan rendah hati, kali ini kalau bukan Rista memancing kemarahan Jovita, Jovita tidak akan sakit, bukankah masalah ini keliru? ”

“Nenek..... Aku......”

Kesedihan di hati Rista, padahal masalah ini jelas-jelas perbuatan nenek, justru semua dibebankan ke dia.

“Tutup mulutmu!”

Puspita mengdengus lagi.

Rista berdiri di depan pintu dengan rasa sedih dan marah yang bercampur aduk, tetap tidak mau berlutut.

“Hah, Nenek, sudahlah jika Rista tidak berlutut minta maaf , mengapa harus mempersulitkannya, apalagi masalah ini sudah begini, Nenek tenang saja asalkan Jovita sudah sehat dia pasti langsung pergi ke kantor. ”

“Kamu......kamu tidak berguna, siapa suruh kamu berbicara!”

Rista mendengus nafas, seperti ingin melampiaskan kemarahan kepada Sanfico Chen

“Rista, Kamu.....”

Puspita menatap Sanfiko Chen dengan tatapan dingin, lalu menatap ke arah Rista, seolah-olah merasa tertekan.

“Kamu mau berlutut tidak?”

Suara Puspita yang dingin, dan berwibawa.

Lagipula Puspita adalah pimpinan di Perusahaan Tianbai, dan orang yang paling tua di keluarga Bai, tantunya perkataannya tidak perlu diragukan lagi.

“Aku.......”

Saat itu sekilas Rista melihat Sanfico Chen tertawa menyindir, dan melihat beberapa orang yang tidak tahu bagaimana menasehati Michael, muka memerah, menggesek gigi berkata: “ baik, nenek, kamu mau aku berlutut, aku akan berlutut, tapi kedapannya aku pasti akan mencari bukti!”

Selesai berbicara, dia langsung berlutut.

“Jovitasari, sebelumnya aku yang salah, aku bersedia kalah, kamu negosiasi kontrak, aku kalah, aku berlutut padamu, Kak Jovita!”

Selesai bicara Rista langsung berdiri, tanpa menoleh segera keluar kamar.

Suasana menjadi agak canggung

Sanfiko Chen berdiri disana melihat Rista yang penuh kemarahan berjalan keluar, dia tahu bahwa Rista tidak akan mudah melepaskan Jovitasari, apalagi masalah sebelumnya belum diperhitungkan, dimana Yusdi telah menghabiskan uang menyuruh Zuki membawa truck untuk menabrak mati laozhangren.

Dia tahu masalah ini tidak akan berakhir begini saja, juga tidak ada, nantinya Sanfiko Chen akan bermain-main sama orang-orang ini.

Saat Puspita mau berbicara, terdengar suara Rita yang sambil berbicara sambil berjalan masuk.

“Bai tua, aku barusan bertemu Rista, dia begitu marah seperti mengalami kesedihan yang mendalam, tatapan matanya yang penuh kebencian......seperti tidak ada kehidupan......”

Pembicaraan belum selesai Rita memotongnya, karena saat itu dia telah melihat tiga orang berdiri di depan pintu Jovita.

“Bu, Ibu, kamu sudah datang....... ”

Rita langsung mengubah raut muka, dengan cepat berjalan sampai di depan Puspita.

Melihat Sanfico Chen berdiri di samping, dengan dingin berkata: “tidak pergi buatkan Nenek teh, disini ngapai!”

Puspita melambaikan tangan berkata: “sudah minum teh, hari ini aku datang untuk melihat Jovita, dengar kabar Jovita sakit, sekarang kantor memperkerjakan orang sendiri, masalah kerjasama dengan Industri bir Sumedang adalah masalah kantor yang paling panting, aku sudah mepersiapkan untuk nenyerahkan kepada Jovita”

“Bu, terima kasih, terima kasih sudah mempercayakan anak kami Jovita, kamu tenang masalah ini Jovita pasti bisa kerjakan dengan baik.”

“Yaa Jovita...... Jovita sakit? Kapan kejadiaannya?”

Saat itu Rita merasakan ada keanehan.

“haha, baik, Rita sudah berjanji, aku juga mau pergi dulu!”

Mengapa Puspita tidak tahu kalau Jovita tidak sakit, apalagi perkataan Rita telah membuktikan, tapi masalah ini hanya Jovita yang bisa menyelesaikannya, jadi menurut penglihatan Puspita permulaan awal yang sia-sia, asalkan kedepannya perusahaan ada pemasukkan, kesempatan diterima semakin banyak.

“Bu, mengpa aku baru pulang kamu sudah mau pergi, selesai makan baru pergi.”

Selasai berbicara menatap Sanfiko Chen tidak sabar dan berteriak: “Sanfiko, masih tidak pergi masak, Nenek tidak mudah untuk bisa datang kesini, tidak peka sama sekali! Sungguh tidak berguna! ”

Namun Puspita memandang Sanfiko Chen dengan tersenyum, lalu berjalan keluar begitu saja.

Tapi ini membuat Rita sangat kesal.

Selesai mengantar Puspita, langsung menunjuk dan berkata: “Sanfiko Chen, kamu mau melawan, aku menyuruhmu masak, beraninya kamu tidak mau mendengar.”

Saat itu Jovita langsung buka pintu.

“Bu, kamu kenapa memarahi Sanfiko lagi, Sanfiko tidak berbuat salah?”

Rita mendengar suara Jovita, langsung terpikir, lalu bertanya: “Jovita, barusan terjadi masalah apa, Ibu bilang kamu sakit? Kenapa kamu bisa sakit?”

Jovitasari manarik nafas dalam-dalam, lalu duduk di sofa.

“Aku tidak sakit, hanya pura-pura!”

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu