Menunggumu Kembali - Bab 64 Situasi Serius Yang Tidak Terduga

Pada sore hari itu, Yusdi langsung pergi menemui Luiz dengan penuh semangat.

Karena kejadian ini terjadi terlalu tiba-tiba, dan Luiz juga tidak menerima beritanya sebelumnya, jadi dia masih menuruti Yusdi dan maksud keluarga Bai, ia berdiri di luar dan menunggu Yusdi kurang lebih satu jam lebih.

Setelah melihat Luiz, Yusdi segera mendekatinya dan menyapanya.

Menurutnya, bagaimanapun mereka adalah orang yang pernah makan dan minum bersama, tentu saja mereka tidak perlu seasing pertama kali mereka bertemu.

Bagaimanapun, sekarang kontrak tersebut telah difinalisasi dan ditandatangani, hanya tinggal melihat beberapa detail spesifik yang telah diubah, menurut Yusdi ini adalah masalah yang sepele.

"Presdir Luiz ..."

Tetapi tanpa menunggu Yusdi mengatakan hal yang sungkan, Luiz sudah mulai berbicara dulu.

"Nona Jovitasari tidak ikut? Kenapa dia tidak datang ..."

Ketika dia mendengar itu, Yusdi langsung menyeringai, bagaimanapun kerjasama ini awalnya Jovitasari lah yang bernegosiasi dengannya, jadi Luiz langsung bertanya tentang Jovitasari.

"Jovitasari agak tidak enak badan dan beristirahat di rumah."

Yusdi dengan santai nya membuat kebohongan.

"Eh, dia sakit?"

"Tidak apa-apa, bukan masalah besar, Presdir Luiz, lagipula, masalah kerja sama kita, sekarang pihak perusahaan telah menyerahkannya kepada ku, ke depannya mohon bantuannya Presdir Luiz untuk bekerjasama dengan baik."

Yusdi berbicara sambil mengulurkan tangannya.

Setelah mendengar ini, ekspresi Luiz sedikit berubah, lalu dia berbalik untuk melihat Yusdi yang sedang tersenyum.

"Um, karena sekarang nona Jovitasari kurang enak badan, mari kita tunggu nona Jovitasari agak baikan, dan kita baru lanjutkan untuk membahas tentang kerja sama ini."

Setelah mengatakan ini, Luiz langsung berbalik dan pergi.

"Presdir Luiz, presdir Luiz ..."

Ketika mendengar itu, ia yang awalnya sangat bersemangat, yang berpikir akan segera dapat bekerja sama dengan Industri Bir Sumedang, dan akan mendapatkan sejumlah uang besar dalam beberapa hari ke depan, pertama-tama ia bisa mendapatkan 160 milyar, ini bukan jumlah kecil, bahkan dalam perjalanannya tadi, dia sudah memikirkan cara mendapatkan lebih banyak uang dari akun perusahaan dan memasukkan itu ke dalam sakunya.

Ia berpikir tentang mobil mewah, vila, wanita cantik……

Tetapi dia tidak menyangka hal seperti itu akan terjadi.

"Tidak, Presdir Luiz, bukankah anda sudah menandatangani kontrak dengan kami? Jadi, perusahaan kami pasti akan mengirim orang dengan kemampuan bisnis terkuat untuk membahas kerja sama berikutnya dengan Anda untuk memastikan Anda tidak akan merugi di proyek ini."

Luiz melirik Yusdi dengan acuh tak acuh.

"Hehe, aku telah menyelidiki Perusahaan Tianbai untuk waktu yang lama, dan sekarang Industri Sorgum Sanjaya masih bisa bernilai sedikit uang. Dan aku telah menuliskannya dengan jelas dalam kontrak, karena kontrak ini ditetapkan oleh Nona Jovitasari dan aku, maka secara alami, aku hanya akan membahasnya dengan Nona Jovitasari sekarang. Karena Nona Jovitasari tidak enak badan akhir-akhir ini, maka tunggu dia sudah baikan baru kita bahas lagi nanti. "

"Presdir Luiz ... ini, perusahaan kami ..."

"Aku tidak ingin mendengarkan apa-apa lagi, jika Industri Sorgum Sanjaya ingin mengubah penanggung jawabnya, maka aku akan menyerah pada kerja sama ini, dan aku juga akan membayar ganti rugi untuk kalian sesuai dengan yang dilikuidasi pada kontrak."

Mendengar ini, Yusdi merasakan terpukul.

"Presdir Luiz, tidak boleh begitu. Itu, keponakan ku hanya sakit saja, kalau begitu, baiklah, kita akan menunggu sampai dia sembuh dan berdiskusi lagi dengan anda."

Yusdi merasa sangat kesal, dia tidak menyangka Luiz tidak memberinya wajah sama sekali, tetapi Yusdi juga tahu bahwa jika kontraknya berakhir karena dirinya sendiri, dia pasti akan menjadi pendosa di keluarga Bai.

Dia terpaksa mengatakan itu.

"Oke, begitu akan lebih baik. Aku masih ada hal yang harus diurus, aku pamit dulu ..."

Setelah mengatakan kalimat itu, Luiz langsung berjalan keluar melewatI depan Yusdi, kemudian naik ke mobil bisnis mewah ...

"Ini ini ..."

Yusdi langsung mendengus dingin, hatinya sangat kesal.

Haruskah menyuruh Jovitasari untuk berdiskusi dengannya?

Sebelum Yusdi kembali ke rumah, ponselnya berdering, wanita tua dari keluarga Bai, Puspita, menelponnya untuk menanyakan bagaimana keadaannya mendiskusikan kontrak dengan Luiz.

Yusdi tidak berani mengatakan bahwa kali ini dia tidak mendiskusikan apa-apa dengan Luiz.

Ia mencari alasan dan berkata: "Bu, diskusi dengan Presdir Luiz berjalan lancar dan dia juga mengatakan bahwa ia ingin mengatur kembali berbagai departemen dalam Industri Sorgum Sanjaya sesegera mungkin. Dia sudah mempersiapkan segalanya ..."

Puspita bahagia ketika mendengar itu.

Dia langsung memuji Yusdi di telepon, kemudian menutup teleponnya dan mengaturnya, dia sudah menghabiskan banyak uang dalam semalam untuk menarik kembali banyak opini sebelumnya, ia juga telah mengundang kembali orang yang memiliki talenta manajemen kelas atas, tentu saja, banyak dari mereka adalah orang keluarga Bai yang disebut sebagai "orang santai" untuk masuk lagi ke perusahaan Tianbai.

Yusdi yang menutup telepon di sisi lain, hati nuraninya merasa bersalah, tetapi dia segera memikirkan fakta bahwa sekarang kontraknya telah ditandatangani, dia yakin bahwa bahkan jika Luiz ingin menyesal, dia akan diinterogasi oleh dewan direksi Industri Bir Sumedang. Dia tahu bahwa dunia bisnis itu sebenarnya sama. Malam itu ia menghabiskan uang untuk membeli jam tangan yang berharga lebih dari 600 Juta, ia berpikir untuk mencari Luiz besok pagi.

Pada saat ini, Luiz yang sudah tidak sibuk lagi, bergegas menelpon Sanfiko Chen dan menjelaskan secara rinci apa yang terjadi hari ini.

Sanfiko Chen hanya menjawabnya 1 kalimat, lakukan saja sesukamu, lalu ia menutup teleponnya.

Meskipun Luiz masih muda, tetapi dia sudah mengikuti Doeby dan belajar dengannya selama 3 tahun di Sumedang. Setelah mendengar suara Sanfiko Chen, dia tahu bahwa Sanfiko Chen tampaknya sangat keberatan tentang masalah ini, dan dia langsung sudah memiliki pemikirannya sendiri.

Di Villa keluarga Bai, Puspita sedang berbaring di sofa yang lembut, menutup matanya dan berpikir, ia memikirkan perkembangan perusahaan selanjutnya.

Meskipun perusahaan Tianbai keluarga Bai sudah memasuki banyak dunia industri di kota Penang dalam beberapa tahun terakhir ini, namun semuanya gagal, mereka hanya bisa mendapatkan sedikit keuntungan dari bisnis real estat. Sekarang prospek pengembangan proyek Industri Sorgum Sanjaya ini tampaknya lebih baik dan lebih menjanjikan daripada bisnis real estat.

Menurut kontrak kerja sama yang telah ditandatangani sekarang ini, hanya diperlukan setidaknya waktu 1 bulan untuk Industri Sorgum Sanjaya dihidupkan kembali, dan dengan adanya Industri Bir Sumedang, mengembangkan beberapa produk baru, ditambah dengan begitu banyak saluran untuk mempromosikannya, Industri Sorgum Sanjaya pasti akan menjadi No. 1 di kota Penang dalam waktu setengah tahun, dan bahkan di Sumedang, ia akan memiliki reputasi yang baik.

Pada saat itu, nilai pasar Perusahaan Tianbai akan meningkat tajam ...

Ketika Puspita sedang memikirkan itu, sebuah panggilan telepon memotong pikirannya.

"Bu ketua, tidak baik. Aku baru saja menerima telepon dari organisasi perdagang daerah baru di kota Penang. Perusahaan Tianbai kita sudah dikeluarkan dari persaingan!"

"Apa?"

Pada saat itu, para senior dari keluarga Bai dengan cepat berjalan masuk ke dalam.

"Kamu tunggu sebentar dan telepon aku lagi nanti!"

Melihat orang-orang ini berjalan dengan terburu-buru, Puspita langsung bergegas duduk.

"Kakak, tidak baik. Beberapa pemasok sebelumnya sekarang menelepon untuk memberi tahu ku bahwa mereka tidak akan bekerja sama dengan kita lagi lagi."

"Iya aku juga ..."

"Apa yang sedang terjadi? Apakah keluarga kita telah menyinggung seseorang?"

Ketika Puspita mendengar kata-kata orang-orang itu, wajahnya tiba-tiba menjadi suram, ia mengerutkan keningnya: "Jangan panik, aku akan menelepon dan menanyakan situasinya terlebih dahulu"

Segera, Puspita menelepon ponsel Steven.

Steven yang biasanya sudah bersiap untuk beristirahat, ia sekarang malah sedang menunggu telepon darinya.

"Presdir Steven, apa yang terjadi dengan pasar dagang di distrik baru? Bagaimana bisa perusahaan kami di ..."

Sebagai wakil ketua organisasi pasar dagang distrik baru, Steven tentu saja tahu akan hal ini, tetapi hal itu baru saja diumumkan pada sore hari tadi.

"Begini, Presdir Puspita, Anda juga tahu bahwa tanah di zona pengembangan baru sangat ketat. Tuan Kevin mengatakan bahwa tanah baru membutuhkan setidaknya 2 triliun dana kegiatan, dan perusahaan yang berpartisipasi di dalamnya harus memiliki dampak bisnis yang kuat dalam beberapa tahun terakhir ini, sehingga organisasi perdagangan telah melakukan penyesuaian, dan situasi Perusahaan Tianbai agak di bawah standar. "

Ketika dia mengatakan ini, meskipun suara Steven sedikit tidak enak, tetapi sebenarnya, ia sedang berpikir di dalam hatinya, itu semua karena ia telah menyinggung Tuan Sanfiko.

Putranya sendiri juga karena telah menyinggung Tuan Sanfiko, dan akhirnya ia kehilangan satu tangannya.

Untungnya, dia merespon dengan cepat, kalau tidak dia juga akan mengalami hal yang sama dengan perusahaan Tianbai sekarang ...

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu