Menunggumu Kembali - Bab 138 Apakah Benar-benar tidak Ada Satupun Harapan?

Sedangkan Yogi yang buru-buru memutuskan panggilan, langsung menghubungi Ayahnya, sayangnya tidak diangkat.

Karena perusahaan ada banyak masalah yang harus diurus, jadi Yogi sama sekali tidak terpikir bahwa adanya kemungkinan Yusdi terjadi masalah, lalu ia menghubungi Neneknya Puspita.

Mungkin karena perusahaan mengalami banyak kejadian, jadi seluruh Keluarga Bai sangat panik. Awalnya Keluarga Bai yang hanya berbuat onar, sekarang menjadi rajin bekerja dan menyelesaikan banyak masalah perusahaan. Tapi mereka sudah telat, sekarang Perusahaan Tianbai sama sekali tidak ada harapan.

Sedangkan Yogi merasa dirinya melihat harapan ini, karena perjodohan adik perempuannya dengan Putra Keluarga Martin di Puworkerto. Kalau Putra Keluarga Martin datang ke Kota Penang, maka adanya kemungkinan krisis perusahaan Keluarga Bai terselesaikan.

Yogi begitu semangat memberitahu caranya kepada Puspita. Ia berharap Neneknya bisa memuji dirinya, tapi Yogi tak sangka bahwa Neneknya hanya mengiyakannya, lalu panggilan diputuskan.

“Ibu, aku merasa benar apa yang dikatakan Yogi. Sekarang hanya Keluarga Martin yang dapat membantu kita. Ibu lihat kita masih memerlukan Rista disaat yang begitu penting.”

Ucap Grecia sambil mengupas sebuah apel dan diberikan kepada Puspita.

Seketika Puspita langsung makan. Ia juga tidka pedulu lagi dengan giginya yang tidak sehat. Ia sudah seharian tidak makan, bahkan ia juga membuang bubur tadi. Grecia juga sama sekali tidak menanyakan ia lapar atau tidak.

Semalam tanpa kata-kata.

Pagi hari kedua, Sanfiko mendapat panggilan dari Kak Aji.

Kak Aji cukup menggunakan waktu semalam untuk memeriksa semua masalah dengan jelas, lalu juga mengirimkan video dan foto-foto Yusdi yang terpukul di sebuah pabrik bekas. Yusdi juga memberitahu masalah buruk yang ia lakukan dengan jelas, semua terekam dengan jelas.

“Apa yang dikatakan oleh orang itu?”

“Pak Sanfiko, aku juga susah untuk mengatasi masalah ini. Orang-orang ini adalah bawahan Hermanto di Kota Meka, karena kamu sudah mengalahkan Hermanto, maka mereka juga sudah berpisah. Lagipula Susanto juga diam-diam menyerang mereka. Aku tidak boleh menyerang mereka, karena Susanto pasti akan mengawasiku. Susanto bukanlah orang yang baik, bahkan Erwin juga menyuruhku untuk terjadi konflik dengannya.”

“Sekarang perusahaan orang-orang diusir keluar dari Kota Meka karena adanya orang baru di Kota itu. Mereka pasti menyalahkan semua masalah kepada Yusdi. Mereka mau lima puluh juta yuan, juga sudah cukup. Aku pernah bertemu mereka, pemimpin mereka bilang, jika tidak memberikan sejumlah uang dalam tiga hari, mereka akan langsung membunuh Yusdi. Ini yang terpasti.”

“Pak Sanfiko, menurutku Anda tidak perlu ikut campur dengan masalah ini, lagipula Yusdi bukanlah orang yang baik, entah berapa banyak mahasiswa yang direndahkan olehnya. Ia juga ada perusahaan gelap di Kota Penang, kalau ia tidak ditangkap, kita juga tidak tahu, tapi untung saja sudah diterima kita.”

Sanfiko sama sekali tidak peduli dengan semua itu.

“Kalau begitu, kamu beritahu orang-orang itu, jangan menyentuh Yusdi dalam tiga hari ini. Kalau Keluarga Bai dalam tiga hari tidak memberikan sejumlah uang kepada mereka, suruh mereka langsung bunuh saja Yusdi.”

Sanfiko sama sekali tidak peduli dengan mati atau hidupnya Yusdi.

“Oh iya, kamu kirimlah video Yusdi yang dihajar untuk Nenek Tua Keluarga Bai.”

“Baik, Pak Sanfiko. Aku akan memberitahu orang-orang itu.”

sanfiko sangat kesal mendengar cerita itu, kalau bukan karena Ayah Mertuanya dan Yusdi adalah kakak adik, saat malam kematian Hermanto, keluarga Yusdi juga dipastikan semua mati. Tapi karena Ayah Mertuanya sudah membuka mulutnya, jadi Sanfiko melepaskan nyawa Yusdi. Tapi tidak berarti Sanfiko tidak mengambil nyawa mereka.

Lagipula Sanfiko percaya jika ia memberikan video ini kepada Ayah Mertuanya, Ayah Mertuanya pasti tidak merasa sedih. Kalau Ayah Mertuanya sudah mengetahui identitasnya, jadi ia langsung mengirim video dan foto-foto Yusdi kepada Ayah Mertuanya, karena ia tahu Michael bukanlah orang yang banyak cakap.

Setelah beberapa saat kemudian, ia mendengar suara Ayah Mertuanya.

“Sanfiko, apa yang dikatakan Aji?”

“Kata Kak Aji, ia juga tidak bisa menolongnya, hanya bisa memberikannya uang, lagipula Ayah...”

“Kamu tidak perlu lanjut berkata, aku tahu maksudmu, Sanfiko. Bagaimanapun Yusdi adalah adikku, aku sebagai Kakak harus melaksanakan kewajibanku, setelah ini aku tidak lagi berhati lembut kepadanya.”

Setelah itu, terdengar suara panggilan terputuskan di telepon Sanfiko.

Sanfiko menggelengkan kepalanya pelan, ia sama sekali tidak kaget dengan hasil yang seperti ini. Sejak perbincangan dirinya dengan Ayah Mertuanya malam itu, Sanfiko sudah tahu bahwa Ayah Mertuanya adalah orang yang mementingkan hubungan, tapi sekali ia jahat, juga tidak adapat diremehkan.

Tapi begini juga lebih baik, ia bisa mempercepat mengabulkan janjinya kepada Jovitasari.

“Puspita, aku ingin lihat berapa lama kamu bisa menahannya.”

Sanfiko mengeluarkan teleponnya dan menghubungi Luiz.

“Nanti Jovitasari akan datang, kamu bilang saja untuk pembelian, kamu perlu laporkan kepada kantor utama, kira-kira membutuhkan waktu tiga hari. Selain itu, kamu tidak perlu berbicara yang banyak.

......

Di rumah sakit.

Puspita sudah siap keluar dari rumah sakit, tapi saat Grecia sedang membereskan barang-barangnya, ia menerima sebuah video.

Meskipun tidak diketahui siapa pengirimnya, tapi setelah Puspita membuka videonya, seketika ia tercengang.

“Dasar bajingan ini!”

Grecia yang disamping juga tercengang setelah menonton video itu.

Seketika Grecia mengambil teleponnya dan menghubungi suaminya.

Tidak ada yang angkat.

“Ibu, apa yang terjadi sebenarnya?”

“Apa yang terjadi pada Yusdi?”

Saat Grecia sedang berbicara, tubuhnya bergetar dan sepasang matanya penuh dengan air mata.

“Grecia, kamu jangan panik dulu. Kamu jangan...”

“Ibu, apakah kamu sudah me-mengetahuinya?”

“Huh, Yusdi ditangkap orang. Orang-orang ini bilang Yusdi hutang mereka lima puluh juta yuan, lalu juga berkata jika tidak memberikan sejumlah uang kepadanya, mereka akan memberi kita lihat mayat Yusdi.”

Saat ini, air mata Puspita juga keluar.

Meskipun ia adalah pemimpin besar Perusahaan Tianbai, tapi ia adalah Ibu yang sudah melewati masa mudanya.

Dengan tekanan besar yang seperti ini dan anaknya ditangkap orang, ia sudah cukup hebat untuk tidak gila.

“Kalau begitu, Ibu cepat tarik uang untuk tolong Yusdi. Aku tidak boleh kehilangan Yusdi, perusahaan juga...”

Seketika Grecia langsung berlutu dihadapan Puspita.

“A-aku...juga ingin menarik uang untuk menolong Yusdi, t-tapi perusahaan sama sekali tidak ada uang. Bahkan uang lima ratus ribu yuan saja tidak ada.”

“Ibu, k-kamu harus tolong Yusdi, harus tolong ia.”

Setelah mendengar ini, tangisan Grecia makin kencang, lalu terbaring lemah di lantai.

“Kamu juga tidak perlu panik. Michael sudah berbicara dengan bank. Jovitasari juga sedang membahas penjualan Industri Sorgum Sanjaya dengan Luiz. Jika Industri Sorgum Sanjaya terjual, kita ada uang untuk menolong Yusdi.”

Setelah mendengar ucapan Puspita, seketika Grecia berkata, “Betul, Ibu. Kita harus cepat menjual Industri Sorgum Sanjay untuk menolong Yusdi.”

Puspita tidak tahu siapa yang menangkap Yusdi, tapi ia tahu bahwa penawaran kali ini membutuhkan pembayaran awal sebanyak sepuluh juta yuan, jika jadi butuh membayar lima puluh juta yuan. Tapi siapa sangka saat pemimpin besar Kota Meka Hermanto terbunuh di malam itu, bahkan tidak bisa membunuh keluarga pemimpin besar, tetapi dibunuh langsung oleh orang bermarga Chen.

Grecia pastinya tidak memberitahu masalah ini.

Tapi ia tahu kalau orang-orang ini ada kemungkinan untuk membunuh Yusdi.

Jadi Grecia begitu takut.

Puspita sibuk membujuk Grecia dan kedua orang ini keluar dari rumah sakit dengan penuh kesedihan.

Setelah tiba di rumah.

Puspita menggantikan pakaiannya, makan dan langsung pergi menuju kantor. Dibawah kantor sudah dipenuhi oleh wartawan dan beberapa perusahaan kreditor, sehingga jalan menjadi sangat penuh. Puspita melalui tempat parkir jalur bawah untuk masuk kedalam kantor. Ada beberapa pekerja lama yang memberitahu situasi terbaru kepada Puspita.

Sekarang dana Perusahaan Tianbai benar-benar sudah putus. Satu perusahaan telah berhenti beraktivitas, sekarang hanya perlu menunggu telepon dari bank, lalu mendengar berita kebangkrutan Perusahaan Tianbai.

Tapi masih ada sesuatu yang lebih dipeduli Puspita.

Pertama, ia menghubungi Jovitasari.

“Jovitasari, apa yang dikatakan Luiz? Apakah hari ini sudah bisa menandatangani perjanjian? Apakah uang bisa masuk kedalam kas Perusahaan?”

“Nenek, Luiz sudah menyetujui harga yang kita bahas dan ia sudah memberitahu kantor utamanya. Luiz bilang paling cepat juga butuh waktu tiga hari untuk terkirim. Sedangkan uang sampai dalam kas perusahaan juga membutuhkan waktu tujuh hari kerja, dalam syarat yang lancar.”

Suara Jovitasari dari sebrang sana juga terdengar tidak bertenaga.

“Bolehkah lebih cepat lagi?”

“Tidak boleh...”

Suara Jovitasari sekarang terdengar sangat lemah.

Seketika ekspresi Puspita berubah, lalu ia menghubungi Michael.

Kebetulan Michael yang ditolak oleh bank sedang berjalan di jalan raya, lalu mengangkat panggilan Puspita.

“Michael, bagaimana dengan bank?”

“Ibu, bank menolak saran kita, lagipula ada orang bank yang memberitahuku, mereka mungkin akan melakukan analisa dana kepada perusahaan kita, lalu akan memasukki proses pelelangan, dikarenakan kita tidak bisa membayar hutang bank.”

“Apakah tidak ada kemungkinan lain?”

Michael berdiri di tengah keramaian dengan ekspresi pahitnya.

Meskipun ia tidak terlalu menyimpan banyak rasa kepada Perusahaan Tianbai, tapi Industri Sorgum Sanjaya juga hilang dalam kebangkrutan perusahaan kali ini. Sedangkan dirinya tidak bisa melakukan apapun, Michael kadang bisa merasakan rasa putus asa.

Puspita mematikan panggilan dan melihat keramaian Kota Penang, seketika ia merasa putus asa.

Apakah benar-benar tidak ada satupun harapan?

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu