Menunggumu Kembali - Bab 177 Kamu sangat terhormat karena aku yang langsung menganugerahkan kematianmu !

Ah !

"Sialan.. siapa dia..."

Uhuk uhuk uhuk...

Diikuti dengan Charles yang bangun dari lantai, Irwan dengan muka yang sangat merah dan sakit terus batuk, kedua matanya penuh dengan ketakutan.

"Kak Charles... kak Charkes... anak ini..."

Saat ini Irwan sedikit kesusahan untuk berbicara.

Tadi lehernya langsung diangkat oleh Sanfiko seperti mengangkat ayam masuk ke dalam.

Dan Sanfiko sekarang sama sekali tidak memandang Charles, sekarang di matanya hanya ada satu orang, yaitu Jovitasari yang sudah pingsan dan terbaring diatas karpet.

Dia dengan cepat berjalan ke hadapan Jovitasari, dan kemudian langsung memeluk Jovitasari.

"Jovitasari... Jovitasari..."

Suara Sanfiko sekarang sangat tertekan, khawatir, sakit, marah.

Akan tetapi saat ini Sanfiko sama sekali tidak membangunkan Jovitasari, dan langsung menekan lehar Jovitasari yang putih, kemudian menggendong Jovitasari dan berjalan kearah pintu.

Saat ini yang satu - satunya yang dia pikirkan adalah membiarkan Jovitasari istirahat, meninggalkan tempat yang jorok ini.

"Berhenti..."

Tapi disaat Sanfiko baru saja mengangkat kaki, terdengar suara yang dingin dan juga marah.

Suaranya Charles.

Saat ini Jovitasari sudah terus bergetar dalam pelukannya, dan juga wajah yang merah, saat ini keringat pada tubuh mengalir terus menerus, saat ini Sanfiko tentu tahu ada apa dengan Jovitasari.

"Kamu yang bernama Sanfiko kan ?"

Sanfiko dengan pelan menghentikan langkah, jarinya tanpa henti menekan titik akupuntur di punggungnya, Jovitasari yang awalnya terus bergetar dalam pelukannya sekarang barusan dengan perlahan menjadi tenang.

Tapi Sanfiko tahu bahwa cara lamanya itu hanya bisa membuât Jovitasari menjadi tenang, kalau memohon pada Jovitasari, hanya bisa menggunakan cara yang dari awal barulah yang paling cepat dan paling tidak melukai tubuh, kalau dulu Sanfiko bisa menggunakan jarum perak dan mengeluarkan sedikit racun dari tubuhnya, tapi sekarang dia dan Jovitasari sudah menjadi hubungan suami istri yang sebenarnya, tentu saja menggunakan cara yang paling tidak melukai tubuh !

"Dan juga tuan Sanfiko dari kota Penang yang sangat berahasia itu ?"

Charles dengan pelan merapikan bajunya, kemudian memakainya.

Matanya penuh dengan raut membunuh yang dingin.

"Jadi ?"

Sanfiko dengan pelan melihat Jovitasari yang tertidur dengan tenang dalam pelukannya, nada bicaranya sangat dingin.

"Dan berarti juga mengakui Hermanto kamu yang bunuh ?"

Disaat ini kebetulan Aji membawa Renard dan Danny masuk, kali ini Aji membawa orang yang cukup, dua ratus sampai tiga ratus orang, satu per satu anak buah yang dapat mengisi pintu itu berkumpul disini.

"Tuan Sanfiko...:"

Aji yang baru masuk melihat adegan di cafe ini, melihat mobil Hummernya yang hampir hancur, hatinya sangat terkejut.

Sampai akhirnya melihat Jovitasari dalam pelukan Sanfiko, dia barusan menghela nafas dengan panjang, kelihatannya tuan Sanfiko datang pada waktu yang tepat, dan disaat yang sama Aji melihat Charles yang berdiri pada ruangan yang berantakan.

"Charles, aku mohon padamu..."

"Aji ? hehe... kamu itu apa, meskipun bosmu Erwin datang, aku juga tidak akan memberi muka ! kalau tidak ingin mati berdiri dengan baik di samping."

Setelah mengatakan perkataan ini, Charles sama sekali tidak memberi kesempatan pada Aji dan orang - orang di sampingnya untuk membuka suara, dengan dingin melihat Sanfiko dan berkata : "Sanfiko, kalau pria maka langsung katakan, Hermanto kamu yang bunuh atau bukan ?"

Saat ini Sanfiko dengan pelan meletakkan Jovitasari pada sofa di samping, kemudian dengan pelan membuka bantal kapas dan menutupi tubuh Jovitasari, barusan berbalik badan dan menatap Charles yang sangat berseloroh : "Kamu mencari orang yang benar, Hermanto aku yang bunuh, karena Susanto menyuruhmu mencariku, selamat kamu menemukannya !"

Mendengar perkataan ini, ekspresi wajah Aji dan yang lainnya dengan pelan berubah.

Semua orang berandalan ini tahu bahwa Charles adalah orang yang sangat hebat di kota Maharayu, memang bisa tidak memberikan muka pada Aji sama sekali.

Charles endengar perkataan ini perlahan tersenyum, nada suaranya sangat meremehkan dan cibiran.

"Hehe, tidak terpikir, orang seperti Hermanto bisa mati ditangan orang sampah sepertimu, akan tetapi setelah kamu membunuh Hermanto aku hanya bisa membawa kepalamu pulang kepada Susanto untuk menyelesaikan tugas !"

Saat berkata kedua mata Charles mengeluarkan cahaya yang galak dan cepat.

Itu adalah mata membunuh !

"Tadi aku berkata selamat menemukanku, tapi aku tidak mengatakan kalimat selanjutnya !"

Saat ini Sanfiko dengan pelan berbalik, tapi juga di waktu singkat dia berbalik badan, kedua mata Charles menyipit, tubuhnya denga cepat mengarah ke Sanfiko dan menyerangnya.

Charles adalah orang tidak pernah membiarkan orang untuk menguasai temponya, oleh karena itu disaat dia merasakan aura membunuh Sanfiko, dengan tiba - tiba menyerang.

Bruk !

Akan tetapi sangat disayangkan, Charles yang mengira gerakan cepatnya yang paling hebat malah disaat menyerang dengan cepat sudah langsung ditangkap oleh Sanfiko.

Dan lebihnya kali ini Sanfiko menggunakan kekuatan.

Ah !

Apa !

Bagaimana mungkin...

Charles hanya merasakan dia yang di hari biasanya latihan dengan dinding semen bisa membuka serangan yang kuat, malah sekarang dijepit orang dan mulai sedikit berubah, kesakitan yang datang dari sepuluh jari...

Bruk !

Charles menggertakkan gigi, tubuhnya tiba - tiba tenggelam, kemudian kakinya dengan tiba - tiba menendang kepala Sanfiko.

Prak !

Sanfiko sama sekali tidak bergerak, hanya menyampingkan tubuh dan langsung menggunakan sisi tubuhnya menumbuk kakinya, dalam sesaat terdengar suara retakan tulang.

Charles yang saat ini menjerit kesakitan, kemudian mundur beberapa langkah.

Kaki yang menendang tadi sudah tidak berdiri dengan satbil.

Dan jari yang dijepit oleh Sanfiko saat ini juga menjadi merah, sama sekali tidak bisa menggunakan tenaga.

"Kamu itu sebenarnya siapa ?"

Saat ini ekspresi wajah Charles dalam sesaat menjadi sangat serius, karena sekarang dia sudah tahu orang di hadapannya yang dikatakan orang adalah orang yang tidak ada gunanya, menantu yang tinggal dengan istri, benar - benar bukan orang yang biasa.

Dan juga saat ini dia menjadi lebih yakin Sanfiko yang di hadapannya adalah orang yang langsung menembak dan membunuh Hermanto.

Akan tetapi Sanfiko memang tidak memberikannya kesempatan lagi, tubuhnya dengan cepat, kakinya sudah menendang perut Charles.

Ah !

Terlalu cepat, Charles belum menjerit kesakitan, dalam sesaat selanjutnya langsung ditampar di wajah, seluurh tubuhnya langsung jatuh di lantai, Sanfiko sama sekali tidak menahan, melangkah ke depan, kakinya langsung menginjak pergelangan tangan Charles.

Prak !

Ah....

Pergelangan tangannya langsung retak.

Selanjutnya sama seperti tangan Charles...

"Harus mati !"

Charles jugalah orang yang kasar, langsung menahan sakit dan dengan tiba - tiba berbalik badan, kemudian langsung menggunakan tubuhnya menabrak ke arah Sanfiko.

Menghadapi serangan balasan Charles, Sanfiko sama sekali tidak menghindar, dan berdiri disana membiarkan Charles menabrak.

Bruk !

Pff !

Saat tubuh Charles menabrak tubuh Sanfiko, dalam sesaat mundur beberapa langkah, segumpal darah segar keluar dari mulutnya.

Tabrakannya sangat hebat, seluruh tubuh Charles seperti merasakan dirinya langsung menabrak sebuah dinding besi, bahkan dalam waktu yang singkat, dia merasakan organ dalam tubuhnya sudah berantakan.

Dan saat ini Sanfiko tetap melangkah ke depan, menunduk melihat ke bawah, ke wajah yang kasar dan sombong, saat ini malah wajah Charles yang kesakitan dan panik.

"Kalimat selanjutnya, kamu sangat terhormat karena aku yang langsung menganugerahkan kematianmu !"

Selesai mengatakannya Sanfiko langsung mengambil leher Charles, kemudian dengan pelan langsung mengangkat Charles.

Harus diketahui tubuh Charles sangat besar dan tinggi, setidaknya seratus kilo, tapi saat ini di tangan Sanfiko seperti mengangkat seekor anjing mati yang diangkat dengan pelan.

"Kamu... uhuk uhuk... lepaskan aku... ah..."

Saat ini Charles memberontak dengan keras, tapi malah sedikit demi sedikit mulai kehabisan tenaga.

Semua orang di tempat kejadian yang melihat adegan ini sangat terkejut.

Terutama Irwan yang jongkok disana, melihat Sanfiko yang menangkap Charles di tangannya seperti membunuh seekor anjing, sepertinya hanya menggunakan sedikit tenaga maka akan segera mencekeknya mati.

Sebelumnya dia sama sekali tidak berani untuk percaya.

Tidak bisa tidak mencari kemana - mana, hatinya sangat khawatir.

Bruk !

Semua orang di ruangan ini dengan pandangan yang tertegun, Sanfiko dengan tiba - tiba langsung membuang Charles ke lantai.

"Uhuk uhuk.. pff pff... kamu... kamu..."

Wajah Charles sekarang sangat tidak percaya, dia tidak pernah berpikir, dirinya yang dia pikir adalah petarung yang paling hebat, disini sama sekali tidak ada tandingnya, sepertinya kalau Sanfiko menyerang maka teggorokannya akan langsung digenggam, hanya perlu dengan ringan mejepit dirinya maka akan langsung habis.

Menakutkan... terlalu menakutkan...

Bahkan Charles orang yang terkenal kejam juga dapat merasakan ketakutan pada diri Sanfiko.

"...."

Dia ingin berkata, tapi saat ini darah segar malah terus menerus mengalir dari mulutnya, kedua matanya juga terus beralir darah, karena saat ini Sanfiko menginjak diantara dadanya, dia seperti dapat mendengar dengan jelas suara retakan pada tulang dadanya.

Yang lebih parahnya adalah, dia malah tidak ada kekuatan untuk menolak sedikit pun.

Dengan seperti ini langsung dibunuh dengan kekejaman.

Dia Charles tidak terima...

"Kamu bilang Susanto menyuruhmu datang ke kota Penang untuk mengambil kepalaku ?"

"Sangat baik, karena begitu, maka aku akan mengirim ke Erwin ini sebuah haidah besar !"

Awalnya kalau Charles tidak melakukan apa - apa terhadap Jovitasari, ada kemungkinan dia akan meluangkan hidupnya, tapi semenjak Sanfiko masuk ke dalam ruangan ini sudah menentukan nyawa Charles.

"Aku.... kamu... kamu... pff pff pff... eh eh...."

Charles yang saat ini masih ingin memberontak, dia mengulurkan tangan dan meraik ke kaki Sanfiko yang menginjak dadanya, tapi sekarang bagaimana dia memberontak tetap tidak tertolong lagi, seluruh tulang pada dada sudah hampir retak semua dengan bersih, darah segar terus mengalir dari semua indranya, dia semakin tidak bertenaga...

Krekkk !

Booshh !

Semua orang di tempat kejadian terkejut, karena saat ini kaki Sanfiko hanya menginjak dada tebal Charles, malah seluruh tubuhnya tenggelam ke dalam.

Charles yang bersandar di lantai dan masih bergetar, saat ini sudah berhenti bergerak sepenuhnya.

Keuda tangannya terjatuh lepas...

"Bungkus kepala Charles ke dalam kotak dan kirim kepada Susanto, ditambah dengan kalimat 'Jaga diri sendiri' !"

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu