Menunggumu Kembali - Bab 28 Cepat panggil 110

“Nusrini……kamu….”

Dihadapan Sanfiko Chen, Nusrini sama sekali tidak memberinya muka.

Raut wajah Jovita Sari yang menjadi suram, tetapi ketika dia akan berbicara, Sanfiko Chen langsung menariknya.

“Ada apa denganku? Kak, aku tahu bahwa kamu baik hati, selalu melindunginya. Bagaimanapun, menurutmu dia adalah suamimu yang sah, tetapi Kak, dia benar-benar tidak sepadan denganmu, apakah kamu benar-benar bersedia untuk melindungi Pengecut ini seumur hidupmu? Menghabiskan sisa hidupmu dengan Pengecut ini?”

Nusrini sambil mengatakannya sambil bangkit dari tempat duduknya.

Tatapan matanya terhadap Sanfiko Chen penuh dengan rasa jijik.

“Sebelumnya, kamu tidak menyukai Kak Albet, baik, aku dan Ibu bisa mengerti, tetapi sekarang sekarang Kak Billy telah kembali. Sewaktu SMA, Kak Billy mengabaikan semua hal untuk mengejarmu, dan bahkan apakah kamu tahu mengapa sekarang Kak Billy kembali?”

“Kak Billy memiliki perusahaannya sendiri diluar negeri, mengapa dia kembali? Dan juga ketika dia kembali, dia langsung pergi ke Kota Penang untuk berkembang dan bukan pergi ke Kota-kota yang lebih maju, mengapa? Kak, apakah kamu masih tidak mengerti?”

Semakin mengatakannya Nusrini semakin tertarik.

“Apakah kamu tahu, betapa tidak berdaya nya kita ketika terjebak di dalam mobil tadi pagi. Seluruh tubuh Ayah penuh darah, dan kalau bukan karena Kak Billy yang kebetulan bertemu dengan kita, kita…….Dan tadi kamu juga telah melihatnya, sebuah panggilan telepon Kak Billy langsung membuat Direktur Xu secara pribadi melakukan operasi terhadap Ayah kita, dan bukan hanya Direktur Xu tetapi juga ada beberapa dokter tradisional yang bersama-sama masuk ke ruang operasi.”

“Semua ini, apakah Sanfiko Chen dapat melakukannya? Dan bahkan datang untuk melihat Ayah saja sangat lambat. Menurutmu, apa yang bisa dia lakukan, selain memasak dirumah, melakukan pekerjaan rumah, makan dan tinggal punya kita, apakah masih ada masa depan yang lebih cerah?”

“Kamu berharap padanya, apakah bisa diharapkan?”

Bahkan pada saat ini, Jovita Sari tetap ditarik oleh Sanfiko Chen, tetapi dia tidak bisa menahannya lagi.

“Apakah kamu sudah cukup?”

“Aku…..”

“Tidak peduli seberapa buruknya dia, dia juga adalah Kakak iparmu, Kakak ipar yang sah. Bagaiamna kamu bisa mengatakannya seperti itu? Tidak peduli seberapa baik orang lain, mereka adalah tetap orang luar!”

“Aku….”

“Jangan katakan lagi. Aku lihat wajahmu masih ada luka, pergi periksa terlebih dahulu, jangan sampai meninggalkan bekas luka atau apapun.”

Nusrini dapat melihat bahwa Kakaknya benar-benar sudah marah.

Saat itu dia tidak berbicara lagi, tetapi dia malah dengan dingin menatap Sanfiko Chen, dan tatapannya itu penuh dengan merendahkannya dan juga sedikit kebencian.

Sanfiko Chen berdiri disana dengan wajah yang tenang, tetapi didalam hatinya dia benar-benar tidak tahu kapan dirinya telah menyinggung Adik iparnya itu.

Tetapi selama 3 tahun ini, dari awal Sanfiko Chen sudah tidak menempatkan kata-kata ini kedalam hatinya.

Sanfiko Chen tahu bahwa kata-kata jahat Nusrini kepada dirinya sendiri sebenarnya demi kebaikan Kakaknya, tetapi hanya menggunakan caranya.

“Sudahlah, semuanya jangan ribut lagi. Nusrini, kamu pergilah, Kami saja yang menunggu disini.”

Rita juga tampaknya sangat lelah saat ini, duduk dikursi lorong jalan yang penuh dengan kekhawatiran.

“Bibi, Anda jangan khawatir, Paman pasti akan baik-baik saja. Direktur Xu yang menangganinya pasti tidak ada masalah, dan juga aku telah menghubungi beberapa ahli dari rumah sakit kota Sumedang, dan meminta mereka untuk datang kesini. Anda jangan khawatir…..”

Rita mengangguk-anggukan kepala.

“Terima Kasih, Nak. Kamu sangat punya hati, tetapi sangat disayangkan bahwa Jovita malah menyiakannya!”

Mendengar perkataan ini, meskipun tidak seterus terang yang dikatakan Nusrini sebelumnya, tetapi tanpa dikatakan juga sudah jelas artinya sama.

Tentu saja Sanfiko Chen juga tahu bahwa dirinya sendiri yang merupakan menantu Keluarga Bai tidak pernah dihargai. Dimata Ibu mertuanya, dia adalah seseorang yang tidak penting dan jijik, bahkan sama sekali tidak mempertimbangkan perasaannya tentang memperkenalkan pacar yang kaya dan berkuasa kepada Jovita Sari.

Albet Saputra adalah contohnya.

Tetapi sekarang dimana Albet Saputra?

Mungkin itu karena dia mencintai istrinya, meskipun Ibu mertua dan adik iparnya membuatnya kesulitan, dan menghinanya, tetapi dari awal sampai akhir Sanfiko Chen tidak pernah membenci mereka sekalipun.

Bagaimanapun, mereka adalah keluarganya Jovita. Maksud awal mereka adalah membiarkan Jovita dapat hidup dengan bahagia dan dapat menjalani kehidupan yang baik.

“Ibu, apa yang kamu katakan.”

Jovita perlahan-lahan berjalan ke depan Rita, dan kemudian memandang Billy dengan nada meminta maaf berkata: “Billy, terima kasih banyak untuk kali ini. Berapa banyak yang tadi kamu membantuku bayar, aku akan membayarmu kembali nanti.”

“Hehehe, Jovita, untuk apa membicarakan hal ini antara aku dan kamu, tidak seberapa.”

Billy dengan cepat menjawab dengan senyum diwajahnya, tetapi saat ini Jovita Sari tidak menatapnya sama sekali, dan malah berkata kepada Rita dengan lembut: “Ibu, tidak akan ada apa-apa.”

Rita mengangguk-angguk kepala.

Tepat disaat itu, pintu ruang operasi terbuka.

Yang pertama keluar adalah fibert xu yang berpakaian baju besar putih.

Memang benar bahwa fibert xu tidak melakukan operasi secara pribadi selama beberapa tahun, tetapi ketika dia masih muda, dia adalah seorang dokter militer, dan keterampilannya sangat luar biasa, dia juga terlibat dalam pengobatan Tiongkok dan Barat.

Begitu dia keluar, dia melihat Sanfiko Chen yang berdiri disana tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan saat itu dia berjalan menuju kearahnya.

Karena fibert xu tidak harus memberikan muka kepada orang-orang ini, hanya Sanfiko Chen.

Dia melakukan operasi secara pribadi, untuk hanya meninggalkan kesan baik terhadap Sanfiko Chen.

Ini adalah menantu keluarga Bai yang terkenal di Kota Penang, seorang Pengecut, tetapi juga adalah seekor naga yang sedang hibernasi.

Namun, dia bingung mengapa orang seperti Sanfiko Chen mau menjadi menantu yang sangat rendahan, ditolak oleh orang-orang disekitarnya, dan bahkan dilecehkan oleh keluarga Bai sebagai seorang pengecut.

“Direktur Xu, bagaimana dengan keadaan Paman sekarang?”

Ketika melihat fibert xu keluar, Billy dengan cepat melangkah maju dan bertanya dengan prihatin.

Pada saat ini, Jovita Sari dan Rita juga dengan tergesa-gesa bertanya.

“Direktur Xu, Michael….”

“Direktur Xu, Ayahku….”

Sanfiko Chen maju selangkah, dan langkah kaki direktur Xu terhenti dan kemudian berkata: “Kondisi Tuan Michael tidak begitu baik, tetapi sekarang dia sementara keluar dari bahaya. Namun, Tuan Michael masih perlu melakukan beberapa operasi kecil dibawah pemeriksaan kami pada saat kapanpun, tetapi kalian tidak perlu khawatir, aku telah mengatur perawatan Tuan Michael, semuanya adalah dokter pertama di kota Penang, dokter tulang yang paling hebat di Rumah Sakit Rakyat kota Penang, dan kami berjanji untuk menggunakan seluruh kemampuan kami untuk menyembuhkan Tuan Michael.”

“Terima kasih banyak Direktur Xu.”

“Direktur Xu, Ayahku kapan bisa sadarkan diri?”

Saat bertanya, Jovita Sari menghadap kearah Billy dengan pandangan mata berterima kasih. Bagaimanapun, menurutnya, semua ini dibantu oleh teman sekelas dulunya, Billy.

Ketika Billy melihat tatapan mata Jovita Sari, dengan segera hatinya merasa cerah, dan merasa Jovita Sari semakin cantik.

Dalam hatinya sudah memutuskan bahwa kali ini kepulangannya harus bisa mendapatkan Jovita Sari, dan adapun kemunculan Sanfiko Chen yang menurut Billy dia hanyalah sebuah lelucon.

Pada saat ini, seorang dokter setengah baya di ruang operasi berjalan keluar dengan cepat dan mengatakan sesuatu di telinga Direktur Xu.

“Apa….”

Dengan segera fibert xu mengerutkan kening.

“Direktur Xu, apakah ayahku….”

Pada saat ini, Sanfiko Chen mengerutkan kening.

“Karena Tuan Michael terluka sangat parah, sebelumnya kita sudah menanganinya untuk sementara membuat Tuan Michael keluar dari bahaya, tetapi…..”

Perkataannya belum selesai, dan saat ini terdengar suara tergesa dari ruang operasi.

“Direktur Xu, ada keadaan darurat…”

Saat itu, fibert xu langsung berbalik badan dan berjalan kearah ruang operasi.

Pada saat ini, Sanfiko Chen melangkah keluar dan langsung mengikuti fibert xu.

“Direktur Xu, apakah aku boleh masuk dan melihat Ayahku?”

Begitu perkataan ini keluar, dengan segera raut wajah beberapa orang yang ditempat itu berubah.

“Sanfiko Chen, kamu menyingkirlah, kamu mengira disini tempat apa? Aku beritahu kamu, jika ada sesuatu terajdi dengan Michael, aku pasti tidak akan melepaskanmu!”

Pada saat ini, Jovita Sari juga mengerutkan kening, melihat wajah Sanfiko Chen yang serius, hatinya muncul sebuah perasaan aneh.

Dia merasa Sanfiko Chen yang didepannya tampak berbeda dengan Sanfiko Chen yang sebelumnya…….Tetapi malah tidak tahu apa yang berbeda.

“Benar, aku berkata saudara Sanfiko, kamu juga terlalu sembarangan, kamu ini……”

Tetapi sebelum Billy selesai berbicara, Sanfiko Chen telah berjalan masuk ke ruang operasi ketika beberapa orang itu terkejut. Dia juga tahu bahwa ini tidak sesuai dengan aturan rumah sakit, tetapi itu terkait dengan hidup dan mati Ayah mertuanya, dia juga tidak bisa peduli begitu banyak lagi.

Dengan begini terabaikan.

Billy tiba-tiba merasakan sedikit dingin dihatinya.

“Tutup pintu….”

Meskipun ini tidak sesuai dengan aturan, tetapi fibert xu tidak mengatakan apapun, dan langsung menyuruh kedua perawat itu untuk menutup pintu.

Dan dengan begini, lampu merah diruang operasi menyala!

“Bukankah ini sangat sembarangan? Apakah Sanfiko Chen ingin membalas dendam kepada Michael…… Jovita, kamu cepat memanggil polisi. Sanfiko Chen dengan jelas mengambil kesempatan dari cedera serius Ayahmu untuk membalas dendam terhadap keluarga kita. Pasti begitu! Pasti begitu!”

Saat berbicara, Rita langsung berlari ke pintu ruang operasi, dan air mata yang panik itu mengalir keluar.

Jovita Sari dengan segera mengangkat Rita dan menghiburnya: “Tidak akan, Sanfiko tidak akan berbuat seperti itu. Selain itu, Direktur Xu juga telah membiarkannya masuk, tidak akan ada apa-apa, kita tunggu disini saja.”

Meskipun berkata begitu, tetapi sebenarnya hati Jovita Sari juga tidak begitu yakin, dan dia juga tidak tahu mengapa Sanfiko Chen masuk ke dalam ruang operasi.

“Apa maksud Direktur Xu membiarkannya masuk? Direktur Xu tidak melihatnya sama sekali, dia hanya menyelinap masuk, Bibi, ini adalah masalah besar, jika……..aku hanya bilang jika…..”

“Cepat panggil polisi, panggil polisi……Pengecut ini, juga tidak tahu apa yang dilakukan Keluarga Bai dikehidupan sebelumnya, bahkan bisa membiarkan orang pembawa sial ini, membawa bencana ke rumah kita. Jovita, apa yang masih kamu lakukan, cepat panggil polisi!”

Jovita Sari tentu saja tidak akan memanggil polisi.

Tetapi ketika dia sedang ragu. Di satu sisi, Billy dengan segera mengeluarkan ponselnya.

“Bibi, kamu jangan khawatir, aku segera memanggil polisi!”

Sambil mengatakannya, telah memanggil 110……….

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu