Menunggumu Kembali - Bab 278 Hal Yang Sangat Baik

“Kak, kamu hanya tahu membela Sanfiko Chen, kamu tidak tahu tadi pagi ibu baik hati memanggil anak bibi Tian untuk datang memeriksamu, dia malah mematahkan tangan orang, dan membuat orang kehilangan kerja. Dia sungguh menjengkelkan!”

Setelah mendengarnya, Jovitasari melihat Nusrini dan berkata: “Karena Sanfiko Chen sudah menyerang, berarti ada masalah dengan anak bibi Tian ini. Karena Sanfiko tidak akan menyentuh orang tanpa alasan! Dan Nusrini, kedepannya kamu tidak boleh memanggil nama Sanfiko, dia adalah kakak iparmu, sungguh tidak sopan!”

“Kak….”

Saat Nusrini marah dan ingin melawan, tiba-tiba terdengar suara Rita.

“Jovita, jovita… kamu…”

Karena gugup dan gelisah, Rita yang berlari dengan cepat kearah Jovitasari tidak berkata apapun.

Melihat Rita yang wajahnya memerah dan terlihat sedikit marah, Nusrini yang duduk disamping bertanya: “Ibu, apa yang terjadi padamu? Tidak apa kan? Hasil pemeriksaan kakak sudah keluarkan? Sini aku lihat….”

Hasil pemeriksaan Jovitasari langsung dibuat didepan Jovitasari, kemudian ekspresinya yang tidak tahu senang atau marah.

“Ibu, kenapa…”

Nusrini kali ini dengan tidak mengerti bertanya.

Dan kali ini Jovitasari mengambil hasilnya, dalam sekejap air mata senang mengalir keluar dari matanya, seketika Jovitasari merasa sangat bahagia.

Nusrini menjadi kacau saat melihat Jovitasari yang tiba-tiba menangis karena terkejut.

“Kak, kamu kenapa…”

Karena Nusrini tidak pernah mengalaminya, jadi dia tidak mengerti arti angka dari laporan tes darah.

“Nusrini, aku… aku sudah mau jadi ibu…”

Jovitasari mengatakannya dengan sangat semangat, rasa tidak senang dan marah sebelumnya sudah hilang dalam sekejap.

“Hah? Apa…”

“Kak, kamu serius, kamu benar… mengandung anak Sanfiko Chen?”

Nusrini tidak terlalu senang melihat Jovitasari didepannya yang sangat senang, dan tidak tahu kenapa dari pertama kali melihat Jovitasari yang memilih menaiki kereta listrik, melainkan bukan memilih mobil mewah di lapangan trans dengan wajah yang bahagia juga membuat dirinya tidak terlalu senang. Kali ini dia semakin tidak senang setelah mendengar kabar ini.

Jovitasari tidak tahu apa yang dipikirkan adiknya, dia menganggukkan kepala dengan sangat senang. Air matanya tidak berhenti mengalir, sekarang orang pertama yang ingin diberitahunya tentang kabar baik ini adalah Sanfiko Chen.

“Ibu, sekarang aku sudah tidak masalah, apakah aku sudah boleh keluar?”

Detik ini Jovitasari sudah melupakan hal Sanfiko Chen diusir oleh ibu, dia sangat senang saat memikirkan mengandung anaknya Sanfiko Chen.

“Tidak Jovita, karena inilah Ketua Filbert Xu menyuruhmu istirahat dan awasi beberapa hari di rumah sakit.”

Satu sisi walaupun Rita merasa tidak senang, tetapi setelah mengetahui kehamilan anak perempuannya sendiri, dia memastikan berkali-kali, dan dokter memberitahunya dengan yakin jika Jovita memang mengandung, ini membuatnya sangat senang karena anak sendiri mengandung adalah hal yang sangat baik. Tetapi setelah mengetahui itu adalah anak Sanfiko Chen, Rita menjadi sangat tidak senang kembali.

“Ibu, ponsel dimana, aku mau menghubungi Sanfiko Chen.”

Jovitasari sudah tidak bisa menahan semangatnya, dia ingin di waktu pertama memberitahu Sanfiko Chen kabar ini.

“Baiklah, tidak tahu apa yang sedang Sanfiko Chen lakukan beberapa hari ini. Aku nelfon suruh dia datang saja.”

Jovitasari menganggukkan kepala.

“Ibu, kamu jangan terlalu tegas dengan Sanfiko Chen, setiap hari dia juga punya masalah dia sendiri.”

“Kak, kamu hanya tahu membela Sanfiko, apakah kamu tahu…”

“Sudahlah, aku hari ini sedang senang. Jadi jangan bahas masalah tidak senang itu. Ibu, kamu juga beritahu ayah agar dia bahagia juga.”

Tanpa menunggu Nusrini mengatakannya, Jovitasari langsung memotongnya.

Rita beneran kehabisan cara terhadap anaknya ini, walaupun dia tidak senang, tetapi teringat dia sudah mau menjadi nenek, hatinya juga lebih tenang.

Karena orang seusia dia, sudah punya cucu.

“Sudah tahu, iya… kalian duduk disini, aku masih belum mengambil 1 laporan lagi.”

“Ingat hubungi Sanfiko ya.”

Wajah Jovitasari memerah, dia tidak secuek dan sesombong dikantor, dia hanyalah wanita yang tidak bisa menyimpan isi hatinya.

“Kak, kamu sudah laperkan. Aku pergi beli sedikit masakan untukmu.”

Setelah mengatakannya, Jovitasari merasa sedikit lapar, dia langsung menganggukkan kepala, lalu Nusrini langsung berdiri dan berjalan keluar.

Disaat dia seharusnya senang karena kabar kehamilan kakaknya, tetapi tidak tahu kenapa hatinya merasa sangat tersiksa, seakan-akan dia merasa barang miliknya berjarak semakin jauh.

Jovitasari yang terbaring secara tidak sengaja teringat saat hari ulang tahunnya, teringat Sanfiko Chen yang malu-malu membuat wajahnya memerah langsung.

Sekarang dia sudah punya anak dengan Sanfiko, hatinya semakin senang saat memikirkan hal ini. Hingga berpikir bagaimana ekspresi Sanfiko Chen saat mengetahui dia sudah mau menjadi ayah.

Jovitasari merasa hanya disaat inilah seorang wanita merasa sangat bahagia, kemudian terdengar suara hentakan hak tinggi dari jarak tidak jauh.

Tidak melihat jelas wajah wanita ini, ekspresi Jovitasari langsung memburuk.

“Kenapa kamu datang!”

Hati Jovitasari menjadi sangat marah dan benci saat melihat kedatangan wanita didepannya ini, jika semalam bukan karena wanita ini, dia juga tidak akan di tangkap dan tidak akan terjadi kecelakaan mobil.

Jangan-jangan semua ini adalah rencana wanita didepan ini.

“Hehe, Nona Jovitasari, dengar kabar terjadi kecelakaan padamu semalam, aku sangat khawatir. Karena jika ada yang terjadi padamu, Sanfiko Chen pasti akan menganggap aku yang merencanakannya. Betulkan?”

Isabella Long mengatakan sambil melambaikan tangannya, kemudian seorang wanita yang berada disisinya langsung meletakkan keranjang buah yang indah di meja.

“Aku tidak perlu kamu menjengukku, karena aku sudah tidak masalah lagi, dan aku sudah mau keluar dari rumah sakit, jadi bawa pergi barang mu itu, aku tidak perlu!”

Jovitasari yang berbaring diatas bantal, wajahnya sangat dingin saat berbicara.

“Hehe, tetap saja seperti kataku, keputusan nona jovita memutuskan takdir hidupmu, aku hanya membiarkan kamu berpikir dengan tenang, oh iya apa yang terjadi semalam? Dengar kabar kamu ditangkap setelah keluar dari pintu bar?”

Isabella Long mengatakan dengan tidak perduli, kemudian mengambil laporan yang berada disamping.

Dia tampak melihatnya dengan sengaja dan tidak sengaja…

Sekejap kedua matanya mengkerut, wajahnya seketika menjadi dingin dan menakutkan.

“Kamu hamil? Sudah berapa lama?”

Nada Isabella Long sangat dingin, kedua matanya menatap Jovitasari yang didepannya dengan sadis dan dipenuhi dengan pertanyaan.

Jovitasari dengan cuek menjawab: “Ini adalah kamar ku, tolong kamu keluar, kalau tidak aku akan memanggil dokter!”

Saat berbicara, Jovitasari mengulurkan tangannya menekan tombol alarm di samping tempat tidurnya.

“Milik Sanfiko Chen?”

“Bagus sekali, Jovitasari kamu lebih punya otak dari yang ku pikirkan, tetapi dengan ini kamu akan membuat Sanfiko Chen mati lebih cepat!”

“Kenapa nona jovita?”

Tiba-tiba terdengar suara tanya perawat dari samping tempat tidur.

“Eh, tidak apa, aku tidak sengaja menekannya!”

Jovitasari menatap Isabella Long yang berdiri didepannya yang sudah balik ke sifat arogan orang kata dan berkata: “Aku tidak akan mengampunimu, jika kamu berani mencelakai Sanfiko Chen. Jangan kira aku takut padamu, karena kamu berasal dari keluarga besar Yanjing!”

Walaupun yang berdiri didepannya adalah nona besar keluagra Yanjing, tetapi Jovitasari tidak pernah menyelidiki keluarga Long di kota Yanjing. Dia juga semalam baru tahu wanita ini, jadi pastinya dia tidak punya waktu untuk memeriksa.

Tetapi dia tidak takut padanya. Jika ingin merebut barang dengannya, mungkin Jovitasari akan mundur karena takut, tetapi menghadapi wanita didepannya ini yang tampak jelas ingin membuatnya mundur dengan kekuatan keluarga dan jebakannya, untuk merebut Sanfiko Chen dari dirinya, dia tidak akan mengalah.

“Hehe, tidak mengampuniku? Kamu wanita yang seperti semut? Lebih bagus jika kamu mengandung anaknya, karena dengan ini aku akan memiliki lebih banyak ancaman untuk mengendalikan dia!”

“Kamu…”

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu