Menunggumu Kembali - Bab 217 Segeralah meminta maaf kepada tuan Chen

Purwokerto.

Bang Naga yang sedang beristirahat di Villa mewah itu tiba tiba menerima sebuah panggilan dari nomor yang tidak dikenal.

namun dia langsung mengetahui siapa itu ketika mendengar suaranya.

Sharley.

seorang wanita yang sangat aktif dan terkenal di kota YanJing. hampir seua orang ingin mengetahui siapa sebenarnya yang menjadi deking dari wanita ini. namun tidak ada yang mengetahuinya hingga sekarang.

namun bang Naga sangatlah jelas siapa orang yang mendeking Sharley dari belakang.

" nona Sharley, sudah berapa lama kamu sampai di kota Penang?"

bang Naga bisa dibilang sedikit terkejut akan keberadaan nona Sharley di Penang.

" sudah beberapa saat, namun aku belum pergi menjumpai tuan Chen."

" tidak tahu nona Sharley....."

bang Naga selalu bersikap rendah diri didepan orang yang berasal dari kota Yan Jing. dia juga belum menerima panggilan dari pria muda itu, oleh karena itu dia tidak akan menunjukkan kekejamannya.

" Johanes adalah bawahanmu kan?"

" kenapa rupanya?"

" silahkan hubungi dia dan tanyalah padanya!"

suara itu pun menghilang begitu saja setelah mengatakan itu. bang Naga pun langsung bangkit dari tidurnya. dia seketika teringat akan telepon dari Doeby kemarin dan hari ini dia kembali mendapat panggilan telepon dari Sharley.

dia pun langsung menghubungi Johanes....

disaat ini, Johanes sedang menatap seorang gadis yang ada didepannya dan dia semakin penasaran siapa sebenarnya wanita itu.

" sudahlah. aku hanya ingin memperingatimu. sebaiknya kamu tidak lagi mengurusi masalah ini dan juga segera meminta maaf kepada tuan Chen. kalau kamu tidak bisa mengurusi masalah ini dengan baik, kamu hanya bisa menunggu perusahaan Martin bangkrut saja."

setelah mengatakan itu, Sharley pun masuk dan mengunci pintu mobilnya.

" kamu...."

Johanes belum sempat berbicara dan mobil mewah itu pun telah hilang dari depannya dengan cepat.

" tuan.... sekarang kita..."

" hem, kenapa rupanya kalau dia mengenal bang Naga, apakah putraku bisa dihancurkan dengan sebarangan oleh orang lain? aku malah ingin melihat siapa anak muda yang bernama Sanfiko Chen itu. kenapa rupanya kalau dia memiliki latar belakang yang kuat! ayuk, masuk kedalam mobil..."

disaat ini, Johanes pun langsung duduk disamping pengemudi mobil.

disaat yang bersamaan, ponselnya berdering dan dia melihat kalau itu merupakan panggilan dari bang Naga. dia langsung menerima panggilan itu dan berkata :" bang Naga, kenapa kamu masih belum tidur?"

" Johanes, apa sebenarnya yang kamu lakukan di kota Penang?"

" aku.... bang Naga, aku sedang menjenguk Martin di rumah sakit."

" aku sudah mengetahui sedikit tentang masalah ini. segera kembali ke Puwokerto. kamu tidak usah ikut campur tentang masalah yang ada di Penang lagi. aku akan mencarikan pekerjaan yang baru buatmu di kota NanJing."

wajah Johanes seketika menjadi murung setelah mendengar itu.

" bang Naga, apakah kamu tahu? kedua kaki Martin sudahlah cacat sekarang. aku ... aku harus meminta keadilan atas semua ini."

" meminta keadilan, apa rencanamu untuk meminta keadilan ini? katakanlah padaku...."

wajah Johanes semakin murung :" aku harus mencari bocah yang melukai Martin itu. lalu aku akan membunuhnya. bang Naga, seharusnya kamu tahu seberapa penting Martin bagiku. aku...."

" siapa yang melakukannya?"

" menantu dari keluarga Bai, namanya adalah Sanfiko Chen. aku akan membalas semua ini dan aku akan membuat perusahaan TianBai lenyap dari kota Penang. ini adalah balasan yang seharusnya mereka terima."

" Sanfiko Chen? apakah kamu yakin bocah itu bernama Sanfiko Chen?"

bang Naga tidak begitu memerhatikan apa yang dikatakan Johanes, namun dia mendengar jelas nama Sanfiko Chen yang dikatakannya. dia sudah lama tidak mendengar nama ini.

" iya, aku sangat pasti. bang Naga, apakah kamu mengenal pria itu?"

Johanes juga teringat akan perkataan wanita yang seketika muncul itu. dia pun merasa kalau bang Naga kemungkinan besar juga mengenali menantu dari keluarga Bai itu.

meskipun bang Naga mengenalinya, namun sekarang kedua kaki anaknya sudahlah cacat. dia tidak bisa menerima ini dan harus mencari Sanfiko lalu menghajarnya. jika aku tidak bisa membunuhnya, namun aku akan membuatnya paling tidak duduk diatas kursi roda.

ini adalah intinya.

" segera pergi meminta maaf kepada tuan Chen dan setelah itu baliklah ke puwokerto. kamu tidak usah lagi pergi ke Penang kedepannya."

wajah Bang Naga yang berdiri didepan jendela villanya itu pun berubah menjadi murung dan nada bicaranya sedikit berubah menjadi tidak baik.

" bang naga...."

" sudah, jangan tanya apa apa lagi. pergilah meminta maaf!"

ha?

" jikalau masalah ini tidak diselesaikan dengan baik, mungkin kita semua akan tidur dipinggir jalan nantinya."

" bang Naga..."

" kalau kamu memang ingin mencari keadilan untuk putramu, maka jangan salah kan aku tidak meperingatimu. kamu juga tidak usah berkata kalau kamu mengenaliku ketika kamu mati nanti!"

dia tidak menunggu Johanes berbicara dan langsung mematikan telepon itu.

setelah telepon itu ditutup, Johanes merasa sangat tidak tenang.

siapa sebenarnya Sanfiko Chen? kenapa bang Naga sampai berkata seperti itu? padahal bang Naga memiliki latar belakang yang kuat dan dia merupakan salah satu keluarga besar di kota Nanjing. dia bisa mengontrol bisnis dan juga memiliki hak untuk menyatakan pendapatnya didunia gelap dan dunia asli.

Johanes bisa berdiri dengan baik di Puwokerto juga karena berkat dari bang Naga yang memiliki banyak relasi disana. bang Naga juga memberika bonus yang tidak sedikit untuknya. bisa dibilang jikalau bang Naga tidak membantunya, mungkin dia hanyalah seorang preman kecil disana dan tidak mungkin bisa menjadi orang penting di Puwokerto.

" tuan.... sekarang kita....."

kata supir dengan pelan.

" pergi ke kediaman keluarga Bai."

meskipun Johanes belum mengetahui siapa sebenarnya Sanfiko yang telah merusak kedua kaki putranya itu, namun dia tetap tidak bisa menerima semua ini. setidaknya dia harus mengetahui tujuan keluarga Bai melakukan itu padanya dan kenapa mereka tidak berkata dengan jelas kalau Jovitasari sudah menikahi orang lain.

wajahnya semakin murung.

kalau dia tidak bisa menghajar Sanfiko, setidaknya dia harus meminta perusahaan yang dikelola oleh keluarga Bai. mereka boleh menjadikan perusahaan TianBai sebagai ganti rugi kedua kaki anaknya yang sudah cacat itu.

kalau bukan karena kemunculan wanita cantik itu dan juga telepon dari bang Naga, jika dilihat dari sikap asli Johanes, pastilah dia sudah membunuh dan melenyapkan orang yang melukai putranya itu.

namun dia tidak bisa menerima semua ini jika disuruh untuk melepaskannya begitu saja!

bagaimanapun Johanes bisa dibilang seorang kepala preman di Puwokerto.

" berkendaralah..."

kata Johanes dengan dingin.

mobil itu pun melaju menuju kediaman keluarga Bai.

dibawah cahaya bulan yang terang.

Jovitasari duduk diatas kasur dan memandang cahaya bulan yang ada diluar jendela kamarnya.

dia terus menelepon Sanfiko namun operator berkata kalau ponsel Sanfiko sudah tidak aktif lagi.

Jovitasari merasa sangat sedih ketika mendengar perilaku ibunya terhadap Sanfiko tadi.

dia pun berbaring diatas bantal yang lembut sambil memandang kearah jendela. air matanya mulai berjatuhan..... sebenarnya dia merupakan seorang gadis yang sangat tidak berdaya. dia tidak tahu harus melakukan apa setiap menghadapi masalah seperti ini. tadi dia seharusnya pergi mengejar Sanfiko dan pergi meninggalkan tempat ini bersamanya.

diruang tamu, Rita sudah mengemasi semua barang dengan baik.

mungkin karena besok dia sudah akan pindah ke villa lain. Rita sangatlah senang hingga tidak bisa terlelap dalam tidurnya.

disaat ini dia tiba tiba teringat akan kunci yang pernah dia minta dari Sanfiko. dia pun mendorong pelan tubuh Nusrini sambil berkata :" Nusrini, ayuk kita keluar mengendarai mobil ini...."

Nusrini seketika menjadi semangat ketika mendengar ini. dia pun melambai lambaikan kunci mobil BMW itu dan bengkit lalu bergegas kebawah.

namun hal yang tidak disangka oleh Nusrini adalah dia tidak menemukan mobil BMW dibawah sana.

" ibu, mobil ini seharusnya sudah dibawa pergi oleh Sanfiko!"

" karena biasanya setiap mobil memiliki dua kunci."

kata Nusrini dengan emosi. dia juga memarahi Sanfiko didalam hatinya.

" dasar Sanfiko ini, pantas saja dia langsung memberi kunci ketika kamu meminta kunci padanya tadi. ternyata dia sudah mencetak kunci cadangannya sejak awal. ibu, Sanfiko sepertinya tidak menghargai kita. bukankah ini sedang mempermainkan kita?"

Rita awalnya berpikir kalau dirinya akan segera keluar berkeliling sambil merasakan mobil BMW itu. dia tidak menyangka kalau akan menghadapi hal seperti ini. bagaimana mungkin dia tidak emosi. dia langsung mengeluarkan ponselnya.

" berani beraninya Sanfiko ini mempermainkanku. dia juga sangat berani keluar mengendarai mobil milikku. aku harus segera menyuruhnya pulang sekarang. kalau tidak dia akan semakin menjadi jadi."

sebelum mengatakan itu, dia mengeluarkan ponsel dan menelepon Sanfiko.

" maaf, nomor yang anda hubungi tidak aktif!"

" apa, berani beraninya dia menonaktifkan ponselnya!"

" ibu, pastilah Sanfiko ini sengaja!"

wajah Rita berubah menjadi seram dan menghentakkan kakinya lalu bergegas naik keatas. dia menuju kekamar Jovitasari dan mengetuk pintunya dengan kuat.

" ibu.... ada apa... aku sudah tidur..."

terdengar suara Jovitasari dari dalam kamar.

" Jovitasari, apakah kamu sudah tahu dari awal kalau Sanfiko memiliki kunci? segera telepon Sanfiko dan suruh dia kembalikan mobil itu."

Jovitasari seketika mengingat bahwa mobil itu sudah hancur ketika Sanfiko menyelamatkannya malam ini. disaat ini, Jovitasari pun berkata :" ibu, mobil itu..., Sanfiko meminjamkannya kepada temannya..."

" apa? Jovitasari... apakah otakmu rusak? itu adalah mobil yang harganya bermiliyaran bukan ratusan juta..... bagaimana boleh dipinjamkan sembarangan ke orang lain? segera telepon Sanfiko dan suruh dia kembalikan mobil itu sekarang juga,,,,"

Jovitasari lalu menjawabnya dengan emosi :" kamu boleh meneleponnya sendiri kalau mau. aku sudah ingin tidur!"

setelah mengatakan itu, Jovitasari lalu menutup kepalanya dengan selimut dan tidak mendengar perkataan ibunya lagi.

" Jovita, Jovita..."

" ini membuatku sangatlah emosi...."

Rita berputar beberapa keliling di ruang tamu lalu duduk diatas sofa. wajahnya penuh amarah sekarang.

" ibu, apa kata kakak..."

tanya Nusrini setelah turun dari lantai atas dan melihatnya wajah ibunya yang penuh amarah itu.

" dia berkata kalau mobil itu sudah dipinjamkan oleh Sanfiko..... tidak heran kalau dia memberi kuncinya pada kita karena mobil itu sudah tidak ada dirumah lagi."

" ibu, kamu harus meminta kembali mobil itu. kamu sudah berkata kemarin kalau mobil BMW ini untukku."

Nusrini menjadi panik karena dia tahu ini adalah mobil yang berharga sekitar miliyaran dan yang terpenting adalah kalau Nusrini ingin ikut dalam pertandingan balap mobil, paling tidak dia harus memiliki BMW untuk menjaga penampilannya. dia sudah menginginkannya sejak awal.

"tenang saja, kalau Sanfiko tidak pulang hari ini, aku tetap akan meminta kunci asli itu ketika dia kembali besok!"

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu