Menunggumu Kembali - Bab 102 Rahasia dibalik Buku Daftar Keluarga Sanfiko

Sanfiko tidak memperhatikan masalah ini, hanya saja tidak terbiasa dengan dirinya seperti ini.

Tiga tahun kehidupan yang tenang, sekarang tampaknya sudah tidak bisa tenang.

Mengendarai motor listrik yang benar-benar tua, Sanfiko sedang mengarah pulang ke rumah.

Kali ini, Yusdi keterlaluan, sebelumnya Sanfiko sudah melepaskan Yusdi dalam masalah dengan Zuki, tanpa diduga, kali ini Yusdi menggunakan cara yang kejam untuk berurusan dengan keluarganya.

Meskipun ibu mertua dan iparnya sering membuat kesulitan untuk dirinya dalam tiga tahun ini, Sanfiko masih bisa menjalani kehidupan yang damai.

Sebenarnya, dia tidak peduli bagaimana orang melihat dia, selama Jovitasari percaya padanya itu sudah cukup.

Dia sangat puas dengan ini, jika dia tidak keluar malam ini dan bertemu Rocky yang sedang mencari target, dia mungkin tidak tahu apa yang akan terjadi, itu sebabnya kenapa Sanfiko setelah mengetahui masalah ini, dia langsung pergi mencari Hermanto tanpa ragu-ragu, dan tidak memberinya kesempatan, dan langsung membunuhnya!

Dalam tiga tahun terakhir, Sanfiko belum terbiasa dengan urusan di dunia, tidak bekerja di lingkungan masyarakat, dan sepanjang hari diam dirumah, semuanya Jovitasari yang melindunginya, meskipun dia akan diejek dan dimarahi dianggap sebagai sampah, tapi dia tahu bahwa Jovitasari lebih menderita.

Jadinya mulai dari Albet di KTV, Sanfiko memutuskan untuk tidak akan membiarkan orang yang dicintainya terluka sedikitpun.

Dia tidak ingin meninggalkan penyesalan untuk dirinya sendiri, itu sebabnya dia jadi sangat dingin!

Berjalan kelantai bawah dan memarkirkan motornya, Sanfiko melihat jam sudah lebih dari jam dua pagi, Sanfiko berpikir bahwa ibu mertua dan mereka semua tertidur, tentu saja Sanfiko tidak akan menghabiskan malamnya di luar, menurut sikap ibu mertuanya, jika dia ingin dirinya bermalam di luar, perkataannya itu benar-benar tidak jelas.

Memikirkan Rita, Sanfiko tersenyum pahit.

Perlahan-lahan naik ke lantai atas, Sanfiko dengan hati-hati membuka pintu.

Ruang tamu gelap, tetapi Sanfiko telah tinggal di sini selama tiga tahun, dia sudah sangat akrab dengan keadaan rumah ini, bahkan dia bisa berjalan ke kamar tidur dengan mata terpejam.

Perlahan-lahan mendorong pintu, pintu kamar tidak terkunci.

Seperti dugaan Sanfiko, sambil menunggu Sanfiko dia mencuci muka lalu berbaling di tempat tidur, pada saat Sanfiko barusan masuk Jovitasari segera berbalik dan menatap Sanfiko.

Di bawah sinar bulan, Sanfiko bisa melihat Jovitasri sedang berkedip padanya.

“Sanfiko, ayo naik Kasur tidur….”

Sanfiko mengangguk, setelah tidur di kasur beberapa kali, Sanfiko perlahan merasa bahwa tempat tidur militernya benar-benar tidak nyaman.

Berbaring di kasur, Jovitasari memegang Sanfiko dengan erat.

Tidak tahu mengapa Jovitasari yang berbaring di dadanya dan menangis.

Meskipun suara isaknya sangat kecil, tapi Sanfiko dapat mendengarnya dengan jelas di ruangan yang sunyi dan gelap ini.

“Jovitasari, kenapa?”

Jovitasari menggelengkan kepala.

“Jangan menangis.”

Jovitasari mengangguk, dan kemudian dengan nada suara menangis berkata: “Sanfiko, aku tidak tahu kenapa ibuku menjadi seperti ini, mungkin hari ini dia mendengar bahwa kita semua dipecat oleh nenekku, kamu jangan marah dengan ibuku, meskipun mulut ibu sangat kasar, tetapi dia tidak memiliki maksud apa-apa di hatinya.”

Sanfiko menganggukkan kepala, mengulurkan tangannya dan menepuk punggung Jovitasari yang halus. meskipun Jovitasari mengenakan piyama, tapi Sanfiko masih bisa merasakan perasaan nyaman.

“Tidak apa-apa, aku tidak menyalahkan ibu, sudah cukup untuk berpura-pura beberapa hari ini, aku akan memberikan kunci rumahku kepada ibu, dan ibu akan bahagia, nanti ibu tidak akan menyuruh kita bercerai lagi, Jovitasari, masalah perusahaan...”

Jovitasari mengangguk, lalu menatap Sanfiko dan berkata: “Sanfiko, masalah perusahaan itu bukan salahmu, yang patut disalahkan adalah Yogi yang menjijikan itu, tapi aku tidak berharap nenek mengabaikan kehidupan perusahaan. kamu mengatakan bahwa seandainya ayah dan aku tidak ada di perusahaan, bagaimana jika Manajer Luiz mengetahui hal ini lalu menarik investasinya?”

“Kalau mau ditarik ya ditarik aja, lagi pula, sekarang kalian diberhentikan dari perusahaan, dan Jovitasari, bukannya sebuah perusahaan, kita dan ayah dapat memulai yang baru!”

Jovitasari menggelengkan kepala.

“Sanfiko, tidak mudah untuk membuka sebuah perusahaan, dan itu membutuhkan banyak uang, industri minuman keras Sorgum Sanjaya adalah industri yang dijalankan ayahku hampir sepanjang hidupnya, Yang lain tidak mengenal ayahku, tapi aku sangat mengenalnya, ayahku tidak mengatakan sepatah kata pun sepanjang sore ini, dia hanya merokok. Dulu dia merokok sangat sedikit…… ayah sulit menerima ini, tetapi tidak ada satu orangpun yang bisa mengatakannya.”

Sanfiko menganggukkan kepala.

“Kamu jangan khawatir, industri minuman keras Sorgum sanjaya adalah milik keluarga kita selamanya, bahkan jika ayah kedua mengambil alih perusahaan, mereka tidak bisa melakukannya sama sekali, dan mereka akan segera keluar dari perusahaan.”

“Apa?”

Sanfiko tersenyum dan berkata: “tidurlah, kamu dan ayah masih harus pergi bekerja besok pagi.”

jovitasari berkata dengan murung: “Kerja apaan, kami semua sudah diberhentikan oleh nenek.”

“Bahkan jika kamu dipecat, kalian harus mengambil alih pekerjaan, dan aku percaya bahwa nenek tidak akan membuat keputusan terburu-buru, selain itu, ayah kedua bukanlah orang baik, tetapi mereka tidak akan benar-benar ingin memutuskan kerja sama dengan Industri minuman keras Sumedang, jadi besok mereka akan menelpon menyuruh kamu dan ayah untuk pergi bekerja.”

“Apa yang kamu katakan itu benar?”

Jovitasri dalam suasana hati yang baik, ada Sanfiko di sisinya, dia merasa lebih tegar.

“Oh iya, Sanfiko, kamu tidur lebih lama besok pagi, dan tunggu kami jalan baru kamu bangun, kalau tidak, aku khawatir ibuku akan berurusan denganmu lagi.”

Sanfiko menganggukkan kepala.

Kemudian dengan lembut menepuk bahu Jovitasri dan berkata: “Tidurlah.”

Jovitasari mengangguk dan menutup matanya.

Sanfiko berbaring di atas kasur dan memandang ke luar jendela di bawah sinar bulan yang dingin, dia memikirkan banyak hal, khawatir keputusan nenek saat ini tidak ambisius, mungkin nenek benar-benar menemukan cara lain.

Ini harus dicegah.

Namun, Sanfiko telah memutuskan untuk menggerakan Yusdi, jadi meskipun ada cara lain, Sanfiko tidak akan terlalu peduli.

Tapi itu semua harus menunggu sampai setelah ulang tahun Jovitasari.

Dia tidak ingin mengganggu ulang tahun Jovitasari yang diamana harus bersenang-senang malah dikacau oleh masalah lain.

……

Keesokan paginya, Jovitasari menerima telepon dari Yusdi, meminta ayah dan putrinya menghadiri rapat pagi perusahaan tepat waktu, dan dia juga mengatakan bahwa jika mereka terlambat, mereka akan menanggung akibatnya.

Mengetahui berita Yusdi itu, hatinya tidak terlalu senang, tetapi dia berdiri tanpa ragu-ragu.

Pada saat menunggu Sanfiko bangun, hari sudah menunjukan jam sembilan pagi.

Ketika Sanfiko bangun untuk mencuci dan membuka pintu, dia melihat Rita duduk di sofa, menonton TV sambil melakukan panggilan telepon.

Mendeengar isi percakapan telepon itu, seketika Sanfiko menjadi tidak senang.

Karena ibu mertuanya, Rita, mencoba yang terbaik untuk mempromosikan Jovitasari, dapat dilihat bahwa Rita sangat menyukai orang yang sedang ditelponnya.

Pada saat ini, Sanfiko tidak bersembunyi lagi, dia langsung melewati ibu mertuanya dan siap untuk pergi keluar untuk melihat perusahaan.

“Heiiiii….. berhenti!”

Rita segera berteriak, lalu mengubah nada suaranya: “Billy, besok adalah hari ulang tahun Jovitasari, kamu dapat mengambil kesempatan, kamu yakin bahwa aku akan melakukannya hari ini. Matikan teleponnya dulu...”

Setelah selesai berbicara kemudian dia menutup telepon.

Sanfiko mendengar ini, dan tentu saja tahu siapa itu Billy yang dibicarakan oleh Rita itu.

Awalnya, Billy dan Sanfiko tidak ingin banyak memberinya pelajaran, tetapi jika dia tidak tahu bagaimana untuk maju atau mundur, Sanfiko tidak keberatan untuk memberinya pelajaran.

“Kapan kamu pulang?”

Nada suaranya sangat buruk, dia benar-benar berbeda dari Billy, Sanfiko emosi. Seperti yang dipikirkan, bahwa ibu mertuanya hanya ingin uang dan bukan orang.

“Aku pulang kemarin malam!”

Sanfiko menjawab dengan jujur.

“Kamu! Kamu! ... siapa yang suruh kamu masuk, sekarang kamu dan keluarga Bai kami tidak ada hubungannya lagi, buruan keluar!”

“Bu…”

“Jangan panggil aku ibu, oh iya kamu tunggu di pintu Biro Urusan Sipil, aku akan segera menelepon Jovitasari, hari ini kalian harus cerai!”

Pada Saat ini Rita melirik Sanfiko, dan kemudian berkata dengan dingin.

Sanfiko berbalik dan tidak mengatakan apa-apa lagi, mengenakan sepatu dan langsung keluar….

Dia tidak punya waktu untuk bertengkar dengan ibu mertuanya di sini, dia tahu bahwa perusahaan tidak akan tenang hari ini, dia takut Jovitasari akan merasa rugi, jadi dia harus pergi untuk melihatnya….

“Kamu, kamu….. Sanfiko, kamu berani mengabaikanku, kamu tunggu….. aku akan mengeluarkanmu dari Keluarga Bai kami!”

Melihat pintu yang sepi, Rita berjalan ke kamar Jovitasari dan membuka pintu lalu masuk.

Dia telah memberitahu Billy kemarin bahwa dia akan menceraikan Sanfiko dan Jovitasari hari ini, dan Billy juga berjanji bahwa begitu dia menikah dengan Jovitasari, dia akan membelikan Rita satu apartemen mewah di Xiangjiang, dan menulis nama Jovitasari di mobil yang bernilai miliaran rupiah, tentu saja, beauty sheng, sebuah perusahaan senilai 1,6 triliun, akan menjadikan Jovitasari menjadi direktur disini.

Saat memikirkan ini, Rita memutuskan untuk menceraikan Sanfiko dan Jovitasari sesegera mungkin.

Kemudian Rita menemukan buku daftar keluarga Sanfiko di bawah lemari….

Tepat ketika membuka buku daftar keluarga Sanfiko, Rita sangat terkejut…..

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu