Menunggumu Kembali - Bab 12 Menyimpan Rasa Dendam

"Kak Albert, apakah kamu dibohongi orang?"

Tanya Nursini sambil tertawa pahit.

Sudah jelas bahwa bir anggur Petrus yang dibungkus indah itu adalah bir anggur palsu.

"Ini, ...bagaimana mungkin?"

Raut wajah Albert sangat tidak baik sehingga tidak dapat berkata dengan jelas.

Memang benar kata orang, semakin dipuji, semakin sakit saat terjatuh.

Begitupula dengan Albert merupakan orang sukses, serta memberikan bir anggur mahal. Tapi siapa yang tahu kalau itu adalah bir anggur palsu, lalu dirinya juga dibongkar langsung ditempat.

Bahkan Rita menjadi malu dan langsung masuk ke dapur.

"Ini juga tak apa. Sudah biasa, memang negara kita banyak yang memalsukan merek bir anggur luar negeri. Mungkin Albert kurang mengerti, jadi membeli bir anggur palsu. Kamu anggap saja itu pelajaran bagimu."

Michael membuka mulutnya untuk membantu Albert.

"Iya benar. Lagipula bir anggur ini juga menghabiskan Albert banyak duit. Oh ya, Kakak ipar, sepertinya kamu mengerti tentang bir anggur. Kalau begitu minuman apa yang kamu beli untuk Ayah?"

Ucap Nursini lalu merubah topik kearah Sanfiko. Sebenarnya Kakak iparnya hari ini membuat dirinya kaget.

Jovitasari yang duduk disamping Sanfiko juga puas terhadap suaminya, hanya saja ia masih bingung.

Ia dan Sanfiko sudah bersama menjalani hidup selama tiga tahun dan ia sangat mengerti Sanfiko itu orang yang seperti apa, tapi kali ini sepertinya ia salah memandangnya.

Sanfiko tertawa pelan dan berkata, "Bukan minuman mahal. Sebelumnya aku ada bilang kalau minuman beralkohol itu hanya sejenis minuman, tidak perlu mencari yang terbaik. Dan yang pastinya di hadapan Ayah, aku sama sekali tidak dapat dibanding dengannya."

Sanfiko berkata sambil memberikan sebotol minuman beralkohol dengan botol biru kepada Michael.

Botol biru itu terlihat biasa, tapi bagi Michael, dirinya lebih menyukai minuman keras sorgum daripada bir anggur.

Dan Michael memanglah seorang penggila minuman beralkohol.

Saat ia baru menerima botol pemberian Sanfiko, ia langsung membukanya.

"Terlalu biasa. Meskipun bir anggur yang kuberikan bermasalah, tapi setidaknya lebih baik dari milikmu."

Walaupun tadi harga dirinya hilang, tapi Albert tetap tidak menganggap Sanfiko. Bagi dirinya, Sanfiko adalah mantu yang nikah ke dalam Keluarga Jovitasari, dengan apa orang itu bisa bersama dengan Jovitasari, wanita yang ia ingin miliki.

"Haha, memang benar minumanku tidak dapat dibanding dengan bir anggurmu. Hanya saja diriku tidak terlalu tahu tentang minuman keras sorgum dan Ayah adalah ahlinya."

Sanfiko tidak lagi membalasnya, hanya saja ia merasa Albert sangat tidak tahu malu.

Seketika Jovitasari langsung mengepalkan kedua tangannya. Walaupun ia merasa Sanfiko sangat biasa, tapi dalam tiga tahun ini, Sanfiko sangat rajin dalam melakukan pekerjaan rumah tangga tanpa mengeluh sekalipun. Meskipun Sanfiko tidak minta menjadi lebih baik, tapi masih merawat dirinya dengan baik.

Jadi bagaimanapun, Jovitasari ingin keluarganya dapat menerima suaminya. Yang lebih pasti, ia berharap Ayahnya dapat memandang Sanfiko berbeda dan membawanya disamping untuk mengajarinya.

Mungkin dengan seperti itu, Sanfiko bisa menjadi lebih maju.

Baru saja Sanfika selesai berkata, tiba-tiba Michael sudah membuka botolnya sehingga mengeluarkan wangi sorgum yang enak.

"Ini..."

Michael tercengang saat mendekati botolnya ke indera penciumannya.

Ia sangat tahu aroma ini. Sebagai pemilik pabrik minuman beralkohol, ia sangat tahu apa minuman ini.

"Harum sekali, minuman beralkohol apa ini?"

Baru saja Nursini menyiumnya, ia sudah merasa sedikit mabuk sehingga wajahnya memerah lalu langsung menutup hidungnya karena takut mabuk.

Dan Albert sama sekali tidak peduli, karena ia tidak mengerti hal-hal yang berhubungan dengan minuman beralkohol.

"Lucu sekali. Paman Michael adalah ahli dalam memproduksi minuman beralkohol, kamu meremehkan dirinya dengan minuman murahmu?"

Baru saja Albert selesai berbicara, lalu langsung terdengar suara Michael yang bersemangat bertanya kepada Sanfiko. "Sanfiko, ini bir anggur beras yang terbagus kan?"

Suara Michael sedikit bergetar. Saat ia pergi belajar di Maotai atas nama keluarganya, ia pernah mencium aroma ini. Bertahun-tahun berlalu, ia tidak pernah melupakan aroma itu.

"Mungkin iya. Tapi aku kurang tahu untuk waktu yang detail dan kebetulan aku bertemh dengan temanku, jadi ia membagiku dikit dan tidak bertanya banyak."

Seketika Nursini tidak mengerti pembicaraan Ayahnya dan Kakak iparnya.

"Ayah, kulihat kamu begitu senang, jangan-jangan ini benar minuman beralkohol yang baik? Sayang sekali botolnya terlalu jelek."

Meskipun Michael melakukan usaha Industri Sorgum Sanjaya, tetapi kedua anaknya tidak terlalu peduli dengan minuman keras sorgum. Nursini masih kecil, sukanya bermain. Sedangkan Jovitasari lebih tertarik ke pekerjaan alat rias.

Jadi hanya ia seorang yang mengetahui berharganya minuman ini.

"Baik, minuman yang sangat baik, bahkan minuman yang kita produksi tidak dapat dibanding dengan minuman tersebut."

Sambil berbicara, Michael mengabaikan tatapan yang lain dan langsung mengambil sumpit lalu mencelupkannya kedalam botol minuman itu dan memasukkan sumpit kedalam mulutnya.

Beberapa detik kemudian, Michael membuka matanya dan wajahnya sudah memerah.

"Bagus, Minuman ini bagus." ucap Michael sambil tertawa.

Seketika Rita membawa makanan lain keluar.

Meskipun sejak tadi ia berada di dapur, tetapi ia dapat mendengar jelas apa yang terjadi di ruang makan.

"Sudahlah, cepat makan, makanan sudah dingin..."

Albert yang sejak tadi tidak dipeduli, tiba-tiba wajahnya merah dan tatapan matanya penuh rasa dendam.

"Albert, cepat duduk dan makanlah sebelum makanannya dingin..."

Ucap Rita untuk meringankan suasana setelah melihat ekspresi buruk milik Albert.

Tapi sejak tadi Michael sudah tidak melihat dirinya, bahkan orang itu sudah mulai minum.

"Tante, aku masih ada masalah, jadi aku pergi terlebih dahulu."

"Pergi? Jangan, Albert. Sebelum pergi kamu makan dulu ya..."

Albert tidak ada muka lagi untuk menetap di tempat ini dan ingin segera menghilang dari sini.

Hari ini ia memang terkalahkan oleh Sanfiko, jadi setelah ia berpikir lama, akhirnya dirinya memilih pergi.

"Kalau..."

Rita dengan cepat mengejar Albert menuju keluar.

"Albert, kalau ada waktu datang lagi ke rumah main."

Albert pergi begitu saja, lalu berlangkah cepat menuju mobil.

Melalui jendela mobilnya, ia menatap ke lantai atas dengan penuh dendam.

"Sanfiko, tunggu suatu saat aku akan membalas dendam!"

"Jovitasari, suatu hari aku akan mendapatkan dirimu, lalu aku akan menyiksa dirimu!"

Setelah mengoceh lama, Albert langsung menginjak gas mobilnya pergi jauh.

Seperti dirinya mengeluarkan semua amarahnya kepada gas mobilnya.

Di meja makan.

Jovitasari adalah orang yang tersenang hari ini.

Ia tak sangka bahwa Sanfiko dapat membuat Ayahnya senang dan siapa tahu jika dirinya mengungkit masalah itu, Sanfiko dapat bekerja di Industri milik Ayahnya dan itu lebih baik dibanding bekerja sebagai seorang satpam.

Satu keluarga makan dengan bahagia, terlebihnya Michael yang sudah mabuk.

Lalu ia minta Sanfiko untuk memberitahu siapakah temannya, lain hari ia ingin pergi berkunjung.

Sanfiko hanya mengangguk sambil tertawa, tetapi tidak banyak berbicara.

Karena Michael sudah mabuk, jadi Rita langsung membawanya pergi beristirahat.

Saat Sanfiko selesai mencuci piring, menyapu lantai dan memberes rumah, Jovitasari berbaring di ranjang sambil menatap Sanfiko dengan mata besarnya.

"Kamu.. belum tidur?"

"Sanfiko, apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?"

Semakin Jovitasari berpikir, ia semakin merasa Sanfiko berubah menjadi orang yang berbeda.

Sanfiko sibuk menggelengkan kepalanya lalu berkata, "Tidak kok."

”Kalau begitu mengapa kamu tahu Petrus itu palsu?"

Tanya Jovitasari dengan wajah serius.

Sanfiko berbaring di ranjang tentara disamping sambil membalas pertanyaan Jovitasari. "Aku pernah mendengar itu dari orang lain. Malam ini tiba-tiba ada ini, jadi aku teringat."

"Benarkah?"

Jovitasari sangat terlihat sekali tidak percaya kepada Sanfiko.

"Sudahlah, sudah malam, cepatlah beristirahat."

Ucap Sanfiko selesai lalu langsung menutup matanya.

Jovitasari mencibir setelah melihat Sanfiko yang mendengkur.

"Sudahlah kalau kamu tidak ingin memberitahuku..."

Ucap Jovitasari lalu membalikkan badan dengan kesal.

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu